si U nsu r (m g/ kg) Unsur
Konsentrasi Unsur Abu Terbang Pada PLTU-A, B, C, D dan E
PLTU-A PLTU-B PLTU-C PLTU-D PLTU-E
V dapat menyebabkan gangguan saluran pernapasan dan juga berakibat pada cancerogenic, sedangkan toksisitas Ti dapat menyebabkan ketidak aktifan organisme jaringan dan prosthesis (sakit gigi) [16].
Konsentrasi Potassium (K) berkisar antara 36.306 ± 84 mg/kg terendah di PLTU-E hingga 171.372 ± 390 mg/kg tertinggi di PLTU-C. Toksisitas K adalah denyut jantung tidak teratur, tekanan darah rendah, penyebab berbagai kanker, penyakit ginjal, kejang otot (kram), infeksi pada kencing, siklus menstruasi tidak lancer, bisul, sakit punggung, memperlemah system kekebalan, impotensi, sulit tidur (insomnia) dan sifat lekas marah[17].
Konsentrasi Natrium (Na) berkisar antara 4.091 ± 17 mg/kg yaitu terendah di PLTU-E hingga 17.852 ± 71 mg/kg tertinggi di PLTU-C. Toksisitas Na adalah sering sensistif, hiperaktif, dan mudah haus
(hyperhidrosis). Akumulasi Na terjadi di
rambut, juga di ginjal dan usus yang mengalami kronis [18, 19].
Konsentrasi Barium (Ba) dan Ferro (Fe) masing-masing berkisar antara 1.008 ± 151 mg/kg yaitu di PLTU-D hingga 74.318 ± 6.885 mg/kg di PLTU-A dan berkisar antara 5.968 ± 157 mg/kg yaitu di PLTU-B hingga 298.404 ± 1.346 mg/kg di PLTU-A. Gejala akut dari unsur Ba meliputi kelebihan air liur, muntah diare, tekanan darah meningkat, otot gemetar, lemas, parises, gelisah dan pemompan jantung tidak teratur, sedangkan toksisitas Fe ditandai sakit perut, diare atau
muntah yang berwarna kecoklatan atau warna darah [20].
Konsentrasi Chrom (Cr) dan arsenic (As) masing-masing berkisar antara 109 ± 8 mg/kg yaitu di PLTU-D hingga 600 ± 34 mg/kg di PLTU-A dan berkisar antara 47 ± 6 mg/kg yaitu PLTU-B hingga 900 ± 105 mg/kg di PLTU-A. Toksisitas Cr dapat menyebabkan borok chrom semakin lama semakin dalam, sedangkan toksisitas As menyebabkan badan lemas dan menyebabkan kematian [13, 14, 15].
Konsentrasi Zinc (Zn) dan Scandium (Sc) masing-masing berkisar antara 377 ± 46 mg/kg yaitu di PLTU-B hingga 4.310 ± 486 mg/kg di PLTU-A dan berkisar antara 0,11 ± 0,004 mg/kg yaitu PLTU-C hingga 27 ± 2 mg/kg di PLTU-B. Toksisitas Zn dapat menyebabkan iritasi pada gastrointestinal dan
cyanosis yang dapat menyebabkan kerusakan
kulit [16].
Konsentrasi unsur Selenium (Se),
Strontium (Sr) dan Cobalt (Co) dalam abu
terbang termasuk dalam unsur minor. Gejala toksisitas Se ada di perubahan rambut, gigi, infeksi kulit (dermatitis) dan kehilangan kuku, berbau nafas seperti bau bawang putih atau asam, muak, muntah, sakit perut, kegelisahan, banyak keluar ludah
(hypersalivation) dan kejang otot [21].
Kelebihan unsur Sr mengakibatkan diare, kebusukan bigi, rakhitis dan kejang pada perut [22]. Sedangkan kelebihan unsur Co mengakibatkan alergi pada pernapasan
Gambar 3. Persentase konsentrasi unsur pada abu terbang antara PLTU-A, PLTU-B, PLTU-C, PLTU-D dan PLTU-E
Persentase konsentrasi unsur pada PLTU-A, B, C, D dan E disajikan pada Gambar 3. Persentase unsur lebih dari 5% adalah unsur Al, K, Ba, Fe dan Ca pada PLTU-A, unsur Al, Ca dan K di PLTU-B, unsur Al, K dan Fe di PLTU-C, unsur Al, Mg, Ca, K dan Fe di PLTU-D dan unsur K dan Fe di PLTU E. Sedangkan persentase unsur kurang dari 5% adalah unsur Mg, Ca, Mn, V, Ti, Na, Cr, As, Zn, Sc, Se dan Co di
PLTU-A, unsur Mg, Mn, V, Ti, Na, Ba, Fe, Cr, As, Zn, Sc, Se, Sr dan Co di PLTU-B, unsur Mg, Ca, Mn, V, Ti, Na, Ba, Cr, As, Zn, Sc, Se, Sr dan Co di PLTU-C, unsur Mn, V, Ti, Na, Ba, Cr, As, Zn, Sc, Se, Sr dan Co dan unsure Al, Mg, Ca, Mn, V, Ti, Na, Ba, Cr, As, Zn, Sc, Se, Sr dan Co di PLTU-E.
Ada beberapa unsur mayor dalam abu terbang yang tidak dapat dianalisis dengan metode AAN yaitu unsur Si dan unsur S. Hal
0 20 40 60 Al Ca V K Ba Cr Zn se Co K o n sen tr asi (% ) Unsur
PLTU-A
0 10 20 30 Al Ca V K Ba Cr Zn se Co K o n sen tr asi (% ) UnsurPLTU-D
0 50 Al Ca V K Ba Cr Zn se Co K o n sen tr asi (% ) UnsurPLTU-B
0 50 100 Al Ca V K Ba Cr Zn se Co K o n sen tr asi (% ) UnsurPLTU-E
0 20 40 60 Al Ca V K Ba Cr Zn se Co K o n sen tr asi (% ) UnsurPLTU-C
ini dikarenakan kedua unsur tersebut mempunyai tampang lintang mikroskopis yang rendah sehingga tidak terjadi radionuklida imbas yang optimal pada saat diiradiasi dengan neutron termal. Kedua unsur tersebut direkomendasikan dianalisis dengan metode gravimetri dan X-ray Fluorescence (XRF) dan unsur S dengan
metode Isotope Dilution Thermal Ionization
Mass Spectrometry (ID-TIMS) [4].
V. KESIMPULAN
Abu terbang dari salah satu PLTU batubara di Pulau Jawa mengandung unsur mayor yaitu : Al, Mg, Ca, Mn, Ti, K, Na, Ba, Fe, Ca dan Zn dan unsur minor yaitu : V, Cr, As, Sc, Se, Sr dan Co dengan toksisitas yang berbeda-beda.
DAFTAR PUSTAKA
1. MULYANINGSIH, R., KUNTORO, I., Analisis Unsur Dalam Tumbuhan Bahan Pangan di Sekitar Pusat Listrik Tenaga Uap Labuhan, Prosiding Seminar Nasional Analisis Aktivasi Neutron, Serpong, (2010).
2. PUSAT TEKNOLOGI
KESELAMATAN DAN METROLOGI
RADIASI ‒ BATAN, Pengukuran
Efisiensi Penyaring Debu Elektrostatik Precipitator (EP) dan Karakteristik Partikel Abu Terbang di PT. Indonesia Power Unit Pembangkitan Suralaya Merak ‒ Banten, Laporan, Jakarta (2008).
3. http://repository.ipb.ac.id/ bitstream/ handle/ 123456789/ 46890/ A11fru_BAB II Tinjauan Pustaka.pdf?sequense=6
4. National Institute Of Standards & Technology, Certificate of Analysis
Standard Reference Material 1633b Coal Fly Ash, (2004).
5. PUSDIKLAT, Pelatihan Petugas
Analisis Aktivasi Neutron, Jakarta (2011).
6. SUSETYO, W., Spektrometri Gamma dan Penerapannya Dalam Analisis Pengaktifan Neutron, Gadjah Mada Univessity Press, Yogyakarta (1988).
7. PUSDIKLAT, Petunjuk Praktikum
Prosedur Preparasi Sampel, Pelatihan Petugas Analisis Aktivasi Neutron, Jakarta (2011).
8. PUSDIKLAT, Petunjuk Praktikum
Pengukuran Sampel, Pelatihan Petugas Analisis Aktivasi Neutron, Jakarta (2011).
9. MARTIN, J., Physics For Radiation Protection, John Wiley & Sons, Inc, New York (2000).
10. ANONYMOUS, about trace elememts : aluminium, arsenic, berillium, calcium, cadmium, Center For Biotic Medicine, [http://www.microelementsru/English/01 -05en.shtml], (2003).
11. RONALD, R., DRI/RDA for Calcium & Magnesium + Vitamin A, D, K,
Acu-Cell Nutrition,
www.acu-cell.com/acn2.html (2004).
12. ANONYMOUS, Metal in nutrition : Calcium ‒ metals in health and disease, www.portfolio. Mvm.ed.ac.uk/student webs/ session2/ group29/index.htm (2003).
13. SUMA’MUR, P.K., Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja, Cetakan ke 4, Penerbit Gunung Agung, Jakarta (1984).
14. SOEDOMO, M., Kumpulan Karya
Ilmiah Pencemaran Udara, Institut Teknologi Bandung (ITB), Bandung (1999).
15. DARMONO, Lingkungan Hidup dan Pencemaran (Hubungannya dengan
Toksikologi Senyawa Logam),
Universitas Indonesia Press, Jakarta (2001).
16. ANONYMOUS, about trace elememts : Titanium, Zinc, Cobalt, Vanadium,
Center For Biotic Medicine,
[http://www.microelements.ru/English/0 1-05en.shtml], (2003).
17. RONALD, R., Zinc, Pottasium, Acu-Cell Nutrition, http://www.acu-cell.com/znk.html (2004).
18. RONALD, R., Sodium, Phosphorus, Acu-Cell Nutrition, http://www.acu-cell.com/pna.html (2003).
19. MASSARO, E. J., Handbook of Human Toxicology, CRC Press, Boca Raton, New York (1997).
20. MARIJAH MCCAIN, Chemtrails and Barium Toxicity, http:/www.rense.com/ general21/tox.htm, Martin Marietta Energy Systems, Inc., the U.S. Departement of Energy, (1997).
21. BC CANCER ENERGY,
Complementary and Alternative Cancer
Therapies: Selenium, http://
www.bccancer.bc.ca/PPI/Unconventiona l Therapies/Selenium.htm (2009). 22. RONALD, R., Strontium, Acu-Cell
Nutrition,
http://www.acu-cell.com/sr.html (2004).
23. PACYNA. J. M., Coal-Fired Power Plants as a Sources of Environmental Contamination by Traces Metals and Radionuclides, Habilitation Thesis. Technical University of Wroclaw, Poland (1980).
TANYA JAWAB 1. Penanya : Niken HA.
Pertanyaan :
- Apa tujuan dari beda waktu irradiasi (irradiasi pendek, menengah dan panjang) ?
- Apa tujuan dari beda waktu tunda pencacahan (5 menit, 3 hari dan 2 minggu)?
Jawaban :
- Tujuan dari beda waktu irradiasi adalah untuk mendapatkan hasil
irradiasi cuplikan yang optimal agar dapat dianalisis dengan baik pada unsur-unsur yang dikehendaki karena masing-masing unsur mempunyai waktu paro yang berbeda-beda. Irradiasi pendek diperlukan pada unsur dengan waktu paro orde menit seperti Na, Mg, Mn, Al, Ca, Ti, V dan I, irradiasi menengah untuk unsur dengan waktu paro orde jam seperti Ka, Ga, As, Hg, Br, Mo, La, W dan Au sedangkan irradiasi panjang untuk unsur dengan waktu paro orde hari seperti Sc, Cr, Co, Fe, Se, Rb, Sr, Sr, Ag, Sn, Sb, Te, Ba, Ce, Eu, Tb, Hf, Ta dan Th.
- Tujuan dari beda waktu tunda pencacahan adalah agar diperoleh waktu mati detektor (dead time) kurang dari 20% pada pencacahan cuplikan irradiasi pendek, 5% untuk cuplikan irradiasi menengah dan 1% untuk cuplikan irradiasi panjang sehingga diperoleh cacahan yang dapat dianalisis dengan baik.
2. Penanya : Ekaningtyas H Pertanyaan :
- Dari hasil analisis abu terbang dari beberapa PLTU unsur-unsurnya berbeda, apakah juga diketahui sumber batubaranya, dan apa dampak untuk lingkungan sekitar PLTU?
Jawaban :
- Sumber batubara berasal dari PT. Bukit Asam Muara Enim. Untuk mengetahui dampak lingkungan sekitar PLTU perlu dilakukan penelitian tersendiri dengan mengukur konsentrasi udara, air, tanah, tumbuh-tumbuhan di sekitar PLTU.