• Tidak ada hasil yang ditemukan

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.2. Konsep Motivasi

2.2.1. Definisi Motivasi Kerja

Motivasi menurut Robbins dan Coulter (2005) adalah kesediaan melakukan usaha tingkat tinggi guna mencapai sasaran organisasi, yang dikondisikan oleh kemampuan usaha tersebut untuk memuaskan kebutuhan sejumlah individu. Motivasi merupakan keinginan untuk melakukan sesuatu dan menentukan kemampuan bertindak guna memuaskan kebutuhan individu.

Menurut Uno (2007), motivasi adalah dorongan dasar yang ada dalam diri seseorang yang menggerakkan seseorang untuk bertingkah laku. Motivasi juga dapat diartikan sebagai proses untuk mencoba mempengaruhi orang-orang atau yang dipimpinnya agar melakukan pekerjaan yang diinginkan, sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Motivasi merupakan dorongan yang terdapat dalam diri seseorang untuk

berusaha mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhannya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa motivasi merupakan kekuatan yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan. Kekuatan ini dirangsang oleh adanya berbagai kebutuhan, seperti keinginan yang hendak dipenuhi, tingkah laku, tujuan dan umpan balik. Hubungan antara keempatnya itu dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Proses motivasi dasar (Uno, 2007)

Motivasi adalah kondisi yang menggerakkan pegawai agar mampu mencapai tujuan dari motifnya (Mangkunegara, 2002). Motivasi merupakan salah satu komponen penting dalam meraih keberhasilan suatu proses kerja, karena didalamnya membuat unsur pendorong bagi individu untuk melakukan pekerjaan dengan sendiri maupun kelompok (Triguno, 2004). Arep dan Tanjung (2003) menyatakan bahwa motivasi merupakan sesuatu yang mendorong seseorang untuk bekerja. Motivasi merupakan suatu proses psikologi dan salah satu unsur pokok dalam mempengaruhi perilaku seseorang. Motivasi merupakan serangkaian sikap dan nilai-nilai yang mempengaruhi individu untuk mencapai sesuatu sesuai dengan tujuannya (Rivai, 2004).

Motivasi merupakan karakteristik psikologi manusia yang memberi kontribusi pada tingkat komitmen seseorang (Stoner, Freeman, Gilbert Jr, 1996). Wursanto (1989) menyatakan bahwa motivasi merupakan alasan- alasan, dorongan-dorongan yang ada dalam diri seseorang yang menyebabkan dirinya melakukan sesuatu atau berbuat sesuatu. Motivasi adalah keinginan, hasrat, tenaga penggerak yang berasal dari dalam diri manusia untuk melakukan sesuatu atau untuk berbuat sesuatu. Motivasi berhubungan dengan faktor psikologis seseorang yang mencerminkan

Needs, desires and expectation Behaviour Goals Feedback

hubungan atau interaksi antara sikap, kebutuhan dan kepuasan yang terjadi pada diri manusia.

Motivasi kerja berarti bahwa motivasi merupakan dorongan yang memberikan semangat kerja pada para pegawai untuk berperilaku tertentu dalam upaya pencapaian tujuan organisasi yang telah ditetapkan (Wursanto, 1989). Hal ini dapat diartikan bahwa perilaku seseorang timbul karena adanya dorongan tertentu. Perilaku merupakan interaksi antara motivasi dan kemampuan yang ada dalam diri seseorang. Orang yang memiliki motivasi dan kemampuan yang besar akan menghasilkan suatu karya yang besar pula. Namun, bila seseorang yang memiliki motivasi dan kemampuan yang rendah, maka karya yang dihasilkan pun akan berkualitas rendah pula. Oleh karena itu, untuk menghasilkan suatu karya yang besar, motivasi dan kemampuan sangatlah penting untuk diperhatikan.

Menurut Ernest J Mc.Cormick dalam Mangkunegara (2002) motivasi kerja didefinisikan sebagai kondisi yang berpengaruh membangkitkan, mengarahkan dan memelihara perilaku yang berhubungan dengan lingkungan kerja. Uno (2007), menyatakan bahwa motivasi kerja merupakan salah satu faktor yang menentukan kinerja seseorang. Besar kecilnya pengaruh motivasi pada kinerja seseorang tergantung pada seberapa banyak intensitas motivasi yang diberikan. Ada beberapa ciri yang dapat diamati bagi seseorang yang memiliki motivasi kerja (Uno, 2007), yaitu:

1. Kinerjanya bergantung pada usaha dan kemampuan yang dimilikinya dibandingkan dengan kinerja melalui kelompok.

2. Memiliki kemampuan untuk menyelesaikan tugas-tugas yang sulit. 3. Seringkali terdapat umpan balik yang konkret tentang caranya

melaksanakan tugas secara optimal, efektif dan efisien.

Beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi kerja merupakan dorongan yang ada dalam diri seseorang yang menghasilkan semangat kerja untuk mencapai tujuan organisasi yang telah direncanakan.

2.2.2. Teori Motivasi Higienis Frederick Herzberg

Teori motivasi merupakan suatu pandangan mengenai cara atau sistem pemberian motivasi yang didalamnya terdapat prinsip-prinsip, norma-norma yang dapat digunakan sebagai pedoman dalam memberikan motivasi kepada orang-orang atau suatu kelompok tertentu. Ada beberapa macam teori motivasi, salah satunya adalah teori motivasi higienis Frederick Herzberg. Teori motivasi ini disebut juga teori pemeliharaan motivasi (motivation maintenance theory) yang menyatakan bahwa ada dua faktor yang mempengaruhi kerja pegawai, yaitu faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. Faktor intrinsik (seperti prestasi, pengakuan dan tanggung jawab) terkait dengan kepuasan (satisfier) dan motivasi kerja, sedangkan faktor ekstrinsik (seperti kebijakan dan pengelolaan perusahaan, pengawasan, hubungan antar-pribadi dan kondisi kerja) terkait dengan ketidakpuasan kerja (dissatisfier). Menurut Herzberg, faktor-faktor yang menyebabkan kepuasan kerja terpisah dan berbeda dari yang menghasilkan ketidakpuasan kerja. Oleh sebab itu, penghapusan faktor- faktor yang menciptakan ketidakpuasan kerja hanya dapat menghasilkan harmoni di tempat kerja, namun bukan motivasi. Faktor Higienis merupakan faktor-faktor ekstrinsik yang menghilangkan ketidakpuasan kerja tetapi tidak memotivasi, sedangkan motivator adalah faktor intrinsik yang meningkatkan kepuasan kerja dan motivasi. Teori motivasi Hezberg ini dapat ditunjukkan oleh Tabel 1.

Table 1. Teori motivasi Herzberg

Motivator Faktor Higienis

1. Prestasi 2. Pengakuan 3. Bekerja Sendiri 4. Tanggung Jawab 5. Perkembangan 6. Pertumbuhan 1. Pengawasan 2. Kebijakan Perusahaan 3. Hubungan dengan Supervisor 4. Kondisi Kerja

5. Upah

6. Hubungan dengan Rekan 7. Kehidupan Pribadi

8. Hubungan dengan Bawahan 9. Status

10. Keamanan

Sangat Memuaskan Netral Sangat Tidak Memuaskan Sumber: Robbins dan Coulter (2005)

2.2.3. Prinsip-prinsip dalam Motivasi Kerja

Motivasi kerja merupakan suatu kondisi yang menggerakkan manusia untuk melakukan suatu pekerjaan. Terdapat beberapa prinsip dalam memotivasi kerja pegawai. Prinsip-prinsip tersebut yaitu (Mangkunegara, 2002):

1. Prinsip Partisipasi

Prinsip ini mengacu pada pemberian kesempatan kepada pegawai untuk dapat ikut berpartisipasi dalam menentukan tujuan yang akan dicapai oleh pemimpin.

2. Prinsip Komunikasi

Pengkomunikasian segala sesuatu yang berhubungan dengan usaha melaksanakan setiap tugas dengan jelas oleh para pemimpin akan mempermudah pemotivasian kerja pegawainya.

3. Prinsip Mengakui Andil Bawahan

Motivasi dapat tercipta dari pengakuan pemimpin terhadap andil bawahannya dalam usaha pencapaian tujuan.

4. Prinsip Mendelegasikan Wewenang

Pemberian otoritas atau wewenang dari pemimpin kepada pegawai untuk sewaktu-waktu dapat mengambil keputusan terhadap pekerjaan yang dilakukannya akan dapat memotivasi pegawai tersebut untuk mencapai tujuan yang diharapkan oleh pemimpinnya.

5. Prinsip Memberi Perhatian

Motivasi dapat timbul dari bentuk perhatian pemimpinnya terhadap keinginan pegawainya.

2.2.4. Teknik Motivasi Kerja

Teknik dalam memotivasi kerja para pegawai menurut Mangkunegara (2002), diantaranya adalah:

1. Teknik Pemenuhan Kebutuhan Pegawai

Teknik ini merupakan upaya untuk memenuhi kebutuhan para pegawai yang merupakan dasar dari perilaku kerja pegawai. Pemenuhan kebutuhan ini dapat mengacu pada teori hierarki kebutuhan yang dikemukakan oleh Abraham Maslow, yaitu kebutuhan fisiologis,

kebutuhan rasa aman, kebutuhan sosial atau rasa memiliki, kebutuhan harga diri dan kebutuhan aktualisasi diri.

2. Teknik Komunikasi Persuasif

Motivasi pegawai dapat diwujudkan dengan mempengaruhi pegawai tersebut secara ekstralogis. Teknik ini dirumuskan dengan konsep “AIDDAS”, yaitu Attention (perhatian), Interest (minat), Desire (hasrat), Decision (keputusan), Action (aksi/tindakan) dan Satisfaction (kepuasan). Artinya adalah pertama-tama pemimpin memberikan perhatian kepada pegawainya tentang pentingnya tujuan dari suatu pekerjaan agar dapat menimbulkan minat kerja pada pegawai. Jika minat tersebut telah tumbuh, maka hasratnya menjadi kuat untuk mengambil keputusan dan melakukan tindakan kerja untuk mencapai tujuan yang diharapkan oleh pemimpinnya. Hal tersebut dapat mengakibatkan pegawai bekerja dengan motivasi yang tinggi dan merasa puas terhadap pekerjaan yang dilakukannya.

Dokumen terkait