• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kondisi Wilayah

Dalam dokumen LAPORAN AKHIR HALAMAN JUDUL (Halaman 27-33)

Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki 5 Kabupaten Kota. Diantaranya Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman, Kabupaten Kulonprogo, Kabupaten Gunung Kidul serta Kabupaten Bantul. Kabupaten Bantul merupakan daerah yang sangat strategis karena memiliki banyak potensi serta jarak yang dekat dengan pusat perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta. Secara geografis Kabupaten Bantul terletak pada 07º44'04" - 08º00'27" Lintang Selatan dan 110º12'34" - 110º31'08" Bujur Timur. Wilayah Kabupaten Bantul merupakan wilayah daerah dataran yang terletak pada bagian tengah serta wilayah perbukitan pada wilayah bagian timur dan barat Kabupaten Bantul. Kabupaten Bantul berbatasan langsung dengan beberapa Kabupaten/Kota yang ada di wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, diantaranya :

a. Sebelah Barat berbatasan langsung dengan Kabupaten Kulon Progo

b. Sebelah Utara berbatasan langsung dengan Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman

c. Sebelah Selatan berbatasan langsung dengan Samudera Hindia

d. Sebelah Timur berbatasan langsung dengan Samudera Hindia Kabupaten Gunung Kidul.

Secara Administratif Kabupaten Bantul terdiri dari 17 Kecamatan, 75 Desa dan 933 Pedukuhan. Desa-desa yang ada di Kabupaten Bantul dibagi menjadi desa pedesaan (rural area) dan desa perkotaan (urban area). Kecamatan dengan wilayah terluas yang ada di Kabupaten Bantul adalah Kecamatan Dlingo. Kecamatan Dlingo memiliki Luas wilayah sekitar 55,87 Km2. Sedangkan Kecamatan dengan jumlah desa dan pedukuhan terbanyak ada pada Kecamatan Imogiri yaitu 8 Desa dan 72 pedukuhan.

Berdasarkan Perda dan RDTRK tentang batas wilayah kota, terdapat pemisahan antara wilayah Desa Pedesaan dan Desa Perkotaan. Secara administratif jumlah desa termasuk Perkotaan sebanyak 41 Desa sedangkan Desa Pedesaan berjumlah 34 Desa.

LAPORAN AKHIR

Tabel 2. 1 Wilayah Administratif

No Kecamatan Jumlah Desa Jumlah Dusun Luas (Km2)

1. Srandakan 2 43 18,32 2. Sanden 4 62 23,16 3. Kretek 5 52 26,77 4. Pundong 3 49 24,30 5. Bambanglipuro 3 45 22,70 6. Pandak 4 49 24,30 7. Pajangan 3 55 33,25 8. Bantul 5 50 21,95 9. Jetis 4 64 21,47 10. Imogiri 8 72 54,49 11. Dlingo 6 58 55,87 12. Banguntapan 8 57 28,48 13. Pleret 5 47 22,97 14. Piyungan 3 60 32,54 15. Sewon 4 63 27,16 16. Kasihan 4 53 32,38 17. Sedayu 4 54 34,36 Jumlah 75 933 504,47 Sumber : www.bantulkab.go.id

Dengan luas wilayah Kabupaten Bantul sebesar 504,47 Km2 (15,90% dari Luas wilayah Propinsi DIY) dengan topografi sebagai dataran rendah dan lebih dari setengahnya daerah perbukitan yang kurang subur, secara garis besar terdiri dari :

a. Bagian Barat, adalah daerah landai serta perbukitan yang membujur dari Utara ke Selatan seluas 89,86 km2 (17,73 % dari seluruh wilayah).

b. Bagian Tengah, adalah daerah datar dan landai merupakan daerah pertanian yang subur seluas 210.94 km2 (41,62 %).

c. Bagian Timur, adalah daerah yang landai, miring dan terjal yang keadaannya masih lebih baik dari daerah bagian Barat, seluas 206,05 km2 (40,65%).

d. Bagian Selatan, adalah sebenarnya merupakan bagian dari daerah bagian Tengah dengan keadaan alamnya yang berpasir dan sedikit berlaguna, terbentang di Pantai Selatan dari Kecamatan Srandakan, Sanden dan Kretek.

2.1.2. Tata Guna Lahan

Untuk pemanfaatan lahan di Kabupaten Bantul secara umum dibagi menjadi 7 macam pemanfaatan yaitu sebagai berikut:

LAPORAN AKHIR

Tabel 2. 2 Tata Guna Lahan di Kabupaten Bantul

No. Jenis Luas

Ha % 1 Pemukiman 3.927,61 7,75 2 Sawah 15.879,40 31,33 3 Tegalan 6.625,67 13,07 4 Hutan 1.385 2,73 5 Kebun Campuran 16.599,84 32,75 6 Tanah Tandus 543 1,07 7 Lain-lain 5.724,48 11,30

Sumber : Bantul Dalam Angka, BPS, 2018

2.1.3. Hidrologi

Kabupaten Bantul dialiri 6 sungai yang mengalir sepanjang tahun dengan panjang 112,1 km, dengan sungai Opak yang paling panjang. Berikut merupakan sungai-sungai di Kabupaten Bantul beserta kecamatan yang dilaluinya yaitu:

Tabel 2. 3 Sungai di Kabupaten Bantul

No. Sungai Panjang (Km) Kecamatan yang Dilalui

1. Bedog 40,92 Kasihan, Pajangan, Sewon, Pandak

2. Winongo 22,76 Kasihan, Sewon, Bantul, Bambanglipuro, Kretek 3. Opak 33,67 Kretek, Pundong, Imogiri, Jetis, Pleret, Piyungan 4. Gajahwong 6,03 Banguntapan, Pleret

5. Code 8,73 Sewon, Jetis

Jumlah 112,11

Sumber : IKPLHD Bantul, 2017

2.1.4. Topografi

Secara topografis, Kabupaten Bantul terbagi menjadi daerah dataran yang terletak pada bagian tengah dan utara, daerah perbukitan yang terletak pada bagian timur dan barat serta daerah pantai yang terletak pada bagian selatan. Berdasarkan elevasi lahan daratan dari permukaan air laut ketinggian tempat atau elevasi dapat ditentukan, di mana permukaan air laut dianggap mempunyai elevasi 0 meter. Ketinggian tempat Kabupaten Bantul dibagi menjadi empat kelas dan hubungan kelas ketinggian dengan luas sebarannya secara spasial ditunjukkan pada Peta Ketinggian Tempat.

Kelas ketinggian tempat yang dimiliki Kabupaten Bantul dengan penyebaran paling luas adalah elevasi antara 25 100 meter (27.709 Ha atau 54,67%) yang terletak pada bagian utara, bagian tengah, dan bagian tenggara Kabupaten Bantul. Wilayah yang mempunyai elevasi rendah (elevasi <7 meter) seluas 3.228 Ha (6,37%) terdapat di Kecamatan Kretek, Kecamatan Sanden, dan Kecamatan Srandakan. Wilayah dengan elevasi rendah umumnya berbatasan dengan Samudera Indonesia. Untuk wilayah yang

LAPORAN AKHIR

mempunyai elevasi di atas 100 meter terdapat di sebagian Kecamatan Dlingo, Imogiri, Piyungan, dan Pajangan.

Ketinggian wilayah per kecamatan di Kabupaten Bantul dengan Kecamatan Srandakan dan Sanden merupakan daerah terendah di antara kecamatan-kecamatan lain di Kabupaten Bantul, yaitu berkisar dari 0 sampai 25 meter dari permukaan laut, mencakup areal seluas 4.161 Ha (8,2% dari seluruh luas kabupaten)

Tabel 2. 4 Ketinggian Wilayah Kabupaten Bantul

No Kecamatan Luas dan Ketinggian tempat (dpl) Luas (Ha)

0 - 7 m 7 - 25 m 25 -100 m 100 - 500 m 1. Srandakan 1.058 776 0 0 1.834 2. Sanden 1.246 1.081 0 0 2.327 3. Kretek 924 1.335 190 101 2.550 4. Pundong 0 1.938 239 199 2.376 5. Bambanglipuro 0 1.494 788 0 2.282 6. Pandak 0 1.312 1.117 0 2.429 7. Pajangan 0 221 2.646 452 3.319 8. Bantul 0 0 2.199 0 2.199 9. Jetis 0 0 2.549 11 2.560 10. Imogiri 0 0 815 4.819 5.634 11. Dlingo 0 0 2.154 475 2.629 12. Pleret 0 0 1.783 345 2.128 13. Piyungan 0 0 1.965 1.347 3.312 14. Banguntapan 0 0 2.676 0 2.676 15. Sewon 0 0 2.608 630 3.238 16. Kasihan 0 0 3.262 149 3.411 17. Sedayu 0 791 2.718 2.272 5.781 Jumlah 3.228 8.948 27.709 10.800 50.685 Sumber: https://www.bantulkab.go.id

2.1.5. Klimatografi

Berdasarkan data-data iklim yang ada, maka menurut metode Oldeman (Agro-Climatic Classification) membagi iklim menjadi 5 (lima), tipe iklim A, tipe iklim B, tipe iklim C, tipe iklim D dan tipe iklim E. Bulan basah didefinisikan sebagai bulan dengan curah hujan sekurang-kurangnya 200 mm. Bulan kering didefinisikan sebagai bulan dengan curah hujan kurang dari 100 mm.

Menurut data dari Dinas Sumber Daya Air di Kabupaten Bantul terdapat 12 titik Stasiun Pemantau curah hujan, yaitu Stasiun Pemantau Ringinharjo, Nyemengan, Gandok, Kotagede, Pundong, Barongan, Ngetak, Gedongan, Piyungan, Sedayu, Ngestiharjo dan Dlingo. Sepanjang Tahun 2014 curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Januari yang tercatat di Stasiun Pemantau Gedongan, yaitu sebanyak 821 mm dengan jumlah hari hujan 21 hari.

LAPORAN AKHIR

2.1.6. Geologi

Secara garis besar satuan fisiografi Kabupaten Bantul sebagian besar berada pada dataran aluvial (Fluvio Volcanic Plain). Perbukitan di sisi barat dan timur dan fisiografi pantai. Adapun pembagian satuan fisiografi yang lebih rinci di Kabupaten Bantul adalah sebagai berikut:

Daerah di bagian Timur merupakan jalur perbukitan berlereng terjal dengan kemiringan lereng dominan curam (>70%) dan ketinggian mencapai 400 meter dari permukaan air laut. Daerah ini terbentuk oleh formasi Nglanggran dan Wonosari.

Daerah di bagian Selatan ditempati oleh gesik dan gumuk-gumuk pasir (fluviomarine)

dengan kemiringan lereng datar-landai. Daerah ini terbentuk oleh material lepas dengan ukuran pasir kerakal. Daerah di bagian tengah merupakan dataran aluvial (Fluvio

Volcanic Plain), yang dipengaruhi oleh Graben Bantul dan terendapi oleh material vulkanik dari endapan vulkanik Merapi. Daerah di bagian Barat merupakan perbukitan rendah dengan kemiringan lereng landai-curam dan ketinggian mencapai 150 meter dari permukaan air laut, daerah ini terbentuk oleh Formasi Sentolo.

2.1.7. Kondisi Tanah

Kabupaten Bantul mempunyai tujuh jenis tanah yaitu tanah Rendzina, Alluvial, Grumosol, Latosol, Mediteran, Regosol, dan Litosol. Jenis tanah Regosol merupakan jenis tanah yang dominan di wilayah Kabupaten Bantul. Jenis tanah ini tersebar pada Kecamatan Kasihan, Sewon, Banguntapan, Jetis, Bantul, dan Bambanglipuro. Tanah

Regosol adalah tanah yang berasal dari material gunung berapi, bertekstur (mempunyai butiran) kasar bercampur dengan pasir, dengan solum tebal dan memiliki tingkat kesuburan rendah. Tanah Litosol berasal dari batuan induk batu gamping, batu pasir, dan breksi/konglomerat, tersebar di Kecamatan Pajangan, Kasihan, dan Pandak. Tanah

Mediteran berasal dari batu gamping karang, batu gamping berlapis, dan batu pasir, tersebar di Kecamatan Dlingo dan sedikit di Sedayu. Tanah Latosol berasal dari batuan induk breksi, tersebar di Kecamatan Dlingo, Imogiri, Pundong, Kretek, Piyungan, dan Pleret. Tanah Grumosol berasal dari batuan induk batugamping berlapis, napal, dan tuff, terdapat di Kecamatan Sedayu, Pajangan, Kasihan, Pandak, Sanden, Bambanglipuro, dan Srandakan.

Jenis batuan yang terdapat di Kabupaten Bantul secara umum terdiri dari tiga jenis batuan yaitu batuan beku, batuan sedimen, dan endapan. Berdasarkan sifat-sifat batuannya dapat diperinci menjadi tujuh formasi yaitu Formasi Yogyakarta (46%), Formasi Sentolo (18%), Formasi Sambipitu (3%), Formasi Semilir Nglanggran (24%),

LAPORAN AKHIR

Formasi Wonosari (8%), dan Gumuk Pasir (1%). Formasi adalah suatu susunan batuan yang mempunyai keseragaman ciri-ciri geologis yang nyata, baik terdiri dari satu macam jenis batuan, maupun perulangan dari dua jenis batuan atau lebih yang terletak di permukaan bumi atau di bawah permukaan.

Secara geologi menunjukkan kelompok-kelompok batuan berguna sebagai indikator terdapatnya suatu bahan tambang. Untuk mengetahui jumlah cadangan bahan galian dan prospek pengembangannya memerlukan penanganan lebih lanjut dari dinas/ instansi terkait. Jenis-jenis tanah di Kabupaten Bantul ditunjukkan pada tabel di bawah ini:

Tabel 2. 5 Kondisi Tanah

No Jenis Tanah Luas

Ha % 1. Redzina 725 1.59 2. Alluvial 1.324 2.91 3. Grumosol 3.035 6.67 4. Latosol 5.964 13.12 5. Mediteranian 1.380 3.03 6. Regosol 24.792 54.52 7. Litosol 8.251 18.74 Jumlah 45.471 100.00 Sumber: https://bantulkab.go.id

2.1.8. Kondisi Demografis

Jumlah Penduduk Kabupaten Bantul ada tahun 2019 menurut data Badan Pusat Statistik mencapai 995.264 jiwa, terdiri dari penduduk dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 493.087 jiwa atau sekitar 49,5%. Sementara itu penduduk dengan jenis kelamin perempuan sebanyak 502.177 jiwa atau sekitar 50,5%. Secara lengkap jumlah penduduk di tiap kecamatan di Kabupaten Bantul sebagai berikut:

Tabel 2. 6 Kependudukan Kabupaten Bantul

No. Kecamatan Jumlah Penduduk Laju Pertumbuhan

1. Srandakan 31.218 0,17 2. Sanden 31.972 0,02 3. Kretek 30.863 003 4. Pundong 35.908 0,67 5. Bambanglipuro 41.880 0,62 6. Pandak 52.013 0,45 7. Bantul 64.365 1,08 8. Jetis 58.549 0,59 9. Imogiri 63.542 0,57 10. Dlingo 39.537 1,14 11. Pleret 48.170 1,41 12. Piyungan 52.333 1,24

LAPORAN AKHIR

No. Kecamatan Jumlah Penduduk Laju Pertumbuhan

13. Banguntapan 111.955 1,66 14. Sewon 99.807 1,32 15. Kasihan 103.527 1,32 16. Pajangan 36.040 1,62 17. Sedayu 47.646 1,26 Hasil Regristrasi 951.344 1,02 Hasil Proyeksi 1.018.402 1,16

Sumber : Bantul Dalam Angka, BPS, 2020

Dari tabel di atas diketahui bahwa kecamatan dengan jumlah penduduk terbesar adalah kecamatan Banguntapan yaitu sekitar 111.955. jiwa, sementara itu kecamatan dengan jumlah penduduk paling sedikit adalah kecamatan Srandakan yaitu 31.218 jiwa. Dengan luas wilayah 506,85 km2, kepadatan penduduk Kabupaten Bantul tahun 2019 adalah 1.877 jiwa per km2 dan kepadatan tertinggi berada di Kecamatan Banguntapan yakni 3931 jiwa per km2 sedangkan Kecamatan Dlingo memiliki kepadatan penduduk terendah yang dihuni rata-rata 708 jiwa per km2.

Tabel 2. 7 Kepadatan Penduduk

No Kecamatan Prosentase Penduduk Kepadatan Penduduk per km2

1 Srandakan 3,28 1704 2 Sanden 3,36 1380 3 Kretek 3,24 1153 4 Pundong 3,77 1516 5 Bambanglipuro 4,40 1845 6 Pandak 5,47 2140 7 Bantul 6,77 2932 8 Jetis 6,15 2393 9 Imogiri 6,68 1166 10 Dlingo 4,16 708 11 Pleret 5,06 2097 12 Piyungan 5,50 1608 13 Banguntapan 11,77 3931 14 Sewon 10,49 3675 15 Kasihan 10,88 3197 16 Pajangan 3,79 1084 17 Sedayu 5,01 1387 Hasil Regristrasi 100.00 1877 Hasil Proyeksi 2009

Sumber : Kabupaten Bantul dalam angka 2020

Dalam dokumen LAPORAN AKHIR HALAMAN JUDUL (Halaman 27-33)

Dokumen terkait