• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV: ANALISIS MARKETING POLITIK TERHADAP KEMENANGAN PASANGAN GATOT PUJO NUGROHO-TENGKU ERRY NURADI

A. MARKETING POLITIK

1. Konsep Marketing Dalam Domain Politik

Marketing yang selama ini kita kenal didalam dunia bisnis semakin dibutuhkan di dalam politik. Ini bisa disebabkan oleh semakin ketatnya persaingan partai atau kandidat untuk menjadi pilihan masyarakat. Terlebih lagi dengan meningkatnya kecerdasan masyarakat untuk memilih pemimpin dan semakin memudarnya ideologi sebuah partai membuat perilaku pemilih rasional semakin meningkat.

Harus kita akui saat ini tingkat kecerdasan pemilih semakin meningkat. Meningkatnya kecerdasan pemilih membuat pilihan terhadap partai bisa dengan mudah berubah. Ini mengakibatkan susahnya partai untuk menentukan siapa yang akan menjadi pemilih tetap. Hal ini membuat partai harus bekerja lebih keras lagi. Sekarang masyarakat lebih banyak menggunakan hak suaranya untuk memilih partai yang mempunyai kedekatan visi dan misi dengannya. Oleh karena itu sikap partai terhadap masyarakat harus terjaga dengan baik. Karena partai politik adalah entitas sosial yang terorganisir dan memiliki perangkat organisasi untuk mencapai tujuan, sementara masyarakat lebih terfregmentasi.13

Menurut Firmanzah, dalam domain politik marketing memiliki beberapa konsep yang harus diterapkan.

13

Firmanzah, Marketing Politik Antara Pemahaman dan Realitas, (Jakarta: Yayasan Obor

a. Orientasi Pasar

Partai harus bisa memberikan kepuasan kepada masyarakat untuk memenangkan persaingan politik. Yang dimaksud dengan kepuasan masyarakat adalah tentang produk politik seperti program kerja, ideologi, harapan, dan figur pemimpin yang bisa memberikan rasa nyaman pasti terhadap masa depan. Rasanya nyaman akan dirasakan oleh masyarakat ketika partai atau kontestan mengetahui kebutuhan masyarakat. Titik awal dari penyusunan produk politik adalah masyarakat, bukan partai politik itu sendiri. Partai harus mempunyai nilai lebih dibanding partai lain. Partai politik juga harus berorientasi pasar. Para politisi harus peka terhadap permasalahan yang ada dimasyarakat dan memberikan solusi.14

Dalam iklim persaingan, partai harus menyadari bahwa mereka menghadapi kenyataan untuk memperebutkan konsumen. Agar partai bisa memenangkan persaingan, partai harus memiliki produk politik yang bisa dijual kemasyarakat dan memuaskan. Produk ini berbentuk program kerja, ideologi, harapan, dan figur pemimpin yang dapat memberikan kepastian terhadap masa depan. Produk juga harus dapat meyakinkan masyarakat bahwa ini adalah yang dapat menyelesaikan permasalahan masyarakata saat ini. 15

Dalam orientasi pasar, masyarakat adalah titik awal penyusunan produk politik. Politik harus memiliki program kerja yang berbeda dengan partai lain dan

14

Firmanzah, Marketing Politik Antara Pemahaman dan Realitas, (Jakarta: Yayasan Obor

Indonesia, 2008), 160-161

15

Firmanzah, Marketing Politik Antara Pemahaman dan Realitas, (Jakarta: Yayasan Obor

harus memiliki nilai yang lebih sehingga menjadi identitas mereka di mata pemilih. Partai juga memerlukan analisis untuk mengetahui apa yang telah dilakukan oleh pesaing dipasar. Sehingga tidak terjadi persamaan dalam produk.16

Partai dituntut untuk mengetahui apa yang dibutuhkan pasar, sehingga partai bisa membuat program yang sesuai dengan kebeutuhan. Produk politik harus dikembangkan dari segala aspek. Partai politik tidak bisa membuat produk politik yang berasal dari internal partai. Oleh karena itu, partai harus berprientasi pasar sehingga mengerti dan mengetahui kebutuhan pasar. Setelah mengetahui kebutuhan pasar, partai harus membungkus produk tersebut kedalam ideologi partai dan harus mempunyai kaitan dengan program kerja yang telah mereka lakukan sehingga terdapat kesinambungan antara apa yang telah dilakukan dengan apa yang akan ditawarkan.17

b. Orientasi Persaingan

Sistem multipartai dan kebebasan berpendapat memberikan ruang yang luas bagi partai-partai untuk mencari dukungan dari pemilih semakin terbuka. Hal ini harus disadari oleh partai-partai bahwa persaingan akan semakin sengit. Partai harus mengetahui kelemahan dan kekuatan sendiri maupaun pesaing. Kekuatan yang dimiliki partai harus dijadikan sebagai alat untuk menjatuhkan pesaing dan kelemahan yang dimiliki pesaing harus bisa dijadikan peluang mencuri kesempatan.

16

Firmanzah, Marketing Politik Antara Pemahaman dan Realitas, (Jakarta: Yayasan Obor

Indonesia, 2008), 161

17

Firmanzah, Marketing Politik Antara Pemahaman dan Realitas, (Jakarta: Yayasan Obor

Pemilih yang semakin cerdas menjadikan partai saat ini tidak bisa hanya mengandalkan ideologi sebagai penarik massa. Study Hayes dan McAllister (1996) dinegara Inggris semenjak tahun 1960 loyalitas pemilih tradisional terhadap partai mengalami penurunan. Ini mengakibatkan partai harus bekerja keras dilapangan untuk menarik simpati rakyat. Persaingan yang dahulu sarat dengan nuansa ideologi partai sekarang bergeser kepada bagaimana partai bisa memberikan jawaban atas permasalahan yang dihadapi masyarakat saat ini.18

Dalam melakukan orientasi pasar, partai harus menyadari bahwa meraka juga harus berorientasi pada persaingan. Orientasi persaingan adalah pemahaman dan sikap bahwa kompetisi sangat diperlukan dan dari sanalah hal yang akan ditawarkan mulai disusun. Partai politik harus mengetahui peta kekuatan lawan. Apakah satu partai mendominasi suatu wilayah atau kesempatan masih terbuka buat partai lain.struktur persaingan yang berbeda membutuhkan strategi yang berbeda pula.19 Dalam persaingan kontestan harus siap mempunyai strategi yang berbeda dengan kontestan yang lain. Hal itu bertujuan agar masyarakat bisa lebih gampang membedakan antara satu partai dengan partai yang lain.

Persaingan sangat dibutuhkan oleh partai politik karena beberapa hal. Pertama, persaingan dijadikan sebagai alat untuk mengevaluasi apakah yang dilakukan partai sudah benar apa belum. Sebagai tolak ukurnya adalah perolehan suara yang didapat dibandingkan dengan rival mereka. Kedua, persaingan

18

Firmanzah, Marketing Politik Antara Pemahaman dan Realitas, (Jakarta: Yayasan Obor

Indonesia, 2008), 162

19

Firmanzah, Marketing Politik Antara Pemahaman dan Realitas, (Jakarta: Yayasan Obor

dijadikan sebagai motivasi bagi partai agar tidak mudah puas dengan hasil yang telah didapat. Persaingan selalu mengancam bagi pemenang apakah pemenang bisa mempertahankan kemengangan atau tidak. Ketiga, persaingan memberikan interaksi yang dinamis antara partai dengan pemilih, karena partai-partai politik akan memberikan yang terbaik kepada masyarakat. Apabila partai tidak dapat memberikan yang terbaik kepada masyarakat maka partai akan tergusur dari peta persaingan.20

c. Orientasi Konsumen

Konsumen dalam marketing politik adalah masyarakat yang harus ditampung aspirasinya dan dituangkan kedalam program kerja. Masyarakat adalah sumber inspirasi untuk mengembangkan program kerja. Program kerja harus sesuai dengan kebutuhan masyarakat, maka partai harus menganalisa kebutuhan tersebut. Partai yang mengetahui kebutuhan dari konsumen dan menjadikannya sebagai program kerja akan menjadi pilihan masyarakat.21

Menurut Popkin (1994) pemilih akan memilih partai atau kandidat yang paling memiliki kedekatan ideologi dan kebijakan. Oleh karena itu, partai harus memiliki aktifitas yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Masyarakat dijadikan sumber inspirasi untuk membentuk program kerja. Partai harus mampu menangkap dan menampung keresahan, masalah, keinginan, harapan dan aspirasi

20

Firmanzah, Marketing Politik Antara Pemahaman dan Realitas, (Jakarta: Yayasan Obor

Indonesia, 2008), 163

21

Firmanzah, Marketing Politik Antara Pemahaman dan Realitas, (Jakarta: Yayasan Obor

masyarakat. Dari semua permasalahan yang dialami masyarakat partai harus pandai mengolah lalu menerjemahkannya kedalam program kerja.22

Dalam penyusunan program kerja, partai tidak bisa melakukannya dengan sendiri tanpa melihat apa yang dibutuhkan oleh masyarakat. Partai yang program kerjanya tidak sesuai dengan keinginan konsumen akan ditinggalkan dan konsumen akan berpaling kepada partai lain.

d. Orientasi Pesaing

Selain berorietasi pada persaingan, partai politik juga harus berorientasi pada pesaing. Orientasi pesaing adalah upaya untuk melihat apa yang telah dilakukan oleh pesaing. Dalam memenangkan pemilu, partai tidak akan bisa menang dikarenakan oleh faktor internal partai saja, faktor eksternal juga dapat memperngaruhi perolehan suara partai. Salah satu faktor eksternal adalah perilaku pesaing. Oleh karena itu, partai harus mengetahui apa saja produk dan strategi yang telah dilakukan oleh pesaing untuk menarik perhatian pemilih.

Fungsi mengetahui produk politik pesaing adalah agar partai bisa membuat produk yang lebih memiliki keunggulan dimata masyarakat. Keunggulan produk akan dinilai dari sudut pandang pemilih bukan dari sudut pandang partai. Hal ini disebabkan karena pemilih yang akan merasakan produk politik yang ditawarkan baik secara langsung maupun tidak langsung. Persepsi pemilih terhadap produk itulah yang lebih menentukan dibandingkan dengan persepsi para elit politik. Dalam dunia politik, pesaing harus dijadikan sebagai suatu ancaman yang

22

Firmanzah, Marketing Politik Antara Pemahaman dan Realitas, (Jakarta: Yayasan Obor

permanen karena pesaing dapat melakukan apa saja untuk menjatuhkan lawan-lawan politiknya. Oleh karena itu, partai harus melihat dan menganalisis apa saja yang telah dilakukan oleh pesaing agar partai dapat menciptakan kembali produk yang lebih baik atau sekurang-kurangnya sama dengan produk pesaing agar perhatian masyarakat tetap tertuju kepada suatu partai. 23

Menurut Gatignon, pesaing akan melakukan tiga hal atas apa yang telah dilakukan oleh partai. Pertama, pesaing akan melakukan serangan balik secara aktif atas apa yang dilakukan oleh suatu partai. Kedua, pesaing tidak akan bereaksi apa-apa. Hal ini bisa disebabkan karena pesaing menilai hal tersebut tidak perlu dilakukan atau mungkin pesaing kekurang sumberdaya. Ketiga, pesaing menarik diri dari kompetisi karena mereka melihat tidak ada peluang bagi mereka untuk memenangkannya.24

e. Riset Pasar

Riset pasar dilakukan untuk mengumpulkan informasi tentang semua hal yang berada diluar organisasi partai. Riset pasar juga dilakukan untuk mengetahui perilaku dari pesaing politik dan perubahan yang terjadi dimasyarakat. Karena perubahan yang terjadi dimasyarakat harus cepat ditanggapi agar partai mudah beradaptasi.25

23

Firmanzah, Marketing Politik Antara Pemahaman dan Realitas, (Jakarta: Yayasan Obor

Indonesia, 2008), 166

24

Firmanzah, Marketing Politik Antara Pemahaman dan Realitas, (Jakarta: Yayasan Obor

Indonesia, 2008), 166

25

Firmanzah, Marketing Politik Antara Pemahaman dan Realitas, (Jakarta: Yayasan Obor

Riset pasar sangat berperan besar untuk mengetahui perubahan perilaku yang terjadi dimasyarakat. Melalui riset pasar suatu partai akan lebih mudah mengetahui permasalahan-permasalahan yang sedang dihadapi oleh pemilih. Melalui permasalahan-permasalahan yang ada partai harus bisa membuat isu-isu politik yang disertai dengan solusinya. Riset pasar juga berguna untuk mengurangi bias informasi. Dengan cara ini, partai akan mengetahui informasi yang sedang terjadi dan lebih mudah mengetahui apakah informasi tersebut dapat dipercaya atau hanya rumor belaka.

f. Segmentasi Politik

Masyarkat bersifat multidimensi dan tersusun dari beragam karekteristik. Individu-individu didalam masyarakat dilahirkan dalam struktur keluarga, suku dan lingkungan yang berbeda dan memiliki peraturan yang berbeda pula. Setiap peraturan akan memberikan pemahaman yang berbeda dalam menentukan mana yang dianggap layak, benar dan salah. Perbedaan ini tidak hanya didorong oleh dimana individu dilahirkan. Latar belakang pendidikan, profesi dan lingkungan juga membentuk karekteristik individu. Dari perbedaan ini, partai politik harus mampu mengidentifikasikan kelompok-kelompok dalam masyarakat. Identifikasi ini akan memudahkan partai untuk mengetahui pola pikir setiap kelompok. Didalam politik, identifikasi ini disebut sebagai segmentasi.26 Segmentasi berperan sebagai alat penyederhana kekompleksitasan dan kerumitan struktur didalam masyarakat.

26

Firmanzah, Marketing Politik Antara Pemahaman dan Realitas, (Jakarta: Yayasan Obor

Segmentasi merupakan konsep yang banyak digunakan dalam domain marketing. Konsep ini pertama kali dipekenalkan oleh Smith pada tahun 1956. Sampai sekarang, segmentasi dilakukan dengan menggunakan tiga asumsi. Asumsi pertama adalah konsumen terdiri dari komponene-komponen tidak sama atau heterogen. Kedua, Heterogenitas konsumen ini akan mempengaruhi tingkat dan jenis permintaan konsumen. Ketiga, masing-masing segmen pasar dapat dipisahkan satu denga yang lain dan juga dapat dibedakan dengan karekteristik pasar secara keseluruhan.27

Segmentasi perlu dilakukan untuk menganalisis perilaku masyarakat dan memudahkan partai dalam berkomunikasi. Setiap perbedaan karekteristik membutuhkan pendekatan yang berbeda. Partai politik harus memahami dengan siapa mereka berkomunikasi. Oleh karena itu segmentasi sangat dibutuhkan agar tidak terjadi kesalahan dalmam berkomunikasi yang mengakibatkan pesan politik tidak dapat diterima masyarakat.

g. Positioning Politik

Positioning didalam ilmu marketing didefenisikan sebagai semua aktifitas untuk menanamkan kesan dibenak konsumen agar mereka bisa membedakan produk atau jasa yang dihasilkan oleh organisasi bersangkutan. Positioning berfungsi sebagai pembentukan image di masyarakat. Dalam dunia politik, partai harus bisa menempatkan produk politik dengan image politik dihati masyarakat. Oleh karena itu, produk dan image politik suatu partai harus mempunyai perbedaan dangan partai yang lain.28

27

Firmanzah, Marketing Politik Antara Pemahaman dan Realitas, (Jakarta: Yayasan Obor

Indonesia, 2008), 182

28

Firmanzah, Marketing Politik Antara Pemahaman dan Realitas, (Jakarta: Yayasan Obor

Positioning yang tepat akan memberikan dampak yang memuaskan pula bagi partai. Partai politik harus berusaha menjadi pilihan terbaik bagi pemilih agar disaat pemilih dihadapkan pada serangkaian pilihan politik, maka partai tersebut akan menjadi solusi terhadap permasalahan yang dihadapi.

2. Kampanye

Kampanye dapat diartikan sebagai serangkaian tindakan yang telah terancana yang dimaksudkan untuk memengaruhi tindakan orang banyak secara berkelanjuan dengan maksud dan tujuan yang telah di tentukan dan dalam kurun waktu tertentu.29 Kegiatan kampanye biasanya diarahkan untuk menciptakan perubahan pada tataran pengetahuan kognitif. Tujuannya adalah untuk memunculkan kesadaran dan keyakinan masyarakat pada hal tertentu dan diharapkan kepada perubahan sikap. Kampanye dilakukan untuk memunculkan simpati, rasa suka, kepedulian dan keterpihakan masyarakat terhadap isu yang diangkat dalam kampanye.30

Menurut Cherles U Larson, kampanye dapat dibagi menjadi tiga jenis. Yang pertama product-oriented campaigns, kampanye ini biasanya dilakukan dilingkungan bisnis, yang berorientasi kepada pemasaran produk. Dengan motifasi mendapatkan keuntungan finansial. Yang kedua, Candidat-oriented campaigns, kampanye jenis ini sering disebut sebagai kampanye politik, tujuan dari kampanye ini adalah untuk mendapatkan kekuasaan politik seorang kandidat.

29

Gun Gun Heryanto dan Shulhan Rumaru, Komunikasi Politik, (Bogor:Galia Indonesia, 2013), 21

30

Gun Gun Heryanto dan Shulhan Rumaru, Komunikasi Politik, (Bogor:Galia Indonesia, 2013), 23

Yang ketiga, ideologicalyl campaigns, kampanye ini berorientasi kepada tujuan yang biasanya berdimensi kepada perubahan sosial, kampanye jenis ini biasa disebut juga social change campaigns dan cakupan dalam kampanye ini sangat luas.31

Kampanye menurut Roger dan Storey adalah serangkaian tindakan komunikasi yang dilakukan secara terus menerus kepada masyarakat dengan tujuan menciptakan efek tertentu yang dilaksanakan dalam waktu yang telah ditentukan.32

Kampanye pemilu adalah kegiatan peserta pemilu untuk meyakinkan para pemilih dengan menawarkan visi, misi, program kerja peserta pemilu dan atau informasi lainnya. Didalam kamus besar bahasa indonesia, terdapat 2 pengertian kampanye. Yang pertama adalah suatu gerakan atau tindakan secara serentak dengan tujuan untuk melawan atau melakukan aksi. Yang kedua adalah kegiatan yang dilakukan oleh organisasi politik untuk meraih dukungan dari massa pemilih dengan tujuan agar mereka terpilih dan mendapatkan kedudukan diparlemen.33

Dalam peraturan KPU Nomor 14 tahun 2010 tentang perubahan atas peraturan komisi pemilihan umum Nomor 69 tahun 2009 tentang pedoman teknis kampanye pemilihan umum kepala daerah pasal 5 ayat 1 “kampanye Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh pasangan calon dan/atau tim kampanye/pelaksana kampanye/petugas kampanye untuk meyakinkan para pemilih dalam rangka mendapatkan dukungan

31

Gun Gun Heryanto dan Shulhan Rumaru, Komunikasi Politik, (Bogor:Galia Indonesia, 2013), 22

32

http://media.kompasiana.com/new-media/2013/10/31/media-kampanye-pemilu-sebagai-komunikasi-politik-603954.html diakses pada 4 April 2014

33

http://panwaslu2abdya.wordpress.com/2012/03/16/pengertian-kampanye/ diakses pada 4 April 2014

sebesar-besarnya, dengan menawarkan visi, misi, dan program pasangan calon secara lisan atau tertulis kepada masyarakat”.34

Kampanye politik merupakan bagian dari marketing politik. kampanye politik adalah periode yang diberikan panitia pemilu kepada semua kontestan dan partai, kampanye merupakan ajang penyampaian Visi Misi dan mempengaruhi opini publik untuk menarik sebanyak mungkin pemilih dalam pemilu sehingga meraih kemenangan saat pemilihan. Kampanye dalam hal ini dilihat sebagai aktivitas pengumpulan massa, parade, orasi politik, pemasangan atribut (seperti spanduk, umbul-umbul, poster) dan pengiklanan.35

Lock dan harris (1996) dalam buku persaingan, legitimasi kekuasaan, dan marketing politik pembelajaran politik pemilu 2009 mengatakan ada dua hubungan yang dibangun dalam kampanye politik, yaitu internal dan eksternal. Hubungan internal adalah proses hubungan antara angota partai dengan pendukung untuk mempererat ikatan ideologis dan identitas mereka. Sedangkan eksternal adalah untuk membangun image partai terhadap masyarakat luas.36

Kampanye politik berbeda dengan kampanye pemilu. Kampanye politik adalah kampanye yang dilakukan terus menerus oleh partai atau kontestan untuk pembentukan image politik yang nantinya akan mempengaruhi perilaku pemilih dalam menilai kontestan, jangka waktu dalam kampanye politik tidak terbatas, dan memang harus dilakukan secara terus menerus. Sedangkan kampanye pemilu

34

http://panwaslu2abdya.wordpress.com/2012/03/16/pengertian-kampanye/ diakses pada 4 April 2014

35

Firmanzah, Marketing Politik Antara Pemahaman dan Realitas, (Jakarta: Yayasan Obor

Indonesia, 2008), 271

36

Firmanzah, Persaingan, Legitimasi Kekuasaan, dan Marketing Politik Pembelajaran Politik Pemilu 2009,( Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2010), L

adalah aktifitas pengumpulan massa yang dilakukan dalam waktu tertentu dan terbatas yang tujuannya untuk menggiring pemilih kebilik suara dan memilih partai atau kontestan tertentu. 37

Tetapi banyak masyarakat awam yang menilai pengertian kedua kampanye tersebut sama. Sehingga partai politik dan kontestan banyak terfokus pada kampanye pemilu. Sehingga dana, energi, usaha dan perhatian dari partai banyak terfokus saat pelaksanaan kampanye pemilu. Biasanya pelaksanaan kampanye pemilu ini rentan akan penyalahgunaan dana. Karena tidak ada aturan yang membatasi penggunaan dana dalam kampanye. Kelonggaran ini, memberikan ruang bagi kontestan atau partai untuk mendapatkan dana kampanye dari mana saja. Penggunaan dana kampanye ini juga menjadi persoalan terhadap pilihan masyarakat. Dengan dana kampanye yang tidak terbatas partai bisa saja membeli suara pemilih atau yang lebih kita kenal dengan politik uang.38

Pada kampanye pemilu, partai atau kontestan sering kali memanfaatkannya sebagai arena menebar janji-janji yang terkadang tidak rasional untuk menjadi pemenang. Tetapi setelah berkuasa, biasanya partai atau kontestan melupakan janji-janjinya dan hanya mementingkan kepentingan pribadi dan golongannya saja.39 Hal ini acap kali terjadi, dari dahulu hingga sekarang kampanye banyak dilakukan hanya untuk menarik sebanyak mungkin pemilih sehingga bisa meraih kekuasaan.

37

Firmanzah, Marketing Politik Antara Pemahaman dan Realitas, (Jakarta: Yayasan Obor

Indonesia, 2008), 277

38

Saldi Isra, Catatan Hukum Saldi Isra Kekuasaan dan Perilaku Korupsi, (Jakarta: Kompas, 2009), 7

39

Firmanzah, Marketing Politik Antara Pemahaman dan Realitas, (Jakarta: Yayasan Obor

Perilaku partai atau kontestan seperti ini membuat masyarakat semakin tidak percaya dengan politikus. Dan membuat masyarakat akan semakin apatis. Hal ini akan menyakibatkan semakin banyaknya masyarakat kalangan skeptis yang kritis memilih menjadi golongan putih (Golput). Karena mereka akan menilai siapapun yang menjadi pemimpin tidak akan merubah keadaan yang ada.40

Dalam kampanye, setiap partai atau kontestan mempunyai strategi yang berbeda-beda untuk meraih dukungan masyarakat. Dalam pengembangan strategi kampanye, positioning, branding, segmenting dan strategi media adalah beberapa prinsip pokok yang menjadi perhatian serius. Strategi positioning menurut morissan adalah komunikasi yang dilakukan kepada masyarakat untuk menempatkan produk agar mudah diingat dan masyarakat mempunyai nilai tersendiri. Oleh karena itu, partai harus mempunyai menciptakan image politik yang berbeda dengan yang lain. Keseragaman akan menyulitkan masyarakat mengidentifikasi suatu partai politik. 41

Branding dapat diartikan sebagai merk, nama, istilah, tanda, simbol, atau rancangan. Dalam konteks politik Branding diartikan sebagai upaya strategis mengambangkan identitas untuk menarik perhatian dan masyarakat agar lebih mengenal produk politik. Sehingga partai dituntut untuk menonjolkan keistimewaan dan keunggulan terhadap pemilih.42 Segmenting atau pemetaan dilakukan agar partai selalu hadir dalam berbagai karekteristik pemilih. Partai

40

Firmanzah, Marketing Politik Antara Pemahaman dan Realitas, (Jakarta: Yayasan Obor

Indonesia, 2008), 268-269

41

Gun Gun Heryanto dan Shulhan Rumaru, Komunikasi Politik, (Bogor:Galia Indonesia, 2013), 35

42

Gun Gun Heryanto dan Shulhan Rumaru, Komunikasi Politik, (Bogor:Galia Indonesia, 2013), 36

diharapkan hadir ditengah-tengah masyarakat untuk mengetahui kebutuhan dan permasalahan yang dialami masyarakat. Sehingga partai bisa membuat program kerja yang berkaitan dengan kebutuhan pemilih dan dapat memuaskannya. Agar masyarakat dapat memberikan dukungan terhadapa partai.43

Strategi media adalah memasarkan produk melalui media. Semakin pesatnya perkembangan teknologi membuat partai semakin mudah berkampanye. Tidak dapat dipungkiri lagi, saat ini media merupakan mediator politik yang sangat efektif untuk mengkomunikasikan berbagai gagasan program kerja maupun kritik-kritik di antara pelaku politik karena daya jangkaunya yang sangat luas serta memiliki efek persuasif yang sangat kuat. Dalam era informasi saat ini, institusi media massa, seperti televisi, radio, surat kabar dipercaya memiliki kemampuan dalam penyelenggaraan produksi, reproduksi dan distribusi pengetahuan politik secara signifikan.44 Tetapi setiap media memiliki kekuatan dan kelemahan masing-masing dalam menyampaikan pesan. Oleh karena itu, partai politik harus pandai dalam memilih media.

Dokumen terkait