• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I : PENDAHULUAN

1.4 Konsep dan Teori yang Digunakan

Konsep merupakan rancangan ide atau pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa kongkrit (Kamus besar bahasa Indonesia, Balai Pustaka, 1991 : 431)

Kajian merupakan kata jadian dari kata ”kaji” yang berarti mengkaji, mempelajari, memeriksa, mempertimbangkan secara matang, dan mendalami. Dari keterangan di atas dapat diketahui bahwa pengertian kata ”kajian” dalam hal ini adalah suatu penelitian atas pemeriksaan yang dilakukan dengan teliti. (Badudu. 1982 : 132).

Sedangkan organologi merupakan ilmu tentang instrumen musik (alat musik) yang seharusnya tidak hanya mencakup sejarah dan deskripsi instrumen saja, tetapi juga sama pentingnya, walaupun sebagai aspek yang terabaikan dalam ”ilmu” instrumen musik, seperi teknik-teknik tertentu dalam memainkan, fungsi secara musik, hiasan (yang dibedakan dari konstruksi) dan berbagai pendekatan tentang sosial budaya. (Hood, 1982 : 124)

Dari kedua konsep di atas, dapat disimpulkan bahwa kajian organologis garantung buatan bapak Junihar Sitohang, di Kelurahan Helvetia timur, Kecamatan

Helvetia, Kota Medan, adalah penelitian secara mendalam mengenai sejarah dan deskripsi instrumen, juga mengenai teknik-teknik pembuatan, cara memainkan, dan fungsi dari instrumen garantung buatan bapak Junihar Sitohang tersebut.

Garantung adalah instrumen yang dalam ansambel gondang hasapi berperan sebagai pembawa melodi atau dapat juga berperan sebagai pembawa ritme (ostinato

konstan atau variatif)24

Garantung merupakan instrumen musik Batak Toba, yang memiliki banyak perubahan dalam bentuk instrumen dan jumlah bilah, dan juga posisi permainan, yang dahulunya adalah lima bilah saja, dan sejak adanya opera Batak menjadi delapan bilah, juga biasanya dimainkan pada posisi duduk, namun ada juga yang dimainkan pada posisi berdiri, dan juga yang dahulunya hanya berupa bilah-bilah kayu yang digantungkan pada kaki penyangga, namun sekarang telah ada yang digantungkan pada penyangga yang berupa kotak resonator.

, mengawali tempo lagu, mengikuti secara pararel atau hanya memberikan aksentuasi ritmis dari permainan sarune etek. (Rythaoni Hutajulu, Irwansyah Harahap, 2005 : 48)

25

Garantung buatan beliau memiliki ciri khusus dimana sudah terdapat modifikasi dari bentuk garantung yang sebelumnya antara lain, bilah-bilah dari garantung buatan beliau terdiri dari sebelas bilah, yang memiliki penalaan diatonis,

Bapak Junihar Sitohang adalah seorang pembuat alat musik Batak Toba, yang sangat giat dalam proses kreativitasnya sebagai pembuat alat musik, khususnya alat musik garantung, selain membuat alat musik beliau juga mahir dalam bermain musik khusunya memainkan instrumen musik Batak Toba.

24

Adalah sebuah yang sama (Kamus musik. M Soeharto, 1992 : 92 dan 93)

25

posisi memainkanpun bisa dilakukan dalam posisi berdiri maupun posisi duduk, hal ini didukung dengan dibuatnya semacam stand (kaki penyangga) pada garantung buatannya yang bisa dilepas dan dipasang sesuai keinginan penggunanya, hal ini belum pernah ditemukan pada garantung sebelumnya, dan banyak ciri lain yang berupa bentuk resonator, motif dan ornamentasi, juga pewarnaan, dan tetap mempertahankan mempergunakan alat-alat dan bahan-bahan yang sederhana.26

1.4.2 Teori yang Digunakan

Berdasarkan konsep-konsep di atas, maka dalam tulisan ini penulis mengkaji mengenai proses pembuatan instrumen garantung Batak Toba, termasuk juga teknik pembuatan, proses pembuatannya, oleh bapak Junihar Sitohang, di Kelurahan Helvetia Timur, Kecamatan Helvetia, Kota Medan, juga mengenai teknik-teknik dalam memainkan, fungsi musik, ornamentasi (hiasan yang dibedakan dengan konstruksi), dan beberapa pendekatan sosial budayanya.

Teori merupakan landasan pendapat yang dikemukakan mengenai suatu peristiwa. (Kamus besar bahasa Indonesia, Balai Pustaka, 1991 : 1041). Sesuai dengan permasalahan yang akan dibahas dalam skripsi ini, maka penulis menggunakan beberapa landasan teori yang berkaitan (relevan) dengan tulisan ini.

Berdasarkan Kamus besar bahasa Indonesia, Balai Pustaka, 1991 : 253, ”Eksistensi artinya keberadaan”. Hal ini berkaitan juga dengan eksistensi (keberadaan) garantung pada etnis Batak Toba dalam hal ini yang berada di kota Medan. Teori ini digunakan untuk membahas mengenai keberadaan dan eksistensi garantung yang terdapat di kota Medan.

26

Dalam tulisan ini, penulis juga membahas tentang pendeskripsian alat musik garantung, maka dalam hal ini penulis mengacu pada teori yang dikemukakan oleh Susumu Khasima (1978 : 74), yaitu:

” Dua pendekatan yang dapat dilakukan untuk membahas alat musik, yakni pendekatan struktural dan fungsional. Secara struktural yaitu; aspek fisik instrumen musik, pengamatan, mengukur, merekam, serta menggambar bentuk instrumen, ukurannya, konstruksinya, dan bahan yang dipakai. Dan secara fungsional, yaitu : fungsi instrumen sebagai alat untuk memproduksi suara, meneliti, melakukan pengukuran dan mencatat metode, memainkan instrumen, penggunaan bunyi yang diproduksi, ( dalam kaitannya dengan komposisi musik) dan kekuatan suara”

Teori ini digunakan untuk membahas mengenani kajian struktural dan kajian fungsional dari garantung Batak Toba buatan Junihar Sitohang.

Untuk mengetahui sistem permainan atau teknik permainan garantung oleh bapak Junihar maka penulis menggunakan dua pendekatan yang dikemukakan oleh Nettl (1963 : 98) yaitu:

” Kita dapat menganalisis dan mendeskripsikan musik dari apa yang kita dengar, dan kita dapat menuliskan musik tersebut di atas kertas dan mendeskripsikan apa yang kita lihat”

Selanjutnya Charles Seeger juga mengemukakan dalam Nettl (1964 : 100) yaitu :

” Ada dua tujuan musikal yaitu secara perspektif dan deskriptif . Secara ringkas diterangkan bahwa perspektif dapat disebut sebagai notasi yang tidak lebih dari untuk membantu pemain mengingat terhadap musik pada saat pertunjukan. Sedangkan deskriptif adalah notasi yang menuliskan semua karakter musikal secara rinci dari suatu komposisi musik yang diperdengarkan.”

Teori ini digunakan untuk membahas tenik permainan yang terdapat pada garantung Batak Toba.

Menurut teori yang dikemukakan oleh Curt Sach dan Hornbostel (1961) yaitu:

”Sistem pengklasifikasian alat musik berdasarkan sumber penggetar utama bunyinya. Sistem klasifikasi ini terbagi menjadi empat bagian yaitu:

Idiofon, penggetar utama bunyinya adalah badan dari alat musik itu sendiri, Aerofon, penggetar utama bunyinya adalah udara, Membranofon, penggetar

utama bunyinya adalah kulit atau membran, Kordofon, penggetar utama bunyinya adalah senar atau dawai.

Mengacu pada teori tersebut, maka garantung Batak Toba adalah instrumen musik idiofon yang terdiri dari bilah-bilah kayu yang dibunyikan dengan dipukul dengan stick pemukul (palu-palu) sebagai sumber bunyinya.

Dalam tulisan ini juga dibahas mengenai perubahan atau modifikasi garantung buatan bapak Junihar Sitohang yang memiliki jumlah bilah dan bentuk juga yang berbeda dengan garantung sebelumnya dikarenakan jenis repertoar yang dibawakan, yang adalah pengaruh dari musik pop Batak Toba, dan musik rohani Batak Toba, maka penulis mengacu pada teori yang dikemukakan oleh Koentjaraningrat (1967 : 247), yaitu :

”Akulturasi adalah proses sosial yang timbul bila suatu kelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan asing dengan sedemikian rupa, sehingga unsur-unsur kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri.”

Teori ini digunakan untuk membahas mengenai perubahan bentuk garantung baik dari segi jumlah bilah, posisi memainkan dan bentuk-bentuk lainnya.

Proses penyebaran manusia yang membawa unsur kebudayaan, dalam hal ini berkaitan dengan pengaruh musik rohani Kristen yang terjadi pada masyarakat Batak Toba. Yang juga mempengaruhi aspek seni musik pada masyarakat Batak Toba, khususnya pada garantung buatan bapak Junihar Sitohang adalah merupakan proses

difusi. Penulis mengacu pada teori difusi yang dikemukakan oleh Koentjaraningrat

(1967:244), yaitu:

”Difusi adalah penyebaran dan migrasi kelompok manusia di muka Bumi, turut pula tersebar unsur-unsur kebudayaan ke seluruh penjuru dunia”. Teori ini digunakan untuk membahas masalah pengaruh masuknay pengaruh agama kristen protestan juga masuknya pengaruh musik pop barat yang turut mempengaruhi perubahan yang terjadi pada garantung.

Dokumen terkait