• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konsep Metode Menghafal di BLC Taman Royal 1 Tangerang Menghafal al-Qur’an di zaman modern seperti sekarang ini

ANALISIS TERHADAP METODE MENGHAFAL AL-QUR’AN DI BLC TAMAN ROYAL 1 TANGERANG

A. Konsep Metode Menghafal di BLC Taman Royal 1 Tangerang Menghafal al-Qur’an di zaman modern seperti sekarang ini

dimudahkan dengan adanya media yang berbagai macam, banyak para ahli al-Qur’an menawarkan metode menghafal yang mudah dan efisien. Salah satu lembaga yang memfasilitasi proses menghafal al-Qur’an yakni BLC Taman Royal 1 Tangerang. Dalam menghafal al-Qur’an lembaga ini menggunakan metode:

1. Metode Takrir

Metode takrir atau setor adalah salah satu metode dalam menghafal al-Qur’an yakni cara agar informasi-informasi yang masuk ke memori dalam jangka pendek dapat langsung ke memori panjang dengan pengulangan, bermakna menghafal sedikit demi sedikit al-Qur’an yang telah dibaca secara berulang-ulang. Metode ini sangat penting sekali diterapkan karena menghafal dan menjaganya suatu kegiatan yang sulit dan sering juga terasa membosankan.

Penerapan metode ini bermakna penyimpanan memori dan bermakna seberapa lama kuatnya hafalan tergantung dari individu. Sehingga metode ini dikatakan sangat praktis, efektif dalam proses menghafal dan dapat memastikan peserta lancar dan benar dalam menghafal al-Qur’an.1

1 Mughni Najib, “Implementasi Metode Takrir Dalam Menghafalkan Al-Qur’an Bagi Santri Pondok Pesantren Punggul Nganjuk”. Intelektual: Jurnal Pendidikan dan Studi Keislaman, vo.8, no.3 (November 2018), 337.

Menurut ustazah Fitri, metode takrir yang diterapkan dalam proses menghafal di BLC Taman Royal 1 bisa dikatakan salah satu metode yang memudahkan peserta dalam proses menghafal. Sesuai dengan pernyataannya:

“Metode ini menurut saya paling cocok diterapkan oleh peserta yang memang beberapa dari mereka baru memulai menghafal dan sebagian lagi menjaga hafalan sebelumnya jadi metode ini sangat penting diterapkan”.2

Metode takrir juga bagian dari proses berhasilnya menghafal al-Qur’an untuk menjaga hafalannya. Semua yang diusahakan dengan ketat tetapi juga terasa mudah dan efisien. Sehingga hafalan yang sudah ada akan bertahan lama dan tentu saja karena hafalan sebelumnya akan bertambah dengan hafalan yang baru. Jika tidak ada usaha pemeliharaan dan penjagaannya akan sia-sia apa yang sudah diusahakan.

Metode ini merupakan metode yang tujuannya untuk mengulang-ulang hafalan. Penting diterapkan agar menjaga hafalan karena menghafal adalah sesuatu yang terkadang sulit bahkan menurut sebagian orang salah satu hal yang membosankan. Bisa saja hafalan jadi tidak lancar atau bahkan jadi hilang sama sekali. Metode ini juga tidak boleh memberatkan penghafal al-Qur’an karena harus diimbangi dengan pengulangan yang ketat untuk menyesuaikan kebutuhan. Bisa disimpulkan kunci keberhasilan dari menghafalkan al-Qur’an adalah mengulang-ulang hafalan atau disebut takrir.3 Sebagaimana pernyataan ustadzah fitri dalam wawancara:

“Metode takrir ini sangat membantu dalam proses menghafal, kalau bisa dikatakan metode ini metode yang cocok untuk peserta yang baru memulai untuk menghafal al-Qur’an karena metode ini sifatnya mengulang-ulang hafalan, tetapi bukan berarti tidak bagus untuk yang

2 Fitri, Ustazah BLC Taman Royal 1 Tangerang. Diwawancarai oleh Wihdatul Ummah. Taman Royal 1. 2 Maret 2021.

3 Mughni Najib, “Implementasi Metode Takrir, 337.

sudah memiliki hafalan. Justru ini pun memudahkan mereka sehingga ketika hafalan sebelumnya sudah ditetapkan, hafalan baru pun bisa dimulai”4

2. Metode Talaqqī Musyāfahah a. Metode Talaqqī

Talaqqī berasal dari bahasa Arab “talaqqā-fatalaqqā” asal kata kerja

“laqiya-yalqa-liqā’an” yang artinya juga bertemu, berhadapan, mengambil dan menerima, bermakna menyetorkan atau mendengarkan hafalan yang baru dihafal kepada seorang guru/pengajar. Sedangkan penggunaan metode ini dalam mempelajari al-Qur’an khususnya untuk menghafal sangat dianjurkan karena langsung dibimbing oleh guru yang menyesuaikan pelafalan hukum tajwid dengan baik dan benar dari pengajar yang mempunyai kompetensi.5

Talaqqī terbukti sebagai salah satu metode menghafal yang paling lengkap dan mudah untuk semua kalangan dalam proses pengajaran membaca dan menghafal al-Qur’an yang benar. Metode ini berhasil ditemukan karena mengikuti belajar dan mengajar Rasulullah saw dan para sahabat yang berlangsung hingga saat ini.6 Metode ini sering digunakan dalam kegiatan menghafal al-Qur’an dan dapat dikatakan sebagai metode yang paling banyak dan tepat untuk meningkatkan kemampuan menghafal serta mengontrol hafalan al-Qur’an.7

4 Fitri, Ustazah BLC Taman Royal 1 Tangerang. Diwawancarai oleh Wihdatul Ummah. Taman Royal 1. 2 Maret 2021.

5 Muhammad Arsyad Suriansyah, “Implementasi Metode Talaqqi Dan Musyafahah Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Qur’an Siswa Di SD Swasta Salsa”. Fitrah: Journal of Islamic Education, vol.1 no.2 ( Desember 2020), 219.

6 http://journal.uhamka.ac.id/index.php/jpi

7 Arsyad Suriansyah, “Implementasi Metode Talaqqi Dan Musyafahah, 219

b. Metode Musyāfahah

Sedangkan metode musyāfahah diambil dari kata dalam bahasa Arab bentuk masdar dari fiil madi ه ف ا شyaitu ًة ه ف ا ش مyang berarti berbicara dari mulut ke mulut atau dialog.8 Dapat diartikan sebagai suatu proses belajar mengajar secara berhadapan antara pengajar dan peserta. Penggunaan metode ini di mana peserta menyebut dan mengikuti tata cara yang dicontohkan pengajar sesuai kaidah ilmu tajwid. Metode ini terbukti paling lengkap dalam mengajarkan al-Qur’an yang benar, khususnya dalam menghafal.9 Unsur-unsur dalam metode musyāfahah di antaranya:

1. Metode musyāfahah harus terdiri atas guru yang ahli dalam bidang al-Qur’an.

2. Peserta didik yang berniat dan benar-benar serius untuk bisa membaca atau menghafal al-Qur’an.

3. Dalam membaca atau menghafal antara peserta didik dengan guru harus berhadapan dalam satu tempat.

4. Dalam memberikan hafalan baru guru akan membaca atau menghafalnya di depan peserta didik

5. Dalam rangka memperbaiki bacaan yang keliru seperti pelafalan makhraj huruf, wakaf, ibtida dan lain-lain. Guru akan membaca atau menghafal di depan peserta didik.

8 Ahmad Warson Munawwir, Al Munawwir Kamus Arab-Indonesia, (Surabaya:

Pustaka Progressif, 1984), 730.

9 Arsyad Suriansyah, “Implementasi Metode Talaqqi Dan Musyafahah h. 219

6. Guru langsung memperbaiki jika ada kesalahan atau hafalan peserta didik yang kurang.10

Langkah-langkah Metode Musyāfahah dalam pembelajaran membaca al-Qur’an. Metode musyāfahah juga disebut metode meniru atau dari mulut ke mulut. Langkah pembelajaran al-Qur’an kepada peserta didik menggunakan metode musyāfahah yang sanadnya bersumber dari Rasulullah saw. Cara yang dilakukan Rasulullah saw pada waktu itu dalam menyampaikan ayat-ayat al-Qur’an dengan metode musyāfahah yaitu dari mulut ke mulut dengan bertatap muka secara langsung dengan para sahabatnya. Ini bertujuan agar asa kaedah musyāfahah mengutamakan pelafalan dari segi makhraj huruf, sifat huruf dan bacaan kalimah.11

c. Keunggulan dan kelemahan metode talaqqī dan musyāfahah

Setelah ditinjau dari beberapa penelitian yang relevan, metode talaqqī musyāfahah memiliki keunggulan sebagai berikut:

1. Hubungan yang harmonis antara guru dan peserta didik terjalin dengan menumbuhkan kelekatan antara keduanya.

2. Guru memahami betul karakteristik dan membimbing masing-masing peserta didik.

3. Saat peserta didik keliru dalam menyembunyikan huruf guru dapat langsung menegur dan membenarkan.

4. Peserta didik dapat melihat langsung gerakan bibir guru dalam mengucapkan makhraj huruf karena berhadapan secara langsung.

10 Siti Mafruchah, Efektivitas Metode Talaqqi dan Musyafahah Dalam Pembelajaran Tahfizh Al-Qur’an (Studi Kualitatif Mahasiswi Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta)” (Tesis S2., Institut Ilmu Al-Qur’an Jakarta, 2016).

11 Ahmad Munir dan Sudarsono, Ilmu Tajwid dan Seni Baca Al-Qur’an, (Jakarta:

Rineka Cipta, 2004), 80.

5. Metode musyāfahah guru dapat memantau perkembangan bacaan dan hafalan peserta didik dengan baik dan benar karena guru berhadapan langsung dengan peserta didik yang membaca dan menyetorkan hafalannya.

Keunggulan metode ini juga dapat dirasakan oleh pengajar di BLC Taman Royal 1 Tangerang menurut ustazah Fitri dalam wawancara:

“Kelebihannya bisa dilihat dari kerjasama antara pengajar dan murid.

Saya contohnya bisa mencontohkan bacaan yang tepat sesuai dengan hukum tajwid untuk bacaan peserta yang salah” 12

Sedangkan kelemahan metode musyāfahah sebagai berikut:

Metode musyāfahah dirasa kurang efektif saat digunakan secara klasikal pada kelas yang peserta didiknya berjumlah sedikit.

Peserta didik yang belum mendapat giliran membaca atau menyetorkan bacaan akan merasa bosan menunggu karena guru biasanya menguji bacaan atau hafalan peserta didik satu persatu, dalam membaca dan menghafal ada juga 3-5 peserta didik yang disimak tetapi kurang efektif karena konsentrasi guru terbagi-bagi. Jika peserta didik banyak dalam satu kelas akan membutuhkan waktu yang banyak karena guru harus menyimak bacaan peserta didik secara langsung, perbandingan maksimal guru dan peserta didik yaitu 1 orang guru bersanding dengan 4 orang peserta didik.13 Beberapa kelemahan metode yang dijelaskan di atas, menurut ustazah Fitri kelemahan metode tersebut dinyatakan dalam wawancara:

“Kita pasti tau diantara penawaran suatu metode ada keunggulan dan kelemahan. Kalau saya lihat kelemahan metode ini memang memerlukan waktu yang tepat untuk setiap peserta dalam menghafal al-Qur’an, kalau di dalam kelas maksimal 4 anak dan waktu pembelajaran 90 menit, maka setiap anak punya waktu maksimal 20

12 Fitri, Ustazah BLC Taman Royal 1 Tangerang. Diwawancarai oleh Wihdatul Ummah. Taman Royal 1. 2 Maret 2021.

13 Ustazah Devi, Wawancara.

menit untuk persiapan. Sedangkan yang saya rasakan masing-masing anak punya cara menghafal yang berbeda-beda”.14

Kelebihan metode ini yakni pengajar lebih leluasa dalam mengawasi perkembangan setiap peserta secara tatap muka/langsung. Akan tetapi metode ini harus diimbangi dengan metode lain yang memudahkan peserta sehingga memberikan keefektifan yang jelas, karena jika dilakukan terus-menerus akan terasa bosan.15

Kedua metode ini dapat diartikan sebagai pengajaran al-Qur’an secara lisan. Dimana pengajar mencontohkan ayat-ayat yang dihafal peserta kemudian mereka mengulang seperti yang dibacakan pengajar sehingga meminimalisir kekeliruan dan kesalahan dalam menghafal.16 Sehingga menjadi kesatuan untuk diterapkan karena dianggap efektif meningkatkan kemampuan menghafal al-Qur’an khususnya dalam memperbaiki bacaan tajwid.17

Talaqqī merupakan metode yang lebih sering dipakai dalam proses menghafal al-Qur’an, keberhasilan seorang penghafal juga ditentukan oleh peran pengajar dan juga kerjasama yang maksimal diantara keduanya.18 Jadi dapat dikatakan metode talaqqī musyāfahah adalah metode yang mengharuskan pertemuan antara guru dan murid bertatap muka secara langsung. Proses metode ini peserta atau murid melihat gerakan bibir guru ketika mencontohkan bacaan dan mengikutinya. Hal ini dilakukan untuk

14 Fitri, Ustazah BLC Taman Royal 1 Tangerang. Diwawancarai oleh Wihdatul Ummah. Taman Royal 1. 2 Maret 2021.

15 Arsyad Suriansyah, “Implementasi Metode Talaqqi dan Musyafahah , 219.

16 Siti Mafruchah, “Efektivitas Metode Talaqqi dan Musyafahah dalam Pembelajaran Tahfizh Al-Qur’an (Studi Kualitatif Mahasiswi Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta)” (Tesis S2., Institut Ilmu Al-Qur’an Jakarta, 2016).

17 Devi, Ustazah BLC Taman Royal 1 Tangerang. Diwawancarai oleh Wihdatul Ummah. Taman Royal 1. 3 Maret 2021.

18 Najib, “Implementasi Metode Takrir, 336.

menguatkan hafalan dan memperbaiki bacaan hukum tajwid yang kurang tepat.

Menurut ustazah Devi, metode talaqqī musyāfahah menjadi sangat penting diterapkan tujuannya untuk memudahkan hafalan. Bukan hanya sekedar hafalan tetapi juga untuk membenarkan bacaan yang salah seperti menetapkan hukum tajwid yang baik dan benar. Ini salah satu kunci keberhasilan dalam menghafal. Sesuai dengan pertanyaannya:

“Menghafal al-Qur’an dengan metode ini merupakan cara yang sudah dibuktikan bisa memudahkan peserta dalam proses menghafal.

Beberapa peserta ada yang baru mulai hafalan ada juga yang sudah memiliki hafalan. Metode ini menggunakan cara bertatap langsung dengan murid, jadi jika ada kesalahan dalam bacaan di hukum tajwidnya langsung bisa diluruskan dan diperbaiki. Tentunya lebih memudahkan dan sangat membantu peserta dalam menghafal. Intinya hafalan al-Qur’an bukan sekedar hafalan. Tapi lebih dari ini penghafal wajib memperhatikan hukum tajwid”.19

Dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode takrir dan talaqqī musyāfahah memudahkan proses menghafal al-Qur’an di BLC Taman Royal 1 Tangerang.

B. Penggunaan Metode Menghafal di BLC Taman Royal 1