• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE MENGHAFAL AL-QUR AN DI LEMBAGA KURSUS AL-QUR AN BLC TAMAN ROYAL 1 TANGERANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "METODE MENGHAFAL AL-QUR AN DI LEMBAGA KURSUS AL-QUR AN BLC TAMAN ROYAL 1 TANGERANG"

Copied!
145
0
0

Teks penuh

(1)

METODE MENGHAFAL AL-QUR’AN DI LEMBAGA KURSUS AL-QUR’AN BLC TAMAN ROYAL 1 TANGERANG

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S. Ag)

Oleh:

Wihdatul Ummah NIM. 11150340000151

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR FAKULTAS USHULUDDIN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1442 H/2021

(2)
(3)

METODE MENGHAFAL AL-QUR’AN DI LEMBAGA KURSUS AL-QUR’AN BLC TAMAN ROYAL 1 TANGERANG

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S. Ag)

Oleh:

Wihdatul Ummah NIM.

11150340000151

Pembimbing:

Drs. Ahmad Rifqi Muchtar, M.A.

NIP. 19690822 199703 1 002

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR FAKULTAS USHULUDDIN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1442 H/2021

(4)
(5)

dc

PENGESAHAN SIDANG MUNAQASYAH

Skripsi yang berjudul METODE MENGHAFAL AL-QUR'AN DI LEMBAGA KURSUS AL-QUR'AN BLC TAMAN ROYAL 1 TANGERANG telah diujikan dalam Sidang Munaqasyah Fakultas Ushuluddin, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal15 Februari 2021. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Agama (S.Ag) pada Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir.

Jakarta, 9 Agustus 2021 Sidang Munaqasyah

Ketua Merangkap Anggota, Sekretaris Merangkap Anggota,

Dr. Eva Nugraha, M.Ag. Fahrizal Mahdi, LC., MIRKH NIP. 19710217 199803 1 002 NIP. 19820816 201503 1 004

Anggota,

Penguji I, Penguji II,

Drs. Hasanuddin Sinaga, MA. Dasrizal, M.I.S

NIP. 19701115 199703 1 002 NIP. 19850724 201503 1 003 Pembimbing,

Drs. Ahmad Rifqi Muchtar, M.A NIP. 19690822 199703 1 002

Diuji ulang VT

(6)
(7)

1

LEMBAR PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Wihdatul Ummah NIM : 11150340000153

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul METODE MENGHAFAL AL-QUR’AN DI LEMBAGA KURSUS AL-QUR’AN BLC TAMAN ROYAL 1 TANGERANG adalah benar merupakan karya saya sendiri yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata satu di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dan karya orang lain, maka saya bersedia MENERIMA sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, 20 Juli 2021

Wihdatul Ummah

(8)
(9)

2 ABSTRAK

Wihdatul Ummah, NIM. 11150340000151

“Metode Menghafal Al-Qur’an Di Lembaga Kursus Al-Qur’an BLC Taman Royal 1 Tangerang”

Skripsi ini membahas tentang Metode Menghafal Al-Qur’an yang dilakukan di lembaga kursus Al-Qur’an BLC (Bisa Learning Center).

Seperti diketahui, sekolah-sekolah yang berbasis agama mengajarkan tentang pendidikan al-Qur’an, salah satunya menghafal al-Qur’an. Urgensi penelitian ini terletak pada metode menghafal al-Qur’an di lembaga kursus BLC. Metode dalam proses menghafal al-Qur’an dirasa penting untuk mendeskripsikan usaha mengatasi berbagai problem dalam menghafal al- Qur’an serta menjadi salah satu indikator keberhasilan menghafal al- Qur’an.

Penelitian ini difokuskan pada Lembaga Kursus al-Qur’an BLC Taman Royal 1 Tangerang dalam program menghafal al-Qur’an yang banyak diminati masyarakat. Dilihat dari ketertarikan dan motivasi- motivasi para penghafal al-Qur’an masa kini, penelitian ini adalah penelitian lapangan dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Adapun metode yang digunakan untuk pengumpulan data adalah observasi partisipatif, sehingga data-data yang bersumber dari hasil wawancara dan pengamatan di lapangan. Kemudian data ini diolah dengan cara reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

Dari hasil penelitian yang dilakukan melalui proses observasi lapangan dan wawancara. BLC Taman Royal 1 Tangerang menawarkan metode menghafal bukan hanya untuk anak-anak, pelajar tetapi terbuka untuk umum. Metode yang dinilai cocok dalam menghafal adalah taqrir atau setor dan talaqqī musyāfahah. Adapun faktor pendukung peserta dalam menghafal adalah dengan selalu memberi semangat dan dorongan serta asatiż yang berkompeten dalam membimbing peserta menghafal al- Qur’an. Sedangkan hambatan peserta dalam menghafal, tercatat faktor utamanya rasa malas, bosan, dan tidak fokus. Usaha yang bisa dilakukan asatiż dalam menghadapi hambatan yang dirasakan peserta dalam menghafal al-Qur’an adalah memotivasi peserta dan selalu memberikan bimbingan bagi peserta dalam menghafal al-Qur’an.

Kata kunci: Menghafal al-Qur’an, Metode, Bisa Learning Center.

(10)
(11)

3

KATA PENGANTAR

Alḥamdulillāh, segala puji bagi Allah subḥāna wa ta’ālā. Tuhan semesta alam yang telah menjadikan al-Qur’an yang mulia sebagai petunjuk dan pedoman hidup bagi manusia, Allah Swt. yang senantiasa melimpahkan segala nikmat baik jasmani maupun rohani, tiada henti-hentinya penulis ucapkan syukur kepada-Nya, Tuhan yang Maha Menyaksikan perjuangan penulis dalam berproses dan Tuhan yang Maha Mendengar segala doa yang selalu penulis panjatkan untuk kelancaran dalam penulisan ini. Hanya kepada-Nya penulis tumpahkan segala keluh kesah dan berkat karunia juga rahmat-Nya penulis diberi kemampuan dan kekuatan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Selawat dan salam, seiring kecintaan juga kerinduan yang selalu tercurahkan kepada kekasih Allah subḥāna wa ta’āla, yakni baginda Nabi Muhammad Saw. Manusia yang paling mulia yang menjadi utusan Allah Swt dan yang patut untuk diteladani beserta keluarga dan sahabatnya.

Begitu juga syafaatnya yang selalu didambakan oleh umat manusia, atas perjuangannya lah sampai kepada kita sebuah sumber ilmu dari segala ilmu yaitu al-Qur’an kitab suci umat Islam.

Alḥamdulillāh, atas izin dan rahmat Allah subḥāna wa ta’āla.

Penulis bisa menyelesaikan skripsi S1 ini pada program Ilmu al-Qur’an dan Tafsir, dan menyadari betul bahwa skripsi yang berjudul Metode Menghafal Al-Qur’an Di Lembaga Kursus Al-Qur’an BLC Taman Royal 1 Tangerang skripsi yang diajukan dalam rangka memenuhi salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar akademik Sarjana Agama (S. Ag)

(12)

ini tidak akan rampung jika hanya mengandalkan daya yang penulis miliki.

Ada banyak sosok, kerabat, dan orang-orang yang secara langsung maupun tidak, juga yang telah banyak membantu penulis dari segi materi maupun non materi. Melalui kata pengantar ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya, sekaligus penghargaan dan penghormatan yang setinggi-tingginya kepada:

1. Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Lubis, MA. Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta periode 2019-2024, yang telah memimpin dan mengelola penyelenggaraan pendidikan sebagaimana mestinya.

2. Dr. Yusuf Rahman, M.A., Dekan Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Dr. Eva Nugraha, M.Ag., selaku Ketua Program Studi Ilmu Al- Qur’an dan Tafsir yang telah banyak memberi masukan juga nasehat kepada penulis, dan Bapak Fahrizal Mahdi, Lc., MIRKH, Sekretaris Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir, serta Civitas Akademik Fakultas Ushuluddin.

4. Dosen Penasehat Akademik, Bapak Drs. Ahmad Rifqi Muchtar, M.A., yang banyak memberi masukan, nasehat, juga merangkul penulis selama penulis dan juga sebagai dosen pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing, mengarahkan, memberi motivasi, dan mengoreksi dalam penulisan skripsi ini sehingga dapat terselesaikan dengan baik.

Semoga keberkahan dan kesehatan selalu menyertai, hanya Allah yang dapat membalas semua kebaikan bapak dengan balasan yang lebih baik.

5. Dosen Penasehat akademik bapak Dr. Masykur Hakim MA., yang telah memberikan masukan kepada penulis.

(13)

6. Seluruh dosen Fakultas Ushuluddin khususnya Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir yang turut memberikan arahan kepada penulis. Juga dosen lainnya yang penulis tidak bisa sebutkan satu persatu yang dengan sabar dan ikhlas telah mengajarkan dan memberikan ilmu, wawasan, serta pengalaman kepada penulis selama menjadi mahasiswa IAT.

7. Segenap Pimpinan dan Staf Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Perpustakaan Fakultas Ushuluddin, Perpustakaan Pusat Studi Al-Qur’an (PSQ) Ciputat, dan Perpustakaan Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

8. Lembaga Kursus BLC, kepada pimpinan kepala cabang BLC Tangerang, ustaz dan ustazah yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian mengenai Metode Menghafal Al- Qur’an di lembaga kursus tsb.

9. Kepada teman-teman seperjuangan, group curhat dong. Fitria Damayanti (Damay), Nana Andriyana (Nana), Shoba Qudsiyyah (Shoba), Sundari Aryani (Mba sun) dan Annisa Nur Fauziah (Nufa) yang telah memberikan support baik doa mau pun tenaga kepada penulis, semoga selalu dalam lindungan Allah Swt., Aamiin.

10. Teruntuk teman-teman, adik-adik dan kakak-kakak alumni kosan Ibu Sufheli yang telah memberikan semangat kepada penulis. Nida, aci, damay, ita, utin, farha, ka nadwah, ka Syifa, ka Irma dan juga teman-teman seperjuangan Izzah, Fahri, Rifqi yang selalu memberikan support kepada penulis. Semoga selalu dalam lindungan Allah subḥāna wa ta’āla .

Kepada orang tua terkasih dan tersayang Mimi dan Ayah penulis yaitu Ibu Fitriyah dan Bapak Ubaidillah, berkat doa dan limpahan kasih sayang

(14)

yang tak terhingga serta suport yang tiada hentinya, sehingga penulis selalu bersemangat dalam mengerjakan skripsi ini. Terkhusus kepada Mimi yang sedari kecil sudah mengajarkan dan mengenalkan dunia pendidikan dengan antusias sehingga penulis sadar akan pentingnya menuntut ilmu.

Terimakasih juga kepada Nenek penulis Humairoh dan Hj. Murtafi’ah serta kedua Alm. Syahroni bin Musonif, Alm. H. Nasri bin H. Ali kakek penulis, yang selalu mendoakan penulis sehingga sampai seperti sekarang ini. Adik- adik: Syafa Azzahra dan Kemal Pasha al Naser yang selalu menjadi penghibur untuk penulis. Dan tidak lupa pula kepada keluarga besar penulis, yaitu Keluarga Besar Alm. H. Mas’ud dan Keluarga Besar Alm. H. Nasri Ali semoga keberkahan senantiasa menyertai, serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Jazākumullāh aḥsan al-Jazā’

Demikian penulis memohon kepada Allah subḥāna wa ta’āla, agar menetapkan kita semua di atas keimanan dan ketakwaan. Penulis juga berharap semoga skripsi ini sedikit banyak dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan menjadi awal untuk memotivasi penulis agar terus berkarya.

Semoga Allah Swt., selalu memberi limpahan berkah dan membalas semua kebaikan pihak-pihak yang turut serta membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini. Ᾱmīn Yā Rab al-‘Ᾱlamīn.

Jakarta, 15 Januari 2021 Hormat saya,

Wihdatul Ummah

(15)

7

PEDOMAN TRANSLITERASI

Pedoman Transliterasi Arab latin yang merupakan hasil keputusan bersama (SKB) Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan R.I. Nomor: 158 Tahun 1987 dan Nomor: 0543b/U/1987.

A. Konsonan

Daftar huruf bahasa Arab dan transliterasinya ke dalam huruf Latin dapat dilihat pada halaman berikut ini:

Huruf Arab Huruf Latin Nama

ا

Tidak dilambangkan

ب

B Be

ت

T Te

ث

es (dengan titik diatas)

ج

J Je

ح

ha ( dengan titik dibawah)

خ

Kh ka dan ha

د

D De

ذ

Ż zet (dengan titik diatas)

ر

R Er

ز

Z Zet

(16)

س

S Es

ش

Sy es dan ye

ص

es (dengan titik dibawah)

ض

de (dengan titik dibawah)

ط

te (dengan titik dibawah)

ظ

zet (dengan titik dibawah)

ع

apostrof terbalik

غ

G Ge

ف

F Ef

ق

Q qi

ك

K ka

ل

L el

م

M em

ن

N en

و

W we

ه

h ha

ء

̓ apostrof

ي

y ye

(17)

Hamzah (

ء

) yang terletak di awal kata mengikuti vokalnya tanpa diberi tanda apa pun. Jika ia terletak di tengah atau di akhir, maka ditulis dengan tanda ( ̓ ).

B. Tanda Vokal

Vokal dalam bahasa Arab-Indonesia terdiri dari vokal tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau disebut dengan diftong. Untuk vokal tunggal sebagai berikut:

Tanda Vokal

Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

َ

a Fatḥah

َ

i Kasrah

َ

u Ḍammah

Adapun vokal rangkap, sebagai berikut:

Tanda Vokal

Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

ى َ

ai a dan i

و َ

au a dan u

Dalam bahasa Arab untuk ketentuan alih aksara vokal panjang (mad) dilambangkan dengan harakat dan huruf, yaitu:

Tanda Vokal

Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

ا َ

ā a dengan topi di atas

ي ا

ī i dengan topi di atas

(18)

و ا

ū u dengan topi di atas C. Kata Sandang

Kata sandang dilambangkan dengan “al-” yang diikuti huruf syamsiyah dan qamariyah.

Al-Qomariyah

ر ي ن م ل ا

Al-Munīr

Al-Syamsiyah

لا ج رلا

Al-Rijāl

D. Syaddah (Tasydid)

Dalam bahasa Arab syaddah atau tasydid dilambangkan dengan … ketika dialihkan ke bahasa Indonesia dilambangkan dengan huruf, yaitu:

Al-Qomariyah

ة َّو ق ل ا

al-Quwwah

Al-Syamsiyah

ة ر و رَّضل ا

al-Ḍarūrah

E. Ta Marbūṭah

Transliterasi untuk ta marbūṭah ada dua, yaitu: ta marbūṭah yang hidup atau mendapat harakat fatḥah, kasrah dan ḍammah, transliterasinya adalah [t]. Sedangkan ta marbūṭah yang mati atau mendapat harakat sukun, transliterasinya adalah [h]. Kalau pada kata yang berakhir dengan ta marbūṭah diikuti oleh kata yang menggunakan kata sandang al- serta bacaan yang kedua kata itu terpisah, maka ta marbūṭah itu ditransliterasikan dengan ha (h). contoh:

F. Huruf Kapital

Penerapan huruf kapital dalam alih aksara ini, juga mengikuti Ejaan Bahasa Indonesia (EBI) yaitu, untuk menuliskan permulaan kalimat, huruf awal nama tempat, nama bulan nama diri dan lain-lain. Jika nama diri

(19)

didahului oleh kata sandang, maka yang ditulis dengan huruf capital tetap huruf awal nama diri tersebut, bukan huruf awal atau kata sandangnya.

Contoh: Abū Hāmīd, al-Gazālī, al-Kindī.

Berkaitan dengan penulisan nama, untuk nama-nama tokoh yang berasal dari Indonesia sendiri, disarankan tidak dialih aksarakan meskipun akar katanya berasal dari bahasa Arab. Misalnya ditulis Abdussamad al- palimbani, tidak “And al-Samad al-Palimbānī; Nuruddin al-Raniri, tidak Nūr al-Dīn al-Ranīrī.

G. Penulisan Kata Arab yang Lazim digunakan dalam Bahasa Indonesia

Kata, istilah atau kalimat Arab yang ditransliterasi adalah kata, istilah atau kalimat yang belum dibakukan dalam bahasa Indonesia. Kata, istilah atau kalimat yang sudah lazim dan menjadi bagian dari perbendaharaan bahasa Indonesia, atau sudah sering ditulis dalam tulisan bahasa Indonesia, tidak lagi ditulis menurut cara transliterasi di atas. Misalnya kata Al-Qur’an (dari al-Qur’ān), Sunnah, khusus dan umum. Namun, bila mereka harus ditransliterasi secara utuh.

Contoh: Fī Ẓilāl al-Qur’ān Al-‘Ibārāt bi ‘umūm al-lafẓ lā khuṣūṣ al-sabab.

(20)
(21)

xiii

LEMBAR PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ......ii KATA PENGANTAR ......iii

PEDOMAN TRANSLITERASI ......vii

DAFTAR ISI ...... xii

DAFTAR TABEL ..... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...1

B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah ...8

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...9

D. Tinjauan Pustaka ...10

E. Metodologi Penelitian ...14

F. Sistematika Penulisan ...22

BAB II LANDASAN TEORI METODE MENGHAFAL AL-QUR’AN DI LEMBAGA KURSUS AL-QUR’AN BLC TAMAN ROYAL 1 TANGERANG A. Pengertian Menghafal ...27

C. Metode Menghafal Al-Qur’an ...36

D. Etika Menghafal Al-Qur’an ...51

BAB III SEPUTAR LEMBAGA KURSUS AL-QUR’AN BLC TAMAN ROYAL 1 TANGERANG A. Tentang BLC ...55

B. BISA Learning Center 1. Profil ... 57

2. Filosofi ... 58

3. Sejarah ......60

4. Visi dan Misi ......62

5. Diklat dan Silabus ......62

6. Program Pembelajaran ......63

(22)

BAB IV ANALISIS TERHADAP METODE MENGHAFAL AL-QUR’AN DI LEMBAGA KURSUS AL-QUR’AN BLC TAMAN ROYAL 1

TANGERANG

A. Konsep Metode Menghafal Al-Qur’an di BLC Taman Royal 1 Tangerang ...69 B. Penggunaan Metode Menghafal di BLC Taman Royal 1 Tangerang ...76

C. Faktor Pendukung dan Penghambat Penggunaan Metode Menghafal di

BLC Taman Royal 1 Tangerang ......82 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ...87 B. Saran ...88 DAFTAR PUSTAKA ... 91 LAMPIRAN ... 99

(23)

15

Tabel 3.2: Daftar Program Pembelajaran Anak-anak ... 66 Tabel 3.3: Daftar Pengajar ... 67 Tabel 3.4: Daftar Jumlah Peserta ... 67 Tabel 4.1: Daftar Ketentuan Peserta dalam Program Pembelajaran ... 78 Tabel 4.2: Daftar Peserta Kelas Tahfiz Anak ... 79 Tabel 4.3: Daftar Peserta Kelas Tahfiz Dewasa... 80

(24)

12

(25)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sejak permulaan Islam, setiap menerima wahyu, Nabi Muhammad saw., menyampaikannya kepada para sahabat dan memerintahkan mereka untuk menghafal dan menulisnya. Hampir semua sahabat yang menerimanya mampu menguasai dan menghafal wahyu yang diturunkan kepada Nabi Muhammad di mana tradisi menghafal terus berlanjut sepeninggalnya hingga sekarang, untuk terus dijaga dalam bingkai amaliah ibadah serta memelihara keotentikan al-Qur’an.

Sebagai negara yang berpenduduk muslim terbesar di dunia, Indonesia mempunyai tradisi kuat dalam menghafal al-Qur’an. Tercatat sejak sebelum kemerdekaan, banyaknya bibit ulama ahli al-Qur’an melalui keilmuan yang langsung didapatkan dari ulama Timur-Tengah. Di mana al- Qur’an terus dihafal, dipelajari, dan dipahami oleh para ulama nusantara yang berbasis talaqqī dan musyāfahah, sehingga al-Qur’an terjaga keautentikannya.1

Berdasarkan data koran Republika bahwa jumlah penghafal al-Qur’an di Indonesia pada tahun 2017 mencapai 30 ribu orang. Di Indonesia sendiri banyak ditemukan lembaga pendidikan Islam terpadu yang memiliki program taḥfīż al-Qur’ān di lingkungannya. Sehingga pada tahun berikutnya diprediksi jumlah penghafal al-Qur’an akan terus bertambah seiring dengan perkembangan zaman.

1 Muhammad Shohib dan M. Bunyamin Yusuf Surur, Para Penghafal Al-Qur’an:

Biografi Huffaz Al-Qur’an Di Nusantara, (Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an, 2011), 1.

(26)

Menghafal al-Qur’an adalah kegiatan yang menjadi tradisi di Indonesia, baik di perkotaan maupun pedesaan.2 Masyarakat muslim sangat menaruh perhatian terhadap al-Qur’an salah satu usaha untuk memelihara dan menjaganya adalah dengan cara menghafalkannya, maka al-Qur’an tidak akan terlupakan dalam diri seorang muslim.3 Sekolah-sekolah di suatu pendidikan formal beberapa tahun belakang gencar menawarkan berbagai macam bentuk ilmu keislaman, misalnya mewajibkan para peserta didiknya untuk menghafal ayat-ayat al-Qur’an. Harapan besar untuk menyebarkan dan melahirkan generasi-generasi penerus bangsa yang tidak hanya matang akan keilmuan keduniaan tetapi juga matang dalam ilmu agama.4

Zaman sekarang ini, kajian terhadap taḥfīż al-Qur’ān dirasakan sangat signifikan untuk dikembangkan di Indonesia. Banyak lembaga pendidikan yang menggalakkan dan mengembangkan kebiasaan menghafal al-Qur’an. Terbukti dengan banyaknya antusiasme masyarakat muslim Indonesia yang tinggi untuk menghafalkan al-Qur’an dan menjadikan anak- anak mereka penghafal al-Qur’an. Tren menghafal al-Qur’an di Indonesia sudah sejak lama berjalan yang awal mulanya berada di pesantren- pesantren.5 Di mana pesantren-pesantren adalah media pelaksana para santri mendalami nilai-nilai dan ilmu agama, sehingga menguasai ilmu al- Qur’an seperti menghafalnya adalah bagian dari tujuan para ulama melahirkan generasi-generasi penghafal al-Qur’an.

2 Sundari Aryanti, “Metode Tadarruj Dalam Menghafal Al-Qur’an (Studi Kasus Terhadap Santri Pesmadai Dalam Menghafal Al-Qur’an)” (Skripsi S1, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2019), 1.

3 Zaenal Arifin, Khazanah Ilmu Al-Qur’an (Yogyakarta: Yayasan Masjid At- Taqwa, 2018), 19.

4 Lilik Ummi Kultsum, “Menghafal Al-Qur’an Dalam Pendidikan Formal", Departemen Agama Jawa Timur (12 Juli 2010).

5 Nurul Hidayah, “Strategi Pembelajaran Tahfiz Di Lembaga Pendidikan,”

Ta’allum, vol. 04, no. 01, (Juni 2016), 102-130.

(27)

Kegiatan menghafal sudah semakin mapan, di negara-negara yang berpenduduk muslim di seluruh penjuru dunia saat ini bisa dijumpai di berbagai pusat pendidikan keislaman, yaitu kegiatan menghafal al-Qur’an.

Di Indonesia saat ini banyak kita jumpai umat Islam begitu menaruh perhatian dalam menghafal al-Qur’an, banyak ditemukan di pusat pendidikan yang secara khusus mencetak generasi ḥafīż.6 Masyarakat dewasa ini merasa bahwa kebutuhan akan pentingnya mempelajari al- Qur’an adalah suatu keharusan. Mulai dari anak-anak, remaja, orang dewasa, hingga lanjut usia. Semuanya ikut dalam kegiatan menghafal al- Qur’an, baik dilakukan secara individu maupun secara bersama-sama.7

Motivasi dari ruang lingkup kecil yang penulis temukan adalah sebagian besar para penghafal al-Qur’an karena bercita-cita ingin menjadi seorang ḥafīż 30 juz. Alasan yang pertama adalah karena faktor lingkungan yang notabene para penghafal al-Qur’an, ada juga karena ingin melanjutkan pendidikan yang mensyaratkan untuk mempunyai hafalan al-Qur’an.

Motivasi yang paling menarik yang penulis temukan karena cita-cita menghafal al-Qur’an adalah untuk mengangkat derajat keluarga, sebagaimana yang disabdakan oleh Nabi Muhammad saw., dalam beberapa hadis. Dalam beberapa hadis diungkapkan bahwa seseorang yang hafal al- Qur’an dan senantiasa menjaga hafalannya akan mendapat keutamaan berupa memberikan syafaat (pertolongan) kepada seluruh anggota keluarganya pada hari kiamat.8

6 Ali Romdhoni, “Tradisi Hafalan Qur’an Di Masyarakat Muslim Indonesia”.

Journal of Qur’an and Hadith Studies, vol.4, no.1 (2015), 14.

7 Sundari Aryanti, “Metode Tadarruj Dalam Menghafal Al-Qur’an (Studi Kasus Terhadap Santri Pesmadai dalam Menghafal Al-Qur’an)”, 1.

8 M. Nurul Huda, “Budaya Menghafal Al-Qur’an, Motivasi dan Pengaruhnya Terhadap Religiusitas”, Sukma: Jurnal Pendidikan, vol.2, issue.2 (Juli-Desember 2018), 249.

(28)

Dalam proses menghafal al-Qur’an, seseorang yang menghafal al- Qur’an harus membaca al-Qur’an dengan baik dan benar. Namun Berdasarkan hasil riset PTIQ Jakarta, umat Islam Indonesia yang tidak bisa membaca al-Qur’an dengan baik dan benar sekitar 70 persen. Menurut Gus Sholah pengasuh pondok pesantren Tebu Ireng bahwasanya muslim di Indonesia yang bisa baca al-Qur’an hanya 23 persen, sedangkan data menurut Badan Pusat Statistik umat Islam Indonesia yang buta huruf al- Qur’an ada sekitar 54 persen.9 Ketua Yayasan Indonesia Mengaji Komjen Pol Syafruddin mengatakan dalam soft launching “Indonesia mengaji untuk Kemakmuran dan Kedamaian” secara daring, Senin 12 April 2021 bahwa hanya 25 persen penduduk Indonesia yang bisa membaca al-Qur’an.

Sedangkan 65 persennya tidak bisa membaca al-Qur’an, dari seluruh penduduk Indonesia yang beragama Islam. Ia mengutip data World Population Review yang menyebut hasil sensus penduduk Indonesia tahun 2020.10 Maka dari pemaparan data tersebut dibutuhkan suatu metode yang mencakup taḥfīż dan tahsin sehingga memudahkan seseorang untuk menghafal sekaligus memperbaiki bacaan al-Qur’an.

Dalam menghafal al-Qur’an tersedia berbagai macam metode yang dapat digunakan, sebagian ada yang menemukan caranya sendiri untuk menghafal al-Qur’an tetapi tidak sedikit pula yang membutuhkan pilihan- pilihan metode yang kiranya tepat untuk dirinya dalam proses menghafal.

Hal ini dikarenakan setiap orang memiliki kemampuan yang berbeda-beda.

Dalam menghafal al-Qur’an banyak metode yang ditemukan kemudian dikembangkan sesuai dengan kondisi dan situasi. Di Indonesia terdapat beberapa metode menghafal al-Qur’an seperti Metode Turki

9 https://www.google.com/amp/s/m.republika.co.id/amp/pgfc9e366 diakses pada tanggal 20 Februari 2021

10 https://ikilhojatim.com/hasil-penelitian-65-persen-muslim-indonesia-tidak-bisa- baca-al-quran/ diakses pada 21 Februari 2021

(29)

Utsmani, metode wahdah, metode khitobah, metode Jama’, metode Tikrar.

Adanya metode-metode tersebut memberikan kemudahan bagi para penghafal jika terdapat kesusahan dalam menghafal, sehingga kemudahan yang di dapat dan membuat mereka bersemangat serta terdorong untuk bersungguh-sungguh dalam proses menghafal.11 Para pengajar dan pemerhati pembelajaran al-Qur’an, salah satunya lembaga kursus khusus al- Qur’an yang melakukan usaha-usaha untuk mencari berbagai macam solusi agar masyarakat yang mempunyai keinginan mempelajari al-Qur’an dimudahkan. Kemudahan yang diberikan di antaranya karena tidak memandang usia, pekerjaan, jarak dsb. Sehingga minat dalam mempelajari al-Qur’an dengan seiring perkembangan zaman sekarang ini tidak mendapat kesulitan.

Mengenai fenomena menghafal al-Qur’an saat ini, penulis tertarik mengambil penelitian di salah satu lembaga kursus khusus al-Qur’an yang diminati masyarakat karena kefleksibelan waktu serta metode yang ditawarkan untuk menghafal al-Qur’an. Penulis memiliki sedikit pengalaman belajar di lembaga kursus tersebut, maka penulis mengambil penelitian tentang metode menghafal di Bisa Learning Center cabang kota Tangerang.

BISA adalah program kursus non formal jarak jauh yang diluncurkan sebagai bagian dari cita-cita untuk sebanyak mungkin membantu umat Islam agar bisa “melek” ilmu Islam khususnya bahasa Arab di tengah- tengah kesibukan dalam menjalani aktivitas masing-masing.12 Ada program menghafal al-Qur’an, dalam pembahasan mengenai metode yang ditawarkan dalam menghafal al-Qur’an mengadopsi sistem keberagaman, maksudnya adalah setiap peserta memiliki metode menghafal yang tidak

11 Abdurrahman Al-Nahlawi, Pendidikan Islam di Rumah Sekolah dan Masyarakat, (Jakarta: Gema Insani, 2004), 273.

12 http://www.bisa.id/filosofi/ diakses pada tanggal 21 Januari 2020

(30)

sama.13 Banyak motivasi yang mereka paparkan dalam mengikuti kegiatan kursus ini, ada yang ingin menjaga hafalan yang sudah ada di sekolah mereka, ada juga yang ingin memulai menghafal karena faktor lain diantaranya ingin menjadi ahl al-Qur’an.

Munculnya lembaga-lembaga kursus sekarang ini disebabkan oleh masyarakat yang menaruh perhatian untuk mempelajari al-Qur’an dengan mudah, juga dengan waktu yang bisa ditentukan. Pengajar yang sudah tentu berkompeten dalam bidang al-Qur’an, sehingga harapan besar mereka kepada lembaga kursus untuk memberikan pembelajaran al-Qur’an yang mudah dipahami dengan metode-metode yang ditawarkan. Disamping itu, lembaga kursus yang bermunculan di setiap daerah memiliki pengaruh terhadap peserta didiknya dalam mempelajari dan memahami al-Qur’an.

Tren taḥfīż al-Qur’ān sebagai program unggulan dengan menawarkan beberapa surat atau juz saja membuat gembira para pecinta al-Qur’an, sehingga pada masa yang akan datang akan bermunculan génerasi-generasi muslim yang hafal dan ahli Qur’an, yang terus menjaga kemurnian al- Qur’an hingga akhir zaman.14

Salah satu lembaga kursus yang sudah berkembang sangat pesat dalam pembelajaran al-Qur’an adalah BISA Learning Center adalah pusat belajar al-Qur’an dan bahasa Arab terbesar dan tersebar di belasan kota di Indonesia. Lembaga ini menawarkan program percakapan bahasa Arab (Muḥādaṡah), bahasa Arab kaidah (Nahwu dan Sharaf), dan taḥfīż al- Qur’ān. BLC adalah lembaga kursus al-Qur’an yang memiliki program pembelajaran menyesuaikan hari dan jam dengan kesibukan para pesertanya. Lembaga kursus hadir untuk memudahkan para peserta yang

13 Sundari Aryanti, “Metode Tadarruj dalam Menghafal Al-Qur’an (Studi Kasus Terhadap Santri Pesmadai dalam Menghafal Al-Qur’an)”, 3.

14 Sa’dulloh, 9 Cara Cepat Menghafal Al-Qur’an, (Jakarta: Gema Insani, 2011), 27.

(31)

ingin belajar al-Qur’an dengan waktu yang fleksibel sesuai kesibukan mereka.

Peserta yang mengikuti program ini adalah anak-anak usia 4 tahun, pelajar SD/SMP/SMA, mahasiswa/i, ibu rumah tangga, para karyawan/ti dan masih banyak lagi. Tidak ada batasan umur dalam mengikuti program pembelajaran al-Qur’an yang ada di lembaga kursus BISA Learning Center, diharapkan bisa menjadi wadah para penuntut ilmu al-Qur’an untuk bisa membaca, menghafal dan memahami al-Qur’an juga mampu mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

BLC salah satu lembaga kursus terbesar yang sudah diikuti kurang lebih puluhan ribu peserta dari berbagai daerah di Indonesia. Dilihat dari kontribusi yang diberikan dalam mempelajari al-Qur’an sehingga masyarakat mudah mempelajarinya.15 Peserta yang belum bisa membaca al- Qur’an, mereka ingin ikut belajar untuk menggapai cita-cita bisa membaca al-Qur’an dengan baik dan benar. Sebagian lagi ingin menjaga dan menambah hafalan mereka guna syarat lulus sekolah, tuntutan pekerjaan dsb. Dapat dikatakan alasan mereka mengikuti program taḥfīż untuk belajar al-Qur’an bukan hanya sekedar menghafal dengan baik dan benar serta memahami kandungannya tetapi memelihara al-Qur’an di dalam hati dan jiwa mereka. Pemeliharaan al-Qur’an dilakukan bukan hanya dalam membaca al-Qur’an yang menjadi kemampuan dasar saja, tetapi yang harus dikuasai umat Islam mampu menjaganya lewat hafalan (ingatan di dalam hati) yang menjadi tujuan utamanya.

Melihat antusiasme dan tawaran yang memudahkan masyarakat untuk mempelajari al-Qur’an, khususnya dalam menghafal al-Qur’an dan belum adanya tulisan yang membahas mengenai metode menghafal al-Qur’an di Indonesia di suatu lembaga kursus. Maka berdasarkan hal-hal diatas,

15 http://www.bisa.id/sejarah/ diakses pada tanggal 21 Januari 2020

(32)

penulis menjadikan “Metode Menghafal Al-Qur’an di Lembaga Kursus Al- Qur’an BLC Taman Royal 1 Tangerang” sebagai judul skripsi. Adapun lokasi yang penulis pilih dalam melakukan penelitian tersebut adalah di BLC Taman Royal 1 Kota Tangerang, cabang Tangerang.

B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka memunculkan beberapa pertanyaan, yaitu:

a. Metode apa yang digunakan peserta dalam menghafal al- Qur’an di BLC Taman Royal 1 Tangerang?

b. Faktor dan motivasi apa saja yang menjadi pendukung dan penghambat peserta dalam proses menghafal al-Qur’an di BLC Taman Royal 1 Tangerang?

c. Usaha apa saja yang dilakukan pengajar dalam mengatasi hambatan dalam menghafal al-Qur’an di BLC Taman Royal 1 Tangerang?

d. Apa alasan yang mendasari, juga manfaat dan pelajaran yang bisa diambil dari menghafal al-Qur’an di BLC Taman Royal 1 Tangerang?

2. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka untuk menghindari kekeliruan dan ketidakselarasan, penulis membatasi dan hanya fokus pada permasalahan penerapan metode, motivasi dan apa saja penghambat peserta dalam menghafal al-Qur’an di BLC Taman Royal 1 Tangerang?

3. Perumusan Masalah

(33)

Oleh karena itu, dalam penelitian ini penulis merumuskan sebuah permasalahan tentang “Bagaimana Metode Menghafal Al-Qur’an di Lembaga Kursus Al-Qur’an BLC Taman Royal 1 Tangerang”?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Dari permasalahan diatas, maka tujuan dari penulisan skripsi ini adalah:

1. Untuk mendeskripsikan metode-metode apa saja yang digunakan peserta dalam menghafal di BLC Taman Royal 1 Tangerang

2. Untuk mendeskripsikan faktor yang mendukung dan menghambat peserta dalam proses menghafal di BLC Taman Royal 1 Tangerang

3. Untuk mengetahui apakah metode tersebut dapat mencapai target hafalan yang diinginkan peserta di BLC Taman Royal 1 Tangerang

4. Untuk memenuhi syarat mendapat gelar Sarjana Agama (S. Ag) jurusan Ilmu al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin.

Terkait dengan tujuan yang terealisasi, diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat ke dalam dua kategori, yaitu yang bersifat akademis dan praktis:

1. Manfaat Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah keilmuan dalam hal mengetahui metode-metode atau cara dalam menghafal al-Qur’an terutama untuk kalangan aktivis kampus.

2. Manfaat Praktis:

a. Bagi lembaga

(34)

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan untuk meningkatkan kualitas hafalan dari setiap peserta yang mengikuti. Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai bahan dokumentasi lembaga Kursus BLC dan sebagai bahan pertimbangan untuk mengambil langkah-langkah guna terus meningkatkan kualitas pembelajaran.

b. Bagi Pengajar

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi rujukan para pengajar untuk meningkatkan kualitas sebagai pengajar dan mengembangkan metode dalam menghafal al-Qur’an.

c. Bagi Peserta

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi para peserta untuk meningkatkan kemampuan dalam menghafal al-Qur’an.

d. Bagi Peneliti yang akan datang

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan menjadi rujukan, tambahan informasi dalam perumusan penelitian yang lebih lanjut.

e. Bagi Penulis Sendiri

Dapat memberikan sumbangsih khazanah pendidikan Islam, khususnya di suatu lembaga kursus.

D. Tinjauan Pustaka

Penulis telah melakukan kajian terdahulu yang lebih relevan terhadap teman yang akan dibahas penulis untuk mengetahui apakah telah ada penelitian lain yang telah membahas judul dan pembahasan yang sama dengan penulis. Sepanjang melakukan penelusuran, penulis

(35)

mendapatkan ada skripsi maupun jurnal yang memiliki kemiripan. Akan tetapi, tentu terdapat perbedaan dalam pembahasannya.

Artikel yang ditulis oleh Aida Hidayah, Metode Taḥfīż al-Qur’ān Untuk Anak Usia Dini, pentingnya memberikan pendidikan tauhid pada anak usia adalah seruan yang Allah perintahkan. Memperkenalkan al-Qur’an dengan cara menghafal, karena mempengaruhi perkembangan otak dan intelektual pada masa selanjutnya, jika ditempuh dengan cara dan metode yang sesuai tumbuh kembang mereka.16

Mughni Najib mengatakan dalam jurnal yang berjudul Implementasi Metode Takrir Dalam Menghafal Al-Qur’an Bagi Santri Pondok Pesantren Punggul Nganjuk. Dapat disimpulkan bahwa peneliti menemukan proses implementasi metode Takrir dalam menghafal al-Qur’an di pondok pesantren Punggul Nganjuk sudah mencapai target lembaga karena proses yang dilakukan sudah baik. 17

Skripsi yang ditulis oleh Rahmatullah Arif18 menyimpulkan bahwa kemampuan menghafal al-Qur’an santri Rumah Tahfidz Dar Al-Qur’an yang diajar dengan metode One Day One Ayat di Pallangga Kabupaten gowa, termasuk dalam kategori sangat tinggi. Hal ini dapat dilihat dari hasil pretest dan posttest yang mengalami peningkatan sebanyak 42,20, yaitu dari nilai rata-rata 43,65 meningkat hingga 85, 85.

16 Aida Hidayah, “Metode Tahfidz Al-Qur’an Untuk Anak Usia Dini.” Jurnal Studi Ilmu-ilmu Al-Qur’an dan Hadis, vol. 18, no. 1, (Januari 2017).

17 Mughni Najib, “Implementasi Metode Takrir Dalam Menghafal Al-Qur’an Bagi Santri Pondok Pesantren Punggul Nganjuk.” Intelektual: Jurnal Pendidikan dan Studi Keislaman, vol.8, no.3 (November 2018): 333

18 Rahmatullah Arif, “ Efektivitas Penerapan Metode One Day One Ayat Terhadap Peningkatan Kemampuan Menghafal Al-Qur’an Bagi Santri Rumah Tahfidz Dar Al- Qur’an Pallangga Kabupaten Gowa” (Skripsi S1, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, 2018), 65.

(36)

Skripsi yang ditulis oleh Subhan, membahas tentang “Peran Lembaga Taḥfīż Al-Qur’an al-Ḥafīż dalam Mengatasi Buta Aksara Al- Qur’an bagi Remaja di Kelurahan Romang Polong Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa”. Lembaga taḥfīż al-Qur’ān memiliki pengaruh dalam upaya mengatasi buta aksara pada remaja dan memberi kontribusi dan pembinaan kepada remaja di Kabupaten Gowa untuk memahami metode BTQ (baca tulis al-Qur’an).19

Artikel yang ditulis oleh M. Nurul Huda20 menyimpulkan bahwa tradisi menghafal dalam masyarakat memiliki ragam motivasi yang diantaranya memang memilih cita-cita untuk menjadi penghafal al-Qur’an, ada juga karena keuntungan sosial ekonomi yang akan mereka peroleh, serta dukungan dan fasilitas pihak yang memiliki kekuasaan.

Tesis yang ditulis oleh Eli Ernayanti21 yang berjudul Implementasi Metode Takrir Dalam Menghafal Al-Qur’an di Ponpes Madrasatul Qur’an Tebuireng. Skripsi ini memaparkan bahwa metode Takrir yang diterapkan oleh Ponpes Madrasatul Qur’an Tebuireng sudah sangat baik.

Skripsi yang ditulis Ubaidillah Alif Alwan tentang “Pengelolaan Lembaga Kursus Al-Qur’an Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik di Lembaga Kursus Al-Qur’an al Falah Surabaya”.

19 Subhan, “Peran Lembaga Tahfidz Al-Qur’an Al Hafidz Dalam Mengatasi Buta Aksara Al-Qur’an bagi Remaja di Kelurahan Romang Polong Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa” (Skripsi S1, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, 2018), 27.

20 M. Nurul Huda, “Budaya Menghafal Al-Qur’an, Motivasi dan Pengaruhnya Terhadap Religiusitas”, Sukma: Jurnal Pendidikan, vol.2, issue.2 (Jul-Des 2018), 258.

21 Eli Ernayanti, “Implementasi Metode Takrir Dalam Menghafal Al-Qur’an di Ponpes Madrasatul Qur’an Tebuireng.” (Tesis S2, Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Ampel, 2019), 7.

(37)

Mendeskripsikan dan menganalisis pengelolaan lembaga kursus dalam memotivasi belajar peserta didik di LKP Surabaya.22

Skripsi yang ditulis oleh Sundari Aryanti23 membahas metode tadarruj dalam menghafal Al-Qur’an selama enam bulan. Metode tadarruj yang digunakan belum cukup maksimal dan efektif berdasarkan hasil analisis akhir bagi para pemula dalam menghafal Al-Qur’an.

Metode Tabarak di dalam skripsi yang ditulis oleh Danti Rochmawati dalam menghafal al-Qur’an di Markaz al-Firdaus telah sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, agar mudah menghafal dan mudah mengingat dengan mengetahui Asbabun Nuzul dari ayat yang sudah dihafalkan.24

Imam Mashud25 jurnal yang berjudul Meningkatkan Kemampuan Setoran Hafalan Al-Qur’an Melalui Metode Talaqqi Pada Siswa Kelas VI B Sekolah Dasar Islam Yakmi Tahun 2018. Metode Talaqqī yang diterapkan pada bulan Juli-November 2018 dalam proses setoran hafalan data yang penulis dapat para siswa mampu mencapai target hafalan sampai 20 surat atau 55 %.

Jurnal yang ditulis oleh Maulida Poetri dan E. Burhanuddin26 menjelaskan tentang hubungan kemampuan baca tulis al-Qur’an terhadap

22 Ubaidillah Alif Alwan, “Pengelolaan Lembaga Kursus Al-Qur’an Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik di Lembaga Kursus Al-Qur’an Al Falah Surabaya.”(Skripsi S1., Universitas Negeri Surabaya, 2019), 3.

23 Aryanti, “Metode Tadarruj dalam Menghafal Al-Qur’an, 81.

24 Danti Rochmawati, “Penggunaan Metode Tabarak Dalam Menghafal Al-Qur’an di Markaz Al-Firdaus Candi Sidoarjo” (Skripsi S1, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2019), 7.

25 Imam Mashud, “Meningkatkan Kemampuan Setoran Hafalan Al-Qur’an Melalui Metode Talaqqi Pada Siswa Kelas VI B Sekolah Dasar Islam Yakmi Tahun 2018”, Naturalistic: Jurnal Kajian Penelitian dan Penelitian dan Pendidikan dan Pembelajaran, vol.3, no.2 (April 2019), 348.

26 Maulidia Poetri dan E. Burhanuddin, “Hubungan Kemampuan Baca Tulis Al- Qur’an Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadis di Mts Al- Muasyarah Bogor”. JMP Online, vol.3, no. 5 (Mei 2019), 695.

(38)

prestasi belajar siswa pada mata pelajaran al-Qur’an dan hadits di MTs Al- Muasyarah Bogor yang menyimpulkan bahwa korelasi dari penjelasan diatas membuat hasil yang cukup baik dari nilai prestasi belajar siswa.

Artikel yang ditulis oleh Dudi Badruzzaman27 menyimpulkan bahwa metode menghafal al-Qur’an di Pondok Pesantren Miftahul Huda II Kabupaten Ciamis adalah metode wahdah/menghafal per ayat, metode sima’i/menyimak’ bacaan al-Qur’an, dan ada pula yang memakan metode jama’i/menghafal bersama-sama.

Skripsi yang ditulis oleh Nurul Andini Nabila membahas tentang tradisi menghafal al-Qur’an di SMKN 3 Kota Tangerang selatan melalui pembelajaran BTQ dan PAI sehingga mereka mampu memperbaiki bacaan al-Qur’an dan memberikan pengetahuan baru tentang penjelasan mengenai ayat al-Qur’an yang sebelumnya belum mereka ketahui.28

E. Metodologi Penelitian

Suatu karangan ilmiah dapat memperoleh hasil maksimal dengan metode penelitian yang digunakan sangatlah penting, karena dapat mempengaruhi tujuan yang ingin dicapai penulis. Metode yang penulis dalam penelitian skripsi ini adalah:

1. Jenis Penelitian

Dalam skripsi ini, agar penelitian mendapatkan hasil yang diharapkan. Penulis menggunakan metode kualitatif. Metode Penelitian ini

27 Dudi Badruzzaman, “Metode Tahfidz Al-Qur’an di Pondok Pesantren Miftahul Huda II Kabupaten Ciamis”. Jurnal Kaca Jurusan Ushuluddin STAI Al Fithrah, vol.9, no.2 (Agustus 2019), 95.

28 Nurul Andini Nabila, “Tradisi Menghafal Al-Qur’an Di Kalangan Pelajar SMK, (Studi Kasus SMKN 3 Kota Tangerang Selatan)” (Skripsi S1., Universitas Islam Syarif Hidayatullah, 2020).

(39)

berjenis lapangan (field research) yaitu penelitian yang dilakukan di lapangan. Penelitian yang dilakukan dengan mengumpulkan data dan informasi yang diperoleh langsung dari responden.29

Analisis kualitatif berfokus pada penunjukkan makna, deskripsi, penjernihan dan penempatan data pada konteksnya masing-masing dan seringkali melakukannya di dalam kata-kata. Data yang dimaksud harus disusun ke dalam pola tertentu, kategori, fokus, tema dan pokok permasalahan tertentu. Dalam praktik penelitian kualitatif, peneliti harus mendapatkan banyak data,30 peneliti mendeskripsikan seluruh kegiatan di BLC cabang Tangerang khususnya pada kegiatan menghafal al-Qur’an.

Deskripsi yang penulis sajikan ini berdasarkan pada data yang dikumpulkan dari lapangan, yakni menggambarkan dan menjelaskan tentang bagaimana para peserta menghafal al-Qur’an.

1. Lokasi dan Waktu Penelitian a. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di BLC cabang Tangerang, yang berlokasi di jalan Ruko Niaga 1 No 66 Taman Royal 1, Tanah Tinggi, Tangerang, Banten. Peneliti mengambil lokasi ini karena BLC cabang Tangerang yang merupakan lembaga kursus yang menggunakan metode menghafal al- Qur’an dengan metode Takrir dan Talaqqī Musyāfahah. Selain itu, karena lokasinya yang memudahkan peneliti untuk mengkaji tema yang diangkat.

b. Waktu Penelitian

29 Bagong Suyanto dan Sutinah, Metode Penelitian Sosial Berbagai Alternatif Pendekatan, cet. 3 (Jakarta: Kencana, 2005), 57.

30 Sanapiah Faisal, Format-format Penelitian Sosial (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), 256.

(40)

Penelitian ini dilakukan mulai bulan Desember 2019 sampai bulan April 2020. Peneliti terjun langsung ke lapangan guna untuk mencari sumber-sumber melalui pengamatan atau observasi, wawancara serta dokumentasi yang dibutuhkan dalam penelitian.

2. Subjek Penelitian dan Sumber Data

Dalam penelitian ini, subjek penelitian yang penulis gunakan adalah segenap keluarga besar BLC Tangerang di antaranya; ustaz dan ustazah, peserta yang mengikuti program taḥfīż atau menghafal al-Qur’an BLC cabang Tangerang untuk kelas anak-anak dan Remaja. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dua macam sumber data:

a. Sumber Data Primer

Data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari objek yang akan diteliti (responden)31 atau data yang diperoleh dari sumber-sumber asli yang di dalamnya terdapat informasi atau data yang dibutuhkan peneliti. Selanjutnya, data primer yang digunakan peneliti adalah observasi dan wawancara di BLC Taman Royal 1 Tangerang.

b. Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber yang bukan asli yang memuat informasi yang dibutuhkan. Data sekunder dalam penelitian ini adalah buku-buku yang menyajikan informasi berkaitan dengan penelitian.

3. Teknik Pengumpulan Data

31 Bagong Suyanto dan Sutinah, Metode Penelitian Sosial Berbagai Alternatif Pendekatan, 57.

(41)

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.32 Peneliti menggunakan beberapa metode:

a. Observasi

Menurut Notoatmodjo, observasi sebagai perbuatan jiwa secara aktif dan penuh perhatian untuk menyadari adanya rangsangan. Rangsangan tadi setelah mengenai indera menimbulkan kesadaran untuk melakukan pengamatan.33 Observasi atau pengamatan merupakan suatu kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh panca indera. Jadi, dalam melakukan observasi, semua panca indera dapat melakukannya, mulai dari penglihatan, pendengaran penciuman, pengecap, dan peraba.34

Adapun observasi,35 terdapat beberapa macam-macamnya. Di antaranya; observasi partisipatif, observasi terus terang atau tersamar, dan observasi tak terstruktur. Observasi partisipatif yakni peneliti ikut berperan dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau digunakan sebagai sumber data penelitian. Observasi partisipatif terbagi menjadi

32 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif (Bandung:

Alfabate, 2008), 308.

33 Sandjaja, Panduan Penelitian (Jakarta: Prestasi Pustakaraya, 2006), 141.

34 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta:

Rineka Cipta, 1993), 133.

35 Metode observasi menggunakan pengamatan atau penginderaan langsung terhadap suatu benda, kondisi, situasi, proses atau perilaku.

(42)

empat, yaitu; partisipasi pasif,36 partisipasi moderat,37 partisipasi aktif,38 partisipasi lengkap.39

Observasi terus terang atau tersamar adalah peneliti menyatakan dirinya secara terus terang kepada sumber data bahwa ia sedang melakukan penelitian dalam mengumpulkan data. Tetapi dalam suatu saat observasi peneliti tidak terus terang atau tersamar, ini dilakukan agar suatu data yang dicari merupakan data yang masih dirahasiakan.40 Sedangkan observasi tidak terstruktur adalah observasi yang tidak dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang akan diobservasi.41 Penelitian yang dilakukan oleh penulis menggunakan observasi partisipatif aktif yaitu Partisipasi aktif adalah peneliti ikut melakukan apa yang dilakukan oleh narasumber, tetapi belum sepenuhnya lengkap dalam kegiatan tersebut.

Sedangkan pengertian wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide dengan cara tanya jawab, sehingga dapat dijelaskan makna dalam topik tertentu.42

4. Dokumentasi

Di dalam buku Metode Penelitian Kualitatif menyebutkan bahwa dokumentasi adalah setiap bahan tertulis maupun film yang dapat

36 Partisipasi pasif adalah peneliti datang ke tempat kegiatan orang yang akan diamati, tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut.

37 Partisipasi moderat adalah keseimbangan antara peneliti menjadi orang dalam dan orang luar.

38 Partisipasi aktif adalah peneliti ikut melakukan apa yang dilakukan oleh narasumber, tetapi belum sepenuhnya lengkap.

39 Partisipasi lengkap adalah peneliti terlibat sepenuhnya terhadap apa yang dilakukan sumber data.

40 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (Bandung: CV Alfabeta, 2009), 227.

41 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, 228.

42 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, 231.

(43)

digunakan sebagai bukti pendukung penelitian.43 Dalam hal ini peneliti menggunakan video dan foto, sebagai bukti dokumentasi kegiatan penelitian.

5. Interview atau wawancara

Wawancara adalah proses interaksi atau komunikasi secara langsung antara pewawancara dan responden.44 Metode wawancara dilakukan dengan pertanyaan yang diajukan secara lisan (pengumpulan data bertatap muka dengan responden).45 Dalam penelitian ini, penulis mewawancarai sejumlah orang yang dianggap penting. Seperti; ustaz dan ustazah juga peserta di BLC cabang Tangerang. Dalam hal ini peneliti melakukan wawancara langsung atau face to face kepada responden yang menjadi objek penelitian.

6. Populasi atau Sampel

Populasi adalah sekelompok subjek yang dihadapi oleh peneliti baik manusia, gejala, tes, atau peristiwa yang tergantung pada perumusan penyelidikan. Sedangkan sampel adalah bagian dari populasi yang mewakili keseluruhan. Di dalam sebuah penelitian, pengambilan sampel salah satu prosedur yang biasa digunakan jika jumlah populasi besar.46

7. Teknik Pengolahan Data

43 Farida Nugrahani, Metode Penelitian Kualitatif (Solo: Cakra Books, 2014), 109.

44 Eko Budiarto dan Dewi Anggraeni, Pengantar Epidemiologi (Jakarta: EGC, 2001), 40.

45 Sanapiah Faisal, Format-format Penelitian Sosial, 52.

46 Sundari Aryanti, “Metode Tadarruj Dalam Menghafal Al-Qur’an (Studi Kasus Terhadap Santri Pesmadai Dalam Menghafal Al-Qur’an)” (Skripsi S1., Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2019), 20.

(44)

Analisis dari segi kualitatif penulis memperoleh data melalui wawancara dan observasi. Selanjutnya data hasil penelitian dikumpulkan dan dianalisis dengan cara membuat persentase berdasarkan jumlah jawaban responden untuk setiap jawaban. Berikut ini langkah-langkah analisis pengolahan data, yaitu:

a. Reduksi Data

Dalam melakukan penelitian lapangan, reduksi data merujuk kepada proses pemilihan, penyederhanaan data yang terjadi dalam catatan-catatan lapangan yang tertulis, sehingga reduksi data dalam buku Metodologi Penelitian Kualitatif adalah analisis data yang dilakukan dengan memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting dan berlangsung terus-menerus selama penelitian berlangsung.47 b. Penyajian Data

Dalam penelitian kualitatif, penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk tabel, grafik, phie chard, pictogram dan sejenisnya. Melalui penyajian seperti ini tentu saja akan lebih memudahkan dan dapat dipahami. Pada tahap ini peneliti melakukan organisasi data serta mengaitkan hubungan- hubungan tertentu antara data yang satu dengan data yang lain.

Maka data-data dalam penelitian akan lebih konkrit, ter visualisasi, memperjelas informasi agar nantinya dapat lebih dipahami pembaca.48

47 Albi Anggito dan Johan Setiawan, Metodologi Penelitian Kualitatif (Jawa Barat:

Cv Jejak, 2018), 244.

48 Sundari Aryanti, “Metode Tadarruj dalam Menghafal Al-Qur’an (Studi Kasus Terhadap Santri Pesmadai Dalam Menghafal Al-Qur’an)” (Skripsi S1., Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2019), 22.

(45)

c. Penarikan Kesimpulan atau Verifikasi

Dalam penarikan kesimpulan pada penelitian kualitatif, merupakan kegiatan penafsiran terhadap hasil analisis dan interpretasi data. Verifikasi terhadap simpulan sementara dapat dilakukan dengan pengulangan langkah penelitian. Sehingga kebenaran data yang diuji dapat sesuai dan validitasnya terjamin.49 Penulis melakukan pengecekan kembali terhadap hasil penelitian agar terjamin validitasnya dan dapat dipertanggungjawabkan terkait Tradisi Menghafal di Lembaga Kursus Al-Qur’an BLC cabang Tangerang selama kurang lebih lima bulan melakukan observasi.

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif dapat menjawab rumusan masalah tetapi mungkin juga tidak, karena masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah penelitian berada di lapangan.50Jika kesimpulan didukung dengan data-data yang valid, maka kesimpulan tersebut dapat dijadikan kesimpulan yang kredibel. Adapun deskripsi data, nantinya akan disajikan secara naratif untuk menggambarkan seluruh kegiatan yang diteliti.

8. Teknik Penulisan

Dalam penulisan skripsi ini penulis berpedoman pada Pedoman Akademik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Keputusan Rektor No. 507 tahun 2017. Serta penulis menggunakan Pedoman Transliterasi Arab-Latin Keputusan Bersama

49 Albi Anggito dan Johan Setiawan, Metodologi Penelitian Kualitatif, 176.

50 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, 253.

(46)

Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan R.I., Nomor: 158 tahun 1987 dan Nomor: 0543b/U/1987.

c. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah proses penelitian supaya masalah yang diteliti lebih mengarah pada tujuan, penulisan skripsi ini akan dibagi ke dalam lima bab pembahasan. Adapun masing-masing bab yang akan dibagi menjadi sub bab yang terdiri dari:

Bab I Pada bab ini menjelaskan secara urut dan singkat mengenai latar belakang, identifikasi masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kajian pustaka atau penelitian terdahulu yang relevan, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II Penulis akan membahas mengenai pengertian menghafal, menjelaskan metode dan alasan menggunakan metode menghafal al-Qur’an, etika menghafal al-Qur’an dan pemeliharaan hafalan al-Qur’an.

Bab III Pada bab ini akan dibahas tentang Penulis menjelaskan tentang profil objek penelitian yang berisi profil lembaga kursus al-Qur’an BLC, diantaranya adalah menjelaskan sejarah berdirinya, program pembelajaran al-Qur’an, visi, misi dan tujuan didirikannya lembaga kursus serta ketentuan penerimaan peserta BLC.

Bab IV Pada bab ini berisi telaah atau analisis tradisi menghafal di lembaga kursus al-Qur’an Taman Royal 1 Tangerang. Di antaranya memaparkan: 1. Pengelompokan peserta, 2.

Tujuan Menghafal sesuai pengelompokan peserta 3. Metode

(47)

menghafal al-Qur’an, 4. Metode menjaga hafalan, 5. Output atau hasil dari masing-masing kelompok menghafal, 6.

Kritikan terhadap lembaga kursus al-Qur’an BLC Taman Royal 1 Tangerang.

Bab V Pada bab ini, penulis akan menyampaikan kesimpulan atas semua pembahasan penelitian yang telah dilakukan. Bab ini akan menyimpulkan pembahasan pada bab-bab sebelumnya yang telah dirumuskan dalam perumusan masalah. Selain itu, penulis juga akan menyampaikan saran-saran terkait hasil penelitian.

(48)
(49)

25 BAB II

LANDASAN TEORI METODE MENGHAFAL AL-QUR’AN DI LEMBAGA KURSUS AL-QUR’AN BLC TAMAN

ROYAL 1 TANGERANG

Al-Qur’an adalah kalam Allah yang bernilai mukjizat, yang diturunkan kepada penutup para Nabi dan Rasul yang disampaikan melalui perantara malaikat Jibril kemudian diriwayatkan kepada umat Islam dengan Mutawatir yang membacanya terhitung sebagai ibadah yang tidak akan ditolak kebenarannya.1

Al-Qur’an sebagai Kalam Allah mempunyai beberapa nama sesuai dengan sifat-sifat-Nya, di antara nama-nama yang paling populer ialah al- Qur’an dan al-kitab. Penamaan al-Qur’an dengan kedua nama ini memberikan isyarat bahwa al-Qur’an terpelihara dalam bentuk hafalan dan tulisan. Nabi Muhammad ṣallāh ’alaih wa sallām menerima wahyu (al- Qur’an) dari Allah subḥāna wa ta’ālā kemudian diterimanya melalui perantara malaikat Jibril secara hafalan.2 Rasulullah adalah ḥafīż Qur’an pertama dan sangat menganjurkan para sahabat untuk menghafal setiap kali wahyu turun.3 Perintah tersebut sebagaimana tercantum dalam Qs. Al-

‘Alaq/ 96: 1-5 di bawah ini:

َكُّبَر َو ْأَرْقا )2 ( ٍقَلَع ْنِم َناَسْنِ ْلْا َقَلَخ )1( َقَلَخ يِذَّلا َكِ بَر ِمْساِب ْأَرْقا ْمَلْعَي ْمَل اَم َناَسْنِ ْلْا َمَّلَع )4( ِمَلَقْلاِب َمَّلَع يِذَّلا )3( ُمَرْكَ ْلْا5)

1 Ahsin W. Alhafidz, Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur’an, cet.3 (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), 1.

2 Ahsin, Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur’an, 2-7.

3 Juhana Nasrudin, Kaidah Ilmu Tafsir Praktis, (Yogyakarta: Deepublish, 2017), 94.

(50)

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha mulia. Yang mengajarkan (manusia) dengan pena. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.” (Qs.

Al-‘Alaq/ 96: 1-5).4

Al-Qur’an ibarat cahaya yang terang menyinari kehidupan umat Islam, sehingga dalam memilih langkah-langkah kehidupan yang ditempuh memiliki kepastian yang dapat menyelamatkan. Itulah mengapa akal dan wahyu harus berkesinambungan karena diharapkan seseorang tidak berjalan dalam kegelapan. Ini memberikan penjelasan bahwa al-Qur’an adalah bacaan yang menjadi sumber hukum bagi umat manusia sehingga mempengaruhi setiap gerak yang dilakukan dalam diri seseorang.5

Al-Qur’an mempunyai kemampuan menggerakkan dan menggetarkan hati setiap manusia yang merasa takut akan apa yang dihadapinya nanti di kehidupan akhirat dan kabar gembira serta ancaman yang nyata yang disebutkan Allah subḥānah wa ta’ālā di dalam kandungan ayat-ayatnya. Oleh karena itu, orang-orang yang mengaku dirinya beriman sudah seharusnya membacanya secara berulang-ulang dan bahkan sampai menghafalkannya. Tujuannya agar mereka kontinyu mendapatkan nasihat dan peringatan serta mengharapkan kehidupan yang lebih baik dan terarah dari Allah subḥānah wa ta’ālā.6

Pendidikan al-Qur’an adalah bagian dari ruhnya kehidupan umat Islam. Di mana setiap orangtua mengharapkan anak-anak mereka menjadi generasi al-Qur’an dan terbentuklah muslim sejati. Hal ini harus didukung

4 Kementerian Agama RI, Al-Qur’an Terjemah dan Penjelasan Ayat Tentang Wanita (Solo: PT Tiga Serangkai Putra Mandiri, 2009), 597.

5 Suharsono, Mencerdaskan Anak (Jakarta: Inisiasi Press, 2002), 192.

6 Adi Haironi, “ Implementasi Metode Tahfizul Qur’an “SABAQ, Sabqi, Manzil”

di Marhalah Mutawasithah dan Tsanawiyah Putri Pondok Pesantren Imam Bukhari Tahun Pelajaran 2010-2014” (Tesis S2., Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2016), 5.

Gambar

Tabel 3.2: Daftar Program Pembelajaran Anak-anak .................................... 66  Tabel 3.3: Daftar Pengajar ................................................................................
Tabel 3.1: Daftar Program Pembelajaran Dewasa
Tabel 3.2: Daftar Program Pembelajaran Anak-anak  No
Tabel 3.3: Daftar Pengajar  No.  Nama Pengajar
+4

Referensi

Dokumen terkait

Arah rotasi venus searah jarum jam (dari timur ke barat). Hal ini berbeda dengan planet-planet lain yang rotasinya berlawanan jarum jam. Sekali mengelilingi matahari, venus

Perbandingan Pengaruh Penggunaan Simulator Cisco Packet Tracer Dan Graphical Network Simulator 3 (GNS3) Sebagai Media Pembelajaran Terhadap Prestasi Belajar Siswa

Pertanyaannya adalah bagaimanakah proses pembelajaran dalam perkuliahan geometri untuk mahasiswa calon guru matematika yang dapat menumbuhkembangkan kemampuan berpikir

Hasil analisis menunjukkan bahwa Intensitas Pembelajaran Al-Qur’an Pada Kelas VIII di SMP Plus Citra Madinatul Ilmi Kota Citra Graha Banjarbaru sudah terlaksana yaitu

Kelancaran proses kredit dan penerapan manajemen risiko kredit yang efektif serta ketersediaan informasi kualitas debitur yang diandalkan dapat dicapai apabila didukung oleh sistem

Hasil analisis data lainnya pada penelitian eksperimen yang dilakukan oleh Martinez-marti, Avia, dan Hernands-Loreda (2010) yang menunjukan bahwa

Pengguna dari sistem rekomendasi berita berbahasa Indonesia dibedakan berdasarkan minat bacanya yaitu pengguna baru, pengguna pasif dan pengguna aktif yang

Dari hasil analisis yang dilakukan, maka ada beberapa hal yang dapat disimpulkan, yaitu: secara garis besar manajemen risiko pada PTNL sudah berjalan dengan baik,