• Tidak ada hasil yang ditemukan

Boks 1 Alternatif Sumber Pertumbuhan Ekonomi Baru Riau

1. Kondisi Umum

Perekonomian Riau mengalami peningkatan. Pada triwulan I 2019, pertumbuhan ekonomi Riau tercatat sebesar 2,88% (yoy), meningkat dibandingkan triwulan IV 2018 yang sebesar 1,28% (yoy). Peningkatan tersebut searah dengan pertumbuhan ekonomi tanpa migas yang pada triwulan I 2019 tercatat 4,38% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan IV 2018 yang sebesar 2,74% (yoy). Kondisi ini sejalan dengan pertumbuhan ekonomi Sumatera yang tumbuh meningkat dari 4,46% (yoy) pada triwulan IV 2018 menjadi 4,55% (yoy) pada triwulan laporan. Sebaliknya, pertumbuhan ekonomi nasional tercatat melambat dari 5,18% (yoy) pada triwulan IV 2018 menjadi 5,07% (yoy) pada triwulan I 2019 sebagaimana yang ditunjukkan Grafik 1.1 berikut:

Grafik 1.1. Pertumbuhan Ekonomi Riau, Sumatera, Nasional Secara Tahunan (%yoy)

Sumber: BPS 5.1 4.9 4.9 5.0 4.8 4.7 4.8 5.2 4.9 5.2 5.0 4.9 5.0 5.0 5.1 5.2 5.1 5.3 5.2 5.2 5.1 5.0 4.6 4.5 4.2 3.5 3.0 3.2 4.5 4.2 4.5 4.0 4.4 4.1 4.2 4.4 4.4 4.3 4.6 4.7 4.5 4.6 4.1 2.8 2.6 1.4 0.0 -2.1 -1.4 4.4 2.7 2.8 1.3 2.0 2.8 2.5 2.9 2.5 2.8 2.3 2.9 1.3 2.9 (2.50) (1.50) (0.50) 0.50 1.50 2.50 3.50 4.50 5.50 6.50

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2014 2015 2016 2017 2018 2019

%

y

o

y

Nasional Sumatera Riau

Bab 1

PERKEMBANGAN

9

Dari sisi penggunaan, meningkatnya pertumbuhan ekonomi Riau pada triwulan I 2019 bersumber dari investasi, konsumsi pemerintah, dan konsumsi Lembaga Non Profit Rumah Tangga (LNPRT). Meningkatnya pertumbuhan investasi sejalan dengan penyelesaian proyek Pemerintah Provinsi Riau tahun 2018. Sementara itu, meningkatnya konsumsi pemerintah dan konsumsi LNPRT didorong oleh meningkatnya intensitas kegiatan menjelang Pemilu 2019. Disisi lain, peningkatan dari sisi lapangan usaha didorong oleh sektor pertanian, industri pengolahan, dan konstruksi. Meningkatnya permintaan domestik terhadap kertas, pencetakan, dan makanan minuman mendorong meningkatnya pertumbuhan industri pengolahan yang disertai dengan meningkatnya permintaan bahan baku ditengah perbaikan harga komoditas turut mendorong pertumbuhan sektor pertanian. Selain itu, carry over penyelesaian infrastruktur utama tahun 2018 juga mendorong kenaikan kinerja sektor konstruksi.

Peningkatan pertumbuhan ekonomi Riau yang lebih tinggi tertahan oleh melambatnya konsumsi rumah tangga dan ekspor luar negeri. Melambatnya konsumsi rumah tangga dipengaruhi oleh penurunan pendapatan petani perkebunan terutama kelapa sawit. Selain itu, turunnya harga minyak dunia, pemberlakuan Permendag Nomor 21 tahun 2019 dan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (Permen ESDM) Nomor 42 tahun 2018 mengenai Prioritas Produksi Hasil Pertambangan untuk Kebutuhan Industri Pengolahan Domestik menjadi faktor penyebab terkontraksinya ekspor luar negeri. Adapun faktor penahan laju pertumbuhan ekonomi Riau yang lebih tinggi dari sisi lapangan usaha bersumber dari kontraksi pada sektor pertambangan yang terus berlanjut akibat natural declining.

Memasuki triwulan II 2019, perekonomian Riau diperkirakan tumbuh positif, berada pada kisaran 1,95-2,45% (yoy), melambat dibandingkan realisasi triwulan I 2019. Perlambatan utamanya bersumber dari konsumsi pemerintah dan investasi. Sedangkan dari sisi lapangan usaha, perlambatan utamanya didorong oleh sektor industri pengolahan dan konstruksi, serta kontraksi sektor pertambangan. Meredanya intensitas pengeluaran/belanja Pemilu serta menurunnya Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Riau mendorong perlambatan konsumsi Pemerintah. Sementara itu, telah berlalunya carry over penyelesaian 3 infrastruktur strategis Provinsi Riau yakni: Jembatan Siak IV, Flyover SKA, dan Flyover Arengka,

GE

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI RIAU Perkembangan Ekonomi Makro Daerah

10

serta banyaknya libur yang menyebabkan berkurangnya intensitas konstruksi menahan pertumbuhan investasi dan kinerja sektor konstruksi. Selain itu, melambatnya pertumbuhan sektor industri pengolahan disebabkan oleh berlalunya aktivitas Pemilu dimana pada triwulan I 2019 permintaan produksi kertas, pencetakan, dan makanan minuman meningkat dalam rangka persiapan Pemilu. Perlambatan perkiraan pertumbuhan ekonomi Riau triwulan II 2019 yang lebih dalam tertahan oleh meningkatnya konsumsi rumah tangga dan ekspor luar negeri. Meningkatnya konsumsi rumah tangga didorong oleh kenaikan pendapatan karena adanya kenaikan gaji Aparatur Sipil Negara (ASN) sekitar 5% per April 2019, adanya Tunjangan Hari Raya (THR), dan pembayaran gaji ke-13 ASN. Sementara itu, membaiknya kontraksi ekspor luar negeri didorong oleh perkiraan meningkatnya ekspor CPO ke India seiring dengan penurunan tarif impor Crude Palm Oil (CPO) dan Refined Palm Oil (RPO) India dari 44% dan 54% menjadi 40% dan 50%. Akselerasi yang lebih tinggi tertahan oleh adjustment ekspor minyak bumi pasca diberlakukannya Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 21 Tahun 2019 mengenai Prioritas Hasil Pertambangan untuk Dalam Negeri. Selain itu, peningkatan dari sisi lapangan usaha bersumber dari sektor pertanian seiring dengan membaiknya harga komoditas kelapa sawit, berlalunya puncak musim hujan, dan semakin banyak intensifikasi yang dilakukan banyak perkebunan sawit antara lain melalui mekanisasi proses panen dan pengangkutan TBS.

Melambatnya pertumbuhan ekonomi Riau diperkirakan terus terjadi hingga triwulan III 2019, berada pada kisaran 1,90-2,40% (yoy), sedikit lebih rendah dibandingkan perkiraan triwulan II 2019. Perlambatan dari sisi penggunaan, diperkirakan bersumber dari konsumsi rumah tangga dan konsumsi pemerintah. Melambatnya konsumsi rumah tangga dipengaruhi oleh tidak adanya kenaikan pendapatan dan perkiraan kontraksi harga minyak yang lebih dalam. Sementara itu, melambatnya konsumsi pemerintah dipengaruhi oleh turunnya APBD Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota di Riau sekitar 2,3% dari APBD tahun 2018. Selain itu, perlambatan dari sisi lapangan usaha bersumber dari sektor pertanian akibat puncak musim kemarau yang berpotensi mengganggu produktivitas panen.

Perlambatan yang lebih dalam tertahan oleh meningkatnya investasi dan ekspor luar negeri. Sedangkan dari sisi lapangan usaha peningkatan bersumber dari sektor

11

konstruksi dan industri pengolahan. Secara umum, meningkatnya investasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: (i) sedikitnya tanggal merah atau hari libur mendorong peningkatan intensitas konstruksi, (ii) semakin membaiknya harga CPO, dan (iii) kepastian hasil Pemilu menjadi insentif dunia usaha untuk meningkatkan investasinya. Sedangkan meningkatnya ekspor luar negeri didorong oleh perkiraan meningkatnya ekspor CPO ke India sehingga turut mendorong pertumbuhan sektor industri pengolahan.

2. PDRB SISI PENGGUNAAN

Pertumbuhan ekonomi Riau pada triwulan I 2019 tercatat lebih tinggi dibandingkan triwulan IV 2018. Dari sisi penggunaan, peningkatan tersebut didorong oleh investasi, konsumsi pemerintah, dan konsumsi LNPRT. Meningkatnya pertumbuhan investasi sejalan dengan carry over penyelesaian proyek utama Pemerintah Provinsi Riau 2018 pada Januari Februari 2019 antara lain: Jembatan Siak IV, Flyover Simpang SKA, dan Flyover Simpang Arengka. Sementara itu, meningkatnya konsumsi pemerintah dan konsumsi LNPRT didorong oleh meningkatnya intensitas belanja barang dan jasa untuk keperluan persiapan Pemilu 2019. Laju pertumbuhan ekonomi Riau yang lebih tinggi tertahan oleh melambatnya konsumsi rumah tangga dan ekspor luar negeri.

Tabel 1.1. Pertumbuhan Ekonomi Riau Sisi Penggunaan (yoy)

2019 2019

I II III IV I I II III IV I

1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 2.72 4.15 3.06 3.31 3.31 2.25 1.00 1.51 1.07 1.20 1.20 0.85 2. Pengeluaran Konsumsi LNPRT 7.53 11.21 11.96 6.31 9.25 14.23 0.04 0.06 0.06 0.03 0.05 0.08 3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 6.95 3.69 8.74 (13.11) 0.44 5.50 0.24 0.13 0.32 -0.51 0.02 0.20 4. Pembentukan Modal Tetap Bruto 6.36 7.65 3.60 1.62 4.75 1.79 2.26 2.64 1.18 0.55 1.62 0.64 5. Ekspor Luar Negeri 0.39 (3.72) 3.99 (1.94) (0.29) (27.24) 0.11 -1.00 1.19 -0.57 -0.08 -5.81 6. Impor Luar Negeri 3.74 5.33 (6.70) (0.82) 0.14 (22.74) 0.19 0.27 -0.33 -0.05 0.01 -1.08 7. Net Ekspor (1.28) (5.66) 1.95 1.53 (0.77) 2.69 (0.29) (1.37) 0.52 0.38 (0.19) 0.57 PDRB 2.84 2.34 2.94 1.28 2.34 2.88 2.84 2.34 2.94 1.28 2.34 2.88 2018 2018 Komponen Penggunaan Growth (% yoy) 2018 2018

Kontribusi Pertumbuhan (% yoy)

GE

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI RIAU Perkembangan Ekonomi Makro Daerah

12

2.1. Konsumsi

Konsumsi rumah tangga Provinsi Riau pada triwulan I 2019 tercatat sebesar 2,25% (yoy), melambat jika dibandingkan triwulan IV 2018 yang sebesar 3,31% (yoy). Perlambatan tersebut dipengaruhi oleh turunnya pendapatan petani perkebunan yang menjadi sumber utama penghasilan masyarakat Riau. Di sisi lain, konsumsi LNPRT dan konsumsi pemerintah menunjukkan peningkatan. Konsumsi LNPRT dan konsumsi pemerintah pada triwulan I 2019 masing-masing tercatat tumbuh 14,23% dan 5,50% (yoy), meningkat dibandingkan triwulan IV 2018 yang masing-masing sebesar 6,31% dan kontraksi 13,11% (yoy). Peningkatan tersebut utamanya didorong oleh meningkatnya intensitas belanja barang dan jasa untuk keperluan Pemilu 2019.

Melambatnya Konsumsi Rumah Tangga sejalan dengan menurunnya pendapatan terutama petani perkebunan rakyat (Grafik 1.2). Hal ini terlihat dari indeks yang diterima petani perkebunan rakyat pada triwulan I 2019 yang mengalami penurunan sebesar 8,48% (yoy). Selain itu, menurunnya konsumsi rumah tangga juga searah dengan perkembangan kredit konsumsi di Riau (Grafik 1.3) yang pada triwulan I 2019 tercatat tumbuh 9,14% (yoy), melambat dibandingkan triwulan IV 2018 yang sebesar 9,71% (yoy). Disamping itu, perlambatan konsumsi rumah tangga juga tercermin dari hasil Survei Konsumen Bank Indonesia (Grafik 1.4 dan Grafik 1.5).

Grafik 1.2. NTP Subsektor Riau

Sumber: BPS

Grafik 1.3. Kredit Konsumsi

Sumber: LBU Bank Indonesia

0 2 4 6 8 10 12 14 5,000 10,000 15,000 20,000 25,000 30,000 35,000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I 2014 2015 2016 2017 2018 2019 % y o y R p M il ia r

13

Grafik 1.4. Perkembangan Kondisi

Konsumen Riau

Sumber: Survei Konsumen Bank Indonesia

Grafik 1.5. Perkembangan Indeks Survei Ekspektasi Konsumen Riau

Sumber: Survei Konsumen Bank Indonesia Ke depan, konsumsi rumah tangga pada triwulan II 2019 diperkirakan tumbuh meningkat sejalan dengan mulai berlaku efektifnya kenaikan gaji ASN sekitar 5% beserta rapel kenaikan yang dibayarkan pada April 2019, THR dan gaji ke-13 ASN yang lebih tinggi dibandingkan 2018 akibat kenaikan gaji pokok, dan perkiraan pertumbuhan harga CPO triwulan berjalan yang membaik dibandingkan pertumbuhan harga triwulan I 2019. Sementara itu, konsumsi LNPRT dan konsumsi pemerintah pada triwulan II 2019 diperkirakan tumbuh melambat. Kondisi tersebut disebabkan oleh berkurangnya intensitas pengeluaran/belanja untuk Pemilu, serta berkurangnya APBD Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota di Riau sekitar 2,3% dibandingkan APBD 2018.

2.2. Investasi (PMTB)

Investasi Provinsi Riau tercatat tumbuh meningkat dari 1,62% (yoy) pada triwulan IV 2018 menjadi 1,79% (yoy) pada triwulan I 2019. Peningkatan tersebut sejalan dengan carry over penyelesaian infrastruktur utama Pemerintah Provinsi Riau 2018 pada Januari-Februari 2019, antara lain: Jembatan Siak IV, Flyover SKA, dan Flyover Arengka. Meningkatnya kinerja investasi pada triwulan laporan juga tercermin dari perkembangan kredit investasi (Grafik 1.6) dan kredit konstruksi (Grafik 1.7) yang masing-masing tumbuh sebesar 9,08% dan 21,96% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan IV 2018 yang masing-masing tumbuh 5,18% dan 16,34% (yoy).

40 60 80 100 120 140 160

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2014 2015 2016 2017 2018 2019

Indeks Kegiatan Usaha Indeks Penghasilan Konsumen Garis 100

70 80 90 100 110 120 130 140

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2014 2015 2016 2017 2018 2019

IKK IEK Garis 100

GE

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI RIAU Perkembangan Ekonomi Makro Daerah

14

Jika dilihat dari perkembangan data Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA) di Provinsi Riau, pertumbuhan investasi yang meningkat utamanya bersumber dari perbaikan kontraksi PMA. Pada triwulan I 2019, realisasi investasi PMA (Grafik 1.8) tercatat kontraksi 27,84% (yoy), membaik dibandingkan triwulan sebelumnya yang kontraksi hingga 59,67% (yoy). Membaiknya realisasi nilai investasi PMA tersebut terutama bersumber dari sektor tersier yaitu subsektor (i) Listrik, Gas, dan Air; (ii)Transportasi, Gudang, dan Telekomunikasi, dan (iii) Perumahan, Kawasan Industri, dan Perkantoran. Sebaliknya, realisasi investasi PMDN (Grafik 1.9) tercatat menurun dari kontraksi 32,30% (yoy) pada triwulan IV 2018 menjadi kontraksi 42,56% (yoy) pada triwulan I 2019. Penurunan tersebut utamanya bersumber dari sektor primer (tanaman pangan dan perkebunan) dan sektor sekunder (industri makanan).

\

Ke depan, pertumbuhan investasi Riau pada triwulan II 2019 diperkirakan sedikit melambat. Perlambatan tersebut sejalan dengan telah berlalunya carry over

Grafik 1.6. Kredit Investasi Riau Grafik 1.7. Kredit Konstruksi Riau

Sumber: LBU Bank Indonesia Sumber: LBU Bank Indonesia

Grafik 1.8. Perkembangan Nilai Realisasi PMDN di Provinsi Riau

Grafik 1.9. Perkembangan Nilai Realisasi PMA di Provinsi Riau

Sumber: Badan Koordinasi Penanaman Modal Sumber: Badan Koordinasi Penanaman Modal

-15 -10 -5 0 5 10 15 20 25 30 13,500 14,000 14,500 15,000 15,500 16,000 16,500 17,000 17,500 18,000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I 2014 2015 2016 2017 2018 2019 % y o y R p M il ia r

Kredit Investasi Growth (% yoy)

-20 -15 -10 -5 0 5 10 15 20 25 30 500 1,000 1,500 2,000 2,500

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I 2014 2015 2016 2017 2018 2019 % y o y R p M il ia r

Kredit Konstruksi Growth (% yoy)

-200 -100 0 100 200 300 400 500 600 500,000 1,000,000 1,500,000 2,000,000 2,500,000 3,000,000 3,500,000 4,000,000 4,500,000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I 2014 2015 2016 2017 2018 2019 % yoy Rp Juta Realisasi PMDN growth PMDN -200 -100 0 100 200 300 400 500 600 500,000 1,000,000 1,500,000 2,000,000 2,500,000 3,000,000 3,500,000 4,000,000 4,500,000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I 2014 2015 2016 2017 2018 2019

% yoy Rp Juta Realisasi PMDN growth PMDN

15

penyelesaian infrastruktur strategis Provinsi Riau yaitu: Jembatan Siak IV, Flyover SKA, dan Flyover Arengka, serta banyaknya libur sehingga intensitas konstruksi berkurang.

2.3 Ekspor dan Impor

2.3.1. Ekspor

Ekspor luar negeri pada triwulan I 2019 mengalami kontraksi sebesar 27,24% (yoy), menurun dibandingkan triwulan IV 2018 yang kontraksi sebesar 1,94% (yoy). Deselerasi ekspor tersebut utamanya terjadi pada komoditas migas seiring dengan turunnya harga minyak dunia dan pemberlakuan Permendag Nomor 21 tahun 2019 dan Permen ESDM Nomor 42 tahun 2018 mengenai prioritas produksi hasil pertambangan untuk kebutuhan industri pengolahan domestik. Turunnya ekspor luar negeri juga terkonfirmasi dari hasil liaison Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Riau pada triwulan I 2019. Contact di subsektor industri pengolahan kelapa sawit secara perlahan mengubah orientasi penjualan dari ekspor ke domestik seiring dengan kebijakan pemerintah atas perluasan penggunaan bahan bakar biodiesel atau B20 ke non-PSO (Public Service Obligation). Selain itu, implementasi Renewable Energy Directive (RED) II Eropa terhadap produk turunan kelapa sawit juga menjadi faktor penyebab turunnya ekspor CPO. Adapun peningkatan ekspor terjadi pada subsektor industri pengolahan pulp seiring dengan meningkatnya permintaan India dan Tiongkok.

Grafik 1.10. Perkembangan Volume Ekspor CPO Riau

Sumber: Dirjen Bea Cukai, diolah

Grafik 1.11. Perkembangan Volume Ekspor Pulp Riau

Sumber: Dirjen Bea Cukai, diolah

Kedepan, kinerja ekspor luar negeri pada triwulan II 2019 diperkirakan meningkat. Peningkatan tersebut utamanya didorong oleh perbaikan kontraksi ekspor luar negeri seiring dengan perkiraan meningkatnya ekspor minyak kelapa sawit ke India

-40 -20 0 20 40 60 80 0 500 1,000 1,500 2,000 2,500 3,000 3,500 4,000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I 2014 2015 2016 2017 2018 2019 % y oy ri bu t on Volume growth -40 -30 -20 -10 0 10 20 0 100 200 300 400 500 600 700 800 900

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I 2014 2015 2016 2017 2018 2019 % y o y ribu t on Volume growth

GE

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI RIAU Perkembangan Ekonomi Makro Daerah

16

dan Tiongkok. Perkiraan membaiknya ekspor CPO dan RPO ke India sejalan dengan diturunkannya tarif impor produk dimaksud dari masing-masing sebesar 44% dan 54% menjadi 40% dan 50% per Januari 2019 sehingga menyebabkan produk tersebut semakin kompetitif dibandingkan produk minyak nabati lainnya. Selain itu, membaiknya ekspor minyak kelapa sawit Riau ke India juga dibantu oleh membaiknya ekspor minyak kelapa sawit Riau ke Bangladesh dan Pakistan yang merupakan anggota SAFTA (South Asian Free Trade Area) bersama India. Adapun prospek meningkatnya ekspor minyak kelapa sawit Riau ke Tiongkok sejalan dengan kembali meningkatnya eskalasi perang dagang Amerika Serikat dengan Tiongkok yang membuat Tiongkok masih menghambat impor minyak kedelai dari Amerika Serikat. Kondisi tersebut menyebabkan impor minyak kelapa sawit Tiongkok sebagai substitusi minyak kedelai sejak Juni 2018 menunjukkan tren peningkatan, termasuk impor dari Riau.

2.3.2. Impor

Impor luar negeri Provinsi Riau pada triwulan I 2019 mengalami kontraksi sebesar 22,74% (yoy), menurun dibandingkan triwulan IV 2018 yang terkontraksi sebesar 0,82% (yoy). Kontraksi tersebut utamanya bersumber dari impor barang konsumsi dan barang modal. Menurunnya impor barang konsumsi (sejalan dengan menurunnya konsumsi rumah tangga yang terindikasi dari menurunnya pendapatan masyarakat. Sedangkan menurunnya impor barang modal turut dipengaruhi oleh penyelesaian proyek infrastruktur strategis di akhir tahun 2018.

Grafik 1.12. Impor Barang Konsumsi Grafik 1.13. Impor Barang Modal

Sumber : Dirjen Bea Cukai, diolah Sumber : Dirjen Bea Cukai, diolah (200) (100) 100 200 300 400 500 600 5 10 15 20 25 30 35 40

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I 2014 2015 2016 2017 2018 2019

% yoy Ribu Ton Barang Konsumsi growth

(200) (100) 100 200 300 400 500 600 700 800 20 40 60 80 100 120

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I 2014 2015 2016 2017 2018 2019

% yoy Ribu Ton Barang Modal growth

17

Kontraksi impor luar negeri pada triwulan II 2019 diperkirakan membaik. Perbaikan tersebut didorong oleh akselerasi ekspor yang turut mendorong akselerasi impor utamanya impor bahan kimia sebagai katalis produksi minyak kelapa sawit dan turunannya.

3. PDRB LAPANGAN USAHA

Pertumbuhan ekonomi Riau pada triwulan I 2019 tercatat lebih tinggi dibandingkan triwulan IV 2018. Dari sisi lapangan usaha, peningkatan tersebut didorong oleh sektor pertanian, industri pengolahan, dan konstruksi. Meningkatnya permintaan domestik terhadap kertas, pencetakan, dan makanan minuman menjelang Pemilu 2019 mendorong meningkatnya pertumbuhan industri pengolahan yang disertai dengan meningkatnya permintaan bahan baku ditengah perbaikan harga komoditas turut mendorong pertumbuhan sektor pertanian. Disamping itu, meningkatnya harga dan upaya intensifikasi perusahaan perkebunan dan membaiknya harga komoditas juga turut mendorong pertumbuhan sektor pertanian. Selain itu, carry over penyelesaian infrastruktur utama tahun 2018 yaitu Jembatan Siak IV, Flyover SKA, dan Flyover Arengka juga mendorong kenaikan kinerja sektor konstruksi. Akselerasi pertumbuhan ekonomi Riau yang lebih tinggi tertahan oleh melambatnya kontraksi pada sektor pertambangan yang terus berlanjut akibat natural declining. Selain itu, turunnya harga minyak dunia, pemberlakuan Permendag Nomor 21 tahun 2019, dan Permen ESDM Nomor 42 tahun 2018 mengenai Prioritas Produksi Hasil Pertambangan untuk Kebutuhan Industri Pengolahan Domestik juga turut mempengaruhi kinerja sektor pertambangan yang didominasi oleh subsektor pertambangan minyak dan gas bumi.

GE

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI RIAU Perkembangan Ekonomi Makro Daerah

18

Tabel 1.2. Pertumbuhan Ekonomi Riau Sisi Lapangan Usaha Dengan Migas (yoy,%)

Sumber : BPS Provinsi Riau, diolah

3.1. Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan

Sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan Provinsi Riau pada triwulan I 2019 tercatat tumbuh sebesar 2,16% (yoy), sedikit meningkat jika dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan IV 2018 yang sebesar 2,14% (yoy). Peningkatan tersebut dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan bahan baku karena meningkatnya permintaan kertas, pencetakan, dan makanan minuman menjelang Pemilu pada tanggal 17 April 2019. Disamping itu, meningkatnya upaya intensifikasi perusahaan perkebunan ditengah tidak diperbolehkannya ekspansi dan penanaman kembali di area fungsi lindung ekosistem gambut sebagaimana yang diatur dalam Peraturan Menteri (Permen) Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Nomor P.17/2017 tentang Perubahan Atas Permen LHK Nomor P.12/2015 tentang Pengembangan Hutan Tanaman Industri juga turut mendorong pertumbuhan sektor pertanian. Disamping itu, perbaikan harga komoditas Tandan Buah Segar (TBS) dan karet lokal (Bokar) juga menjadi faktor pendorong kinerja sektor ini sebagaimana yang ditunjukkan grafik berikut:

2019 2019

I II III IV I I II III IV I

1 Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 6.42 3.21 5.88 2.14 4.37 2.16 1.52 0.72 1.29 0.47 0.98 0.49 2 Pertambangan dan Penggalian -4.95 -5.69 -6.15 -5.14 -5.48 -3.56 -1.33 -1.61 -1.76 -1.41 -1.52 -0.91 3 Industri Pengolahan 2.99 3.84 5.30 2.04 3.53 6.31 0.74 0.92 1.30 0.51 0.87 1.61 4 Pengadaan Listrik, Gas 1.80 5.41 5.87 1.79 3.69 7.75 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.01 5 Pengadaan Air -1.49 -1.35 0.62 1.27 -0.23 3.10 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 4 Konstruksi 7.41 7.21 3.65 3.97 5.46 5.37 0.64 0.63 0.32 0.37 0.48 0.49 5 Perdagangan Besar, Eceran, Rep. Mobil Motor 6.87 7.34 5.83 5.87 6.47 4.80 0.66 0.74 0.56 0.58 0.63 0.49 8 Transportasi dan Pergudangan 3.47 4.26 2.81 2.58 3.27 2.05 0.03 0.04 0.02 0.02 0.03 0.02 9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 4.55 4.26 5.30 4.56 4.67 3.53 0.02 0.02 0.03 0.03 0.03 0.02 10 Informasi dan Komunikasi 5.69 5.02 5.54 6.89 5.79 5.45 0.04 0.03 0.04 0.05 0.04 0.04 11 Jasa Keuangan 0.38 5.54 7.91 4.79 4.64 2.32 0.00 0.05 0.07 0.04 0.04 0.02 12 Real Estate 3.07 4.82 3.65 4.19 3.94 3.38 0.03 0.04 0.03 0.04 0.03 0.03 13 Jasa Perusahaan 9.59 8.00 7.91 7.41 8.19 3.59 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 14 Adm Pemerintahan, Pertahanan & Jam. Sos. 1.10 3.43 0.38 -0.89 0.98 3.54 0.02 0.05 0.01 -0.01 0.01 0.05 15 Jasa Pendidikan 4.65 5.41 4.91 4.38 4.83 4.86 0.02 0.03 0.03 0.02 0.02 0.03 16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 5.54 5.14 4.73 6.82 5.57 5.71 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 17 Jasa lainnya 9.43 8.56 7.59 9.15 8.67 8.39 0.05 0.04 0.04 0.05 0.04 0.04

2.84 2.34 2.94 1.28 2.34 2.88 2.84 2.34 2.94 1.28 2.34 2.88 2018

Kontribusi Pertumbuhan (% yoy)

2018 Komponen Sektoral PDRB Growth (% yoy) 2018 2018

19

Grafik 1.14. Perkembangan Harga TBS

Sumber: Dinas Tanaman Pangan Riau

Grafik 1.15. Perkembangan Harga Bokar

Sumber : GAPKINDO

Meningkatnya pertumbuhan sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan juga terindikasi dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT) Survei Kegiatan Dunia Usaha (SDKU) Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Riau. Pada triwulan I 2019, SBT sektor pertanian tercatat sebesar 2,74%, meningkat jika dibandingkan triwulan IV 2018 yang kontraksi 4,63%. Meningkatnya perkiraan pertumbuhan sektor ini juga sejalan dengan meningkatnya perkiraan SBT sektor pertanian dari 2,74% pada triwulan laporan menjadi 5,07% pada triwulan II 2019.

Grafik 1.16. SBT Sektor Pertanian dan PDRB Riau

Sumber : BPS dan SKDU Bank Indonesia

Selain itu, meningkatnya kinerja sektor pertanian juga tercermin dari perkembangan kredit perkebunan kelapa sawit dan karet di Provinsi Riau. Pada triwulan I 2019, kredit perkebunan kelapa sawit (Grafik 1.17) tumbuh sebesar 10,21% (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan triwulan IV 2018 yang sebesar 9,32% (yoy). Sementara itu, kredit perkebunan karet (Grafik 1.18) tumbuh meningkat dari

-40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 1,000 1,100 1,200 1,300 1,400 1,500 1,600 1,700 1,800 1,900 2,000

I II II IV I II II IV I II III IV I II III IV I II III IV I 2014 2015 2016 2017 2018 2019 % y o y Rp/ K g TBS yoy TBS (40.00) (30.00) (20.00) (10.00) 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 5,000 10,000 15,000 20,000 25,000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I 2014 2015 2016 2017 2018 2019 % yo y Rp/ K g Bokar yoy Bokar -3.00 -2.00 -1.00 0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 -6.00 -4.00 -2.00 0.00 2.00 4.00 6.00 8.00

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2014 2015 2016 2017 2018 2019 % yo y SB T

GE

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI RIAU Perkembangan Ekonomi Makro Daerah

20

kontraksi 2,35% (yoy) pada triwulan IV 2018, menjadi tumbuh positif 0,15% (yoy) pada triwulan I 2019.

Grafik 1.17 Kredit Perkebunan Sawit

Sumber: LBU Bank Indonesia

Grafik 1.18. Kredit Perkebunan Karet

Sumber: LBU Bank Indonesia

Perkembangan indikator terkini mengindikasikan bahwa pada triwulan II 2019 kinerja sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan Provinsi Riau meningkat jika dibandingkan triwulan I 2019. Peningkatan tersebut sejalan dengan berlalunya puncak musim hujan pada awal tahun 2019, serta semakin banyaknya intensifikasi yang dilakukan perusahaan kelapa sawit melalui mekanisasi proses panen dan pengangkutan TBS ditengah perbaikan harga komoditas.

3.2. Sektor Pertambangan dan Penggalian

Sektor pertambangan dan penggalian Riau pada triwulan I 2019 tercatat mengalami kontraksi 3,56% (yoy), membaik jika dibandingkan kontraksi triwulan IV 2018 yang sebesar 5,14% (yoy). Perbaikan kontraksi tersebut didorong oleh meningkatnya lifting minyak (Grafik 1.19) yang membaik dari kontraksi 12,71% (yoy) pada triwulan lalu menjadi kontraksi 11,03% (yoy) pada triwulan I 2019. Kondisi sektor pertambangan yang cenderung kontraksi juga tercermin dari SKDU Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Riau pada triwulan I 2019 (Grafik 1.20).

-10 -5 0 5 10 15 20 25 2,000 4,000 6,000 8,000 10,000 12,000 14,000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I 2014 2015 2016 2017 2018 2019 % y o y R p M il ia r

Kredit Perkebunan Sawit Growth (% yoy)

-30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I 2014 2015 2016 2017 2018 2019 % y o y R p M il ia r

21

Grafik 1.19. Perkembangan Volume Lifting Minyak Riau

Sumber: SKK Migas, diolah

Grafik 1.20. Perkembangan Kegiatan Usaha Sektor Pertambangan

Sumber: BPS dan SKDU Bank Indonesia

Ke depan, kinerja lifting minyak bumi di Riau pada triwulan II 2019 diperkirakan terkontraksi lebih dalam dibandingkan realisasi triwulan I 2019. Kondisi ini tersebut sejalan dengan perkiraan melambatnya harga minyak dunia di tengah masih terjadinya natural declining lifting minyak Riau. Adapun upaya untuk peningkatan lifting tersebut melalui teknologi enhanced oil recovery (EOR) dengan injeksi sulfaktan terkendala biaya investasi yang tinggi sehingga belum dilakukan.

3.3. Sektor Industri Pengolahan

Kinerja sektor industri pengolahan tercatat meningkat dari 2,13% (yoy) pada triwulan IV 2018 menjadi 6,31% (yoy) pada triwulan I 2019. Meningkatnya pertumbuhan sektor industri pengolahan tersebut didorong oleh meningkatnya permintaan domestik terhadap kertas, pencetakan, dan makanan minuman menjelang Pemilu 2019. Selain itu, membaiknya harga komoditas CPO dan karet dunia turut mendorong kinerja sektor ini. Harga CPO (Grafik 1.21) pada triwulan lalu tercatat kontraksi 26,72% (yoy), membaik menjadi kontraksi 18,40% (yoy) pada triwulan I 2019. Demikian juga dengan harga karet (Grafik 1.22) yang pada triwulan I 2019 tumbuh 12,05% (yoy), meningkat dibandingkan triwulan IV 2018 yang kontraksi 13,79% (yoy). (16.00) (14.00) (12.00) (10.00) (8.00) (6.00) (4.00) (2.00) 50.00 100.00 150.00 200.00 250.00 300.00 350.00

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I*

2014 2015 2016 2017 2018 2019 y o y ,% ri b u b a re l/ h a ri Lifting (LHS) growth (RHS) -3.00 -2.00 -1.00 0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 -80.00 -60.00 -40.00 -20.00 0.00 20.00 40.00 60.00 80.00

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I 2014 2015 2016 2017 2018 2019 % y o y S B T

GE

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI RIAU Perkembangan Ekonomi Makro Daerah

22

Grafik 1.21. Perkembangan Harga CPO

Sumber: Bloomberg

Grafik 1.22. Perkembangan Harga Karet

Sumber : Bloomberg

Pertumbuhan sektor industri pengolahan pada triwulan II 2019 diperkirakan melambat dari realisasi triwulan I 2019 seiring dengan berlalunya aktivitas Pemilu.

Dalam dokumen LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI RIAU MEI 2019 (Halaman 22-78)

Dokumen terkait