• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAN HARMONISASI ANTAR KELOMPOK MASYARAKAT

A. KONDISI UMUM

Pelaksanaan kegiatan pada tahun 2006 ditekankan pada upaya-upaya untuk meningkatkan rasa kebangsaan dan cinta tanah air, serta menjaga harmonisasi di dalam masyarakat melalui berbagai fasilitasi dan dialog. Sebagai negara yang tengah memantapkan sistem politik dan demokrasinya dalam upaya untuk meningkatkan rasa kebangsaan dan cinta tanah air, semua dinamika dan konflik kepentingan perlu dikelola secara damai tanpa harus disertai dengan keguncanggan dan ketidakstabilan politik nasional. Penyelesaian konflik tetap diupayakan melalui koridor hukum secara transparan serta menjamin terwujudnya rasa keadilan masyarakat.

Dalam upaya meningkatkan rasa kebangsaan dan cinta tanah air, pemerintah telah melakukan upaya-upaya untuk memperkuat fondasi kebangsaan masyarakat, antara lain melalui fasilitasi organisasi kemasyarakatan. Melalui kerjasama dengan ormas tersebut, disamping masyarakat memperoleh pembelajaran dan pengalaman mengenai kebangsaan dan cinta tanah air, juga terjadi pembelajaran dan pengalaman bagi ormas untuk turut mendukung terjaganya nilai-nilai kebangsaan dan cinta tanah air di dalam masyarakat. Pada tahun 2007 penguatan fondasi kebangsaan masih akan terus dilakukan sebagai prioritas. Ideologi Pancasila sebagai pemersatu perlu lebih disosialisasikan dalam masyarakat kita yang majemuk.

Pembangunan dan penguatan peran media center telah pula dilaksanakan dengan tujuan untuk menyampaikan berbagai informasi secara objektif dan seimbang kepada masyarakat, sehingga dapat menjadi sarana penting untuk menjaga harmonisasi di dalam masyarakat yang berkonflik. Dengan demikian diharapkan masyarakat tidak mudah terhasut oleh pemberitaan-pemberitaan yang provokatif. Prioritas penguatan media center terus dilakukan pada tahun 2007.

Berkaitan dengan persoalan Aceh pasca MoU Helsinki, langkah-langkah kebijakan yang ditempuh adalah memfokuskan pada pelaksanaan MoU Helsinki, antara lain pelaksanaan program reintegrasi Gerakan Aceh Merdeka (GAM) kedalam masyarakat Aceh. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh telah ditetapkan pada tanggal 11 Juli 2006 yang secara tegas menyetujui pembentukan partai politik lokal dan calon independen (walaupun hanya dilakukan satu kali saja), penerapan syariah Islam bagi pemeluk agama Islam, jaminan terhadap Hak Asasi

II.1 - 2

Manusia di Nangroe Aceh Darussalam (NAD), serta alokasi Dana Otonomi Khusus. Dengan disahkan dan dilaksanakannya Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh tersebut, upaya untuk membangun kepercayaan dan perdamaian dapat dijaga secara berkelanjutan. Disamping itu, hasil penting lainnya yang perlu dicatat adalah pelaksanaan pemilihan kepala daerah (Pilkada) di NAD yang berjalan dengan baik dan sukses, dan dapat dijadikan pelajaran berharga bagi daerah lainnya dalam melaksanakan Pilkada. Pada tahun 2007, pelaksanaan program reintegrasi GAM kedalam masyarakat serta pelaksanaan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh merupakan fokus utama yang akan dilaksanakan.

Terkait dengan persoalan Papua, antara lain melalui berbagai fasilitasi yang dilakukan oleh pemerintah, pada tanggal 10 Maret 2006 Pilkada Gubernur Papua dan Irian Jaya Barat telah berhasil dilaksanakan dengan aman dan tertib, dan diharapkan kedua Gubernur yang terpilih dapat menjembatani berbagai permasalahan Papua. Hal penting lain yang dilakukan pada tahun 2006 Pemerintah senantiasa melakukan dialog dan mengajak pimpinan dan anggota MRP, DPRP, Pemerintah Daerah Provinsi Papua dan Irian Jaya Barat serta tokoh agama dan tokoh masyarakat untuk segera menyatukan sikap, pola pikir dan tindakan agar lebih memfokuskan percepatan pembangunan daerah untuk mengejar ketertinggalannya dan secara nyata mensejahterakan rakyat.

Untuk mempercepat pelaksanaan pembangunan di Papua, pada tahun 2007 akan ditetapkan dan dilaksanakan kebijakan New Deal Policy for Papua dengan memprioritaskan pada pemantapan ketahanan pangan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat, peningkatan akses masyarakat pada pelayanan pendidikan dan kesehatan yang berkualitas, kebijakan perlakuan khusus (affirmative action) bagi putra-putri asli Papua, serta peningkatan infrastruktur dasar untuk pengembangan wilayah-wilayah potensial. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Provinsi Papua yang menjadi dasar pijakan pelaksanaan kebijakan tersebut diharapkan dapat mempercepat pelaksanaan pembangunan di Provinsi Papua dan Irian Jaya Barat yang dalam beberapa tahun terakhir ini dirasakan berjalan sangat lamban.

Berkenaan dengan kasus Maluku dan Maluku Utara, Implementasi Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2003 tentang Percepatan Pemulihan Pembangunan Provinsi Maluku dan Maluku Utara Pasca Konflik tetap menjadi prioritas yang dilaksanakan yaitu meliputi peningkatan kapasitas dan kapabilitas pemerintahan di daerah, pelaksanaan rehabilitasi, serta meningkatkan secara terus menerus upaya dialog dan komunikasi efektif serta pendampingan terhadap masyarakat. Diharapkan akumulasi kegiatan-kegiatan yang dilakukan tersebut dapat meningkatkan kepercayaan di dalam masyarakat, sehingga di tahun 2007 upaya pemberdayaan masyarakat korban konflik di Maluku dan Maluku Utara dapat diselesaikan sejalan dengan upaya ”exit strategy” pasca Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2003 di tahun terakhir pelaksanaannya.

II.1 - 3

Dalam penanganan masalah konflik Poso, sebagai implementasi Instruksi Presiden Nomor 14 Tahun 2005 tentang Langkah-langkah Komprehensif Penanganan Masalah Poso, telah dibentuk Komando Operasi Keamanan (Koopskam) Sulawesi Tengah melalui Keputusan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Kep- 35/Menko/Polhukam/6/2006. Saat ini, dengan kontribusi aparat Kepolisian dan masyarakat setempat, situasi dan kondisi keamanan yang relatif kondusif telah diciptakan, serta berbagai kasus teror dan para pelaku tindak kekerasan dan kriminal telah berhasil ditangkap. Program rehabilitasi terhadap sarana dan prasarana sosial juga merupakan agenda yang dilaksanakan oleh pemerintah. Pada tahun 2007, berbagai upaya akan terus dilakukan untuk membangun dan memperkuat konsensus dan kepercayaan melalui berbagai kegiatan kebangsaan dan cinta tanah air, memperkuat jaringan sosial politik bagi pencegahan dan penyelesaian konflik melalui upaya-upaya politik dan hukum, serta terus melaksanakan berbagai dialog dan upaya perdamaian untuk tercapainya pelembagaan rekonsiliasi pasca konflik. Pengembangan kepercayaan dan penyelesaian konflik melalui proses penguatan kelembagaan politik dan hukum diharapkan dapat menghindarkan tindakan-tindakan kekerasan dan anarki yang menimbulkan perpecahan dan trauma sosial yang mendalam, sekaligus memberikan sumbangan pada proses demokratisasi yang sedang berlangsung. Upaya lain adalah dengan terus memantapkan kapasitas dan kredibilitas lembaga pemerintah serta lembaga-lembaga kemasyarakatan, termasuk di dalamnya pranata lokal/adat dalam melaksanakan perannya sebagai mediator konflik.

Disamping beberapa pencapaian pada tahun 2006 dan perkiraan pencapaian tahun 2007, secara umum beberapa tantangan utama yang akan dihadapi pada tahun 2008 antara lain: menjaga kepercayaan dan harmonisasi yang sudah terbangun secara berkelanjutan, mempercepat pelaksanaan rehabilitasi sarana dan prasarana yang diperlukan, mengatasi berbagai persoalan sosial kemasyarakatan seperti trauma pasca konflik, serta meningkatkan kualitas kebangsaan dan cinta tanah air secara lebih meluas. Berbagai tindakan penegakan hukum bagi para pelaku tindakan kriminal teror yang masih belum optimal harus diperbaiki untuk menambah kepercayaan masyarakat terhadap hukum dan pemerintahan. Peningkatan kualitas layanan informasi dan adanya akses masyarakat terhadap informasi yang objektif akan menjadi kekuatan utama untuk menjaga harmonisasi di dalam masyarakat.

B. SASARAN PEMBANGUNAN TAHUN 2008

Sasaran pembangunan tahun 2008 dalam Peningkatan Rasa Saling Percaya dan Harmonisasi antar Kelompok Masyarakat adalah:

1. Menguatnya ruang publik dalam menjaga harmonisasi di dalam masyarakat;

2. Meningkatnya pemahaman akan pentingnya memperkuat kebangsaan dan cinta tanah air di daerah pasca konflik;

II.1 - 4

3. Terjaminnya peningkatan kapasitas dan peran organisasi kemasyarakatan dalam upaya menjaga harmonisasi di dalam masyarakat;

4. Menguatnya fondasi kerjasama antara aparatur pemerintah dan masyarakat dalam menyelesaikan berbagai persoalan sosial politik kemasyarakatan;

5. Meningkatnya layanan informasi sesuai kebutuhan masyarakat.

C. ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN TAHUN 2008

Arah kebijakan pembangunan tahun 2008 untuk Peningkatan Rasa Saling Percaya dan Harmonisasi Antar Kelompok Masyarakat adalah:

1. Penguatan ruang publik dalam menjaga harmonisasi di dalam masyarakat;

2. Peningkatan pemahaman pentingnya persatuan dan kesatuan melalui berbagai kegiatan kebangsaan dan cinta tanah air;

3. Peningkatan kapasitas dan peran organisasi kemasyarakatan dalam menjaga harmonisasi di dalam masyarakat;

4. Peningkatan kapasitas dan kredibilitas lembaga pemerintah daerah dalam menangani, mencegah konflik serta menjaga harmonisasi di dalam masyarakat termasuk di dalamnya upaya untuk penegakan hukum;

5. Peningkatan dialog, komunikasi politik dan koordinasi berbagai pihak khususnya pemerintah, organisasi kemasyarakatan, tokoh masyarakat dan media massa daerah; 6. Peningkatan layanan informasi untuk masyarakat.