• Tidak ada hasil yang ditemukan

2 TINJAUAN PUSTAKA

4. KONDISI UMUM WILAYAH

Geografis dan Administrasi Wilayah

Secara geografis sebagian besar wilayah Kabupaten Malang merupakan kawasan dataran tinggi dan pegunungan dengan posisi geografis 112°17’10,9”- 112°57’0,0” Bujur Timur dan 70°44”55,11”- 80°26’35,45” Lintang Selatan. Luas wilayah Kabupaten Malang adalah 3.534,86 km2/353.486 ha dan terdiri dari 33

kecamatan, 12 kelurahan dan 378 desa.

Secara administratif batas-batas wilayah Kabupaten Malang berbatasan dengan enam Kabupaten dan Samudera Indonesia. Sebelah Utara-Timur berbatasan dengan Kabupaten Pasuruan dan Probolinggo. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Lumajang. Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Blitar. Sebelah Barat-Utara berbatasan dengan Kabupaten Kediri dan Mojokerto.

Di dalam Peraturan Daerah (Perda) Nomor 3 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) Kabupaten Malang, wilayah Kabupaten Malang dibagi menjadi 6 wilayah pengembangan (WP). Secara administrasi batas-batas untuk tiap WP Kabupaten Malang dapat dilihat pada Tabel 5. Secara spasial, peta administrasi WP Kabupaten Malang ditampilkan pada Gambar 5.

Tabel 5 Batas-batas tiap wilayah pengembangan Kabupaten Malang

No

Wilayah pengembangan

(WP)

Batas-batas

Utara Selatan Barat Timur

1 WP I Kab. Pasuruan WP II Kepanjen dan WP V Turen & Dampit

Kota Batu dan WP III Ngantang WP IV Tumpang 2 WP II WP I Lingkar Kota Malang Samudra Indonesia

Kab. Blitar WP V Turen & Dampit dan WP VI Sumbermanjing Wetan

3 WP III Kab. Jombang dan Mojokerto

Kab. Blitar Kab. Kediri Kota Batu 4 WP IV Kab. Pasuruan WP V Turen &

Dampit

WP I Lingkar Kota Malang dan Kota Malang Kab. Probolinggo dan Lumajang 5 WP V WP IV Tumpang Samudra Indonesia WP II Kepanjen dan WP VI Sumbermanjing Wetan Kab. Lumajang 6 WP VI WP II Kepanjen dan WP V Turen & Dampit Samudra Indonesia

WP II Kepanjen WP V Turen & Dampit

Wilayah datar sebagian besar terletak di WP II Kepanjen seluas 91.273 Ha atau 25,82 % dari total luas wilayah Kabupaten Malang dan WP I Lingkar Kota Malang seluas 40.669 Ha (11,51 %). Wilayah bergelombang sebagian besar terletak di WP VI Sumbermanjing Wetan seluas 22.248 Ha (6,29 %) dan WP V Turen dan Dampit seluas 17.122 Ha (4,84 %). Daerah yang terjal sebagian besar terletak di WP IV Tumpang seluas 25.877 Ha (7,32 %), WP III Ngantang seluas 20.279 Ha (5,74 %) dan WP V Turen dan Dampit seluas 17.777 Ha (5,03 %). Untuk selengkapnya mengenai luas wilayah pengembangan Kabupaten Malang menurut kemiringan tanah dapat dilihat pada Tabel 6.

Gambar 5 Peta administrasi wilayah pengembangan Kabupaten Malang Tabel 6 Luas WP Kabupaten Malang menurut kemiringan tanah

No Wilayah pengem- bangan (WP) Luas kemiringan

tanah (ha) Total (ha) Prosentase kemiringan tanah (%) Total (%) 0-15 15-25 > 25 0-15 15-25 > 25 1 WP I 40.669 3.612 8.711 52.992 11,51 1,02 2,46 14,99 2 WP II 91.273 10.829 2.512 104.614 25,82 3,06 0,71 29,59 3 WP III 9.465 2.461 20.279 32.205 2,68 0,70 5,74 9,11 4 WP IV 23.088 818 25.877 49.782 6,53 0,23 7,32 14,08 5 WP V 22.873 17.122 17.777 57.772 6,47 4,84 5,03 16,34 6 WP VI 29.644 22.248 4.229 56.121 8,39 6,29 1,20 15,88 Kab. Malang 217.011 57.091 79.384 353.486 61,39 16,15 22,46 100,00 Sumber: data diolah dari BPS dan Bappeda Kab. Malang (2015)

Bila dilihat dari luas WP maka yang paling luas adalah WP II Kepanjen yaitu seluas 104.614 Ha atau sebanding dengan 29,59 % dari seluruh luas Kabupaten Malang. WP V Turen dan Dampit menempati peringkat kedua terluas dengan luas wilayah 57.772 Ha (16,34 %). WP yang paling kecil luas wilayahnya adalah WP III Ngantang yang hanya seluas 32.205 Ha (9,11 %).

Indikator Sosial dan Kependudukan

Jumlah dan Kepadatan Penduduk

Penduduk merupakan elemen penting dalam pengembangan wilayah dan memberi kontribusi penting dalam pembangunan ekonomi. Sebaran jumlah

penduduk dapat dijadikan acuan untuk memetakan program dan kegiatan perekonomian yang mampu menyerap tenaga kerja lokal untuk turut berperan dalam pembangunan.

Kabupaten Malang memiliki jumlah penduduk yang cukup besar di Jawa Timur. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah penduduk Kabupaten Malang pada tahun 2015 mencapai 2.544.315 jiwa dengan tingkat kepadatan sebesar 720 jiwa/km2. Jumlah dan kepadatan penduduk pada masing-masing WP Kabupaten Malang dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7 Jumlah dan kepadatan penduduk di wilayah pengembangan Kabupaten Malang tahun 2015 No Wilayah pengembangan (WP) Luas wilayah (km2) Jumlah penduduk (jiwa) Prosentase jumlah penduduk (%) Kepadatan penduduk (jiwa/km2) 1 WP I 529,92 898.538 35,32 1.696 2 WP II 1.046,14 609.479 23,95 583 3 WP III 322,05 154.863 6,09 481 4 WP IV 497,82 322.852 12,69 649 5 WP V 577,72 346.479 13,62 600 6 WP VI 561,21 212.104 8,34 378 Jumlah 3.534,86 2.544.315 100,00 720 Sumber: data diolah dari BPS dan Bappeda Kab. Malang (2016)

Berdasarkan Tabel 7, penduduk Kabupaten Malang pada Tahun 2015 sebagian besar terkonsentrasi di WP I Lingkar Kota Malang yaitu sebanyak 898.538 jiwa (35,32 %) dan WP II Kepanjen sebanyak 609.479 jiwa (23,95 %). WP yang memiliki konsentrasi penduduk menengah yaitu WP V Turen dan Dampit sebanyak 346.479 jiwa (13,62 %) dan WP IV Tumpang sebanyak 322.852 jiwa (12,69 %). Konsentrasi penduduk terendah (dibawah 10%) berada pada WP VI Sumbermanjing Wetan sebanyak 212.104 jiwa (8,34 %) dan WP III Ngantang sebanyak 154.863 jiwa (6,09 %).

Kepadatan penduduk tertinggi terdapat pada WP I Lingkar Kota Malang yaitu sebesar 1.696 jiwa/km2. 3 WP lainnya memiliki kepadatan penduduk menengah yaitu WP IV Tumpang sebesar 649 jiwa/km2, WP V Turen dan Dampit sebesar 600 jiwa/km2 dan WP II Kepanjen sebesar 583 jiwa/km2. Kepadatan penduduk terendah terdapat pada WP III Ngantang sebesar 481 jiwa/km2 dan WP VI Sumbermanjing Wetan sebesar 378 jiwa/km2.

Indeks Pembangunan Manusia

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Development Index (HDI) dipublikasikan UNDP (United Nation Development Programme) tahun 1990 yang dimaksudkan untuk mengukur pencapaian keseluruhan pembangunan manusia dan mengetahui kinerja pembangunan manusia suatu negara atau wilayah. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan indeks komposit yang dihitung sebagai rata-rata dari indeks harapan hidup, indeks pendidikan dan indeks standar hidup layak yang tertuang dalam paritas daya beli (purchasing power parity).

Kualitas pembangunan manusia yang telah dicapai oleh suatu wilayah dapat dilakukan dengan mengukur mutu pembangunan tersebut dengan menggunakan 3 (tiga) komponen yaitu: 1) Keberhasilan dalam kesehatannya yaitu dilihat dari

kemampuan hidup secara fisik yaitu dengan melihat angka harapan hidup; 2) Kemampuan untuk merefleksikan keberhasilan pengembangan pendidikan dengan melihat angka melek huruf dan lama sekolah; dan 3) Besarnya barang dan jasa yang dapat disediakan oleh masyarakat bagi warganya yaitu dengan melihat paritas daya beli masyarakat.

Untuk memahami makna nilai IPM, maka PBB melalui UNDP mengelompokkan IPM menjadi empat kriteria, yaitu: 1) jika nilai IPM < 50 termasuk kategori rendah; 2) jika nilai IPM berkisar antara 50-65 termasuk kategori menengah bawah; 3) jika nilai IPM berkisar antara 66-79 termasuk kategori menengah atas dan 4) jika nilai IPM ≥ 80 termasuk kategori tinggi. Semakin tinggi angka IPM suatu negara/wilayah menunjukkan pembangunan manusia yang semakin baik dan sebaliknya semakin rendah angka IPM mengindikasikan suatu negara/wilayah kurang memperhatikan pembangunan manusia. Perkembangan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di wilayah pengembangan Kabupaten Malang tahun 2007-2014 dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8 Perkembangan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di wilayah pengembangan Kabupaten Malang tahun 2007-2014

No Tahun Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di wilayah pengembangan Kab. Malang WP I WP II WP III WP IV WP V WP VI 1 2007 68,93 66,21 63,06 66,60 66,51 64,35 67,75 2 2008 71,21 68,44 65,67 68,87 68,70 66,49 69,55 3 2009 71,43 68,84 66,20 69,14 69,19 66,83 69,89 4 2010 72,60 69,42 67,25 69,09 69,42 67,14 70,54 5 2011 73,19 69,85 67,87 69,58 69,97 67,47 71,17 6 2012 73,60 70,00 68,07 69,91 70,27 67,50 71,53 7 2013 74,40 70,25 68,36 70,49 70,84 67,56 72,34 8 2014 76,84 72,48 72,55 72,54 74,37 70,48 73,37 Rata-rata 72,78 69,44 67,38 69,53 69,91 67,23 70,77 Pertumbuhan rata-

rata per tahun (%) 1,57 1,31 2,04 1,24 1,62 1,32 1,15

Sumber: Bappeda dan BPS Kab. Malang (2008-2015)

Tabel 8 memperlihatkan nilai IPM pada enam WP di Kabupaten Malang mengalami tren peningkatan dari tahun 2007-2014. Rata-rata capaian nilai IPM tahun 2007-2014 pada masing-masing WP berada pada kategori “menengah atas”. Hal ini berarti bahwa pembangunan yang dilakukan secara umum di Kabupaten Malang telah dapat meningkatkan kualitas sumberdaya manusia yang ada.

Rata-rata capaian nilai IPM tahun 2007-2014 Kabupaten Malang sebesar 70,77. Hanya WP I Lingkar Kota Malang yang menunjukkan rata-rata nilai IPM diatas Kabupaten Malang yaitu sebesar 72,78. WP lainnya menunjukkan rata-rata nilai IPM dibawah Kabupaten Malang yaitu WP V Turen dan Dampit sebesar 69,91, WP IV Tumpang sebesar 69,53, WP II Kepanjen sebesar 69,44, WP III Ngantang sebesar 67,38 dan WP VI Sumbermanjing Wetan sebesar 67,23.

Pertumbuhan rata-rata IPM per tahun di Kabupaten Malang sebesar 1,15 %. WP yang menunjukkan pertumbuhan IPM tertinggi Malang adalah WP III Ngantang sebesar 2,04 %, WP V Turen dan Dampit sebesar 1,62 % dan WP I Lingkar Kota Malang sebesar 1,57 %. WP yang menunjukkan pertumbuhan IPM terkecil adalah WP VI Sumbermanjing Wetan sebesar 1,32 %, WP II Kepanjen sebesar 1,31 % dan WP IV Tumpang sebesar 1,24 %.

Indikator Perekonomian Daerah

Struktur Ekonomi Wilayah

Komposisi yang membentuk ekonomi suatu wilayah atau yang berperan dalam ekonomi dapat diartikan sebagai struktur ekonomi. Struktur ekonomi suatu wilayah menggambarkan peranan masing-masing sektor ekonomi dalam memberikan kontribusi terhadap Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB). Struktur ekonomi suatu daerah sangat ditentukan oleh besarnya kemampuan masing-masing sektor ekonomi dalam memproduksi barang dan jasa. Struktur yang terbentuk dari nilai tambah yang diciptakan oleh masing-masing sektor menggambarkan ketergantungan suatu daerah terhadap kemampuan berproduksi dari masing-masing sektor tersebut.

Berdasarkan klasifikasinya, pembagian PDRB sektoral dibedakan menjadi tiga sektor yaitu sektor primer (agraris), sektor sekunder (industri) dan sektor tersier (jasa). Sektor primer mencakup sektor pertanian serta sektor pertambangan dan penggalian. Sektor sekunder meliputi sektor industri pengolahan, sektor listrik dan air bersih serta sektor bangunan. Sektor tersier mencakup sektor perdagangan, hotel dan restauran, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan serta sektor jasa-jasa. PDRB per sektor dan menurut lapangan usaha di wilayah pengembangan Kabupaten Malang dapat dilihat pada Lampiran 1 dan Tabel 9.

Tabel 9 PDRB menurut lapangan usaha di wilayah pengembangan Kabupaten Malang Atas Dasar Harga Konstan 2000 (Juta Rp)

Tahun Lapangan usaha PDRB per wilayah pengembangan (Juta Rp) Kab. Malang WP I WP II WP III WP IV WP V WP VI 2011 - Sektor Primer 1.149.152 1.441.264 404.402 652.185 1.050.670 316.475 5.014.149 - Sektor Sekunder 1.824.245 558.988 133.284 212.314 360.237 225.664 3.314.733 - Sektor Tersier 2.172.704 1.918.890 474.206 939.892 1.208.910 618.612 7.333.215 Total PDRB 2011 5.146.102 3.919.141 1.011.892 1.804.392 2.619.818 1.160.751 15.662.097 2012 - Sektor Primer 1.182.750 1.492.844 428.248 682.459 1.092.070 334.694 5.213.066 - Sektor Sekunder 1.987.069 619.186 142.419 230.928 397.356 238.550 3.615.507 - Sektor Tersier 2.372.912 2.100.347 509.684 1.008.026 1.310.707 656.166 7.957.842 Total PDRB 2012 5.542.732 4.212.378 1.080.351 1.921.412 2.800.133 1.229.410 16.786.416 Distribusi Tahun 2012 (%) 33,02 25,09 6,44 11,45 16,68 7,32 100,00 - Sektor Primer 7,05 8,89 2,55 4,07 6,51 1,99 31,06 - Sektor Sekunder 11,84 3,69 0,85 1,38 2,37 1,42 21,54 - Sektor Tersier 14,14 12,51 3,04 6,01 7,81 3,91 47,41 Pertumbuhan Tahun 2012 (%) 7,71 7,48 6,77 6,49 6,88 5,92 7,18 - Sektor Primer 2,92 3,58 5,90 4,64 3,94 5,76 3,97 - Sektor Sekunder 8,93 10,77 6,85 8,77 10,30 5,71 9,07 - Sektor Tersier 9,21 9,46 7,48 7,25 8,42 6,07 8,52

Sumber: data diolah dari Bappeda dan BPS Kab. Malang (2013)

Pada Lampiran 1 dan Tabel 9 menunjukkan nilai PDRB atas dasar harga konstan 2000 di Kabupaten Malang pada tahun 2011 sebesar Rp.15,66 trilyun dan meningkat sebesar 7,18 % pada tahun 2012 menjadi Rp. 16,79 trilyun. Total PDRB dari kelompok sektor tersier pada tahun 2012 mencapai Rp. 7,96 trilyun, atau

meningkat 8,52 % dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp. 7,33 trilyun. Sektor dan WP yang menyumbang kontribusi terbesar pada sektor tersier adalah sektor perdagangan, hotel dan restauran di WP I Lingkar Kota Malang sebesar 1,318 trilyun dan WP II Kepanjen sebesar 1,208 trilyun. Sektor dan WP dengan kontribusi terkecil di sektor tersier adalah sektor pengangkutan dan komunikasi di WP IV Tumpang sebesar 0,049 trilyun dan WP III Ngantang sebesar 0,021 trilyun.

Pada kelompok sektor primer di Kabupaten Malang mengalami peningkatan sebesar 3,97 % yaitu dari Rp. 5,01 trilyun pada tahun 2011 menjadi Rp.5,21 trilyun pada tahun 2012. Sektor dan WP yang menyumbang kontribusi terbesar pada sektor primer adalah sektor pertanian di WP II Kepanjen sebesar 1,400 trilyun dan WP I Lingkar Kota Malang sebesar 1,080 trilyun. Sektor dan WP dengan kontribusi terkecil di sektor primer adalah sektor pertambangan dan penggalian di WP VI Sumbermanjing Wetan sebesar 0,065 trilyun dan WP III Ngantang sebesar 0,025 trilyun.

Pada kelompok sekunder di Kabupaten Malang meningkat cukup pesat sebesar 9,07 % atau dari Rp. 3,31 trilyun pada tahun 2011 menjadi Rp. 3,62 trilyun pada tahun 2012. Sektor dan WP yang menyumbang kontribusi terbesar pada sektor sekunder adalah sektor industri pengolahan di WP I Lingkar Kota Malang sebesar 1,842 trilyun dan WP II Kepanjen sebesar 0,489 trilyun. Sektor dan WP dengan kontribusi terkecil di sektor primer adalah sektor listrik, gas dan air bersih di WP VI Sumbermanjing Wetan sebesar 0,011 trilyun dan WP III Ngantang sebesar 0,007 trilyun.

Ditinjau dari struktur ekonomi masing-masing WP pada tahun 2012 terlihat bahwa hampir semua WP di dominasi oleh sektor tersier kemudian diikuti oleh sektor primer dan sekunder. Khusus untuk WP I Lingkar Kota Malang, kontribusi sektor sekunder lebih besar (11,84 %) dibanding sektor primer (7,05 %). WP yang memberikan kontribusi terbesar untuk sektor tersier adalah WP I Lingkar Kota Malang sebesar 14,14 % disusul WP II Kepanjen sebesar 12,51 %. Untuk sektor primer WP II Kepanjen memiliki kontribusi terbesar sebesar 8,89 % disusul WP I Lingkar Kota Malang sebesar 7,05 %. Untuk sektor sekunder WP I Lingkar Kota Malang memiliki kontribusi terbesar sebesar 11,84 % disusul WP II Kepanjen sebesar 3,69 %.

WP yang menunjukkan peningkatan pertumbuhan di sektor tersier terbesar tahun 2012 adalah WP II Kepanjen yaitu sebesar 9,46 % dari tahun sebelumnya, diikuti oleh WP I Lingkar Kota Malang sebesar 9,21 %. Untuk kelompok sektor primer, peningkatan pertumbuhan terbesar terjadi pada WP III Ngantang sebesar 5,90 %, diikuti oleh WP VI Sumbermanjing Wetan sebesar 5,76 %. Untuk kelompok sektor sekunder, peningkatan pertumbuhan terbesar terjadi pada WP II Kepanjen sebesar 10,77 %, diikuti oleh WP V Turen dan Dampit sebesar 10,30 %.

PDRB Per Kapita

Salah satu indikator ekonomi penting untuk mengetahui pertumbuhan pendapatan daerah dalam hubungannya dengan kemajuan sektor ekonomi adalah PDRB per kapita yang biasanya dipakai sebagai indikator perkembangan kesejahteraan penduduk. Pada umumnya PDRB per kapita disajikan berdasarkan atas dasar harga berlaku, karena PDRB per kapita selain dipengaruhi faktor

produksi juga dipengaruhi oleh harga barang/jasa. PDRB per kapita di wilayah pengembangan Kabupaten Malang tahun 2008-2012 dapat dilihat pada Gambar 6.

Pada Gambar 6 terlihat bahwa selama lima tahun (2008-2012), PDRB per kapita atas dasar harga berlaku mengalami peningkatan yang cukup berarti. WP dengan PDRB per kapita terbesar adalah WP V Turen dan Dampit yang pada tahun 2008 sebesar Rp. 11.440.260 dan meningkat menjadi Rp. 18.443.911 pada tahun 2012. WP dengan PDRB per kapita terkecil adalah WP VI Sumbermanjing Wetan dimana pada tahun 2008 sebesar Rp. 8.402.496 dan meningkat menjadi Rp. 13.730.973 pada tahun 2012.

Jika dirata-ratakan PDRB per kapita tahun 2008-2012 pada masing-masing wilayah pengembangan maka 3 (tiga) WP memiliki rata-rata PDRB per kapita diatas PDRB per kapita Kabupaten Malang (Rp. 13.056.553) yaitu WP V Turen dan Dampit (Rp. 14.661.395), WP I Lingkar Kota Malang (Rp. 14.167.764) dan WP III Ngantang (Rp. 14.045.923). Adapun 3 (tiga) WP lainnya memiliki rata-rata PDRB per kapita dibawah Kabupaten Malang yaitu WP II Kepanjen (Rp. 12.878.329), WP IV Tumpang (Rp. 11.493.858) dan WP VI Sumbermanjing Wetan (Rp. 11.092.048).

Sumber: data diolah dari Bappeda dan BPS Kab. Malang (2013)

Gambar 6 PDRB per kapita di wilayah pengembangan Kabupaten Malang tahun 2008-2012

Laju Pertumbuhan Ekonomi

Salah satu ukuran keberhasilan pembangunan suatu daerah adalah tingkat pertumbuhan ekonominya. Asumsinya adalah bahwa dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi akan menyerap tenaga kerja yang tinggi pula sehingga akan meningkatkan pendapatan, daya beli dan kemakmuran masyarakat.

Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Malang mengalami peningkatan dari 5,75 % pada tahun 2008 menjadi 7,18 % pada tahun 2012. Dari enam WP yang ada di Kabupaten Malang, hanya WP I Lingkar Kota Malang yang pertumbuhan ekonominya berada di atas pertumbuhan ekonomi Kabupaten Malang selama 5 tahun berturut-turut 2008-2012. Untuk selengkapnya mengenai pertumbuhan

2008 2009 2010 2011 2012 Rata-rata WP I 11.295.917 12.920.648 12.690.797 15.819.428 18.112.030 14.167.764 WP II 10.108.300 11.058.984 12.954.042 14.112.289 16.158.033 12.878.329 WP III 11.086.621 12.339.968 13.900.897 15.441.002 17.461.126 14.045.923 WP IV 8.978.566 10.025.120 11.405.672 12.662.166 14.397.764 11.493.858 WP V 11.440.260 12.606.587 14.590.701 16.225.518 18.443.911 14.661.395 WP VI 8.402.496 9.483.296 11.564.066 12.279.408 13.730.973 11.092.048 Kab. Malang 10.218.693 11.405.767 12.851.029 14.423.302 16.383.973 13.056.553 7.000.000 9.000.000 11.000.000 13.000.000 15.000.000 17.000.000 19.000.000 P D R B p er k ap it a (R p )

ekonomi pada masing-masing wilayah pengembangan Kabupaten Malang tahun 2008-2012 dapat dilihat pada Gambar 7.

Sumber: data diolah dari Bappeda dan BPS Kab. Malang (2013)

Gambar 7 Laju pertumbuhan ekonomi wilayah pengembangan Kabupaten Malang tahun 2008-2012

Pada Gambar 7 terlihat bahwa pertumbuhan ekonomi tahun 2008 pada keenam wilayah pengembangan cenderung heterogen. Tingkat pertumbuhan tertinggi mencapai 6,48 % di WP I Lingkar Kota Malang dan terendah pada WP V Dampit sebesar 5,19 % sehingga selisihnya sekitar 1,29 %. Hal ini menunjukkan bahwa geliat perekonomian di masing-masing WP cenderung berfluktuatif dalam menentukan tingkat pertumbuhan ekonomi Kabupaten Malang.

Seiring adanya krisis global pada tahun 2009 hampir semua WP mengalami laju pertumbuhan negatif, kecuali WP IV Tumpang yang mengalami peningkatan 0,18 %. Memasuki tahun 2010-2011, geliat perekonomian di masing-masing WP kembali meningkat positif, sementara pada tahun 2012 semua WP mengalami penurunan pertumbuhan ekonomi.

Jika dirata-ratakan pertumbuhan ekonomi selama tahun 2008-2012 pada masing-masing wilayah pengembangan maka hanya WP I Lingkar Kota Malang (6,91 %) yang memiliki rata-rata pertumbuhan ekonomi diatas Kabupaten Malang (6,38 %) sedangkan 5 (lima) WP lainnya yaitu WP II Kepanjen (6,35 %), WP IV Tumpang (6,08 %), WP V Turen dan Dampit (5,95 %), WP VI Sumbermanjing Wetan (5,95 %) serta WP III Ngantang (5,93 %) memiliki rata-rata pertumbuhan dibawah Kabupaten Malang.

Sarana dan Prasarana Wilayah

Sarana Pendidikan

Sekolah adalah sarana pendidikan yang diharapkan mampu mencetak sumber daya manusia yang handal dalam menyukseskan pembangunan. Sarana pendidikan yang ada di wilayah Kabupaten Malang meliputi TK, SD, SMP, SMA dan SMK baik sekolah negeri maupun swasta. Jumlah sarana pendidikan di wilayah pengembangan Kabupaten Malang serta perkembangannya dapat dilihat pada Tabel 10 dan Tabel 11. 4,00 4,50 5,00 5,50 6,00 6,50 7,00 7,50 8,00 8,50 2008 2009 2010 2011 2012 Rata-rata WP I 6,48 5,49 6,88 7,98 7,71 6,91 WP II 5,36 5,24 6,20 7,50 7,48 6,35 WP III 5,75 4,86 5,78 6,47 6,77 5,93 WP IV 5,32 5,50 6,04 7,06 6,49 6,08 WP V 5,19 4,58 5,83 7,27 6,88 5,95 WP VI 5,94 5,70 5,62 6,57 5,92 5,95 Kab. Malang 5,75 5,25 6,27 7,43 7,18 6,38 P er tu mb u h an Ek o n o mi ( %)

Tabel 10 Jumlah sarana pendidikan di wilayah pengembangan Kabupaten Malang tahun 2015

No Jenis

sarana pendidikan

Jumlah sarana di wilayah pengembangan (unit)

Kab. Malang Distibusi per jenis sarana (%) WP I WP II WP III WP IV WP V WP VI 1 TK 513 397 101 158 215 98 1.482 35,99 2 TK Islam Raudhatul Athfal/RA 83 86 42 54 30 49 344 8,35 3 SD 321 335 89 151 173 126 1.195 29,02 4 Madrasah Ibtidaiyah/MI 90 79 27 62 43 36 337 8,18 5 SMP 102 90 25 34 46 33 330 8,01 6 Madrasah Tsanawiyah/MTs 45 49 8 23 26 23 174 4,23 7 SMU 24 20 4 4 8 5 65 1,58 8 SMK 42 41 6 11 17 8 125 3,04 9 Madrasah Aliyah/MA 16 21 4 9 8 8 66 1,60 Total 1.236 1.118 306 506 566 386 4.118 100,00 Distibusi per WP (%) 30,01 27,15 7,43 12,29 13,74 9,37 100,00 Sumber: data diolah dari BPS dan Bappeda Kab. Malang (2016)

Tabel 10 menunjukkan jumlah sarana pendidikan pada tahun 2015 di Kabupaten Malang terbanyak adalah jenis sarana TK sejumlah 1.826 unit (44,34 %) yang terdiri dari TK (Negeri dan Swasta) sebanyak 1.482 unit (35,99 %) dan TK Islam Raudhatul Athfal/RA sebanyak 344 unit (8,35 %). SD menempati posisi kedua sejumlah 1.532 unit (37,20 %) yang terdiri dari SD (Negeri dan Swasta) sebanyak 1.195 unit (29,02 %) dan Madrasah Ibtidaiyah/MI sebanyak 337 unit (8,18 %). SMP menempati posisi ketiga sejumlah 504 unit (12,24 %) yang terdiri dari SMP (Negeri dan Swasta) sebanyak 330 unit (8,01 %) dan Madrasah Tsanawiyah/MTs sebanyak 174 unit (4,23 %). SMU/SMK menempati posisi terakhir sejumlah 256 unit (6,22 %) yang terdiri dari SMU (Negeri dan Swasta) sebanyak 65 unit (1,58 %), SMK sebanyak 125 unit (3,04 %) dan Madrasah Aliyah/MA sebanyak 66 unit (1,60 %).

Tabel 11 Perkembangan sarana pendidikan di wilayah pengembangan Kabupaten Malang tahun 2007-2015

No Tahun Jumlah total sarana pendidikan di wilayah pengembangan (unit) Kab. Malang WP I WP II WP III WP IV WP V WP VI 1 2007 907 919 234 417 450 308 3.235 2 2008 921 904 268 429 448 323 3.293 3 2009 1.031 960 269 423 483 305 3.471 4 2010 963 962 266 476 474 336 3.477 5 2011 963 1.003 275 474 499 390 3.604 6 2012 978 1.039 251 475 495 391 3.629 7 2013 1.163 1.067 286 508 501 397 3.922 8 2014 1.159 1.058 293 504 504 403 3.921 9 2015 1.236 1.118 306 506 566 386 4.118 Rata-rata 1.036 1.003 272 468 491 360 3.630 Distibusi Rata-rata tahun 2007-2015 (%) 28,53 27,64 7,49 12,89 13,53 9,91 100,00 Pertumbuhan rata-

rata per tahun (%) 4,21 2,52 3,66 2,54 3,01 3,08 3,10

Tabel 11 menunjukkan jumlah dan distribusi rata-rata total sarana pendidikan tahun 2007-2015 dimana terdapat 2 WP yang sangat dominan yaitu WP I Lingkar Kota Malang sejumlah 1.036 unit (28,53 %) dan WP II Kepanjen sejumlah 1.003 unit (27,64 %). 4 WP lainnya dengan nilai terkecil yaitu WP V Turen dan Dampit sejumlah 491 unit (13,53 %), WP IV Tumpang sejumlah 468 unit (12,89 %), WP VI Sumbermanjing Wetan sejumlah 360 unit (9,91 %) dan WP III Ngantang sejumlah 272 unit (7,49 %).

Pertumbuhan rata-rata jumlah total sarana pendidikan per tahun di Kabupaten Malang sebesar 3,10 %. WP yang menunjukkan pertumbuhan terbesar diatas pertumbuhan Kabupaten Malang adalah WP I Lingkar Kota Malang yaitu sebesar 4,21 % dan WP III Ngantang sebesar 3,66 %. WP yang menunjukkan pertumbuhan terkecil dibawah pertumbuhan Kabupaten Malang adalah WP VI Sumbermanjing Wetan sebesar 3,08 %, WP V Turen dan Dampit sebesar 3,01 %, WP IV Tumpang sebesar 2,54 % dan WP II Kepanjen sebesar 2,52 %.

Sarana Kesehatan

Kualitas kesehatan penduduk merupakan indikator yang sangat penting dalam pembangunan yang berorientasi pada manusia. Kesehatan penduduk dapat dicapai dengan ketersediaan sarana kesehatan yang memadai dan kesadaran masyarakat untuk memiliki pola hidup yang sehat. Jumlah sarana kesehatan di wilayah pengembangan Kabupaten Malang serta perkembangannya dapat dilihat pada Tabel 12 dan Tabel 13.

Tabel 12 Jumlah sarana kesehatan di wilayah pengembangan Kabupaten Malang tahun 2015

No Jenis sarana kesehatan

Jumlah saranadi wilayah pengembangan (unit)

Kab. Malang Distibusi per jenis sarana (%) WP I WP II WP III WP IV WP V WP VI 1 RS 13 5 2 1 2 0 23 0,69 2 Rumah Bersalin 3 3 1 0 3 2 12 0,36 3 Puskesmas 10 12 3 4 5 5 39 1,17 4 Posyandu 847 766 188 341 410 276 2.828 84,77 5 Poliklinik 20 10 5 4 5 0 44 1,32 6 Polindes 113 100 29 60 55 33 390 11,69 Total 1.006 896 228 410 480 316 3.336 100,00 Distibusi per WP (%) 30,16 26,86 6,83 12,29 14,39 9,47 100,00 Sumber: data diolah dari BPS dan Bappeda Kab. Malang (2016)

Tabel 12 menunjukkan jumlah sarana kesehatan pada tahun 2015 di Kabupaten Malang terbanyak adalah jenis sarana posyandu sejumlah 2.828 unit (84,77 %) dan polindes sejumlah 390 unit (11,69 %). Jenis sarana kesehatan lain dengan jumlah terkecil yaitu poliklinik sejumlah 44 unit (1,32 %), puskesmas sejumlah 39 unit (1,17 %), rumah sakit sejumlah 23 unit (0,69 %) dan rumah bersalin sejumlah 12 unit (0,36 %).

Tabel 13 menunjukkan jumlah dan distribusi rata-rata total sarana kesehatan tahun 2007-2015 dimana terdapat 2 WP yang sangat dominan yaitu WP I Lingkar Kota Malang sejumlah 936 unit (29,07 %) dan WP II Kepanjen sejumlah 881 unit (27,37 %). 4 WP lainnya dengan nilai terkecil yaitu WP V Turen dan Dampit

sejumlah 465 unit (14,46 %), WP IV Tumpang sejumlah 397 unit (12,34 %), WP VI Sumbermanjing Wetan sejumlah 314 unit (9,75 %) dan WP III Ngantang sejumlah 226 unit (7,01 %).

Tabel 13 Perkembangan sarana kesehatan di wilayah pengembangan Kabupaten Malang tahun 2007-2015

No Tahun Jumlah total sarana kesehatan wilayah pengembangan (unit) Kab. Malang WP I WP II WP III WP IV WP V WP VI 1 2007 898 843 215 409 478 277 3.120 2 2008 905 862 217 409 452 287 3.132 3 2009 903 856 218 413 454 289 3.133 4 2010 941 875 219 403 463 291 3.192 5 2011 944 875 220 404 461 303 3.207 6 2012 963 875 221 405 464 294 3.222 7 2013 862 952 265 312 456 452 3.299 8 2014 998 894 228 410 480 314 3.324 9 2015 1.006 896 228 410 480 316 3.336 Rata-rata 936 881 226 397 465 314 3.218 Distibusi Rata-rata tahun 2008-2015 (%) 29,07 27,37 7,01 12,34 14,46 9,75 100,00 Pertumbuhan rata-rata per tahun (%) 1,65 0,84 1,09 0,94 0,09 3,75 0,84

Sumber: data diolah dari BPS dan Bappeda Kab. Malang (2008-2016)

Pertumbuhan rata-rata jumlah total sarana kesehatan per tahun di Kabupaten Malang sebesar 0,84 %. WP yang menunjukkan pertumbuhan terbesar diatas pertumbuhan Kabupaten Malang adalah WP VI Sumbermanjing Wetan yaitu sebesar 3,77 %, WP I Lingkar Kota Malang sebesar 1,65 %, WP III Ngantang sebesar 1,09 % dan WP IV Tumpang sebesar 0,94 %. WP yang menunjukkan pertumbuhan terkecil dibawah pertumbuhan Kabupaten Malang adalah WP II Kepanjen sebesar 0,84 % dan WP V Turen dan Dampit sebesar 0,09 %.

Prasarana Wilayah

Salah satu prasarana wilayah yang penting dalam mendukung laju pembangunan adalah prasarana jalan. Tersedianya jalan untuk menjangkau semua daerah di suatu wilayah pemerintahan sangat besar pengaruhnya terhadap kecepatan pendistribusian hasil pembangunan. Jalan merupakan salah satu prasarana transportasi yang penting guna memperlancar kegiatan perekonomian selain untuk memudahkan mobilitas penduduk dari satu daerah menuju daerah lainnya. Panjang jalan Kabupaten di wilayah pengembangan Kabupaten Malang dapat dilihat pada Tabel 14.

Tabel 14 menunjukkan panjang ruas jalan Kabupaten tahun 2015 yang ada di Kabupaten Malang mencapai 1.668,76 km. Jika diamati menurut jenis permukaan, jalan aspal/penetrasi makadam merupakan proporsi terbesar dibanding dengan jalan non aspal yaitu dengan komposisi sepanjang 1.538,81 km (92,21 %) dari total

Dokumen terkait