• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN SEPARATISME

A. KONDISI UMUM

Upaya secara komprehensif mengatasi dan menyelesaikan dua permasalahan separatisme yang menjadi keprihatinan nasional dan internasional, yakni GAM di Provinsi Nangroe Aceh Darussalam (NAD) dan OPM di Provinsi Papua, senantiasa terus dilakukan. Penyelesaian masalah separatisme merupakan bagian dari agenda untuk mewujudkan kondisi aman dan damai guna dapat mendukung pelaksanaan pembangunan nasional.

Upaya Pemerintah dalam pencegahan dan penanggulangan separatisme di Provinsi NAD telah dapat menciptakan kehidupan sosial-politik yang ditunjukkan oleh terbangunnya saling menghargai di antara kelompok masyarakat. Kondisi keamanan dan ketertiban masyarakat semakin kondusif dan produktif. Demikian pula dalam penanganan separatisme di Provinsi Papua, secara simultan telah dilaksanakan langkah kontradiplomasi untuk menghambat laju internasionalisasi isu sosial-politik, keamanan dan ketertiban di Papua, dan sekaligus dilaksanakan pembangungan Papua secara berkeadilan.

Pasca berakhirnya masa tugas Aceh Monitoring Mission (AMM) pada bulan Desember 2006, Pemerintah secara intens melaksanakan sosialisasi dan implementasi MoU Helsinki tanggal 15 Agustus 2005 dan UU Pemerintahan Aceh yang telah disahkan pada tanggal 1 Agustus 2006 di seluruh wilayah NAD. Terkait dengan otonomi khusus beserta segala implikasinya yang berisikan antara lain kewenangan pengelolaan di bidang politik (pemilihan kepala daerah dan partai lokal), ekonomi, pendidikan, sumber daya alam, pelabuhan, perikanan, pemberian amnesti, proses penarikan aparat keamanan non organik sebagai konsekuensi terhadap penarikan persenjataan GAM, pelaksanaannya tetap mengacu pada kerangka NKRI dan tetap berlandaskan pada konstitusi yang berlaku di Republik Indonesia.

Terkait dengan reintegrasi bagi mantan anggota GAM dan masyarakat korban konflik, Badan Reintegrasi Aceh (BRA) sebagai badan yang bertanggung jawab dalam proses reintegrasi lebih fokus dalam penanganannya sehingga diharapkan mantan anggota GAM dan masyarakat korban konflik dapat terbantu dan hidup normal dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

Selanjutnya, penanganan separatisme di Papua dilaksanakan melalui upaya strategis guna mengatasi masalah kesenjangan pembangunan maupun mengantisipasi

II.4 - 2

internasionalisasi Papua. Kecenderungan internasionalisasi Papua terlihat pada peristiwa pemberian suaka oleh pemerintah Australia kepada 43 warga negara Indonesia asal Papua. Karenanya Pemerintah RI telah melakukan protes keras melalui penarikan sementara Dubes RI untuk Australia, kemudian dilakukan pendekatan khusus kepada pihak Australia. Pemerintah juga mendorong dan memfasilitasi DPR RI untuk melakukan pendekatan dengan berbagai pihak di Australia, dan pada akhirnya mampu mengubah sikap Australia untuk meninjau kembali kebijakan keimigrasiannya, khususnya terkait dengan para pencari suaka asal Papua. Upaya pendekatan internasional terus dilakukan dan berhasil meyakinkan kelompok gerakan separatisme Papua (GSP) di Papua New Guinea (PNG) bersikap mendukung kebijakan Otonomi Khusus di Papua.

Sejalan dengan langkah strategis lobi-lobi dan kontradiplomasi internasional, pendekatan kepada para stakeholder di Papua semakin ditingkatkan antara lain dengan mendorong terwujudnya suasana kondusif di Papua melalui peningkatan keamanan, serta berusaha mengadakan pendekatan dan memfasilitasi perdamaian antara elit-elit Papua khususnya yang bersaing di Pilkada 2006 untuk memiliki sikap menerima hasil pilkada yang telah diselenggarakan secara demokratis, sehingga tidak mengorbankan masyarakat kecil. Meskipun terdapat sedikit gesekan, pelantikan Gubernur Papua pada tanggal 24 Juli 2006 menandakan proses demokrasi telah berjalan dengan baik di Papua.

Meskipun berbagai langkah kebijakan untuk mencegah dan menanggulangi separatisme di Aceh dan Papua telah diupayakan secara maksimal, tetapi beberapa tantangan dan hambatan masih akan dihadapi pada tahun 2008. Oleh karena itu, tantangan yang dihadapi dalam pembangunan nasional tahun 2008 adalah bagaimana melaksanakan butir-butir kesepahaman Helsinki secara baik dan meredam opini internasional atas integrasi Papua dalam NKRI, secara terus menerus menurunkan kekuatan dan perlawanan OPM.

B. SASARAN PEMBANGUNAN TAHUN 2008

Sasaran pokok yang akan dicapai dalam upaya pencegahan dan penanggulangan separatisme di Indonesia pada tahun 2008 adalah sebagai berikut:

1. Terumuskannya kebijakan ketahanan negara;

2. Terciptanya suasana yang kondusif melalui pemberdayaan kapasitas otonomi khusus dan pembangunan berkeadilan di NAD dan Papua;

3. Menurunnya perlawanan dan kekuatan OPM di Papua, dan melemahnya dukungan simpatisan OPM di Papua dari dalam dan luar negeri;

4. Menguatnya rasa kebanggaan bernegara dan berbangsa masyarat Aceh dan Papua terhadap NKRI;

II.4 - 3

6. Tumbuh berkembangnya pemahaman dan pengamalan multikulturalisme di kalangan pemimpin, masyarakat dan media.

C. ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN TAHUN 2008

Arah kebijakan yang akan ditempuh dalam rangka mencegah dan menanggulangi gerakan separatisme pada tahun 2008 adalah sebagai berikut:

1. Pemulihan keamanan untuk menindak secara tegas separatisme bersenjata yang melanggar hak-hak masyarakat sipil;

2. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah rawan konflik atau separatisme, melalui perbaikan akses masyarakat lokal terhadap sumber daya ekonomi dan pemerataan pembangunan antardaerah;

3. Meningkatkan kualitas pelaksanaan otonomi dan desentralisasi;

4. Mendeteksi secara dini dan pencegahan awal potensi konflik dan separatisme;

5. Melaksanakan pendidikan politik secara formal, informal, dialogis, serta melalui media massa dalam rangka menciptakan rasa saling percaya;

6. Menguatkan kelembagaan pemerintah daerah di bidang pelayanan publik; 7. Menguatkan komunikasi politik pemerintah dengan masyarakat;

8. Meningkatkan upaya diplomasi luar negeri dalam rangka kontra diplomasi permasalahan sosial-politik, keamanan-ketertiban dan HAM terkait gerakan OPM.

D. MATRIKS PROGRAM PEMBANGUNAN TAHUN 2008

No. Program/

Kegiatan Pokok RPJM

Program

Kegiatan Pokok RKP 2008 Sasaran Program

Instansi Pelaksana

1. Program Pengembangan Ketahanan Nasional 1. Perumusan rancangan kebijakan nasional

dalam rangka pembinaan ketahanan nasional;

2. Penelitian dan pengkajian strategis masalah aktual;

3. Pendidikan strategis ketahanan nasional.

Program Pengembangan Ketahanan Nasional

1. Penyelenggaraan kajian kebijakan ketahanan nasional dalam rangka mewujudkan tujuan, kepentingan nasional dan keselamatan negara dari ancaman terhadap kedaulatan, persatuan dan kesatuan; 2. Pengembangan Otomasi Sistem

dalam pemantapan nilai-nilai kebangsaan (Pembangunan Laboratorium Pengembangan Ketahanan Nasional)

3. Pendidikan strategis ketahanan nasional dalam rangka peningkatan kualitas kader pimpinan nasional

Terumuskannya kebijakan ketahanan negara dalam mempertahankan negara dari ancaman kedaulatan, persatuan dan kesatuan

LEMHANAS

2. Program Pengembangan Penyelidikan, Pengamanan dan Penggalangan Keamanan Negara

Program Pengembangan Penyelidikan, Pengamanan dan Penggalangan Keamanan Negara

Terdeteksi dan dapat dicegahnya potensi separatisme

BIN

No. Program/ Kegiatan Pokok RPJM

Program

Kegiatan Pokok RKP 2008 Sasaran Program

Instansi Pelaksana

1. Operasi intelijen dalam hal deteksi dini untuk mencegah dan menanggulangi separatisme;

2. Koordinasi seluruh badan-badan intelijen pusat dan daerah di seluruh wilayah NKRI;

3. Pengkajian analisis intelijen perkembangan lingkungan strategis, pengolahan dan penyusunan produk intelijen dalam hal deteksi dini untuk mencegah dan menanggulangi separatisme.

1. Pengembangan intelijen negara didukung intelijen teritorial dan intelijen sektoral/ fungsional agar mampu melakukan deteksi dini gerakan separatisme, serta penanggulangan perang urat syaraf dari berbagai anasir separatisme yang sudah memasuki berbagai aspek kehidupan (melalui counter opinion, peperangan informasi, dan

pengawasan wilayah);

2. Koordinasi seluruh badan-badan intelijen pusat dan daerah di seluruh wilayah NKRI dalam hal mencegah dan menanggulangi separatisme; 3. Pengkajian analisis intelijen

perkembangan lingkungan strategis, pengolahan dan penyusunan produk intelijen dalam hal deteksi dini untuk mencegah dan menanggulangi separatisme.

No. Program/ Kegiatan Pokok RPJM

Program

Kegiatan Pokok RKP 2008 Sasaran Program

Instansi Pelaksana

3. Program Penegakan Kedaulatan dan Penjagaan Keutuhan Wilayah NKRI

1. Antisipasi dan pelaksanaan operasi militer atau non militer terhadap gerakan separatis yang berusaha memisahkan diri dari NKRI terutama gerakan separatisme bersenjata yang mengancam kedaulatan dan keutuhan wilayah Indonesia.

2. Antisipasi dan pelaksanaan operasi militer atau non militer terhadap aksi radikalisme yang berlatar belakang primordial etnis, ras dan agama serta ideologi di luar Pancasila, baik berdiri sendiri maupun memiliki keterkaitan dengan kekuatan-kekuatan di luar negeri.

Program Penegakan Kedaulatan dan Penjagaan Keutuhan Wilayah NKRI 1. Antisipasi dan pelaksanaan operasi

militer atau non militer terhadap gerakan separatis yang berusaha memisahkan diri dari NKRI terutama gerakan separatisme bersenjata yang mengancam kedaulatan dan keutuhan wilayah Indonesia.

2. Antisipasi dan pelaksanaan operasi militer atau non militer terhadap aksi radikalisme yang berlatar belakang primordial etnis, ras dan agama serta ideologi di luar Pancasila, baik berdiri sendiri maupun memiliki keterkaitan dengan kekuatan- kekuatan di luar negeri. 3. Pelaksanaan diplomasi untuk

memperoleh dukungan internasional terhadap keutuhan wilayah dan kedaulatan NKRI

1. Menurunnya perlawanan dan kekuatan OPM di Papua, dan melemahnya dukungan simpatisan OPM di Papua dari dalam dan luar negeri.

2. Menguatnya rasa kebanggaan bernegara dan berbangsa masyarat Aceh dan Papua terhadap NKRI; 3. Terdektesi dan dapat dicegahnya

potensi separatisme;

Dephan