• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR PUSTAKA

D. Ruang Lingkup

2. Kondisi Wadah Pengangkut

Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan

Kondisi bagian dalam Milk can

Kondisi penutup Milk can

Kondisi pegangan Milk can

Kebersihan Milk can

Keterangan :

Milk can layak digunakan Milk can tidak layak digunakan

164 o Form pemeriksaan kesehatan karyawan didapatkan melalui kerjasama dengan klinik atau rumah sakit tertentu saat diadakan pemeriksaan kesehatan secara rutin minimal 1 tahun sekali dengan meminta surat keterangan dokter terhadap kondisi kesehatan karyawan

Tanggal Pemeriksaan : Nama Dokter/Pemeriksa :

(ttd pemeriksa) Nama Karyawan

Jabatan Karyawan

Hasil Pemeriksaan Kesehatan

165 o Form prosedur operasional pengiriman susu.

Tanggal :

Karyawan pengiriman : (ttd karyawan)

Identitas bahan baku atau produk Asal TPK/TPS

Tujuan Pengiriman

Hasil Pemeriksaan Uji Alkohol Uji Berat Jenis Nama peternak Hasil uji A B C D F G H I

Keterangan : hasil pemeriksaan setiap susu yang dihasilkan setiap peternak

Nama peternak Hasil uji A B C D F G H I Waktu Pemerahan A B C D F G H I

Keterangan : Waktu ketika setiap peternak telah selesai melakukan pemerahan

Waktu Pemuatan Susu Awal : Akhir : Waktu Keberangkatan

Waktu Bahan atau Produk Telah Sampai ke Tempat Tujuan

Kondisi yang Terjadi Selama Pengiriman

166 4.6 Verifikasi

o Tindakan verifikasi dilakukan oleh orang yang memiliki tanggung jawab penuh serta mampu menguasai pelaksanakan GTP dengan baik yaitu manajer produksi susu segar. Tindakan verifikasi yang dilakukan adalah mengkoreksi dokumentasi yang ada, disesuaikan dengan keadaan yang terjadi secara nyata, menganalisis bahaya baru yang mungkin timbul, dan memecahkan masalah yang terjadi.

5. Pelatihan

Pelatihan terhadap cara transportasi yang baik perlu diadakan oleh koperasi terhadap karyawan pengiriman susu segar dan peternak. Pelatihan ini penting untuk meningkatkan kesadaran karyawan untuk mematuhi dan menerapkan SOP yang berlaku sehingga produk memiliki jaminan keamanan hingga sampai ke tangan konsumen. Peternak sangat penting untuk mengetahui pentingnya cara pengiriman susu yang baik dari kandang hingga ke TPK agar susu yang dihasilkan tetap berkualitas dan aman.

B. SOP Good Transporting Practices pada Distribusi Yogurt 1. Tujuan

Prosedur ini bertujuan untuk memberikan panduan dalam melaksanakan aspek-aspek Good Transporting Practices pada distribusi yoghurt di KPSBU agar dapat menjamin kemanan proses transportasi yoghurt sesuai HACCP plan.

2. Ruang Lingkup

Prosedur ini mencakup 6 aspek Good Transportation Practices yang Wajib diterapkan secara menyeluruh di KPSBU.

3. Tanggung Jawab

Seluruh karyawan bagian trasnportasi dan atau distribusi yoghurt bertanggung jawab melaksanakan prosedur di bawah pengawasan Manajer Produksi dan Quality Control atau Quality Assurance.

4. Prosedur

4.1 Desain dan konstruksi unit transportasi dan perlengkapannya

o Kendaraan transportasi diperiksa terlebih dahulu. Adapun yang diperiksa meliputi kondisi mesin yang baik agar tidak mogok, kondisi ban yang aman untuk selama transportasi, kondisi AC dan kondisi pintu kendaraan

167 harus berfungsi dengan baik serta kebersihan kendaraan baik bagian luar maupun dalam.

o Permukaan dalam alat transportasi harus dipastikan kuat serta bebas dari lubang dan retak yang dapat menimbulkan peluang adanya kontaminasi. o Bagian dalam kendaraan tidak diperbolehkan menggunakan karpet atau

alas kendaraan lain yang menyulitkan kegiatan sanitasi.

o Bagian dalam kendaraan dipersiapkan untuk memuat cool box berisi yoghurt agar tetap aman tidak pecah dan tumpah selama perjalanan dengan mempersempit ruang yang ada agar cool box tidak tergoncang. o Cool box yang digunakan harus dalam keadaan baik yaitu dapat tertutup

dengan rapat, tidak berbau, bersih, mudah dalam pengangkutan dan mampu mempertahankan suhu yang diinginkan hingga produk sampai ke tujuan.

o Pemeriksaan dilakukan oleh supervisor distribusi atau pihak QA. 4.2 Pembersihan dan perawatan peralatan dan unit transportasi

o Pembersihan kendaraan transportasi harus dilakukan secara rutin setiap hari terutama bagian dalam kendaraan dengan selalu menjaga kendaraan bebas dari debu, sampah dan kotoran lain. Kegiatan pembersihan yang dilakukan :

§ pencucian bagian dalam kendaraan dengan deterjen meliputi bagian alas, dinding dan kaca kendaraan;

§ bagian dalam kendaraan harus dipastikan kering tidak ada genangan air dan tidak berbau setelah pencucian;

o Frekuensi pembersihan kendaraan transportasi dilakukan setiap hari saat kendaraan akan digunakan dalam kegiatan distribusi. Pembersihan dilakukan oleh petugas kebersihan dan karyawan distribusi. Pemeriksaan dilakukan oleh supervisor distribusi atau QC.

o Pembersihan cool box sebagai wadah transportasi harus di lakukan secara rutin setiap hari terutama bagian dalam cool box yang harus bebas dari debu, kotoran, mikroorganisme dan bau. Kegiatan pembersihan yang dilakukan :

168 § pencucian bagian dalam dan luar cool box dengan busa/spons dan

sabun/deterjen

§ kotoran dan bagian yang sulit dibersihkan dicuci menggunakan air panas dan sikat

§ pembilasan dengan menggunakan air hingga alat bersih dan tidak berbau

§ simpan/keringkan alat ditempat/rak yang bersih, kering, dan tidak dihinggapi serangga atau hewan pengerat

o Frekuensi pembersihan cool box dilakukan setiap hari setelah cool box digunakan. Pembersihan dilakukan oleh karyawan distribusi dan karyawan produksi yang diawasi oleh supervisor distribusi. QC melakukan pemeriksaan/pemantauan terhadap bahan sanitasi yang digunakan.

o Perawatan kendaraan tansportasi dilakukan oleh karyawan distribusi dan perbaikannya dilakukan oleh bagian perbengkelan. Perawatan yang dilakukan meliputi perawatan mesin, perawatan AC, perawatan bagian kendaraan seperti pintu, kaca jendela dan alas kendaraan agar tidak terdapat lubang. Pemeriksaan dilakukan oleh supervisor atau QA.

o Perawatan cool box dilakukan oleh karyawan distribusi dan perbaikannya dilakukan oleh bagian logistik atau purchasing. Perawatan yang dilakukan meliputi tutup cool box agar dapat selalu terkunci dan tertutup rapat, bagian dalam cool box agar tidak terdapat lubang dan saluran pembuangan air cool box agar dapat berfungsi dengan baik. Pemeriksaan dilakukan oleh supervisor atau QA.

4.3 Higien dan kesehatan karyawan

o Karyawan yang bekerja menangani produk bertanggung jawab untuk menjaga kesehatan pribadi (kuku, rambut, kulit, dll) setiap hari.

o Menerapkan prosedur cuci tangan dengan baik sebelum dan sesudah menangani produk.

o Melapor kepada supervisor jika karyawan sakit, dan meminta surat keterangan dokter untuk mengetahui pengaruh sakit yang diderita terhadap keamanan pangan.

169 o Manajer produksi mengadakan pemeriksaan rutin terhadap karyawan untuk mengontrol/mengendalikan kesehatan personel (bekerja sama dengan klinik/RS).

o Manajer produksi membuat catatan dan dokumentasi kesehatan karyawan serta membuat riwayat kesehatan karyawan.

o Membuat pelatihan tentang higien karayawan. 4.4 Prosedur operasional

o Kondisi kendaraan telah diperiksa oleh supervisor distribusi atau QA dan mendapat surat layak jalan. Adapun yang diperiksa seperti yang tertera pada poin 4.1.

o Kondisi cool box yang digunakan telah diperiksa oleh supervisor distribusi dan diputuskan layak untuk digunakan. Adapun yang diperiksa seperti yang tertera pada poin 4.1.

o Karyawan dalam keadaan sehat

o Kondisi di dalam kendaraan telah didesain agar dapat memuat cool box dan aman dari guncangan saat perjalanan.

o Yogurt yang dimuat adalah yang telah memiliki suhu kurang atau sama dengan 3 - 4oC atau sebaiknya yang beku. Suhu awal yoghurt dicatat. o Mempercepat waktu pemuatan yoghurt ke dalam cool box serta segera

menutup cool box dengan rapat.

o Cool box diisi sesuai dengan kapasitasnya sehingga cool box tertutup rapat.

o Cool box diletakkan dalam kendaraan dengan hati-hati dan sesuai urutan tempat tujuan. Tempat tujuan yang paling jauh diletakkan di bagian terdalam kendaraan sedangkan tempat yang terjauh diletakkan dibagian terdekat dengan pintu kendaraan.

o Selama yoghurt berada dalam kendaraan maka AC/penyedia suhu dingin kendaraan harus dinyalakan.

o Karyawan membawa dan mengisi dokumen yang terdiri atas identitas bahan baku atau produk, jumlah, sumber atau asal dari bahan dan produk tersebut, waktu yang diperlukan untuk memuat barang, tujuan pengiriman, dan waktu ketika bahan atau produk tersebut telah sampai ke

170 tempat tujuan, produk dilindungi dari kontaminasi selama pemuatan dan penurunan produk.

o Karyawan membawa termometer sebagai pengukur suhu di dalam cool box.

o Karyawan membawa sejumlah lap bersih dan cairan semprot pembersih untuk membersihkan tumpahan yoghurt yang tumpah baik di dalam cool box maupun refrigerator pada agen penjualan.

o Tidak diperbolehkan mencampur yoghurt dengan bahan-bahan lain di dalam cool box

o Pengukuran dan pengecekan suhu di dalam setiap cool box dilakukan setiap 2 jam sekali. Jika suhu mendekati 10oC maka di dalam cool box harus diberi penambahan es batu agar menurunkan suhu cool box menjadi berada pada kisaran 3-4oC kembali. Suhu selalu dicatat.

o Es batu yang ditambahkan harus berada pada kantong es, sehingga tidak menjadi sumber kontaminasi baru pada produk.

o Kondisi kemasan yoghurt juga harus diperhatikan, jika ada kemasan yang rusak/pecah maka harus segera dipisahkan dan dibersihkan.

o Yogurt harus segera diantarkan ke tempat tujuan dan tidak diperbolehkan adanya penundaan secara sengaja maupun tidak sengaja oleh karyawan. o Jika terdapat halangan selama perjalanan maka karyawan harus segera

melapor kepada manajer produksi sehingga dapat diambil tindakan koreksi segera. Seperti mengirimkan kendaraan transportasi yang lain dan segera memberikan penambahan es batu di dalam cool box dan selalu memantau suhu di dalam cool box hingga kendaraan transportasi pengganti tiba.

o Cool box kosong yang telah diantar ketempat tujuan disimpan di bagian terdalam kendaraan sedangkan yang belum terkirim diletakkan dekat pintu kendaraan.

o Pengawasan dilakukan oleh supervisor distribusi atau QA 4.5 Dokumen kontrol dan record keeping

171 o Setiap kegiatan selama proses distribusi harus selalu dicatat untuk memudahkan dalam pengontrolan dan tindakan koreksi yang dapat dilakukan. Dokumen-dokumen tersebut dikumpulkan dan disimpan. o Form pemeriksaan desain, konstruksi dan kebersihan alat transportasi

serta alat pendingin. Tanggal pemeriksaan :

Nama Pemeriksa :

Jabatan pemeriksa : (ttd pemeriksa) 1. Keadaan Kendaraan

Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan

Kondisi Mesin Kondisi AC

Kondisi Pintu Kendaraan Kondisi Ban

kebersihan Kendaraan

Desain Bagian Dalam Kendaraan Keterangan :

Kendaraan layak jalan Kendaraan tidak layak jalan

172 2. Kondisi Peralatan Pendingin

Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan

Kondisi bagian dalam Cool box

Kondisi penutup Cool box

Kondisi pegangan Cool box

Kondisi penutup saluran pembuangan air

Cool box

Kebersihan Cool box

Keterangan :

Cool box layak digunakan Cool box tidak layak digunakan

Tindakan Koreksi :

o Form pemeriksaan kesehatan karyawan didapatkan melalui kerjasama dengan klinik atau rumah sakit tertentu saat diadakan pemeriksaan kesehatan secara rutin.

Tanggal pemeriksaan : Nama dokter/pemeriksa :

(ttd pemeriksa) Nama Karyawan

Jabatan Karyawan

Hasil Pemeriksaan Kesehatan

173 o Form prosedur operasional distribusi yoghurt.

Tanggal :

Karyawan distribusi : (ttd karyawan)

Identitas bahan baku atau produk Tujuan Pengiriman

Suhu Awal Produk

Waktu Pemuatan Barang Awal : Akhir : Waktu Keberangkatan

waktu Bahan atau Produk Telah Sampai ke Tempat Tujuan

Suhu Selama dalam Perjalanan (setiap 2 jam)

A B C D E F

Keterangan : Pemeriksaan suhu dilakukan pada setiap cool box setiap dua jam sekali Kondisi yang Terjadi Selama Distribusi

Tindakan Koreksi 4.6 Verifikasi

o Tindakan verifikasi dilakukan oleh orang yang memiliki tanggung jawab penuh serta mampu menguasai pelaksanakan GTP dengan baik yaitu manajer produksi yoghurt. Tindakan verifikasi yang dilakukan adalah mengkoreksi dokumentasi yang ada, disesuaikan dengan keadaan yang terjadi secara nyata, menganalisis bahaya baru yang mungkin timbul, dan memecahkan masalah yang terjadi.

5. Pelatihan

Pelatihan terhadap cara transportasi yang baik perlu diadakan oleh koperasi terhadap karyawan pendistribusian yoghurt. Pelatihan ini penting untuk meningkatkan kesadaran karyawan untuk mematuhi dan menerapkan SOP yang berlaku sehingga produk memiliki jaminan keamanan hingga sampai ke tangan konsumen.

174 Lampiran 7. SOP Good Retailing Practices

SOP Good Retailing Practices pada Produk Yogurt 1. Tujuan

Prosedur ini bertujuan untuk memberikan panduan dalam melaksanakan aspek-aspek Good Retailing Practices pada produk yoghurt di KPSBU agar dapat menjamin kemanan proses pemasaran yoghurt sesuai HACCP plan.

2. Ruang Lingkup

Prosedur ini mencakup 4 aspek Good Retailing Practices yang Wajib diterapkan secara menyeluruh di KPSBU.

3. Tanggung Jawab

Seluruh agen bagian penjualan dan atau distribusi yoghurt bertanggung jawab melaksanakan prosedur di bawah pengawasan Manajer Produksi dan Quality Control atau Quality Assurance.

4. Prosedur

4.1 Cara Penempatan Pangan

Ø Refrigerator dipastikan dalam keadaan bersih dan bebas bau

Ø Refrigerator telah dinyalakan ± 20 menit sebelum produk dipanaskan agar suhu dalam refrigerator telah mencapai kisaran 2-4oC

Ø Refrigerator sebaiknya khusus digunakan bagi produk yoghurt KPSBU Ø Tidak diperbolehkan adanya penyimpanan sayuran, buah-buahan, atau

produk lain yang menimbulkan bau didalam refrigerator

Ø Produk ditempatkan berkelompok sesuai dengan jenis dan kemasannya agar kemasan produk yang satu tidak merusak produk yang lain

4.2 Pengendalian Stok Penerimaan dan Penjualan

Ø Stok penerimaan produk yoghurt harus sesuai dengan kapasitas tampung refrigerator ±200 cup yoghurt agar pendinginan terjadi secara merata. Permintaan disesuaikan dengan penjualan

Ø Stok penerimaan dan penjualan yoghurt disesuaikan dengan permintaan pasar

175 Ø Yogurt yang telah mendekati tanggal kadaluarsa minimal 1 minggu

sebelum kadaluarsa harus segara ditarik

Ø Penyimpanan menggunakan sistem First In First Out (FIFO)

Ø Yogurt yang baru diterima diletakkan di bagian bawah refrigerator sedangkan sisa yoghurt yang belum terjual dan belum mendekati tanggal kadaluarsa diletakkan pada bagian atas rak refrigerator. Yogurt diletakkan secara berurutan berdasarkan tanggal kadaluarsa mulai dari rak bagian atas refrigerator menuju rak bagian bawah refrigerator.

4.4 Mengendalikan Kondisi Lingkungan Penyimpanan

Ø Refrigerator selalu dinyalakan selama terdapat produk yoghurt didalamnya

Ø Refrigerator diletakkan pada tempat atau area yang teduh atau tidak terkena panas matahari secara langsung karena akan mempengaruhi peningkatan suhu didalam refrigerator

Ø Suhu refrigerator selalu dijaga agar tetap berada pada kisaran 2-4o

C Ø Kebersihan refrigerator selalu dijaga dengan frekuensi pembersihan

setiap hari

Ø Apabila terjadi kerusakan atau keadaan tidak terduga yang mengakibatkan refrigerator tidak berfungsi secara sempurna segera hubungi pihak KPSBU

Ø KPSBU sebaiknya menyediakan cool box sebagai fasilitas tindakan koreksi saat terjadi kerusakan atau pemadaman listrik yang mengakibatkan refrigerator tidak dapat mempertahankan suhu yang diinginkan

Ø Apabila terjadi pemadaman listrik maka yoghurt disimpan sementara di dalam cool box dengan menambahakan es batu yang masih dikemas dalam kantong es.

Ø Disediakan form bagi agen penjualan yang berisikan informasi pemasaran yoghurt.

176 Nama penjual

Tanggal penerimaan yoghurt Jumlah yoghurt yang diterima Jumlah yoghurt yang telah terjual Jumlah kemasan yoghurt yang rusak

Kondisi tidak terduga Tindakan koreksi

Keadaan Refrigerator Refrigerator selalu menyala

Refrigerator pernah padam Frekuensi refrigerator padam :

Keterangan : agen penjualan member check list kondisi yang terjadi selama penjualan dan menjelaskan berapa kali refrigerator pernah padam

Frekuensi pembersihan refrigerator

Tanggal pemeriksaan :

Agen Pemasaran Karyawan distribusi

( ) ( )

Ø Karyawan memeriksa kesesuaian dokumen yang diisi oleh agen penjual dengan kondisi yang terjadi.

177 5. Pelatihan

Pelatihan terhadap cara retail yang baik perlu diadakan oleh koperasi terhadap agen penjualan dan karyawan pendistribusian yoghurt. Pelatihan ini penting untuk meningkatkan kesadaran agen penjualan dan karyawan untuk mematuhi dan menerapkan SOP yang berlaku sehingga produk memiliki jaminan keamanan hingga sampai ke tangan konsumen.

178 Lampiran 8. Persyaratan Kualitas Air Minum Menurut Menteri Kesehatan RI

No. 416/MENKES/Per/IX/1990

No. Parameter Satuan Kadar

maksimum yang diperbolehkan

Keterangan

A. FISIKA

1. Bau - - Tidak berbau

2. Jumlah zat padat terlarut (TDS)

mg/L 1000

3. Kekeruhan Skala NTU 5

4. Rasa - - Tidak berasa

5. Suhu oC Suhu udara ±

3oC

6. Warna Skala TCU 15

B. KIMIA a. Kimia Anorganik 1. Air raksa mg/L 0,01 2. Aluminium mg/L 0,2 3. Arsen mg/L 0,05 4. Barium mg/L 1 5. Besi mg/L 0,3 6. Flourida mg/L 1,5 7. Kadmium mg/L 0,005 8. Kesadahan (CaCO3) mg/L 500 9. Klorida mg/L 250 10. Kromium valensi 6 mg/L 0,05 11. Mangan mg/L 0,1 12. Natrium mg/L 200 13. Perak mg/L 0,05

179

No. Parameter Satuan Kadar

maksimum yang diperbolehkan Keterangan 14. Pil 6,5-8,5 Merupakan batas minimum dan maksimum 15. Selenium mg/L 0,01 16. Seng mg/L 5 17. Sianida mg/L 0,1 18. Sulfat mg/L 400 19. Sulfida (sebagai H2S) mg/L 0,05 20. Tembaga mg/L 1 21. Timbal mg/L 0,05 b. Kimia organik

1. Aldrin dan diektrin mg/L 0,0007

2. Benzene mg/L 0,01

3. Benzo (a) pyrene mg/L 0,00001 4. Chlordane (total isomer) mg/L 0,0003 5. Chlorofora mg/L 0,03 6. 2-4-D mg/L 0,1 7. DDT mg/L 0,03 8. Detergen mg/L 0,05 9. 1.2-Dichloroethane mg/L 0,01 10. 1.1-Dichloroethane mg/L 0,0003 11. Heptachlor dan heptachlor epoxide mg/L 0,003 12. Hexachlorophenol mg/L 0,00001

180

No. Parameter Satuan Kadar

maksimum yang diperbolehkan Keterangan 13. Gamma-HCH (Lindana) mg/L 0,004 14. Methoxychlor mg/L 0,03 15. Penthaclorophenol mg/L 0,01 16. Pestisida total mg/L 0,1 17. 2.4.6-trichlorophenol mg/L 0,01 18. Zat organik (KMnO4) mg/L 10 C. Mikrobiologis

1. Koliform tinja Jumlah per 100 ml

0

2. Total koliform Jumlah 100 ml 0 95% dari sampel yang diperiksa selama setahun kadang-kadang boleh ada 3 per 100 ml sampel air, tetapi tidak berturut-turut. D. Radioaktifitas

1. Aktifitas alpha cross (Alpha activity)

Bq/L 0,1

2. Aktifitas beta cross (Beta activity) Bq/L 1 Keterangan : mg : milligram Ml : milliliter L : liter Bq : Bequerel

NTU : Nephelpmetrik Turbidity Units TCU : True Colour Units

181 Lampiran 9. SSOP pada Produksi Yoghurt

SSOP pada Produksi Yoghurt 1. Tujuan

Prosedur ini bertujuan untuk memberikan panduan dalam melaksanakan aspek-aspek sanitasi pada produksi yoghurt di KPSBU agar dapat menjamin kemanan proses produksi yoghurt sesuai HACCP plan.

2. Ruang Lingkup

Prosedur ini mencakup 8 kunci persyaratan sanitasi yang wajib diterapkan secara menyeluruh di KPSBU.

3. Tanggung Jawab

Seluruh karyawan bagian produksi, sanitasi, gudang dan distribusi yoghurt bertanggung jawab melaksanakan prosedur di bawah pengawasan Manajer Produksi, Supervisor Produksi dan Quality Control atau Quality Assurance. 4. Prosedur

4.1 Keamanan air

4.1.1 Pastikan antara saluran air untuk kegiatan produksi dan non produksi terpisah

4.1.2 Air untuk kegiatan produksi adalah air yang berhubungan langsung dengan proses produksi dan kontak dengan produk seperti air yang digunakan untuk pembersihan dan sanitasi peralatan serta air untuk kegiatan sanitasi pencucian tangan

4.1.3 Air non produksi adalah air yang digunakan untuk air pembersihan dan sanitasi ruangan.

4.1.4 Standar kualitas air yang digunakan harus sesuai dengan standar air minum yang mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 416/MENKES/Per/IX/1990

4.1.5 Pemeriksaan laboratorium yang sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 416/MENKES/Per/IX/1990 terhadap kualitas air yang digunakan harus dilakukan minimal dua kali dalam setahun yaitu pada musim kemarau dan musim hujan, pengambilan sampel air

182 bersih dilakukan pada sumber mata air, bak penampungan dan pada air kran terjauh.

4.1.6 Bagian QC mengambil sampel air pada output air di dalam ruang produksi dan memeriksa kualitasnya (bau, rasa, warna, kekeruhan dan pH) setiap hari. Analisis kualitas mikrobiologi dilakukan setiap 1 bulan sekali.

4.1.7 Jika kualitas air minum belum sesuai dan belum memiliki instalasi water treatment maka sebaiknya menggunakan jasa pemasok air bersih dengan standar kualitas air minum. QC berkoordinasi dengan bagian pembelian untuk meminta hasil analisis air dari pemasok dan memeriksa kesesuaian hasil analisis air tersebut dengan standar kualitas air minum setiap kali pasokan air datang serta mangambil sampel air yang datang tersebut untuk diperiksa kualitas pH, warna, rasa, bau dan kekeruhan

4.1.8 Setiap dua kali dalam setahun yaitu pada musim kemarau dan musim hujan pemasok harus menyerahkan hasil analisis air untuk mengontrol kualitas air yang diterima.

4.1.9 Melakukan pencatatan mengenai hasil pemeriksaan kualitas air yang dilakukan oleh QC dan dilaporkan setiap bulan kepada menajer produksi.

4.2 Kondisi kebersihan permukaan yang kontak dengan produk

4.2.1 Karyawan produksi harus melakukan tindak sanitasi terhadap permukaan yang kontak dengan bahan makanan sebagai berikut Ø Buang kotoran padat dari permukaan peralatan yang kontak

dengan bahan makanan

Ø Basuh peralatan dengan air bersih, agar lemak yang ada jumlahnya berkurang (jika perlu gunakan air hangat)

Ø Gunakan spon/sabut dan sabun cuci cair

Ø Cuci alat hingga seluruh permukaan alat bersih dan berbusa, terutama kotoran pada sudut-sudut alat

Ø Untuk kotoran padat/kerak yang membandel, gunakan sikat agar bersih sempurna

183 Ø Bilas alat dengan air bersih hingga alat menjadi bersih,

tidak licin dan tidak berbau

Ø Simpan/keringkan alat ditempat/rak yang bersih, kering, tidak menyentuh lantai dan dinding dan tidak dihinggapi serangga atau hewan pengerat

Ø Simpan seluruh peralatan yang telah tersanitasi dengan baik dalam wadah tertutup pada kondisi terbalik

4.2.2 Tindak sanitasi yang harus dilakukan oleh karyawan produksi terhadap milk can dan wadah penyimpanan atau penampungan yoghurt sebagai berikut

Ø Bilas menggunakan air bersih hingga tidak ada sisa susu atau yoghurt yang terlihat pada air bilasan (jika perlu gunakan air hangat agar lemak mudah larut)

Ø Gosok bagian peralatan yang kontak langsung dengan produk dengan sabun/deterjen

Ø Rendam dalam larutan sabun yang telah dipanaskan selama 30 menit

Ø Bilas dengan air panas sampai bersih dari larutan sabun

Ø Simpan/keringkan alat ditempat/rak yang bersih, kering, tidak menyentuh lantai dan dinding dan tidak dihinggapi serangga atau hewan pengerat dengan kondisi terbalik

4.2.3 Frekuensi pelaksanaan tindakan sanitasi adalah setiap selesai melaksanakan kegiatan proses produksi dan sebelum melaksanakan kegiatan proses produksi

4.2.4 Supervisor produksi melakukan pemeriksaan/pengawasan terhadap tindakan sanitasi yang telah dilakukan oleh karyawan distribusi dan produksi dengan frekuensi sesuai dengan jadwal sanitasi.

4.2.5 QC melakukan pengujian mikrobiologis terhadap peralatan yang ada di area produksi setiap bulan dengan kegiatan sebagai berikut Ø Menyiapkan bahan dan alat uji sanitasi dengan metode swab atau

184 Ø Melakukan uji sanitasi dengan benar (uji TPC, koliform, E. Coli,

kapang dan khamir)

Ø Melakukan pengamatan hasil uji dan mencatat serta menyimpan Ø Melaporkan hasil uji kepada manajer produksi

4.3 Pencegahan kontaminasi silang

4.3.1 Seluruh karyawan produksi harus melakukan tindakan pencegahan kontaminasi silang sebagai berikut

Ø Mengenakan hairnet, masker, sarung tangan sekali pakai

Dokumen terkait