• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Kondisi Umum Lokasi

4.1.1. Sejarah Kebun Raya Bogor

Ide pendirian Kebun Raya Bogor bermula dari seorang ahli biologi asal Jerman bernama Prof. Dr. C.G.C. Reindwart yang berada di Indonesia pada awal abad ke-19. Reindwardt menganggap eksplorasi tumbuhan dan masalah pertanian juga merupakan tugasnya di Hindia Belanda. Kemudian ia menulis surat kepada Komisaris Jenderal G.S.G.P. van der Capellen yang mengemukakan keinginannya untuk meminta sebidang tanah yang akan dijadikan kebun tumbuhan yang berguna, sebagai tempat pendidikan guru, koleksi tumbuhan dan juga dikembangkan menjadi kebun yang lain.

Kebun botani yang didirikan pada tanggal 18 Mei 1817 oleh Prof. Dr. C.G.C. Reindwardt yang kemudian dinamakan ’s Lands Plantetiunte Buitenzorg tersebut lebih dikenal dengan nama Kebun Raya Bogor. Sepanjang masa sejarahnya, Kebun Raya Bogor mempunyai berbagai nama yaitu ”s’Lands Plantentuin”, ”Syokubutzuen”, ”Botanical Garden of Buitenzorg”, ”Botanical Garden of Indonesia”, Kebun Gede, dan Kebun Jodoh. Namun pada akhirnya lebih dikenal dengan nama Kebun Raya Bogor (KRB). Pendiriannya diawali dengan menancapkan ayunan cangkul pertama di bumi Pajajaran sebagai pertanda dibangunnya pembangunan kebun itu, yang pelaksanaannya dipimpin oleh Reindwardt yang dibantu oleh Mr. James Hooper dan W. Kent dari Kebun Botani yang terkenal di Inggris, di kota Richmond. Reindwardt merintis usaha di bidang herbarium. Ia juga dikenal sebagai seorang pendiri Herbarium Bogoriense.

Pada tahun 1822 Reindwardt digantikan oleh Dr. Carl Ludwig Blume yang melakukan inventarisasi koleksi tanaman yang tumbuh di kebun. Ia juga menyusun katalog kebun yang pertama dan berhasil dicatat sebanyak 912 jenis (species) tanaman.

Pelaksanaan pembangunan ini pernah terhenti karena kekurangan dana tetapi kemudian dirintis kembali oleh Johanes Elias Teysmann (1831). Dengan

dibantu oleh Hasskarl, Teysmann melakukan pengaturan penanaman tanaman koleksi dengan mengelompokkannya menurut famili.

Teysmann kemudian digantikan oleh Dr. Scheffer dan pada tahun 1867 ia diangkat menjadi Direktur Kebun Raya. Pengurusan Kebun Raya Bogor secara resmi terpisah dari halaman Istana Bogor pada tanggal 30 Mei 1868. Scheffer kemudian diganti oleh Prof. Dr. Melchior Treub. Treub (1880-1905) telah menjadikan nama Indonesia harum di dunia internasional dalam bidang ilmu pengetahuan alam.

Setelah Indonesia merdeka maka Kebun Raya Bogor menjadi hak milik negara Indonesia dan pada tahun 1949-1959 pimpinan KRB beralih ke tangan putera bangsa pertama yaitu Prof. Ir. Setyodiwiryo dan nama ’s Lands Plantetiun te Buitenzorg berganti nama menjadi LPPA (Lembaga Pusat Penyelidikan Alam). Karena tidak adanya tenaga-tenaga staf ahli yang tetap, maka beliau mendirikan Akademi Biologi pada tahun 1955 yang membawahi tiga anak lembaga yaitu Museum Zoologi Bogor (MZB), Herbarium Bogor (HB), Pusat Penelitian Botani (PPB).

Seiring dengan perubahan kondisi politik dan kebijakan di Indonesia, maka status dan fungsi KRB turut berubah mengikuti peraturan yang berlaku. Ruang lingkup kerja KRB berkembang dengan berbagai fungsi khusus. Lembaga dengan fungsi khusus yang menjadi bagian KRB kemudian lepas dan berdiri sendiri. Pada tahun 1986 status KRB ditetapkan sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) berdasarkan Keppres RI No.1 tahun 1986 yang berada di bawah kedeputian Ilmu Pengetahuan Alam, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dengan pembinaan harian Puslitbang Biologi – LIPI dan membawahi tiga Kebun Raya lainnya yaitu Cabang Balai Pengembangan Kebun Raya Cibodas, Cabang Balai Pengembangan Kebun Raya Purwodadi dan Cabang Balai Pengembangan Kebun Raya Eka Karya Bali. Unit Pelaksana Teknis Balai Pengembangan Kebun Raya Bogor mempunyai tugas melaksanakan inventarisasi, eksplorasi dan konservasi tumbuhan tropika yang mempunyai nilai ilmu pengetahuan untuk dikoleksi dalam bentuk Kebun Koleksi. Pengelolaan berada di bawah lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), oleh karena itu pengelolaannya lebih dititikberatkan pada bidang pendidikan dan penelitian selain rekreasi.

4.1.2. Letak dan Luas

Kebun Raya Bogor terletak di tengah-tengah kota Bogor dengan ketinggian 260 meter di atas permukaan laut. Terletak pada 106o45’ Bujur Timur dan pada 6o36’ Lintang Selatan. Luas KRB saat ini mencapai 87 ha.

Secara administratif, Kebun Raya Bogor termasuk dalam wilayah Bogor Tengah, Kota Bogor. Batas-batas wilayah KRB adalah sebagai berikut:

1. Sebelah utara berbatasan dengan Jalan Jarak Harupat 2. Sebelah barat berbatasan dengan Jalan Ir. H. Juanda

3. Sebelah selatan berbatasan dengan Jalan Otto Iskandardinata 4. Sebelah timur berbatasan dengan Jalan Raya Pajajaran

4.1.3. Flora dan Fauna

Jumlah koleksi terakhir tercatat sekitar 13.684 spesimen. Berdasarkan data bulan Januari tahun 2006, koleksi tanaman hidup yang ditanam di kebun berjumlah 3.423 jenis (spesies) mewakili 1.257 marga (genus) dari 222 suku (famili). Koleksi anggrek yang dipelihara di rumah kaca tercatat berjumlah + 7.178 spesimen yang terdiri dari: 441 jenis dari 93 marga. Selain anggrek alam, koleksi lain yang cukup menarik, lengkap, dan menonjol adalah polong-polongan (Fabaceae), Pinang-pinangan (Arecaceae), talas-talasan (Araceae), dan getah-getahan (Apocynaceae). Di samping itu, berbagai jenis koleksi bambu menarik untuk dilihat karena perannya yang sangat penting dalam kehidupan sosial budaya Indonesia.

Satwa liar yang hidup di Kebun Raya Bogor terdiri dari mamalia, aves, reptil, dan amphibi. Jenis mamalia yang banyak menarik perhatian pengunjung adalah kalong (Pteropus vampirus), yang hidup bergelantungan, Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis). Sedangkan jenis burung yang ada di Kebun Raya Bogor yaitu burung Kowak Maling (Nycticorax nycticorax), Gagak Kampung (Cervus enca), Kepodang (Oriolus chinensis), Meninting (Alcedo meninting), dan Kutilang (Pycnonotus aurigaster).

4.1.4. Kedudukan dan Struktur Organisasi

Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor, LIPI dipimpim oleh seorang Kepala Pusat yang membawahi Bidang Manajemen Konservasi Ex –Situ, Kelompok Peneliti dan Bagian Tata Usaha. Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor berada langsung di bawah Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati LIPI, sedangkan UPT Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Cibodas, Purwodadi, dan Bali berada di bawah Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor, LIPI.

Gambar 3. Struktur Organisasi Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor Pusat Konservasi

Tumbuhan Kebun Raya Bogor Bidang Konservasi Ex-Situ Kelompok Jabatan Fungsional Subbidang Pemeliharaan Koleksi Subbidang Registrasi Koleksi Subbidang Reintroduksi Subbidang Seleksi dan Pembibitan Bagian Tata Usaha Subbagian Kepegawaian Subbagian Keuangan Subbagian Umum Subbagian Jasa dan Informasi

UPT Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Cibodas

UPT Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Purwodadi UPT Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya ”Eka Karya” Bali

4.1.5. Fungsi dan Tugas Pokok Kebun Raya Bogor

Tugas pokok KRB adalah melakukan inventarisasi dan konservasi tumbuhan tropika yang mempunyai nilai pengetahuan dan nilai ekonomi untuk dikoleksi dalam bentuk Kebun Botani. Selain itu KRB juga mengkaji, menggali dan meneliti potensi untuk pemanfaatan yang berkelanjutan.

Sesuai dengan tujuan dan prinsipnya sebagai lembaga yang bertugas menyelenggarakan penelitian tentang kekayaan alam hayati di Indonesia, bila dirangkumkan tugas tersebut disebut juga Panca Darma atau Panca Fungsi, yaitu eksplorasi, koleksi, konservasi; introduksi; edukasi; dan pariwisata.

Kebun Raya Bogor dalam melaksanakan fungsinya diantaranya melakukan kegiatan sebagai berikut:

1. Konservasi ex-situ ; yakni melakukan eksplorasi tumbuhan di kawasan hutan, mendata, atau registrasi, mengoleksi dan melestarikannya.

2. Penelitian, meliputi bidang :

a. Taksonomi, yaitu memberi kepastian nama tanaman atau sertifikasi, inventarisasai dan evaluasi.

b. Biosistematik, yaitu mempelajari hubungan kekerabatan antara tumbuhan. c. Botani terapan, yaitu penelitian mengenai manfaat tanaman.

d. Hortikultura, meliputi penelitian adaptasi tanaman, cara budidayanya dan pngembangan ilmu pertamanan.

3. Pendidikan ; terutama di bidang ilmu botani, pertamanan dan lingkungan hidup.

4. Pariwisata ; KRB merupakan salah satu tempat kunjungan wisata potensial. 5. Penemuan serta pengumpulan jenis-jenis tanaman langka yang hampir punah

di Indonesia Selama ini Kebun Raya dikembangkan untuk kepentingan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan memilih atau menyeleksi jenis-jenis, khususnya flora langka untuk dikembangkan. Dengan penataan lanskap yang sedemikian rupa, serta kelengkapan koleksinya, banyak masyarakat di sekitarnya maupun mancanegara memanfaatkan KRB sebagai tempat rekreasi. Akhirnya fungsi KRB berkembang sebagai obyek wisata yang mempunyai daya tarik tersendiri.

4.1.6. Sumber Dana

Sebagai salah satu instansi pemerintah, dana pengelolaan KRB sebagian besar diperoleh dari pemerintah melalui APBN. Sumber pendapatan lain yaitu dari hasil penjualan karcis masuk, dana-dana yang dihasilkan dari kerja sama dan bantuan dari pihak luar. Anggaran tersebut digunakan untuk membiayai pengeluaran rutin, biaya pemeliharaan, pembangunan sarana fisik, penelitian, publikasi, dokumentasi, pelayanan umum, perjalanan dinas, dan lain-lain.

4.1.7. Jumlah dan Ragam Pengunjung Kebun Raya Bogor

Pengunjung yang datang ke KRB pada hari libur biasanya lebih banyak dibandingkan dengan hari kerja. Ragam pengunjung yang masuk baik dengan rombongan maupun perorangan mempunyai keperluan berbeda, diantaranya: rekreasi umum, rekreasi tamu dinas/tamu negara, karya wisata, kuliah lapangan, penelitian, film, dan lain-lain.

Karcis masuk yang dibeli sudah termasuk asuransi, oleh karena itu selama berada di dalam KRB, pengunjung mendapat jaminan dari PT Asuransi Jasa Raharja, artinya apabila terjadi kecelakaan yang menimpa pengunjung akan mendapat pelayanan pengobatan dan penggantian premi dari pihak asuransi. Kerjasama dengan asuransi ini menunjukkan bahwa KRB melaksanakan fungsinya sebagai tempat rekreasi sekaligus memberikan rasa aman bagi pengunjung.

Jumlah pengunjung Kebun Raya Bogor selama tahun 2006 turun bila dibandingkan dengan tahun 2005. Jumlah pengunjung tahun 2005 sebanyak 957.479 orang, sedangkan jumlah pengunjung tahun 2006 sebanyak 909.313 orang.

Setiap hari kerja Senin sampai dengan Sabtu, kendaraan roda empat diperkenankan masuk sedangkan kendaraan roda 2 hanya parkir di depan Pintu Utama. Jumlah kendaraan roda empat yang masuk ke KRB selama tahun 2006 sebanyak 30.137 mobil dan parkir roda dua sebanyak 11.833 motor. Ragam keperluan pengunjung KRB tahun 2005 dan 2006 dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Ragam Keperluan Pengunjung KRB Tahun 2005 dan 2006

No. Tujuan Pengunjung 2005 2006

1 Rekreasi 892.974 855.180

2 Karyawisata 54.715 42.073

3 Kuliah lapangan/Penelitian 5.891 3.338

4 Kunjungan tamu negara/Dinas 1.434 182

5 Penelitian 15 166

6 Film 1.250 7.250

7 Lain-lain 1.200 1.124

Jumlah (orang) 957.479 909.313

Sumber: Laporan Tahun Anggaran 2006 PKT KRB

4.1.8. Lokasi-lokasi dalam Kebun Raya Bogor

KRB memiliki beberapa lokasi yang menarik untuk dinikmati oleh para pengunjung. Lokasi-lokasi tersebut adalah:

1. Pintu Masuk Utama

Pintu masuk utama (pintu gerbang 1) terletak di depan Plaza yang dihiasi arca manusia-gajah, Ganesha. Di depan pintu masuk ini terdapat parkir kendaraan motor.

2. Jalan Kenari 1

Setelah melewati pintu gerbang utama, terbentang jalan sepanjang 450 m yaitu Jalan Kenari I. Namanya diperoleh dari pohon-pohon kenari (Canarium commune) yang menghiasi kedua sisinya. Deretan pohon yang indah itu ditanam atas prakarsa Johannes Elias Teysmann, kurator dan penata taman, pada tahun 1932. Jalan Kenari 1 dimulai dari pintu masuk utama sampai ujung dekat belakang istana Bogor.

3. Jalan Kenari 2

Jalan Kenari 2 terletak di sebelah timur Sungai Ciliwung Di kedua sisi jalan ini ditanami pohon-pohon kenari yang menjulang dan seolah dililit tanaman liana, yang dikenal sebagai pohon Tarzan. Tanaman merambat itu melingkar, melilit dan meliuk seperti ular. Pada bagian ujung Jalan Kenari 2 terdapat jembatan gantung berwarna merah.

4. Danau Gunting atau Kolam Istana

Di sepanjang Jalan Kenari I, depan Istana Bogor dapat terlihat keindahan Kolam Gunting yang membentang di sisinya. Ada pulau kecil di tengahnya, penuh tumbuhan dan meriah dengan suara kawanan burung kowak (Nycticorax nycticorak). Selain itu terdapat burung-burung tamu, seperti kuntul perak kecil dan burung udang/cekakak.

5. Jalan Astrid

Jalan Astrid yang dibangun pada tahun 1929 merupakan jalan yang paling menonjol dan ditandai dengan bunga Canna yang membelah jalan berlapis aspal sehingga terbagi menjadi dua jalur. Bunga Canna yang ditanam di tempat ini ditata sedemikian rupa sehingga meyerupai Bendera Belgia yang merupakan bendera negara asal dari Ratu Astrid yang namanya diabadikan untuk nama jalan ini. Pada bagian kanan dan kiri jalan ini ditanami pohon damar (Agathis dammara).

6. Taman Teysmann

Taman ini dibangun pada tahun 1884 oleh Dr. M Treub. Di taman ini dibuat sebuah tugu peringatan J. E. Teysmann untuk mengenang jasanya ketika menjabat sebagai direktur KRB tahun 1831-1867. Taman ini berbentuk formal yang terletak di bagian barat KRB. Tanaman yang tumbuh pada taman ini ditanami dengan tanaman yang dibentuk secara khusus seperti topiary dengan bentuk piramida atau bundar.

7. Taman Meksiko

Taman ini terletak di bagian selatan Kebun Raya Bogor. Taman ini merupakan taman yang sebagian besar koleksi tanamannya berasal dari Meksiko seperti spesies dari famili Agavaceae yaitu Agave americana L, yucca (Yucca aloifolia L), kamboja, pohon lilin dan berbagai jenis kaktus seperti Opuntia schumanni Speg.

8. Taman Bhinneka

Pada taman ini terdapat beberapa jenis vegetasi berbunga yang ditata sedemikian rupa sehingga menyerupai burung Garuda. Jenis tanaman pada taman ini pada dasarnya didominasi oleh tanaman hias. Pada taman ini terdapat patung

Soedjana Kassan yang dibangun untuk mengenang jasanya sebagai orang Indonesia pertama yang memimpin Kebun Raya Bogor.

9. Rumah Anggrek

Pada rumah anggrek terdapat bermacam-macam jenis anggrek Rumah anggrek terletak di sebelah herbarium. Koleksi anggrek yang dipelihara di rumah kaca tercatat berjumlah + 7.178 spesimen yang terdiri dari: 441 jenis dari 93 marga.

4.1.9. Koleksi Tanaman yang Menarik di Kebun Raya Bogor

Kebun Raya Bogor merupakan museum tanaman hidup dengan koleksi tanaman tropis terlengkap di dunia, dibangun dengan sebuah konsep pertamanan yang indah. Untuk memudahkan pengenalan tanaman, maka J.E. Teysmann mengatur sistem penamaan yang diatur berdasarkan famili tanaman. Jumlah koleksi terakhir bulan Januari 2006 terdiri dari 222 famili, 1.257 genera, dan lebih dari 13.684 spesimen tanaman hidup (Subarna, 2006). KRB memiliki beberapa koleksi tanaman yang menarik, yaitu:

1. Entada phaseolides (L) Merr. (Pohon Tarzan)

Tumbuhan merambat ini berasal dari Kalimantan dan Maluku. Di KRB tanaman ini merambat pada pohon kenari yang satu ke pohon kenari lainnya. Di Jalan Kenari II, batangnya tampak bergelantungan menyeberangi jalan. Banyak wisatawan nusantara dan mancanegara menjulukinya dengan nama pohon tarzan. 2. Bunga bangkai (Amorphophallus titanium Becc.)

Bunga bangkai merupakan tanaman asli Sumatera. Tanaman ini ditemukan pada tahun 1878 oleh Dr. Odoardo Beccari, seorang ahli botani berkebangsaan Italia. Tanaman yang berbunga setiap 2-3 tahun sekali ini memiliki keindahan spesifik yang jarang dijumpai pada bunga lain. Memiliki perbungaan tertinggi dan terbesar di dunia. Tingginya dapat mencapai 3,5 meter dengan diameter kelopak bunga lebih dari 2 meter. Umbinya mampu mencapai berat 200 kg. Selain itu kelopak bunganya yang berwarna merah maroon dan warna tongkol bunganya yang kuning keemasan membuat bunga ini terlihat cantik dan eksotik. Bunga ini mekar sempurna pada malam hari. Perbedaan suhu di dalam tongkol bunga dengan udara di sekitarnya dapat menyebabkan pengeluaran semacam asap tipis.

Asap inilah yang berbau busuk menyengat, mengundang serangga atau lalat untuk menyerbukinya.

Hal unik dari tanaman ini adalah siklus hidupnya. Masa berdaun (vegetatif) dan masa berbunga (generatif) akan muncul pada waktu yang berbeda. Setelah masa berdaun akan dilanjutkan dengan masa istirahat (dormansi) selama 1-3 tahun. Setelah umbi memiliki cukup energi maka akan muncul masa berbunga. Meskipun memiliki aroma busuk, bunga bangkai mampu mengharumkan nama Indonesia.

3. Pohon Kenari (Canarium commune)

Pada tahun 1835, semasa Johannes Elias Teysmann menjadi kurator s’Land Plantetuin (KRB), lebih dari seratus pohon kenari ditanam pada kedua tepi jalan yang menghubungkan gerbang utama, monumen Lady Raffles dan Istana Bogor. Jalan ini dikenal dengan nama Jalan Kenari 1. Pohon-pohon kenari yang berada di jalan sepanjang + 450 m itu adalah tumbuhan asli Indonesia yang berasal dari Sulawesi dan Maluku. Tanaman ini sering berfungsi sebagai tanaman pelindung di tepi jalan kerena memiliki tajuk yang rimbun dengan batang dan perakaran yang kokoh. Biji kenari yang lezat dapat dinikmati pada kue-kue tart maupun kue kering, sebagian buahnya yang unik sering dijadikan cinderamata.

4. Pohon Jodoh

Disebut demikian karena di lokasi ini tumbuh dua jenis pohon besar berdampingan. Pohon di sebelah kanan adalah sejenis beringin atau Ficus albipila termasuk famili Moraceae, dengan kulit licin berwarna coklat hijau. Diduga pohon ini merupakan spesimen satu-satunya di Indonesia. Pohon di sebelah kiri adalah meranti bunga atau Shorea leprosula termasuk famili Dipterocarpaceae, ditanam pada tahun 1870, serta mempunyai kulit kasar berwarna gelap. Karena perbedaan bentuk dan warna kulitnya yang menggambarkan sepasang pengantin maka banyak orang menyebutnya pohon jodoh.

5. Anggrek Raksasa (Grammatophyllum speciosum BI.)

Tumbuhan ini sering disebut anggrek raksasa karena tandan bunganya yang dapat mencapai 1 – 1,5 m dan menghasilkan bunga mencapai 100 kuntum lebih pertandannya. Bunganya berwarna kuning berbintik-bintik coklat seperti macan. Melihat warna bunganya ini, anggrek ini juga dinamakan anggrek macan.

Anggrek ini berasal dari daerah Kalimantan. Di KRB anggrek ini ditanam di pohon-pohon kenari (Vak.Z) dan pohon saputangan (Vak.XXI.A.).

6. Teratai Raksasa (Victoria amazonica (Poepp.) Sowerby)

Tumbuhan air ini dikenal sebagai teratai raksasa yang termasuk dalam famili Nymphaeaceae, berasal dari daerah Amazon di Brazilia. Teratai ini didatangkan pertama kali melalui Kebun Raya Leiden Belanda pada tahun 1860. Daunnya bergaris tengah 1 - 1,5 m, bunganya berwarna putih yang berubah menjadi merah jambu setelah 2 – 3 hari. Tanaman ini berbunga seminggu sekali namun di daerah Subtropis, misalnya di Eropa, tanaman ini berbunga setahun sekali dan hanya satu malam (bunga mekar pada waktu tengah malam), sehingga tanaman ini sering disebut ”Queen of The Night”.

7. Kayu Raja (Koompassia excelsa (Becc.) Taub.)

Pohon yang berasal dari Kalimantan ini bentuknya menarik sekali, berbatang lurus berwarna putih dan berakar banir yang besar. Pohon ini di daerah asalnya disebut pohon raja, biasanya disenangi lebah untuk membuat sarang madu pada dahannya. Tingginya dapat mencapai 50 m, kayunya sangat bagus untuk bahan furniture dan peralatan rumah tangga. Mempunyai daun majemuk yang gugur setiap bulan Mei dan Juni, bunganya kecil berwarna kuning, biasanya berbunga pada bulan Nopember. Pohon ini sudah mulai langka, di Kebun Raya Bogor ditanam pada tahun 1914.

8. Pohon Lici (Litchi chinensis Sonn.)

Tanaman ini dikenal dengan nama Lici, berasal dari Cina dan termasuk ke dalam famili rambutan (Sapindaceae). Buahnya sangat lezat seperti rambutan. Di KRB, Lici merupakan pohon tertua yang ditanam pada tahun 1823. Pertumbuhannya subur dan sehat. Karena tanaman ini sudah tua, sekarang sudah tidak berbuah lagi.

4.1.10. Peran Kebun Raya Bogor dalam Pembangunan

Peranan KRB pada masa pembangunan ini sangat penting, khususnya dalam membantu pemerintah melestarikan tanaman-tanaman langka. Penebangan pohon-pohon di hutan sebagai sumber devisa jangka pendek menyebabkan beberapa macam jenis tumbuhan dapat terancam bahaya kepunahan.

Tumbuhan-tumbuhan yang mempunyai potensi besar seperti rotan, anggrek asli, resin gala, blendok, gom, dan getah-getahan lainnya yang oleh masyarakat setempat digunakan sebagai sumber kehidupan akan musnah tanpa kesempatan untuk dikembangkan menjadi tanaman ekonomi yang bernilai tinggi. Bahkan terdapat beberapa jenis tanaman sudah punah tanpa ada kesempatan untuk mengembangkannya. Dalam hal ini KRB mengambil langkah cepat untuk melaksanakan pengawetan atau preservasi secara selektif guna menyelamatkan dan melestarikan sumber-sumber genetika atau plasma nutfah agar kelak dapat digunakan dalam pengembangan dan pembangunan jangka panjang.

Dokumen terkait