• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konsep yang digunakan

Dalam dokumen FATWA NURUL HAKIM NIM D (Halaman 25-34)

BAB I PENDAHULUAN

E. Kajian Pustaka

1. Konsep yang digunakan

Adapun konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Konflik

Konflik adalah sebuah ekspresi heterogenitas kepentingan, nilai dan keyakinan yang muncul sebagai formasi yang baru yang ditimbulkan oleh perubahan sosial yang muncul bertentangan dengan hambatan yang diwariskan (Miall, 2000;7-8)

Webster (1966), istilah “conflict” didalam bahasa aslinya berarti suatu perkelahian, peperangan, atau perjuangan yaitu berupa konfrontasi fisik maupun non fisik antara beberapa pihak. “Tetapi arti kata itu kemudian berkembang dengan masuknya ketidaksepakatan yang tajam

26

atau oposisi atas berbagai kepentingan ide, dan lain-lain”, dengan kata lain, istilah tersebut sekarang juga menyentuh aspek psikologis dibalik konfrontasi fisik yang terjadi, selain konfrontasi fisik itu sendiri. Secara singkat istilah “conflict” menjadi begitu meluas sehingga beresiko kehilangan statusnya sebagai sebuah konsep tunggal.

Definisi Webster yang kedua tentang konflik adalah persepsi mengenai perbedaan kepentingan (perceived divergence of interest), atau suatu kepercayaan bahwa aspirasi pihak-pihak yang berkonflik tidak dapat dicapai secara simultan. Mencoba menjelaskan asal mula terjadinya perbedaan kepentingan dari apa yang dipersepsikan oleh pihak-pihak yang berkonflik.

Sanderson mengatakan bahwa konflik merupakan pertentangan kepentingan antara berbagai individu dan kelompok sosial, baik yang mungkin pecah menjadi konflik terbuka atau kekerasan fisik. Konflik merupakan hubungan antara dua atau lebih, baik itu individu maupun kelompok dimana mereka mempunyai tujuan dan kepentingan yang bertentangan.

Ichsan Malik dalam buku menyeimbangkan kekuatan pilihan strategi menyelesaikan konflik atas sumber daya alam. Konflik Dilihat dari sifatnya dibedakan menjadi dua yaitu konflik laten dan konflik manifest. Konflik laten adalah konflik yang tertutup atau belum mencuat ke permukaan, misalnya konflik kesenjangan dalam pengupahan antara pekerja perempuan dalam pekerja laki-laki dalam suatu perusahaan yang

27

berlangsung secara diam-diam dan tertutup oleh dominasi patrimonial yang pada suatu saat akan menjadi konflik terbuka. Sedangkan konflik yang bersifat manifest adalah konflik yang terbuka dan sudah mencuat ke permukaan, sehingga masyarakat yang berada di sekitarnya mengetahui konflik tersebut. Adapun Dilihat dari asal mula konflik dibedakan menjadi dua, yaitu konflik langsung dan konflik tidak langsung. Konflik langsung adalah konflik yang terjadi tidak melalui perantara pihak ketiga, tetapi konflik tidak langsung adalah konflik yang terjadi ada pihak ketiga, jadi ada perantara dalam konflik itu.

Uraian konsep konflik diatas dapat di tarik suatu kesimpulan bahwa konflik merupakan hubungan antara dua pihak atau lebih, baik itu individu maupun kelompok yang memiliki sasaran dan kepentingan yang berbeda. Jadi dalam penelitian konflik manajemen pedagang Pasar Windujenar Solo ini ada suatu ketidaksesuaian antara kebijakan Pemerintah Kota Surakarta melalui Dinas Pengelola Pasar dengan Pedagang Pasar Windujenar Solo, yang masing-masing mempunyai tujuan dan kepentingan yang berbeda. Hal ini sesuai dengan pernyataan pedagang yang menyatakan penolakan mengenai ide perombakan pasar.9

b. Manajemen

9 Komisi III dan komisi IV DPRD Solo mendukung sikap pedagang Pasar Triwindu yang menolak

wacana perombakan pasar tersebut. Pasalnya, perombakan dinilai justru akan kontraproduktif terhadap eksistensi Pasar Triwindu (Solopos, Kamis Pon, 15 Juni 2006, Berita tentang: soal penolakan terhadap ide perombakan pasar; DPRD dukung pedagang Triwindu)

28

Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya-sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.10 Maksud organisasi dari penelitian ini adalah organisasi merupakan institusi pengambil kebijakan dalam hal ini adalah Dinas Pengelola Pasar.

Terry G mengatakan (dalam Endang Siti Rahayu, 2003) bahwa manajemen adalah pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya melalui usaha-usaha orang lain. Dalam ensiklopedi administrasi, manajemen adalah segenap perbuatan menggerakkan sekelompok orang dan menggerakkan fasilitas dalam usaha kerjasama untuk mencapai tujuan tertentu. Sehingga dalam pengelolaan pasar Windujenar pembuat kebijakan yaitu Dinas Pengelola Pasar harus bisa berdialog atau bersosialisasi terlebih dahulu mengenai konsep apa yang akan diterapkan di Pasar Windujenar, apakah kebijakan itu dapat mengarah ke progress atau regress. Menurut Kamus Bahasa Indonesia, manajemen adalah pemanfaatan sumber daya secara efektif untuk mencapai tujuan atau sasaran yang dimaksud. Sumber daya ini meliputi stakeholder yang terlibat di pasar Windujenar yang sesuai dengan pemanfaatan modal social (social capital) yang meliputi nilai tanggung jawab, kebersamaan dan kejujuran dalam pengelolaan Pasar Windujenar. Dalam kamus sosiologi, manajemen

10 James A.F. Stoner, Management, Prentice/ Hall International, Inc, Englewood Cliffs, New York,

29

dimaksud sebagai system pengendalian untuk mencapai tujuan tertentu (Soerjono Soekanto, 1983)

Atas dasar di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya manajemen dapat didefinisikan sebagai bekerja dengan orang-orang untuk menentukan, mengintepretasikan dan mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan pelaksanaan fungsi-fungsi perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), dan pengawasan (controlling). Dalam penelitian ini terjadi suatu ketidaksesuaian dari pelaku pengambil kebijakan untuk Pasar Windujenar dari segi perencanaan, pengorganisasian, dan pengawasan dengan pedagang Pasar Windujenar, karena pedagang merasa ada ketidaknyamanan dari segi pengelolaan. Karena fungsi-fungsi manajemen menurut Henry Fayol ada lima, yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian dan pengawasan.

c. Pedagang

Pasar tempat jalinan hubungan antara pembeli dan penjual serta produsen yang turut serta dalam pertukaran. Mereka melakukan transaksi tukar-menukar, baik pada suatu tempat maupun pada suatu keadaan yang lain. Dalam ilmu ekonomi pasar itu dibagi menjadi dua golongan :

1. pasar yang nyata, yakni tempat para penjual dan pembeli berkumpul untuk berjual beli akan barang-barangnya.

30

2. Pasar Nirkala, yang abstrak. Barang diperdagangkan tidak sampai di pasar. Jual beli berlaku langsung atau hanya menurut contoh barang (Dien Majid, 1988) dalam penelitian ini berfokus pada pasar nyata, maka penjual dan/pedagang pasar menjadi elemen penting yang menentukan gerak pasar.

Menurut Damsar (1997) pedagang adalah orang atau institiusi yang memperjual belikan produk atau barang, kepada konsumen baik secara langsung maupun tidak langsung. Pedagang dibedakan menurut jalur distribusi yang dilakukan yaitu:

1. Pedagang distributor (tunggal) yaitu pedagang yang memegang hak distribusi satu produk dari perusahaan tertentu.

2. Pedagang (partai) besar yaitu pedagang yang membeli suatu produk dalam jumlah besar yang dimaksudkan untuk dijual kepada orang lain.

3. Pedagang eceran yaitu pedagang yang menjual produk langsung kepada konsumen.

Menurut Geertz (1963), Mai dan Buchholt (dalam Damsar, 1997) disimpulkan bahwa pedagang dibagi atas:

1. Pedagang professional yaitu pedagang yang menganggap aktivitas perdagangan merupakan pendapatan dari hasil perdagangan merupakan sumber utama dan satu-satunya bagi ekonomi keluarga. Pedagang professional mungkin saja ia adalah pedagang distributor, pedagang partai besar atau pedagang eceran.

31

2. Pedagang semi professional adalah pedagang yang mengakui aktivitasnya untuk memperoleh uang tetapi pendapatannya dari hasil perdagangan merupakan sumber tambahan dari ekonomi keluarga.

3. Pedagang subsistensi merupakan pedagang yang menjual produk atau barang dari hasil aktivitas atau subsistensi untuk memenuhi ekonomi rumah tangga. Hasil dari penjualan ini dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan subsistensi.

4. Pedagang semu adalah orang yang melakukan kegiatan perdagangan karena hobi atau untuk mendapatkan suasana baru atau mengisi waktu luang.

Geertz (1973) juga menyatakan bahwa peranan pedagang dalam suatu pekerjaan bersifat non amatir, memerlukan kecakapan teknis dan membutuhkan segenap waktu. Adapun hubungan antara pedagang itu bersifat spesifik : ikatan-ikatan komersial itu sama sekali dipisahkan dari ikatan-ikatan sosial persahabatan, ketetanggaan, bahkan kekerabatan. Menurut Jennifer Alexander dalam pasar tradisional dikenal dengan juragan dan bakul. Juragan adalah pedagang besar dan bakul adalah pedagang kecil (Hefner, 2000 : 292).

Dari uraian di atas pedagang di Pasar Windujenar adalah orang yang memperjualbelikan produk atau barang, kepada konsumen baik secara langsung maupun tidak langsung, dan pada penelitian ini terfokus pada pedagang Pasar Windujenar Solo.

32 d. Pasar Tradisional

Pasar adalah tukar-menukar, perdagangan sebagai kegiatan tukar menukar yang sebenarnya, dan uang sebagai alat penukar. Pasar adalah pranata pembangkit sedangkan perdagangan dan uang adalah fungsi-fungsinya. Tukar menukar, perdagangan, uang dan pasar sebagai suatu system yang membentuk suatu keseluruhan yang tidak terpisahkan. Kerangka konsepnya adalah pasar (Mahendra Wijaya, 2007:83).

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pasar berarti tempat orang berjual beli. Dengan kata lain, pasar merupakan organisasi dimana penjual dan pembeli dapat saling berhubungan dengan mudah. Selanjutya oleh Pemerintah Daerah, pasar adalah tempat untuk berjual beli bagi umum dan tempat berkumpulnya para pedagang mendasarkan dan menjual barang dagangannya baik dengan atau tidak dengan melakukan usaha kerajinan dan pertukangan kecil (Perda No 5, Tahun 1983 tentang Pasar). Tetapi secara sosiologis, pasar menunjuk pada suatu tempat yang diperuntukkan bagi kegiatan yang bersifat indigenous market trade sebagaimana telah di praktekan sejak lama (mentradisi), serta bercirikan bazaar economic type. Pasar adalah suatu pranata ekonomi sekaligus cara hidup, maka perdagangan bagi seorang pedagang merupakan latar belakang yang permanen, dimana hampir segala kegiatannya dilakukannya. Pasar adalah lingkungannya; yang merupakan gejala alami dan gejala kebudayaan dan keseluruhan pola dari kegiatan pengelolaan dan penjajaan secara

kecil-33

kecilan yang menjadi ciri masyarakat pada umumnya. Gejala perdagangan pasar ini meresap keseluruh kawasan.

Untuk memahami pasar dalam arti yang luas, maka harus dilihat dari tiga sudut pandangan :

1. Sebagai arus barang dan jasa menurut pola tertentu

2. Sebagai rangkaian mekanisme ekonomi untuk memelihara dan mengatur arus barang dan jasa.

Sebagai system sosial dan kebudayaan dimana mekanisme itu tertanam (Geertz, 1973). Menurut Jennifer Alexander (dalam Hefner, 2000) pasar sebagai suatu system tukar menukar barang. Masalah yang menonjol dari perspektif ini menyangkut hubungan penyebaran pasar yang longgar (spasial) dan fungsi-fungsi ekonominya. Selain itu pasar juga adalah suatu system sosial, penekanannya pada penggambaran tipe-tipe pedagang, karier mereka, dan lembaga-lembaga sosial yang menyalurkan mereka ke jaringan rumit hubungan-hubungan sosial. Dia juga menyatakan bahwa pasar sebagai suatu aliran informasi yang terstruktur. Berdasarkan budaya dan meneliti cara-cara yang membuat para pedagang menghidupi mereka dengan memperoleh informasi dan menyembunyikannya dari yang lain. Perspektif ini memusatkan perhatian pada proses-proses pembelian dan penjualan melalui suatu analisis praktik perdagangan yang berjajar dari “lokalisasi” para penjual barang dagangan yang sama di suatu tempat dan kemitraan dagang yang stabil yang telah lazim hingga ke pemanfaatan tawar-menawar sebagai suatu mekanisme

34

penentuan harga. Menurut Heru Nugroho (Dalam majalah Equilibrium, 2005) terdapat ciri pasar tradisional, yaitu : pasar tradisional para pedagangnya melakukan kegiatan ekonomi dilandasi oleh moralitas berkecukupan, atau motif ekonomi untuk mempertahankan hidup.

Dalam penelitian ini fokus kajiannya adalah konflik manajemen pedagang yang terjadi di Pasar Windujenar yang meliputi pedagang, kontraktor dan Dinas Pengelola Pasar.

Dalam dokumen FATWA NURUL HAKIM NIM D (Halaman 25-34)

Dokumen terkait