• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

2.4 Konsep Analisis dan Desain Sistem Informasi

sistem menjadi bagian-bagian kecil, agar dapat mempelajari kelayakan di setiap

bagian (Whitten, 2004). Sedangkan sistem perancangan (desain) adalah teknik

pemecahan masalah yang merangkai kembali bagian-baagian relatif pada sistem

yang telah diperbaiki. Pada sistem perancangan tahapan yang ikut terlibat adalah

penambahan, penghapusan dan perubahan bagian-bagian pada sistem aslinya.

2.4.2 Pendekatan Analisis Sistem

Pendefinisian suatu masalah merupakan tindakan dari penganalisisan

sebuah sistem. Terdapat beberapa pendekatan untuk mendefinisikan atau untuk

mengetahui penjabaran sebuah masalah. Di bawah berikut adalah jenis-jenis dari

pendekatan masalah.

1. Analisis Terstruktur (Structured Analysis)

Pendekatan dengan cara model-driven yang berpusat pada proses untuk

menganalisa sistem yang sudah ada, melakukan pendefinisian persyaratan

bisnis untuk sistem yang baru, atau kedua proses dapat digabungkan secara

bersamaan (Whitten, 2004).

2. Teknik Informasi (Information Engineering)

Pendekatan melalui model-driven yang menggunakan data sebagai pusatnya,

namun sensitif pada proses. Pendekatan ini dapat membantu dalam hal

perencanaan, penganalisaan, dan perancangan sistem informasi (Whitten,

2004).

3. Discovery Prototyping

Pendekatan yang membantu dalam hal pengidentifikasian kebutuhan bisnis

implementasi/penerapan quick end dirt (bijaksana dan efektif tapi tanpa cacat

atau efek samping yang tidak diinginkan) (Whitten: 2004).

4. Analisis Berorientasi Objek (Object Orientasi Analysis)

Pendekatan yang menghubungkan data dan proses bersama konstruksi atau

disebut objek. Pendekatan menggunakan model OOA (Object Orientasi

Analysis) merupakan gambaran objek-objek sistem dari segala macam sudut

pandang, seperti struktur, kelakuan, dan interaksi antar objek-objek (Whitten,

2004).

2.5 Analisis dan Desain Berorientasi Objek

Melakukan analisa dengan pendekatan analisis berorientasi objek adalah

dapat membantu dalam hal pengimplementasian teknologi seperti pembangunan

sistem, pengelolaan, dan perakitan atau menyambungkan objek-objek menjadi

aplikasi atau sistem yang bermanfaat. Pemodelan berorientasi objek dapat

memberitahukan penggunaan metodologi dan notasi diagram.

Booch dan Rumbaugh (1994), melakukan penggabungan metode berorientasi

objek yang bertujuan untuk membuat proses standar pada pengembangan sistem

berorientasi objek. Jacobson (1995) bergabung bersama Grady dan James, yang

kemudian mengembangkan bahasa pemodelan objek standar. Hasil dari koordinasi

mereka menghasilkan Unified Modeling Language (UML) versi 1.0 yang rilis tahun

1997 (Whittenet.al, 2004), dan di tahun yang sama OMG merilis UML 1.1 sebagai

standar industri (Sholiq, 2006).

digunakan untuk pengambaran dari berjalannya sebuah sistem yang akan

dikembangkan (Whittenet.al, 2004).

2.5.1 Unified Modelling Language (UML)

Tool atau alat yang digunakan dalam pengembangan sistem berorientasi

obyek. UML menyediakan bahasa pemodelan visual terkait pengembangan sebuah

sistem, sehingga membantu pihak pengembang dalam membuat blueprint atas visi

mereka dalam bentuk yang baku, mudah dipahami, dan lengkap dengan mekanisme

yang efektif untuk berbagi (sharing) dan memudahkan dalam berdiskusi tekait

rancangan mereka (Munawar, 2005).

Metode perancangan berbasis objek terbagi menjadi empat tahap

perulangan (iterative), yaitu: pengidentifikasian kelas dan objek, pengidentifikasian

semantik hubungan objek dan kelas, perincian atau pendetailan tampilan antarmuka

(interface) dan penerapan/pengimplementasian. Perancangan sistem menggunakan

UML disusun oleh simbol-simbol sehingga membentuk sebuah diagram model.

Dibawah ini adalah beberapa diagram dari UML (Munawar, 2005):

1. Use Case Diagram

Diagram yang mendeskripsikan fungsi dari sebuah sistem dilihat dari sudut

pandang pengguna. Use case diagram menampilkan interaksi antara pengguna

sistem dengan sistemnya sendiri melalui cerita tentang proses penggunaan si sistem

oleh penggunanya (Munawar, 2005).

Pada use case diagam, pengguna biasanya disebut sebagai aktor (actor).

Aktor memiliki peran sebagai pengguna dalam berinteraksi dengan sistem. Use

tentang suatu sistem dari sudut pandang si pengguna. Use case diagaram memiliki

tiga notasi, yaitu (Munawar, 2005):

1. Aktor adalah perwujudan dari peran orang dan sistem lainnya yang terhubung

dengan fungsi sistem ketika berkomunikasi dengan use case.

2. Use case adalah perwujudan dari interaksi antara sistem dengan aktor, yang

dibuat sesuai kebutuhan dari aktor. Use Case merupakan proses atau pemrosesan dari “apa” yang di kerjakan perangkat lunak atau sistem. Penamaan dari setiap use case berdasarkan dari hal atau proses yang di capai

dari interaksi sistem dengan aktor.

3. Relationship (hubungan) merupakan perwujudan keterkaitan aktor dengan

sistem, yang menampilkan interaksi antara aktor dan sistem.

Gambar 2. 1 Use case Diagram

2. Class Diagram

Notasi class diagram digambarkan kotak, dengan spesifikasi penulisan

nama class menggunakan huruf besar atau kapital pada awal kalimat dengan posisi

di atas kotak. Jika class memiliki nama yang terdiri dari dua suku kata atau lebih,

menggunakan huruf besar. Atribute adalah property dari sebuah class. Attribute ini

mendeskripsikan batas nilai yang mungkin ada pada obyek dari class. Sebuah class

mungkin mempunyai nol atau lebih attribute (Munawar, 2005).

Operation adalah sesuatu yang bisa di lakukan oleh sebuah class atau yang

anda (atau class yang lain) dapat lakukan untuk sebuah class. Responsibility adalah

keterangan yang mendeskripsikan tentang sesuatu yang akan di lakukan class yaitu

apa yang akan di capai oleh attribute dan operation (Munawar, 2005).

Gambar 2. 2 Class Diagram

3. Activity Diagram

Activity Diagram adalah diagram yang menggambarkan langkah-langkah

atau prosedur pada setiap proses bisnis di sistem. Activity diagram memiliki fungsi

yang mirip seperti flowchart, dimana activity diagram dapat mendukung perilaku

Gambar 2. 3 Activity Diagram

4. Sequence Diagram

Sequence diagram merupakan diagram yang menggambarkan perilaku pada scenario atau kejadian proses bisnis. Diagram ini menampilkan objek dan message

(pesan) diantara objek-objek use case. Message disimbolkan oleh garis dengan tanda

panah, dengan waktu yang disimbolkan progress vertical (Munawar, 2005).

Gambar 2. 4 Sequence Diagram

Dengan class diagram sebagai titik acuan, dapat dirancang konstruksi dan

struktur sebuah basis data. Apa saja object beserta bagaimana relasinya antar tabel

dapat diidentifikasi menggunakan class diagram. Rancangan skema basis data ini

nantinya akan diimplementasikan langsung ke dalam aplikasi. Karena itu skema

database memiliki primary key sebagai data yang unik dan foreign key yang

menghubungkan antar entitas/tabel, sehingga dapat terbentuk sebuah skema basis

data yang lengkap.

2.6 Metode Pengembangan Sistem

Metodologi adalah suatu cara yang digunakan untuk menemukan kebenaran

atau solusi dengan melakukan atau menggunakan penelusuran dengan tata cara

tertentu, dan berdasarkan dengan realita apa yang dikaji. Pendekatan sistem

merupakan metodologi dasar untuk menemukan alternatif dalammemecahkan

masalah. Metodologi pengembangan sistem informasi berbasis komputer. Metode

yang digunakan dalam perancangan sistem ini adalah Rapid Application

Development (RAD).

Menurut (Ade Setiawan, 2011) Rapid Application Development (RAD) atau

rapid prototyping adalah model proses pembangunan perangkat lunak yang

tergolong dalam teknik incremental (bertingkat). RAD menekankan pada siklus

pembangunan pendek, singkat dan cepat. Durasi waktu yang singkat adalah

boundary yang utama untuk model ini. Rapid Application Development

menggunakan metode iteratif atau berulang dalam melakukan pengembangan

pengembangan dengan tujuan menetapkan kebutuhan pengguna. Model kerja

digunakan hanya sesekali saja sebagai dasar desain dan akhir dari implementasi

sistem.

Metode pengembangan Rapid Application Development (RAD) adalah suatu

metode pendekatan yang menekankan pada pengembangan berorientasi objek

terhadap pengembangan sistem yang mencakup suatu metode pengembangan serta

perangkat-perangkat lunak. Ada tiga fase dalam RAD yang melibatkan penganalisis

dan pengguna dalam tahap penilaian perancangan dan penerapan (Kendall,

2008)yaitu:

1. Requirement Planning

Pada tahap ini dilakukan identifikasi dan analisis terhadap masalah-masalah

yang menjadi latar belakang pembangunan sistem. Tujuan dari tahap ini adalah

menentukan tujuan, batasan-batasan, syarat-syarat dan kebutuhan dari sistem yang

akan dibangun.

Tahap ini dibagi menjadi beberapa proses:

a) Analisis Permasalahan

Pada langkah pertama, sistem yang sudah berjalan dijabarkan proses

bisnisnya kemudian diidentifikasi permasalahan sistem tersebut secara

keseluruhan, hingga ditemukan batasan dan lingkup permasalahan. Dan

terakhir, tujuan dari pembangunan sistem juga dapat dirumuskan.

Masalah yang sudah teridentifikasi sebelumnya, dianalisis sistem yang

sedang berjalan agar dapat ditentukan apa saja batasan yang menjadi

kebutuhan sistem untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya.

c) Analisis Usulan Sistem

Setelah melakukan analisis terhadap permasalahan dan menganalisis sistem

yang berjalan, maka selanjutnya adalah memutuskan bagaimana solusi yang

disetujui dan membuat alur mengavu pada sistem yang telah berjalan dalam

pembangunan arsitektur sistem, disebut sebagai analisis usulan sistem.

2. Workshop Design

Pada tahap ini dilakukan perancangan arsitektur sistem, yang didapatkan dari

perumusan masalah, pendefinisian tujuan, syarat dan kebutuhan, yang kemudian

menjadi acuan dalam pengembangan arsitektur sistem. Arsitektur mencakup

perancangan proses, basis data, sampai perancangan antar muka. Tahapan ini

memerlukan kerja sama dengan pengguna, agar perancangan yang dihasilkan sesuai

dengan kemampuan, kebutuhan dan keinginan pengguna. Selama proses workshop

berjalan, pengguna merespon hasil dari perancangan prototipe, kemudian sistem

analis memperbaiki rancangan modul sistem sesuai masukan dari pengguna/user.

Berikut yang perlu dikembangkan dalam tahapan perancangan:

a) Rancangan Proses

Pada tahap ini meliputi perancangan proses dan aktivitas yang akan/mungkin

terjadi pada sistem, lalu menentukan interaksi yang terjadi dan yang terlibat.

Diagram yang dapat digunakan yaitu use case diagram, activity diagram,

b) Rancangan Basis Data

Tahapan ini melakukan perancangan terhadap alur masukan data dan

keluaran informasi yang diperlukan sistem, klasifikasi dan hubungan antar

data. Tahap ini dapat menggunakan class diagram maupun Entity

Relationship Diagram (ERD) sebagai dasari dari pembuatan rancangan basis

data.

c) Rancangan Antar Muka

Tahapan ini melakukan perancangan antar muka sistem yang memudahkan

pengguna menggunakan. Tahapan ini pengembang dapat menggunakan

sistem tambahan baik dalam bentuk gambar atau prototype yang sudah ada

(projek/referensi sebelumnya).

3. Implementation

Rancangan yang telah disetujui dan sistem telah terbangun dan diperbaiki,

sistem yang baru kemudian diuji untuk memastikan apakah sistem yang dibangun

sudah memenuhi persyaratan dan mencapai tujuan yang telah dirumuskan di awal,

dan kemudian diperkenalkan ke dalam organisasi. Ada dua langkah yang menjadi

langkah utama pada tahap ini:

a) Coding/Programming

Merupakan tahap dimana hasil dari rancangan proses sistem diubah ke dalam

bentuk algoritma dengan menuliskan ke baris-baris kode program

menggunakan bahasa program tertentu.

Tahap ini adalah merupakan tahap dimana sistem aplikasi yang telah

terbangun dijalankan dan diuji terlebih dahulu apakah sudah berfungsi dan

berjalan sebagaimana tujuan dan kebutuhan yang telah ditentukan

sebelumnya.

2.7 Manajemen

Dokumen terkait