• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.4 Konsep Kebijakan Publik dan Program

Nugroho (2012:30) mengemukakan bahwa semua negara menghadapi masalah yang relatif sama, yang membedakan adalah bagaimana respon pemerintah terhadap masalah tersebut, respon ini yang disebut sebagai kebijakan publik. Beberapa penulis besar seperti William Dunn, Charles Jones, dan Lee Friedman menggunakan istilah public policy dan public policy analysis dalam pengertian yang tidak berbeda. Istilah kebijakan yang diterjemahkan dari kata policy memang biasanya dikaitkan dengan keputusan pemerintah karena pemerintahlah yang mempunyai wewenang atau kekuasaan mengarahkan masyarakat dan bertanggungjawab melayani kepentingan umum. Hal ini sejalan dengan pengertian public dalam bahasa Indonesia yang berarti pemerintah, masyarakat, atau umum (Abidin, 2012:12).

Beberapa ahli/tokoh memberikan pengertian yang berbeda- beda berkaitan dengan kebijakan publik. Easton (1969) (dalam Tangkilisan, 2003:

2) memberikan pengertian kebijakan publik sebagai pengalokasian nilai-nilai kekuasaan untuk seluruh masyarakat yang keberadaannya mengikat.

Sehingga cukup pemerintah yang dapat melakukan sesuatu tindakan kepada masyarakat dan tindakan tersebut merupakan bentuk dari sesuatu yang dipilih oleh pemerintah yang merupakan bentuk dari pengalokasian nilai-nilai kepada masyarakat. Sedangkan Anderson (1975) (dalam Tangkilisan 2003: 2) memberikan definisi kebijakan publik sebagai kebijakan-kebijakan yang

dibangun oleh badan-badan dan pejabat-pejabat pemerintah, di mana implikasi dari kebijakan itu adalah sebagai berikut:

1. Kebijakan publik selalu mempunyai tujuan tertentu atau mempunyai tindakan-tindakan yang berorientasi pada tujuan.

2. Kebijakan publik berisi tindakan-tindakan pemerintah.

3. Kebijakan publik merupakan apa yang benar-benar dilakukan oleh pemerintah, jadi bukan merupakan apa yang masih dimaksudkan untuk dilakukan.

4. Kebijakan publik yang diambil bisa bersifat positif dalam arti merupakan tindakan pemerintah mengenai segala sesuatu masalah tertentu, atau bersifat negatif dalam arti merupakan keputusan pemerintah untuk tidak melakukan sesuatu.

5. Kebijakan pemerintah setidak-tidaknya dalam arti yang positif didasarkan pada peraturan perundangan yang bersifat mengikat dan memaksa.Menurut Woll (dalam Tangkilisan, 2003: 2) kebijakan publik adalah sejumlah aktivitas pemerintah untuk memecahkan masalah di masyarakat, baik secara langsung maupun melalui berbagai lembaga yang mempengaruhi kehidupan masyarakat. Dalam pelaksanaan kebijakan publik terdapat tiga tingkat pengaruh sebagai implikasi dari tindakan pemerintah yaitu sebagai berikut:

Robert Eyestone (dalam Winarno 2007:17), memberikan pengertian bahwa secara luas kebijakan publik dapat didefinisikan sebagai hubungan suatu unit pemerintah dengan lingkungannya. Konsep yang ditawarkan Eyestone ini mengandung pengertian yang sangat luas dan kurang pasti karena apa yang dimaksud dengan kebijakan publik dapat mencakup banyak hal.

Dari beberapa konsep di atas dapat disimpulkan bahwa kebijakan publik adalah respon dari pemerintah terhadap suatu masalah baik yang dilakukan maupun yang tidak dilakukan untuk mengatasi masalah dalam suatu pemerintahan tersebut. Howlett dan Ramesh (dalam Subarsono 2015:13) menyatakan bahwa proses kebijakan publik terdiri dari lima tahapan yaitu sebagai berikut:

Penyusunan agenda (agenda setting), yaitu suatu proses agar suatu masalah mendapat perhatian pemerintah.

1. Formulasi kebijakan (policy formulation), yaitu proses perumusan pilihan-pilihan kebijakan oleh pemerintah.

2. Pembuatan kebijakan (decision making), yaitu proses ketika pemerintah memilih untuk melakukan suatu tindakan atau tidak melakukan tindakan.

3. Implementasi kebijakan (policy implementation), yaitu proses untuk melaksanakan kebijakan supaya mencapai hasil

4. Evaluasi kebijakan (policy evaluation), yaitu proses untuk memonitor dan menilai hasil atau kinerja kebijakan.

Menurut Jones (dalam Tangkilisan 2003:3) kebijakan terdiri dari beberapa komponen yaitu sebagai berikut:

1. Goal atau tujuan yang diinginkan.

2. Plans atau proposal, yaitu pengertian yang spesifik untuk mencapai tujuan.

3. Program, yaitu upaya yang berwenang untuk mencapai tujuan atau keputusan, yaitu tindakan-tindakan untuk menentukan tujuan, membuat rencana, melaksanakan dan mengevaluasi program.

4. Efek, yaitu akibat-akibat dari program (baik disengaja atau tidak, primer atau sekunder).

Dalam hal ini hubungannya komponen-komponen tersebut dengan tindakan pemerintah adalah untuk mengatasi masalah-masalah yang ada dimasyarakat, kebijakan adalah keputusan-keputusan pemerintah untuk memecahkan masalah-masalah yang telah diutarakan.

2.4.2 Pengertian Program

Menurut Wahab (2008: 28-29), salah satu substansi dari kebijakan adalah kebijakan sebagai suatu progam. Program merupakan suatu lingkup kegiatan pemerintah yang relatif khusus dan jelas batas-batasnya. Dalam konteks program itu sendiri biasanya akan mencakup serangkaian kegiatan yang mencakup pengesahan/legislasi, pengorganisasian, dan pengerahan atau penyediaan sumber-sumber daya. Program-program atau sub-sub progam

dipandang sebagai sarana untuk mewujudkan berbagai tujuan-tujuan yang ingin dicapai pemerintah.

Harbani Pasolong (2008:92) menjelaskan bahwa:

program adalah kumpulan kegiatan-kegitan nyata, sistematis, dan terpadu yang dilaksanakan oleh satu atau beberapa oganisasi pemerintah ataupun dalam rangka kerjasama dengan masyarakat, atau merupakan parisipasi aktif masyarakat guna mencapai sasaran, tujuan yang telah ditetapkan.

Arikunto (1988:1) mendefinisikan bahwa program adalah sederetan kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Arikunto (1988:2) menjelaskan bahwa program dapat bermacam-macam wujudnya ditinjau dari berbagai aspek, yakni tujuan, jenis, jangka waktu, luas, sempitnya, pelaksana, sifatnya, dan sebagainya.

1. Ditinjau dari tujuan, ada program yang kegiatannya bertujuan mencari keuntungan (kegiatan komersial) dan ada yang bertujuan sukarela (kegiatan sosial).

2. Ditinjau dari jenis, ada program pendidikan, program koperasi, program kemasyarakatan, program pertanian, dan sebagainya, yang pengklasifikasiannya didasarkan atas isi kegiatan program tersebut.

3. Dilihat dari jangka waktu, ada program berjangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang.

4. Ditinjau dari keluasannya, ada program sempit, hanya menyangkut variabel yang terbatas dan program luas, menyangkut banyak variabel.

5. Ditinjau dari pelaksana, maka ada program kecil yang hanya dilaksanakan oleh beberapa orang, dan program besar yang dilaksanakan oleh berpuluh bahkan berates orang.

6. Ditinjau dari sifatnya, ada program penting dan program kurang penting. Program penting adalah program yang dampaknya menyangkut nasib orang banyak mengenai hal yang vital sedangkan program kurang penting adalah sebaliknya.

Dari beberapa aspek diatas menjelaskan bahwa untuk meninjau sebuah program dapat bermacam-macam wujudnya dari berbagai aspek, yaitu ditinjau dari tujuan yang merupakan meninjau program berdasarkan tujuannya apakah bertujuan untuk mencari keuntungan atau untuk kegitatan

sosial, yang kedua yaitu ditinjau dari jenis programnya, yang ketiga yaitu ditinjau dari jangka waktunya, yang keempat yaitu ditinjau dari keluasannya, yang kelima yaitu program ditinjau dari pelaksananya, dan yang keenam yaitu program ditinjau dari sifatnya.

Dokumen terkait