TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Implementasi
C. Konsep Akta Kelahiran
Sebuah kebijakan mengemukakan apa yang sedang terjadi dan apa yang seharusnya dilakukan. Sebuah kebijakan memberikan semacam teori yang mendasari klaim legitimasi. Dengan banyaknya masalah mengenai pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil, maka pemerintah mengeluarkan kebijakan tentang tertib administrasi dengan penerapan sistem informasi dan teknologi yang semakain canggih. Adapun kebijakan pemerintah tersebut adalah kebijakan sistem informasi administrasi kependudukan yang disingkat dengan SIAK, berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 23 Tahun 2006 tentang administrasi kependudukan.
Salah satu kebijakan kependudukan yang menanggapi perubahan-perubahan kependudukan adalah kebijakan administrasi kependudukan. Kebijakan ini merupakan kebijakan kependudukan yang bersifat nasional terpadu yang
melibatkan seluruh komponen yang terkait. Pengertian administrasi kependudukan yang biasa disebut dengan singkatan Adminduk dapat ditelusur dari Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan Pasal 1 yang menyatakan bahwa administrasi kependudukan adalah rangkaian kegiatan penataan dan penertiban dalam penerbitan dokumen dan data kependudukan melalui pendaftaran penduduk, pencatatan sipil, pengelolaan informasi administrasi kependudukan serta pendayagunaan hasilnya untuk pelayanan publik dan pembangunan sektor lain. Berdasarkan pengertian ini maka ruang lingkup administrasi kependudukan meliputi 3 (tiga) komponen yaitu: (1) Kegiatan penataan dan penertiban dalam penerbitan dokumen dan data kependudukan melalui pendaftaran penduduk; (2) Kegiatan penataan dan penertiban dalam penerbitan dokumen dan data kependudukan melalui pencatatan sipil; dan (3) Kegiatan penataan dan penertiban dalam penerbitan dokumen dan data kependudukan melalui pengelolaan informasi administrasi kependudukan serta pendayagunaan hasilnya untuk 8 pelayanan publik dan pembangunan sektor lain.
Adapun landasan hukum terbentuknya kebijakan penertiban administrasi kependudukan yaitu maka dari itu pemerintah menetapkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang administrasi kependudukan, Peraturan Presiden Nomor 25 Tahun 2008 tentang persyaratan dan tata cara pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil, Peraturan Menteri Nomor 28 Tahun 2005 tentang penyelenggaraan pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil di daerah.
Administrasi Kependudukan diarahkan untuk memenuhi hak azasi setiap orang di bidang administrasi kependudukan tanpa diskriminasi melalui pelayanan publik yang profesional. Pendaftaran penduduk dilakukan dengan pencatatan biodata penduduk, pencatatan atas pelaporan peristiwa kependudukan dan pendataan penduduk serta penerbitan dokumen kependudukan. Adapun salah satu kegiatan penataan dan penertiban dokumen dan data kependudukan melalui pencatatan sipil adalah akta kelahiran. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak diamatkan bahwa anak adalah karunia Tuhan yang Maha Esa yang dalam dirinya melekat harkat, martabat, dan hak-hak asasi sebagai manusia seutuhnya yang harus dijaga dilindungi.
Salah satu wujud perlindungan hak anak adalah pengakuan akan identitas dirinya yang dapat diperoleh melalui pencatatan kelahiran. Pencatatan kelahiran sangat penting karena merupakan bukti otentik keberadaan seseorang anak yang didalamnya memberikan kejelasan 1) jati diri pribadi, yang meliputi: nama, jenis kelamin, dan tanggal lahir. 2) status hubungan kekeluargaan yang meliputi: anak keberapa, nama ibu, dan nama ayah dan 3) status kewarganegaraan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tidak dimilikinya pengakuan legal atas beradaan dirinya, berarti secara teknis anak tersebut tidak memiliki nama, tidak memiliki jenis kelamin, tidak memiliki tanggal lahir, tidak memiliki hubungan kekeluargaan dengan siapapun dan juga tidak memiliki status kewarganegaraan.
Kejelasan identitas diri seorang anak akan menghindarkan dirinya dari berbagai pelanggaran hak-hak asasinya seperti eksploitasi, diskriminasi, tindak kekerasan maupun upaya diperjual-belikan karena anak tidak jelas siapa orang
tuanya. Sedangkan status kewarganegaraan akan terkait dengan berbagai pelayanan, fasilitas dan perlindungan yang diberikan negara.
Meskipun pencatatan kelahiran sangat penting bahkan karena pentingnya UNICEF menyebutnya sebagai “the first right” yang tidak terpisahkan dari hak asasi manusia, namun kenyataannya sampai sekarang masih banyak anak Indonesia yang belum dicatat kelahirannya. Ada beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya pencatatan kelahiran di Indonesia yaitu rendahnya pencatatan kelahiran di Indonesia akibat dari sistem pencatatan dan statistik vital di Indonesia yang tidak berjalan secara efektif. Selain itu juga disebabkan ketidaktahuan orang tua dan masyarakat pentingnya pencatatan kelahiran bagi seorang anak.
Padahal sebenarnya pencatatan kelahiran merupakan hak asasi setiap anak yang dijamin oleh negara, sebagaimana diamanatkan dalam pasal 7 Konvensi Hak Anak yang menyatakan bahwa “anak sejak lahir berhak atas sebuah nama, berhak memperoleh kewarganegaraan, sejauh memungkinkan berhak mengetahui dan dipelihara oleh orang tuanya. Sebagai wujud kepeduliannya terhadap hak anak tersebut maka pemerintah telah membebaskan biaya pencatatan kelahiran sebagaimana dinyatakan dalam pasal 28 ayat 3 Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak bahwa “akta kelahiran menjadi tanggungjawab pemerintah dan penertibannnya tidak dipungut biaya.
Belum ada suatu referensi buku yang membahas mengenai pengertian secara jelas tentang Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) karena sistem kependudukan ini merupakan suatu kebijakan sistem baru yang diterapkan
oleh pemerintah untuk menciptakan suatu aturan yang mengatur penertiban administrasi kependudukan yang masih memilki banyak masalah. Adapun landasan hukum terbentuknya kebijakan penertiban administrasi kependudukan yaitu Maka dari itu pemerintah menetapkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tantang administrasi kependudukan.
SIAK adalah Sistem Informasi Administrasi Kependudukan, yaitu suatu system informasi berbasis web yang disusun berdasarkan prosedur-prosedur dan memakai standarisasi khusus yang bertujuan menata sistem administrasi kependudukan sehingga tercapai tertib administrasi di bidang kependudukan dan juga membantu bagi petugas di jajaran Pemerintah Daerah khususnya Dinas Kependudukan dalam menyelenggarakan layanan kependudukan. Dalam implementasinya, SIAK menerapkan Nomor Induk Kependudukan (NIK) yang merupakan nomor identitas penduduk yang bersifat unik atau khas, tunggal dan melekat pada seseorang yang terdaftar sebagai penduduk Indonesia, yang berlaku selamanya. Dalam SIAK, database antara kecamatan, kabupaten-kota, provinsi, dan Departemen Dalam Negeri (Depdagri) akan terhubung dan terintegrasi.
Seseorang tidak bisa memiliki identitas ganda dengan adanya nomor identitas kependudukan (NIK). Sebab, nomor bersifat unik dan akan keluar secara otomatis ketika instansi pelaksana memasukkannya ke database kependudukan.
Tujuan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) yaitu:
1. Database Kependudukan terpusat melalui pemberlakuan Nomor Induk Kependudukan (NIK) Nasional dalam rangka mewujudkan tertib administrasi kependudukan.
2. Database Kependudukan dapat diintegrasikan untuk kepentingan lain (Statistik, Pajak, Imigrasi, dan lain-lain).
3. Sistem SIAK terintegrasi (RT/RW, Kelurahan, Kecamatan, Pendaftaran Penduduk, Catatan Sipil, dan lain-lain).
4. Standarisasi Nasional.
5. Melindungi hak-hak individu penduduk, melalui pelayanan penerbitan dokumen kependudukan (KK, KTP dan Akta-Akta Catatan Sipil) dengan mencantumkan NIK Nasional .
Sebuah implementasi harus sesuai apa yang terjadi dan apa yang seharusnya dilakukan. Sebuah implementasi memberikan semacam teori yang mendasari klaim legitimasi. Dengan banyaknya masalah mengenai pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil, maka pemerintah mengeluarkan kebijakan tentang tertib administrasi dengan penerapan sistem informasi dan teknologi yang semakain canggih. Adapun kebijakan pemerintah tersebut adalah implementasi sistem informasi administrasi kependudukan yang disingkat dengan SIAK, berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 23 Tahun 2006 tentang administrasi kependudukan.
Program yang diimplementasikan pemda ini sangat penting bagi masyarakat setempat mengingat meningkatkan pelayanan publik, sekaligus telah terdaftar di data bes warga nenagara indonesia, dan mempunyai identitas individu.akan tetapi sistem informasi administrasi kependudukan (SIAK), belum sepenuhnya berjalan sesuai apa yang kita harapkan, mengingat kurangnya informasi yang aktual dari pihak pemda,bagaimana mestinya seharusnya proker
SIAK ini di dalam pengurusan tidak di pungut biaya, tapi nyatanya masi banyak masyarakat membayar di dalam pengurusan akta kelahiran, apakah ini di namakan sebuah loyalitas pemda mengambil sebuah keputusan yang logis.