• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Definisi bayi baru lahir

Bayi baru lahir disebut juga dengan neonatus merupakan individu

yang sedang bertumbuh dan baru saja mengalami trauma kelahiran serta

harus dapat melakukan penyesuaian diri dari kehidupan intra uterin ke

kehidupan ekstrauterin. Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir

pada uisa kehamilan 37 – 42 minggu dan berat badanya 2500 – 4000

gram. (dewi 2010:1)

2. Perubahan fisiologis bayi baru lahir (prawirohardjo, 2008:161)

a. Perubahan metabolisme karbohidrat.

Dalam waktu 2 jam setelah lahir akan terjadi penurunan kadar

gula darah, untuk menambah energi pada jam 3 pertama setelah lahir diambil dari hasil metabolisme asam lemak, bila karena sesuatu hal

misalnya bayi mengalami, metabolisme asam lemak tidak memenuhi

kebutuhan pada neonatus maka kemungkinan besar bayi akan

menderita hipoglikemia.

b. Perubahan suhu tubuh

Ketika bayi baru lahir, bayi berada pada suhu lingkungan yang

lebih rendah dibanding suhu dalam rahim Ibu, apalagi bayi dibiarkan

dalam suhu kamar 25o C maka bayi akan kehilangan panas melalui

konveksi, radiasi dan evaporasi sebanyak 200kal/ kg, BB/ menit.

Sedangkan produksi panas yang dihasilkan tubuh bayi hanya 1/10

nya.

Selama dalam uterus, janin mendapatkan O2 dari pertukaran

gas melalui paru-paru bayi. Bayi normal melalui pernafasan 30 detik

sesudah lahir, untuk menilai status kesehatan bayi dalam kaitannya

dengan pernafasan dan peredaran darah dapat digunakan Apgar

Score, dapat juga dilihat dari frekuensi denyut jantung, pernafasan,

wajah, ekstremitas dan seluruh tubuh. Pernafasan bayi normal

berkisar antar 30-60x/ menit.

d. Perubahan sirkulasi

Dengan berkembangnya paru-paru mengakibatkan tekanan

O2 meningkat dan tekanan CO2 menurun. Hal ini mengakibatkan

turunnya resistensi pembuluh darah paru sehingga aliran darah

tersebut meningkat. Hal ini mengakibatkan darah dari arteri pulmonalis mengalir ke paru-paru dan duktus arteriosus talpus

dipotong aliran darah dari plasenta melalui vena cava. Sirkulasi janin

berubah menjadi sirkulasi bayi yang hidup di luar kandungan.

3. Tanda-tanda bayi baru lahir normal

Bayi baru lahir dikatakan normal jika mempunyai beberapa tanda

antara lain : Appearance color (warna kulit), Seluruh tubuh

kemerah-merahan, Pulse (heart rate) atau frekuensi jantung >100x/menit,

Grimace (reaksi terhadap rangsangan), Menangis, batuk/ bersin, Activity

(tonus otot), Gerakan aktif, Respiration (usaha nafas) (Rukiyah,2010:2).

a. Penampilan pada bayi baru lahir:

1) Kesadaran dan reaksi terhadap sekeliling, perlu dikurangi

rangsangan terhadap reaksi terhadap rayuan, rangsangan

2) Keaktifan pada bayi normal melakukan gerakan-gerakan

tangan yang simetris pada waktu bangun. Adanya temor pada

bibir, kaki dan tangan pada waktu menangis adalah normal,

tetapi bila hal ini terjadi pada waktu tidur, kemungkinan gejala

auatu kelainan yang perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

3) Simetris pada bayi apakah secara keseluruhan badan

seimbang. Kepala: apakah terlihat simetris, benjolan seperti

tumor yang lunak dibelakang atas yang menyebabkan kepala

tampak lebih panjang ini disebabkan akibat proses kelahiran,

benjolan pada kepala, pengukuran lingkar kepala dapat ditunda

sampai kondisi benjol (capput sucsedenaum) dikepala hilang dan jika terjadi moulase, tunggu hingga kepala bayi kembali

pada bentuknya semula.

4) Muka wajah pada bayi tampak ekspresi, mata: perhatikan

kesimetrisan antara mata kanan dan kiri, perhatikan adanya

tanda-tanda perdarahan berupa bercak merah ang akan

menghilang dalam waktu 6 minggu.

5) Mulut bayi penampilannya harus simetris, mulut tidak mencucu

seperti mulut ikan, tidak ada tanda kebiruan pada mulut bayi,

saliva tidak terdapat pada bayinormal, bila terdapat secret yang

berlebihan, kemungkinan ada kelainan bawaan saluran cerna.

6) Leher, dada, abdomen terlihat adanya cidera akibat persalinan.

Perhatikan ada tidaknya kelainan pada pernafasanbayi, karena

7) Punggung terdapat adanya benjolan atau tumor atau tulang

punggung dengan lekukan yang kurang sempurna. Bahu,

tangan, sendi, tungkai, perlu diperhatikan bentuk, gerakannya,

faktur (bila ekstremitas lunglai/kurang gerak), farices.

8) Kulit dan kuku dalam keadaan normal kulit bewarna

kemerahan, kadang kadang didapatkan kulit yang mengelupas

ringan, pengeluaran yang berlebihan harus dipikirkan

kemungkinan adanya kelainan, waspada timbulnya kulit dengan

warna yang tidak rata (cutis marmorata) ini dapat disebabkan

karena temperature dingin, telapak tangan, telapak kaki dan

kuku yang menjadi biru, kulit menjadi pucat dan kuning, bercak bercak besar biru yang sering terdapat disekitar bokong

(monglian spot) akan menghilang pada umur 1 sampai 5 tahun.

9) Kelancaran menghisap dan pencernaan harus diperhatikan.

Tinja dan kemih diharapkan keluar dalam 24 jam pertama.

Waspada bila terjadi perut yang tiba-tiba membesar, tanpa

keluarnya tinja, disertai muntah , dan mungkin dengan kulit

kebiruan, harap segera konsultasi untuk pemeriksaan lebih

lanjut, untuk kemungkinan Hirschprung/Congenital Megacolon.

10) Refleks bayi ( Sinclair, 2010:341)

a) Refleks menghisap (sucking reflex) Bayi akan melakukan

gerakan menghisap ketika Anda menyentuhkan puting susu

b) Refleks menggenggam (palmar grasp reflex) Grasping

Reflex adalah refleks gerakan jari-jari tangan mencengkram

benda-benda yang disentuhkan ke bayi.

c) Refleks leher (tonic neck reflex) Akan terjadi peningkatan

kekuatan otot (tonus) pada lengan dan tungkai sisi ketika

bayi Anda menoleh ke salah satu sisi.

d) Refleks mencari (rooting reflex)Rooting reflex terjadi ketika

pipi bayi diusap (dibelai) atau di sentuh bagian pinggir

mulutnya.

e) Refleks moro (moro reflex) Releks Moro adalah suatu

respon tiba tiba pada bayi yang baru lahir yang terjadi akibat suara atau gerakan yang mengejutkan.

f) Babinski Reflex. Refleks primitif pada bayi berupa gerakan

jari-jari mencengkram ketika bagian bawah kaki diusap,

indikasi syaraf berkembang dengan normal.

g) Swallowing Reflex adalah refleks gerakan menelan

benda-benda yang didekatkan ke mulut.

h) Breathing Reflex Refleks gerakan seperti menghirup dan

menghembuskan nafas secara berulang-ulang – fungsi :

menyediakan O2 dan membuang CO2 – permanen dalam

kehidupan.

i) Eyeblink Reflex Refleks gerakan seperti menutup dan

mengejapkan mata – fungsi : melingdungi mata dari cahaya

bayi terkena sinar atau hembusan angin, matanya akan

menutupatau dia akan mengerjapkan matanya.

j) Puppilary Reflex Rekleks gerakan menyempitkan pupil mata

terhadap cahaya terang, membesarkan pupil mata terhadap

lingkungan gelap. – fungsi : melindungi dari cahaya terang,

menyesuaikan terhadap suasana gelap.

k) Refleks tonic neck Disebut juga posisi menengadah, saat

kepala bayi digerakkan kesamping, lengan pada sisi

tersebut akan lurus dan lengan yang berlawananakan

menekuk (kadang-kadang pergerakan akan sangat halus

atau lemah).

l) Refleks tonic Labyrinthine / labirin Pada posisi telentang,

reflek ini dapat diamati dengan menggangkattungkai bayi

beberapa saat lalu dilepaskan. Tungkai yang diangkat

akanbertahan sesaat, kemudian jatuh.

m) Refleks merangkak (crawling) Jika ibu atau seseorang

menelungkupkan bayi baru lahir, iamembentuk posisi

merangkak karena saat di dalam rahim kakinya tertekuk

kearah tubuhnya.

n) Refleks berjalan dan melangkah (stepping) Jika ibu atau

seseorang menggendong bayi dengan posisi berdiri

dantelapak kakinya menyentuh permukaan yang keras,

ibu/orang tersebut akanmelihat refleks berjalan, yaitu

o) Refleks yawning, Yakni refleks seperti menjerit kalau ia

merasa lapar, biasanyakemudian disertai dengan tangisan.

11) Reflek Swimming Reflek ini ditunjukkan pada saat bayi

diletakkan di kolam yang berisiiair, ia akan mulai mengayuh dan

menendang seperti gerakan berenang. Berat badan sebaiknya

tiap hari dipantau penurunan berat badan lebih dari 5% berat

badan waktu lahir, menunjukkan kekurangan cairan.

4. Penilaian bayi untuk tanda-tanda kegawatan

Semua bayi baru lahir harus dinilai adanya tanda tanda kegawatan

/ kelainan yang menunjukkan suatu penyakit. Bayi baru lahir dinyatakan

sakit apabila mempunyai salah satu atau beberapa tanda antara lain:

sesak nafas, frekuensi pernafasan 60 x/menit, gerah retraksi di dada, malas minum, panas atau suhu badan bayi rendah, kurang aktif, berat

lahir rendah (500-2500 gram) dengan kesulitan minum (Ai Yeyeh,

2010:7).

Sebelum menangani bayi baru lahir, pastikan penolong persalinan

telah melakukan upaya pencegahan infeksi seperti berikut :

a. Cuci tangan sebelum dan sesudah bersentuhan dengan bayi.

b. Pakai sarung tangan bersih saat menangani bayi yang belum

dimandikan.

c. Semua peralatan dan perengkapan yang akan di gunakan telah di

DTT atau steril. Khusus untuk bola karet penghisap lender jangan

d. Handuk, pakaian atau kain yang akan digunakan dalam keadaan

bersih (demikian juga dengan timbangan, pita pengukur, termometer,

stetoskop dll).

e. Dekontaminasi dan cuci setelah digunakan.

(JNPK-KR, 2008:120)

5. Penilaian segera setelah bayi lahir

Segera setelah lahir letakkan bayi di atas kain bersih dan kering

yang disiapkan di atas perut ibu (bila tidak memungkinkan, letakkan di

dekat ibu, misalnya diantara kedua kaki ibu atau di sebelah ibu) pastikan

area tersebut bersih dan kering. Keringkan bayi terutama muka dan permukaan tubuh dengan kain kering, hangat dan bersih. Kemudian

lakukan 2 penilaian awal sebagai berikut: (a) apakah menangis kuat dan

bernafas tanpa kesulitan? (b) apakah bergerak dengan aktif atau lemas?

Jika bayi tidak bernafas atau megap-megap atau lemah maka segera

lakukan resusitasi bayi baru lahir (JNPK-KR, 2008:120).

Tabel 2.4 Skor Apgar

Skor 0 1 2

Appearance color(warna kulit)

Pucat Badan merah, ekstremitas biru

Seluruh tubuh kemerah- merahan Pulse (heart rate) atau

frekuensi jantung

Tidak ada <100x/menit >100x/menit Grimace (reaksi terhadap

rangsangan)

Tidak ada Sedikit gerakan mimik Menangis, batuk/ bersin

Activity (tonus otot) Lumpuh Ekstremitas dalam fleksi sedikit

Gerakan aktif Respiration (usaha nafas) Tidak ada Lemah, tidak teratur Menangis kuat

Sumber: jeny j. S sondakh (2009:158) a. Asfiksia

Asfiksia Neonatorum merupakan keadaan dimana bayi tidak

dapat bernafas secara spontan dan teratur segera setelah lahir

keadaan tersebut dapat disertai dengan adanya hipoksia, hiperkapnea

dan sampai ke asidosis. Keadaan asfiksia ini dapat terjadi karena

kurangnya kemampuan fungsi organ bayi seperti pengembangan

paru-paru. (Hidayat, A. Aziz Alimul. 2008 : 198)

Banyak faktor yang menyebabkannya diantaranya adanya

penyakit pada ibu sewaktu hamil seperti ipertensi, paru, gangguan

kontraksi persalinan itu juga sangat penting dalam menentukan terjadi

asfiksia atau tidak seperti pada partus lama atau partus dengan

tindakan tertentu itu dapat menyebabkan terjadinya asfiksia neonatorum. (Hidayat, A.Aziz Alimul. 2008 : 198-199). Biasanya terjadi

pada bayi yang dilahirkan dari ibu dengan komplikasi, misalnya

diabetes melitus, preeklamsia berat atau eklampsia eritroblastosis

fetalis, kelahiran kurang bulan ( < 34 minggu), kelahiran lewat waktu,

plasenta, previa, solusio plasentae, korioamnionitis, hidramnion dan

oligohidramnion, gawat janin, serta pemberian obat anestesi atau

narkotik sebelum kelahiran. (Mansjoer, Arif. 2007 : 502).

1) Klasifikasi Asfiksia

Klasifikasi Asfiksia ringan (Apgar skor 7-10) - Asfiksia

sedang (Apgar skor 4-6) - Asfiksia berat (Apgar skor 0-3) (Hidayat,

Aziz Alimul, 2008 : 200-201).

2) Pengkajian

Pengkajian yang didapatkan pada asfiksia neonatorum

sianosis, nadi cepat, reflek lemah, warna kulit biru atau pucat,

penilaian apgar skor menunjukkan adanya sfiksia seperti asfiksia

ringan (7-10), sedang (4-6) dan berat (0-3), (Hidayat, A. Aziz

Alimul. 2008 : 199). Distres pernapasan (apnu atau

megap-megap), detak jantung < 100x/mnt, refleks/respons bayi lemah,

tonus otot menurun, serta warna kulit biru atau pucat (Mansjoer,

Arif. 2007 : 502).

3) Resusitasi neonatus

a) Alur resusitasi

Penilaian dengan 5 item : (1) bersih dari mekoneum?

(2) bernapas atau menangis?

(3) tonus otot baik?

(4) warna kulit kemerahan?

(5) cukup bulan?

b) Langkah Awal / jalan napas

(6) Beri kehangatan

(7) Posisikan kepala*, bersihkan jalan napasbila perlu

(8) Keringkan bayi, beri rangsang untuk bernapas, posisikan

lagi

(9) Beri oksigen bila perlu

c) Breathing

(1) Berikan ventilasi tekanan positif/VTP selama 30 detik,

kemudian evaluasi VTP 40-60/m, 20-30/30 detik

d) Sirkulasi

Dilakukan bila evaluasi setelah VTP 30 detik, FJ < 60/m :

(1) Lakukan kompresi dada selama 30 detik bersamaan

dengan VTP, yakni :

(a) 1 kegiatan terdiri dari 3 kompresi 1 VTP

(b) 1 menit 90 kompresi 30 VTP

(c) 30 detik 45 kompresi 15 VTP

b. Ikterus

Ikterus pada bayi atau yang dikenal dengan istilah ikterus neonatarum adalah keadaan klinis pada bayi yang ditandai oleh

pewarnaan ikterus pada kulit dan sklera akibat akumulasi bilirubin tak

terkonjugasi yang berlebih. Pada orang dewasa, ikterus akan tampak

apabila serum bilirubin >2 mg/dl(>17μmol/L) sedangkan pada neonatus baru tampak apabila serum bilirubin >5mg/dl(86μmol/L).

Terdapat 2 jenis ikterus yaitu yang fisiologis dan patologis

1) Ikterus fisiologi

Ikterus fisiologi adalah ikterus yang timbul pada hari kedua dan

hari ketiga serta tidak mempunyai dasar patologi atau tidak

mempunyai potensi menjadi karena ikterus. Adapun tanda-tanda

sebagai berikut :

a) Timbul pada hari kedua dan ketiga

b) Kadar bilirubin indirek tidak melebihi 10 mg% pada neonatus

c) Kecepatan peningkatan kadar bilirubin tidak melebihi 5% per

hari.

d) Kadar bilirubin direk tidak melebihi 1 mg%.

e) Ikterus menghilang pada 10 hari pertama.

f) Tidak terbukti mempunyai hubungan dengan keadaan

patologis.

2) Ikterus Patologi

Ikterus patologis adalah ikterus yang mempunyai dasar patologis

atau kadar bilirubin mencapai suatu nilai yang disebut

hiperbilirubinemia. Adapun tanda-tandanya sebagai berikut : a) Ikterus terjadi dalam 24 jam pertama.

b) Kadar bilirubin melebihi 10 mg% pada neonatus cukup bulan

atau melebihi 12,5% pada neonatus kurang bulan.

c) Pengangkatan bilirubin lebih dari 5 mg% per hari.

d) Ikterus menetap sesudah 2 minggu pertama.

e) Kadar bilirubin direk melebihi 1 mg%.

f) Mempunyai hubungan dengan proses hemolitik. (Arief ZR,

2009 : 29)

6. Kunjungan Neonatal (KN)

Kunjungan pertama kali pada hari pertama dengan hari ketujuh

(sejak 6 jam setelah lahir). Kunjungan kedua kali pada hari kedelapan

meningkatkan akses neonatus terhadap pelayanan kesehatan dasar.

Mengetahui sedini mungkin bila terdapat kelainan atau masalah

kesehatan pada neonatus. (Safrudin, 2012:145)

Pelayanan kesehatan neonatal dasar menggunakan pendekatan

komprehensif, Manajemen Terpadu Bayi Muda, yang meliputi :

a. Pemeriksaan tanda bahaya seperti kemungkinan infeksl

bakteri, ikterus, diare, berat badan rendah.

b. Perawatan tali pusat.

c. Imunisasi Hep B 0 bila belum diberikan pada saat lahir

d. Konseling terhadap ibu dan keluarga untuk memberlkan ASI

eksklusif,pencegahan hipotermi dan melaksanakan perawatan bayi baru lahir di rumah dangan menggunakan buku KIA.

e. Penanganan dan rujukan kasus (Saifuddin, 2008:136)

Dokumen terkait