• Tidak ada hasil yang ditemukan

Guru merupakan suatu profesi yang artinya suatu pekerjaan atau pekerjaan

yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru. Tugas guru sebagai profesi

meliputi mendidik, mengajar dan melatih. Mendidik berarti menerusakan dan

mengembangkan nilai-nilai hidup. Mengajar berarti meneruskan dan

mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedangkan melatih berarti

mengembangkan keterampilan-keterampilan siswa (Usman,1990:4). Selain

mendidik, mengajar dan melatih tugas utama guru sebagai pendidik profesional

menurut Danim dan Khairil (2011:5) juga mengarahkan, membimbing, menilai

dan mengevaluasi peserta didik pada jalur pendidikan formal. Sedangkan Subini

(2012:14) menyatakan bahwa tugas–tugas profesional guru adalah meneruskan atau menstransmisi ilmu pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai lain yang

sejenis yang belum diketahui anak dan seharusnya diketahui anak. Maka dengan

berbagai tugas yang dipersyaratkan, profesi guru bukanlah suatu pekerjaan yang

mudah dan tidak sembarangan orang dapat melakukannya.

Pada hakikatnya guru sebagai suatu profesi memerlukan suatu kamampuan

dan keahlian khusus agar mampu membimbing aktifitas belajar dan menilai

peserta didiknya maupun melakukan refleksi diri sehingga dapat mencapai tujuan

pembelajaran yang ditentukan. Guru memiliki pengetahuan yang luas yang dapat

ditularkan kepada peserta didik melalui kegiatan pembelajaran. Hal ini berarti

keahlian tertentu agar guru dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Seperti

dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Pasal 8 menegaskan bahwa guru

diharuskan memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat

jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan

pendidikan nasional.

Salah satu kompetensi yang harus dimiliki guru yaitu kompetensi

profesional, sebagai standar yang mencerminkan penguasaan guru terhadap materi

pembelajaran bidang studi yang diajarkan. Sepeti yang dipaparkan Uno (2008:20)

bahwa pada dasarnya seperangkat tugas yang harus dilaksanakan oleh guru

berhubungan dengan profesinya sebagai pengajar ini sangat berkaitan dengan

kompetensi profesionalnya. Oleh karena itu kompetensi profesional guru penting

dikuasai oleh guru.

Yamin dan Maisah (2010:1) menggambarkan istilah competencies, competence dan competent diterjemahkan sebagai kompetensi, kecakapan dan keberdayaan merujuk pada keadaan atau kualitas mampu dan sesuai. Kompetensi

menurut Majid, (2005:5) adalah seperangkat tindakan intelegen penuh tanggung

jawab yang harus dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu

melaksanakan tugas-tugas dalam bidang pekerjaan tertentu. Berdasarkan

pandangan diatas seseorang dikatakan kompeten jika memiliki kecakapan dan

kualitas yang sesuai dengan tugas pada bidang tertentu yang digeluti.

Sementara Len holmes (1992) mendefinisikan kompetensi sebagai berikut:

“A competency is a description of something with a person who works in a

given occupational area should be able to do. It is a description of an

action, behavior or outcome which a person should be able to demonstrate”

Kutipan diatas menjelaskan bahwa seseorang yang memiliki kompetensi

berarti dapat bekerja sesuai dengan apa yang harusnya dikerjakan. Dengan kata

lain seorang guru dikatakan memiliki kompetensi jika guru tersebut mampu

mengajar dan memenuhi tugas dan tanggungjawabnya dengan baik. Tentu saja itu

semua dapat dipenuhi oleh guru apabila guru tersebut mempunyai kemampuan

yang relevan dalam bidangnya. Kompetensi ini yang digunakan dalam mengukur

kualifikasi dan profesionalitas guru pada suatu jenjang dan jenis pendidikan

(Depdiknas, 2004).

Dalam Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen

memaparkan pengertian kompetensi adalah seperangkat pengetahuan,

ketrampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati dan dikuasai oleh guru

atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Wibowo (2014:271)

mendeskripsikan bahwa kompetensi adalah suatu kemampuan untuk

melaksanakan atau melakukan suatu pekerjaan atau tugas yang dilandasi atas

ketrampilan dan pengetahuan serta didukung oleh sikap kerja yang dituntut oleh

pekerjaan tersebut. Dengan demikian, kompetensi menunjukkan keterampilan atau

pengetahuan yang dicirikan oleh profesionalisme dalam suatu bidang tertentu

sebagai sesuatu yang terpenting, sebagai unggulan bidang tersebut.

Sejalan dengan apa yang dipaparkan oleh Wibowo, kompetensi guru lebih

bersifat personal dan kompleks serta merupakan satu kesatuan utuh yang

menggambarkan potensi yang mencakup pengetahuan, keterampilan, sikap dan

direpresentasikan dalam amalan dan kinerja guru dalam mengelola pembelajaran

di sekolah (Mulyasa, 2013:32).

Berdasarkan pandangan dari beberapa ahli diatas menunjukkan bahwa

kompetensi mencakup keterampilan, sikap yang harus dimiliki oleh guru atau

pendidik untuk menjalankan tugas-tugas profesinya guna mencapai suatu standar

yang telah ditentukan. Subini (2012:73) menjelasakan bahwa keberhasilan guru

secara nyata dapat dilihat dari keberhasilan murid ketika mengikuti proses dan

mencapai tujuan pembelajaran. Guru yang berkompeten akan menyelenggarakan

pembelajaran secara efektif, sehingga dapat menjadi guru yang unggul

dibidangnya. Sebaliknya dengan guru yang hanya sekedar melakukan

pembelajaran secara formalitas sebagai penggugur kewajiban mengajar dikelas

sulit mengantarkan peserta didiknya untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Kompetensi memiliki karakteristik tertentu, Spencer dan Spencer (1993)

membagi lima karakteristik kompetensi yaitu sebagai berikut:

1) Motif adalah sesuatu yang secara konsisten dipikirkan atau diinginkan orang yang menyebabkan tindakan. Motif mendorong, mengarahkan dan memilih perilaku menuju tindakan atau tujuan tertentu.

2) Sifat adalah karakteritik fisik dan respon yang konsisten terhadap situasi atau informasi.

3) Konsep diri adalah sikap, nilai, atau citra diri sesorang. Percaya diri merupakan keyakinan orang bahwa mereka dapat efektif dalam hampir setiap situasi. 4) Pengetahuan adalah informasi yang dimiliki orang dalam bidang spesifik. 5) Ketrampilan adalah kemampuan mengerjakan tugas fisik atau mental tertentu

(Wibowo,2014: 272).

Sejalan dengan Yamin dan Maisah (2010:1) juga memaparkan lima jenis

karakteristik kompetensi yaitu: (1) pengetahuan, merujuk pada informasi dan hasil

sikap, nilai-nilai dan citra diri seseorang; (4) karakteristik pribadi, merujuk pada

karakteristik fisik dan konsistensi tanggapan terhadap situasi dan informasi; dan

(5) motif, merupakan emosi, hasrat, kebutuhan psikologis atau

dorongan-dorongan lain yang memicu tindakan.

Begitu pula menurut pendapat Judisseno (2008:49) ada lima karakteristik

dasar yang mempengaruhi kompetensi seseorang meliputi: (1) motive adalah sesuatu yang selalu dipikirkan orang secara konsisten, yang melahirkan

keinginan untuk melakukan suatu tindakan tertentu dengan baik; (2) trait

merupakan naluri secara konsisten dapat memberikan respons yang cepat dan

tepat terhadap suatu keadaan atau informasi yang diterima; (3) self-concept, konsep pribadi mengenai sikap perilaku, persepsi diri dan sistem nilai dengan

yang kita harapkan; (4) knowledge adalah sekumpulan informasi dan pengetahuan yang dimiliki seseorang dalam bidang tertentu; (5) skill adalah kemampuan menyelesaikan tugas secara nyata. Satu dan lainnya saling

berhubungan membentuk ketiga unsur yang digambarkan dalam gambar berikut:

Intent Action Outcome

Ciri dan karakter pribadi Tindakan terampil Unjuk kerja dan hasil akhir Motive, Trait, Self-concept, knowlwdge Job performanc e Skill

Kompetensi inti merupakan prasyarat mutlak yang harus dimiliki seseorang

untuk melakukan suatu pekerjaan unggul. Pernyataan tersebut

mengidentifikasikan bahwa dengan menguasai kompetensi inti wajib dikuasai

guru agar bekerja secara profesional dalam organisasi sekolah dan juga dapat

memahami visi-misi dan nilai sekolah yang bersangkutan. Ada empat kompetensi

inti yang harus dikuasai guru, yaitu: (1) Kompetensi pedagogik; (2) Kompetensi

kepribadian; (3) Kompetensi sosial; dan (4) Kompetensi profesional.

Penelitian ini memfokuskan pada kompetensi profesional guru. Dari uraian

diatas telah dipaparkan mengenai definisi kompetensi, sebelum menelaah

menganai definisi kompetensi profesional, maka perlu dipahami mengenai makna

profesional terlebih dahulu. Pasal 1 angka 4 UUGD menjelaskan bahwa “profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang yang menjadi sumber penghasilan yang memerlukan keahlian serta memerlukan pendidikan profesi”. Pengertian tersebut menunjukkan bahwa profesional merujuk pada pekerjaan yang membutuhkan keahlian yang dipersyaratkan. Seperti yang

dikemukakan oleh Yamin dan Maisah (2010:30) bahwa profesional berarti jenis

pekerjaan khas yang memerlukan pengetahuan, keahlian atau ilmu pengetahuan

yang diaplikasikan untuk berhubungan dengan orang lain. instansi atau lembaga.

Mengacu pada definisi diatas, maka profesional dapat diartikan sebagai suatu

pekerjaan atau aktivitas yang dikerjakan seseorang atas profesinya dengan

bersungguh-sungguh dan memenuhi persyratan yang telah ditetapkan. Tentu saja

profesional, tentu saja dibutuhkan waktu yang relatif panjang dengan serangkaian

proses.

Sujanto (2007:33) mendefinisikan guru profesional adalah guru yang

menguasai mata pelajaran dengan baik dan mampu membelajarkan siswa secara

optimal, menguasai semua kompetensi yang dipersyaratkan bagi seorang guru.

Sedangkan Mulyasa (2013:6) juga mensyaratkan guru profesional memiliki standar kompetensi dan sertifikasi guru. Dengan kata lain sebutan “guru profesional” didasarkan pada pengakuan formal terhadap kualifikasi dan kompetensi guru tersebut atas profesinya.

Penguasaan guru terhadap mata pelajaran yang diajarkan pada akhirnya

akan berdampak pada pencapaian hasil belajar siswa. Kemampuam dasar, materi

pokok pembelajaran dan indikator yang telah dicantumkaan dalam silabus

merupakan aspek yang harus dikuasai oleh siswa. Apabila guru mampu

menerangkan materi dengan baik dan variatif, tentu saja peserta didik akan lebih

fokus dan tertarik terhadap materi ajar yang disampaikan tersebut. Hal ini erat

kaitannya dengan penguasaaan kompetensi profesional guru. Pada umumnya

sekolah-sekolah yang memiliki guru dengan kompetensi profesional akan menerapkan “pembelajaran dengan melakukan untuk menggantikan cara mengajar dimana guru hanya berbicara dan peserta didik hanya mendengarkan” (Uno, 2008:18). Proses pembelajaran sebaiknya melibatkan siswa secara aktif

berpartipasi tidak hnaya sekedar menjadi pendengar dan pemerhati. Maka dengan

sesuatu yang membuat siswa menjadi lebih menelisik lebih lanjut apa yang telah

diajarkan hingga pada akhirnya mampu mencapai tujuan pembelajaran.

Kompetensi profesional menurut Agung (2012:101) adalah kemampuan

penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan

membimbing peserta didik atau siswa memenuhi standar kompetensi yang

ditetapkan Standar Nasional Pendidikan. Sedangkan kompetensi profesional guru

menurut Sujanto (2007:33) yaitu kemampuan untuk menguasai materi

pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan guru mampu

membimbing peserta didik dapat memenuhi standar kompetensi minimal yang

seharusnya dikuasai peserta didik. Uno (2008:18) juga memaparkan kompetensi

profesional seorang guru adalah seperangkat kemampuan yang harus dimiliki

seorang guru agar ia dapat melaksanakan tugas mengajarnya dengan berhasil.

Setelah mengetahui definisi kompetensi profesional dari para ahli, dapat

disimpulkan bahwa kompetensi profesional adalah seperangkat kemampuan guru

dalam menguasai materi ajar sesuai bidang studi secara mendalam serta dapat

mengarahkan peserta didik untuk memahami materi yang disampaikan sebagai

tugas mengajarnya.

Hamalik (2004:39) juga mendeskripsikan guru yang dinilai kompeten secara

profesional apabila: (1) guru tersebut mampu mengembangkan tanggung jawab

dengan sebaik-baiknya; (2) guru tersebut mampu melaksankan perannya secara

berhasil;(3) guru tersebut mampu bekerja dalam usaha mencapai tujuan

pendidikan (tujuan instruksional) sekolah; dan (4) guru tersebut melaksanakan

aspek yang perlu diperlu diperhatikan agar guru menguasai kompetensi

professional yaitu: (1) kode etik profesi; (2) pengembangan penguasaan materi;

(3) pengembangan penguasaan kompetensi mata pelajaran; (4) pengembangan

materi atau bahan ajar; (5) pengembangan diri (profesi). Berdasarkan pemaparan

tersebut Hamalik cenderung melihat profil guru yang kompeten secara umum

sedangkan Agung menyebutkan secara lebih spesifik mengenai peran guru yang

dianggap profesional.

Berikut ini ciri-ciri umum guru profesional menurut Danim dan Khairil

(2011:23) adalah (1) melakukan profesionalisasi diri; (2) memotivasi diri; (3)

memiliki disiplin diri tinggi; (4) mengevaluasi diri; (5) memiliki kesadaran diri;

(6) melakukan pengembangan diri; (7) menjadi pembelajar; (8) melakukan

hubungan efektif; (9) menempati tinggi dan (10) taat asas pada kode etik.

Ciri-ciri guru profesional yang disebutkan diatas lebih mengidentifikasi guru

dari pengembangan diri dengan orientasi dirinya sendiri berbeda dengan yang

dikemukakan oleh Subini (2012:58) yang lebih menekankan pada proses

pengembangan diri seorang guru yang langsung bersangkutan kepada peserta

didik yang dijabarkan berikut ini : (1) biasa mempersiapkan model dan instrumen

bahan pembelajaran dengan kesadaran sendiri; (2) aktif mencari dan

mengembangkan bahan pembelajaran; (3) aktif mencari cara agar anak didiknya

berhasil; (4) sering menjadikan masalah pembelajaran dan siswa sebagai topik

pembicaraan; (5) Aktif mengevaluasi kinerjanya sendiri; (6) berusaha menjadi

contoh dan pembimbing terbaik bagi siswa; dan (7) keberhasilan mengajar yang

Dari pemaparan ciri-ciri guru profesional tersebut, seorang guru yang

profesional lebih baik apabila mampu menyeimbangkan potensi untuk mencapai

kriteria guru profesional, tidak hanya melihat dari prespektif pengembangan diri

sendiri terhadap pekerjaannya tetapi juga melihat terhadap apa yang dikerjakan.

Maksudnya guru tidak hanya mengembangkan diri untuk lebih baik bagi dirinya

sendiri akan tetapi menjadi lebih baik untuk peserta didik dalam membantu

memcapai tujuan pembelajaran. .

Kecakapan kompetensi seseorang dipengaruhi oleh berbagai faktor,

menurut Michael Zwell (2000:68) sebagai berikut: (1) keyakinan dan nilai-nilai,

keyakinan yang dimiliki oleh seseorang akan mempengaruhi perilakunya. Oleh

karena itu setiap orang harus berfikir positif terhadap dirinya ataupun orang lain;

(2) keterampilan, pengembangan keterampilan yang secara spesifik berkaitan

dnegan kompetensi dapat berdampak baik pada budaya organisasi dan kompetensi

individual; (3) pengalaman, orang yang pekerjaannya memerlukan sedikit

pemikiran strategis kurang mengembangkan kompetensiinya daripada mereka

yang telah menggunakan pemikiran strategis bertahun-tahun; (4) karakteristik

pribadi, dengan kepribadian orang merespon dan berinteraksi dengan kekuatan

dan lingkungan sekitarnya; (5) motivasi, ini dapat memberikan dorongan agar

seseorang tetap berorientasi pada pekerjaannya; (6) isu emosional; hambatan

emosional dapat membatasi penguasaan kompetensi; (7) kemampuan intelektual,

kompetensi tergantung pada pemikiran kognitif seperti pemikiran konseptual dan

pemikiran analitis; (8) budaya organisasi, system dan kebiasaan dalam organisai

Semantara itu, Kartini (2011) menyebutkan ada delapan faktor yang

mempengaruhi kompetensi professional guru yaitu: (1) training atau diklat dan

atau Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP); (2) kualifikasi akademik atau

disebut juga dengan latar belakang pendidikan; (3) supervise akademik atau

disebut dengan pengawasan secara berkelanjutan; (4) kepemimpinan kepala

sekolah; (5) motivasi; (6) kesejahteraan atau kompensasi; (7) etos kerja; (8)

kemampuan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi (TIK).

Kompetensi guru sebagai salah satu aspek untuk mencapai tujuan

pembelajaran disekolah dipengaruhi oleh faktor latar belakang pendidikan,

pengalaman mengajar dan lama mengajar (Uno,2008:64). Maka dapat

disimpulkan bahwa terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi kompetensi

profesional guru baik faktor dari dalam diri guru sendiri atau intrinsik maupun

faktor dari luar atau ekstrinsik.

Secara umum dapat diidentifikasi dan disarikan tentang ruang lingkup

kompetensi profesional guru sebagai berikut (Mulyasa,2013:135):

1) Mengerti dan dapat menerapkan landasan kependidikan baik filosofi, psikologis, sosiologis dan sebagainya

2) Mengerti dan dapat menerapkan teori belajar sesuai taraf perkembangan peserta didik

3) Mampu menangani dan mengembangkan bidang studi yang menjadi tanggung jawabnya

4) Mengerti dan dapat menerapkan metode pembelajaran yang bervariasi 5) Mampu mengembangkan dan mengembangkan berbagai alat, media

maupun sumber belajar yang relevan

6) Mampu mengorganisasi dan melaksanakan program pembelajaran 7) Mampu melaksanakan evaluasi hasil belajar peserta didik

Sedangkan indikator kompetensi profesional yang dikutip dari Yamin dan

Maisah (2010:11) yaitu:

1) Sub kompetensi menguasai substansi keilmuan yang terkait dengan bidang studi memiliki indikator esensial: memahami materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah;memhami struktur, konsep dan metode keilmuan yang menaungi atau kohernen dengan materi ajar; memahami hubungan konsep antar mata pelajaran terkait dan menerapkan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari. 2) Sub-kompetensi menguasai struktur dan metode keilmuan memiliki

standar esensial; menguasai langkah-langkah penelitian dan kajian kritis untuk memperdalam pengetahuan atau materi bidang studi secara profesional dalam konteks global.

Berdasarakan Peraturan Mentri Pendidikan Nasional Republik Indonesia

Nomor 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi

Guru, komponen yang harus dikuasai guru mata pelajaran di SMK sebagai

perwujudan kompetensi profesionalnya sebagai berikut:

1) Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.

2) Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran atau bidang pengembangan yang diampu , yang dijabarkan sebagai berikut:

a. Memahami standar kompetensi mata pelajaran yang diampu. b. Memahami kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu. c. Memahami tujuan pembelajaran yang diampu

3) Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif. a. Memilih materi pembelajaran yang diampu sesuai dengan tingkat

perkembangan peserta didik.

b. Mengolah materi pelajaran yang diampu secara kreatif sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik

4) Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif, yang dijabarkan sebagai berikut:

a. Melakukan refleksi terhadap kinerja sendiri secara terus menerus. b. Memanfaatkan hasil refleksi dalam rangka peningkatan

keprofesionalan.

c. Melakukan penelitian tindakan kelas untuk peningkatan keprofesionalan.

5) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri, yang dijabarkan sebagai berikut:

a. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam berkomunikasi.

b. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk pengembangan diri.

Sedangkan Wahyudi (2012:24) menjabarkan guru yang memiliki

kompetensi profesional perlu menguasai antara lain: (1) Disiplin ilmu

pengetahuan sebagai sumber bahan pelajaran; (2) bahan ajar yang disampaikan;

(4) pengetahuan tentang karakteristik siswa; (5) pengetahuan tentang filsafat dan

tujuan pendidikan; (6) pengetahuan serta penguasaan metode dan model

mengajar; (7) penguasaan terhadap prinsip-prinsip teknologi pembelajaran; (8)

pengetahuan terhadap penilaian dan mampu merencanakan, memimpin guna

kelancaran proses pendidikan.

Dari berbagai uraian diatas maka peneliti menyimpulkan bahwa indikator

variabel kompetensi profesional dalam penelitian ini mengacu pada teori Mulyasa

yang disederhanakan dengan mengambil indikator yang mempunyai kesamaan

makna dengan indikator yang ada pada teori milik Wahyudi dan Yamin.

Pengambilan indikator didasarkan dari pertimbangan jumlah indikator yang

disesuaikan dengan kemampuan peneliti dan waktu pelaksanaan penelitian.

Indikator kompetensi pada penelitian ini yaitu: (1) Mampu menangani dan

mengembangkan bidang studi yang menjadi tanggung jawabnya; (2) Mengerti dan

dapat menerapkan metode pembelajaran yang bervariasi; (3) Mampu

belajar yang relevan; (4) Mampu mengorganisasi dan melaksanakan program

pembelajaran; (5) Mampu melaksanakan evaluasi hasil belajar peserta didik.