• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis pengaruh faktor-faktor efektivitas kepemimpinan terhadap motivasi kerja pegawai pada PT Jasa Marga (Persero) Jakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis pengaruh faktor-faktor efektivitas kepemimpinan terhadap motivasi kerja pegawai pada PT Jasa Marga (Persero) Jakarta"

Copied!
119
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENGARUH FAKTOR-FAKTOR EFEKTIVITAS

KEPEMIMPINAN TERHADAP MOTIVASI KERJA PEGAWAI

PADA PT JASA MARGA (PERSERO) JAKARTA

Oleh :

SITI AISYAH

H24103080

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

ABSTRAK

Siti Aisyah. H24103080. Analisis Pengaruh Faktor-faktor Efektivitas Kepemimpinan terhadap Motivasi Kerja Pegawai pada PT Jasa Marga (Persero), Jakarta. Di bawah bimbingan Muhammad Syamsun dan Siti Rahmawati.

PT Jasa Marga (Persero) merupakan perusahaan pelopor sekaligus perusahaan terbesar yang bergerak dalam bidang pengusahaan jalan tol di Indonesia. Eksistensi perusahaan dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan yang signifikan. Salah satu faktor yang berperan dalam kemajuan ini adalah sumber daya yang dimiliki perusahaan. Dalam struktur organisasi formal perusahaan, peran sumber daya manusia perusahaan dapat terbagi menjadi pimpinan (atasan) dan pegawai (bawahan).

Seorang pemimpin dapat berhasil apabila memperoleh dukungan dari bawahannya dan bawahan termotivasi untuk bekerja (Uno, 2007). Oleh sebab itu, pemimpin perlu berupaya agar bawahannya selalu termovasi dalam bekerja. Penelitian terdahulu menyebutkan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara pola kepemimpinan dengan motivasi kerja pegawai, terutama pada hubungan antara atasan dan bawahan. Hal ini menunjukkan bahwa seorang pemimpin dapat mempengaruhi tingkat motivasi kerja pegawai, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, pelaksanaan kepemimpinan yang efektif dapat meningkatkan motivasi kerja sehingga pegawai dapat melakukan pekerjaan dengan hasil maksimal.

Tujuan dari penelitian ini adalah (1) mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas kepemimpinan yang diterapkan pada perusahaan, (2) menganalisis motivasi kerja pegawai perusahaan, (3) menganalisis hubungan antara faktor-faktor efektivitas kepemimpinan dengan motivasi kerja pegawai dan (4) menganalisis faktor efektivitas kepemimpinan yang paling mempengaruhi motivasi kerja pegawai pada perusahaan.

Penelitian ini dilaksanakan pada Biro Manajemen Sumber Daya Manusia dan Komite Pengembangan Organisasi dan Manajemen yang terdapat pada Kantor Pusat PT Jasa Marga (Persero), Jakarta. Divisi ini dipilih karena merupakan divisi yang paling berperan dalam pengembangan organisasi dan sumber daya manusia perusahaan. Penelitian ini berdasarkan sudut pandang pegawai (responden).

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui observasi dan kuesioner, sedangkan data sekunder diperoleh melalui studi literatur (desk study), internet, buku panduan dan data dari perusahaan sebagai dasar untuk menganalisis. Alat pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini dibantu dengan komputer program Minitab versi 14, Statistical Program for Social Sciense (SPSS) versi 13.0 dan Microsoft Excel for Widows 2003.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor efektivitas kepemimpinan yang diterapkan pada Biro MSDM dan KPOM PT Jasa Marga (Persero) adalah faktor bawahan, faktor pimpinan dan faktor situasi. Tingkat pelaksanaan dari masing-masing faktor tersebut berdasarkan persepsi pegawai adalah cukup.

(3)

untuk bekerja keras, bekerjasama maupun rasa tanggung jawab pegawai dalam melaksanaan pekerjaannya.

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa terdapat hubungan yang signifikan (nyata) antara faktor bawahan, faktor pimpinan dan faktor situasi dengan motivasi kerja. Hal ini ditunjukkan dari nilai p-value dari setiap faktor < level of significant (α) 10%.

(4)

ANALISIS PENGARUH FAKTOR-FAKTOR EFEKTIVITAS

KEPEMIMPINAN TERHADAP MOTIVASI KERJA PEGAWAI

PADA PT JASA MARGA (PERSERO) JAKARTA

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI

pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

SITI AISYAH

H24103080

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEEMN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(5)

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

ANALISIS PENGARUH FAKTOR-FAKTOR EFEKTIVITAS

KEPEMIMPINAN TERHADAP MOTIVASI KERJA PEGAWAI

PADA PT JASA MARGA (PERSERO) JAKARTA

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI

pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

Siti Aisyah

H24103080

Menyetujui, Agustus 2007

Dr. Ir. Muhammad Syamsun, M.Sc Dra. Siti Rahmawati , M.Pd

Dosen PembimbingI Dosen Pembimbing II

Mengetahui,

Dr. Ir. Jono Munandar, M.Sc Ketua Departemen

(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Jakarta pada tanggal 12 November 1984. Penulis merupakan anak ketiga dari empat bersaudara pasangan Bapak Tami dan Ibu Asmiati.

Penulis memulai pendidikannya di SD Negeri Tengah 05 Pagi, Jakarta pada tahun 1991 dan lulus pada tahun 1997. Kemudian penulis melanjutkan ke SLTP Negeri 209 Jakarta hingga tahun 2000. Pada tahun yang sama, penulis melanjutkan ke SMU Negeri 9 Halim Perdana Kusuma, Jakarta dan lulus pada tahun 2003. Penulis meneruskan pendidikannya di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen.

(7)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puja dan puji hanya milik Allah SWT, Rabb semesta alam beserta isinya yang tiada seorang pun dapat menandingi hasil ciptaan-Nya dengan segala kesempurnaan-Nya. Rasa syukur yang tak terkira penulis panjatkan kepada Allah SWT, Rabb yang telah memberikan rahmat dan karunia berupa kesehatan, kasih sayang, kekuatan dan kesabaran sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi berjudul Analisis Pengaruh Faktor-faktor Efektivitas Kepemimpinan terhadap Motivasi Kerja Pegawai PT Jasa Marga (Persero), Jakarta. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor.

Pemimpin merupakan seseorang yang memiliki pengaruh dan bertanggung jawab atas orang yang berada dibawahnya. Seorang pemimpin yang ideal, sepatutnya melaksanakan kepemimpinannya secara efektif, yaitu pemimpin yang menerapkan gaya kepemimpinan situasional; gaya kepemimpinan yang bervariasi, disesuaikan dengan karakter, kesiapan bawahannya, keadaan, situasi dan tempat. Selain itu, pemimpin yang efektif adalah pemimpin yang menekankan pada hubungan manusiawi, sehingga orang-orang yang berada dibawahnya lebih termotivasi dan lebih mampu menggunakan pemikiran dan wawasan kreatifnya. Dampak yang ditimbulkan dari kepemimpinan yang efektif adalah kesukarelaan para bawahannya untuk bekerja dan melaksanakan perintah sehingga mereka mampu menghasilkan karya terbaiknya.

Selama proses penelitian, banyak hal yang telah didapat oleh penulis. Tidak hanya terkait dengan bidang penelitian, tapi juga berbagai masukan bagi pengembangan diri penulis, terutama attitude dan softskill.

Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan pihak-pihak yang berkepentingan.

Bogor, Agustus 2007

(8)

UCAPAN TERIMA KASIH

Penyusunan skripsi ini banyak dibantu oleh berbagai pihak, baik secara moril maupun materiil dan secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Dr. Ir. Muhammad Syamsun, M.Sc. selaku dosen pembimbing I yang telah mencurahkan waktu, tenaga, pikiran, perhatian dan kesabarannya dalam membimbing, membagi ilmu dan memberikan pengarahan kepada penulis hingga terselesaikannya skripsi ini.

2. Dra. Hj. Siti Rahmawati, M.Pd. selaku dosen pembimbing II yang telah membantu penulis dengan mencurahkan waktu, kasih sayang dan kesabarannya untuk memotivasi, memberikan saran dan masukan yang sangat berharga kepada penulis selama penelitian dan penyusunan skripsi ini.

3. Dr. Ir. Abdul Kohar, M.Sc. atas kesediaannya untuk menjadi dosen penguji serta saran dan masukan yang berharga yang membuat skripsi ini lebih baik. 4. Dr. Ir. Jono Munandar, M.Sc. selaku ketua Departemen Manajemen.

5. Pihak PT Jasa Marga (Persero), terutama Bapak Teuku Jeffry Farizal, S.Sos. yang telah bersedia menyediakan waktu, memberikan pengarahan dan informasi serta kemudahan kepada penulis selama masa penelitian.

6. Bapak Sumarsono, Ibu Ersih, Bapak Awang, Bapak Hanafi dan seluruh karyawan/wati Biro MSDM dan Komite POM yang telah membantu penulis dalam masa penelitian.

7. Ibu Made Siti Sentari yang membantu penulis selama masa pra-penelitian. 8. Ayahanda Tami, Ibunda Asmiati, Teh Tati, Teh Iyung, adik tunggalku (M.

(9)

9. Seluruh staf dosen pengajar dan karyawan/wati Departemen Manajemen, FEM IPB, terutama Ibu Farida dan Ibu Hardiana selaku komdik, Mas Adi, Pak Acep, Mas Yadi, Mas Iwan, Pak Maman dan seluruh pihak lainnya yang telah membantu penulis.

10.Teman-teman sebimbingan Sri, Made, Fandy, Bayu. Terima kasih atas kebersamaannya. Perjalanan masih sangat panjang, jadi jangan pernah lelah atau pun menyerah demi mencapai cita-cita tertinggi. Tetap semangat!!! 11.Sahabat-sahabat satu perjuangan Hartati, Dian SMS, Irma, Riri, Lely, Amel,

Nora, Linda F, Indrawati, Rinrin, Tika, Dian S, Yunia, Fanny, Prita, Tata, Kania, Whina, Ayu, Amik, Gita, Ranti, Cici, Nisaa’ yang telah bersamaku saat suka maupun duka selama masa perkuliahan. Jangan lupain Ai ya...! I luph u all...

12.Bapak Zaenal Abidin atas ketulusan doa, kesabaran, dukungan dan semangat yang tiada henti-hentinya diberikan kepada penulis.

13.Teman-temanku di Pondok Kartika, Agil, Yipeh, Fitri 40, Lina, Ilis, Dini, Nova, Memi, Fitri 43 dan Aqila atas doa, persaudaraan, dukungan dan semangatnya. Keep chaiyo! Keep Allah in your heart! Allah always bless u all...

14.Teh Hamda, Teh Sri, Mba Sri, Mba Helen atas dukungan dan doanya.

15.Teman-teman dan Adik-adikku di FEM 40, 41 dan 42 Dimas, Feri, Dian, Rio, Ade Suryadi, Roy, Halida, Indah, Mimir, Andri, Roni, Wibi, Iqbal, Nazrul, Tiwi, Muth, Mila, Fuji, Rifi, Ria, Feri, Ratna, Ayiz dan Ela. Ukirlah sejarah dengan tinta emas, karena masa ini tak kan pernah terulang!

16.DPM FEM IPB periode 2005/2006 dan 2006/2007, MPM KM 2005/2006 dan Pramuka IPB. Terima kasih atas pengalaman yang sangat berharga.

17.Seluruh teman seperjuangan di Departemen Manajemen 40, thanks for everyhing... please forgive me if I ever made a lot of mistakes to all of u… I

luph u all…!!!

(10)

DAFTAR ISI

1.5. Ruang Lingkup Penelitian... 4

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1. Konsep Kepemimpinan ... 5

2.1.1. Definisi Kepemimpinan ... 5

2.1.2. Efektivitas Kepemimpinan ... 7

2.1.3. Karakteristik Kepemimpinan ... 11

2.2. Konsep Motivasi ... 14

2.2.1. Definisi Motivasi Kerja ... 14

2.2.2. Teori Motivasi Higienis Frederick Herzberg ... 17

2.2.3. Prinsip-prinsip dalam Motivasi Kerja ... 18

2.2.4. Teknik Motivasi Kerja ... 18

2.3 Penelitian Terdahulu ... 19

III. METODOLOGI PENELITIAN ... 21

3.1. Kerangka Pemikiran ... 21

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 22

3.3. Metode Penelitian ... 22

3.3.1. Metode Penentuan Sampel ... 22

3.3.2. Jenis dan Pengumpulan Data ... 25

3.3.3. Uji Validitas ... 27

3.3.4. Uji Reliabilitas ... 28

3.3.5. Metode Pengolahan dan Analisis Data ... 29

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 38

4.1. Gambaran Umum Perusahaan ... 38

4.1.1. Sejarah Perusahaan... 38

4.1.2. Visi dan Misi Perusahaan ... 39

4.1.3. Bidang Usaha Perusahaan ... 39

(11)

ANALISIS PENGARUH FAKTOR-FAKTOR EFEKTIVITAS

KEPEMIMPINAN TERHADAP MOTIVASI KERJA PEGAWAI

PADA PT JASA MARGA (PERSERO) JAKARTA

Oleh :

SITI AISYAH

H24103080

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(12)

ABSTRAK

Siti Aisyah. H24103080. Analisis Pengaruh Faktor-faktor Efektivitas Kepemimpinan terhadap Motivasi Kerja Pegawai pada PT Jasa Marga (Persero), Jakarta. Di bawah bimbingan Muhammad Syamsun dan Siti Rahmawati.

PT Jasa Marga (Persero) merupakan perusahaan pelopor sekaligus perusahaan terbesar yang bergerak dalam bidang pengusahaan jalan tol di Indonesia. Eksistensi perusahaan dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan yang signifikan. Salah satu faktor yang berperan dalam kemajuan ini adalah sumber daya yang dimiliki perusahaan. Dalam struktur organisasi formal perusahaan, peran sumber daya manusia perusahaan dapat terbagi menjadi pimpinan (atasan) dan pegawai (bawahan).

Seorang pemimpin dapat berhasil apabila memperoleh dukungan dari bawahannya dan bawahan termotivasi untuk bekerja (Uno, 2007). Oleh sebab itu, pemimpin perlu berupaya agar bawahannya selalu termovasi dalam bekerja. Penelitian terdahulu menyebutkan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara pola kepemimpinan dengan motivasi kerja pegawai, terutama pada hubungan antara atasan dan bawahan. Hal ini menunjukkan bahwa seorang pemimpin dapat mempengaruhi tingkat motivasi kerja pegawai, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, pelaksanaan kepemimpinan yang efektif dapat meningkatkan motivasi kerja sehingga pegawai dapat melakukan pekerjaan dengan hasil maksimal.

Tujuan dari penelitian ini adalah (1) mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas kepemimpinan yang diterapkan pada perusahaan, (2) menganalisis motivasi kerja pegawai perusahaan, (3) menganalisis hubungan antara faktor-faktor efektivitas kepemimpinan dengan motivasi kerja pegawai dan (4) menganalisis faktor efektivitas kepemimpinan yang paling mempengaruhi motivasi kerja pegawai pada perusahaan.

Penelitian ini dilaksanakan pada Biro Manajemen Sumber Daya Manusia dan Komite Pengembangan Organisasi dan Manajemen yang terdapat pada Kantor Pusat PT Jasa Marga (Persero), Jakarta. Divisi ini dipilih karena merupakan divisi yang paling berperan dalam pengembangan organisasi dan sumber daya manusia perusahaan. Penelitian ini berdasarkan sudut pandang pegawai (responden).

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui observasi dan kuesioner, sedangkan data sekunder diperoleh melalui studi literatur (desk study), internet, buku panduan dan data dari perusahaan sebagai dasar untuk menganalisis. Alat pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini dibantu dengan komputer program Minitab versi 14, Statistical Program for Social Sciense (SPSS) versi 13.0 dan Microsoft Excel for Widows 2003.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor efektivitas kepemimpinan yang diterapkan pada Biro MSDM dan KPOM PT Jasa Marga (Persero) adalah faktor bawahan, faktor pimpinan dan faktor situasi. Tingkat pelaksanaan dari masing-masing faktor tersebut berdasarkan persepsi pegawai adalah cukup.

(13)

untuk bekerja keras, bekerjasama maupun rasa tanggung jawab pegawai dalam melaksanaan pekerjaannya.

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa terdapat hubungan yang signifikan (nyata) antara faktor bawahan, faktor pimpinan dan faktor situasi dengan motivasi kerja. Hal ini ditunjukkan dari nilai p-value dari setiap faktor < level of significant (α) 10%.

(14)

ANALISIS PENGARUH FAKTOR-FAKTOR EFEKTIVITAS

KEPEMIMPINAN TERHADAP MOTIVASI KERJA PEGAWAI

PADA PT JASA MARGA (PERSERO) JAKARTA

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI

pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

SITI AISYAH

H24103080

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEEMN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(15)

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

ANALISIS PENGARUH FAKTOR-FAKTOR EFEKTIVITAS

KEPEMIMPINAN TERHADAP MOTIVASI KERJA PEGAWAI

PADA PT JASA MARGA (PERSERO) JAKARTA

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI

pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

Siti Aisyah

H24103080

Menyetujui, Agustus 2007

Dr. Ir. Muhammad Syamsun, M.Sc Dra. Siti Rahmawati , M.Pd

Dosen PembimbingI Dosen Pembimbing II

Mengetahui,

Dr. Ir. Jono Munandar, M.Sc Ketua Departemen

(16)

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Jakarta pada tanggal 12 November 1984. Penulis merupakan anak ketiga dari empat bersaudara pasangan Bapak Tami dan Ibu Asmiati.

Penulis memulai pendidikannya di SD Negeri Tengah 05 Pagi, Jakarta pada tahun 1991 dan lulus pada tahun 1997. Kemudian penulis melanjutkan ke SLTP Negeri 209 Jakarta hingga tahun 2000. Pada tahun yang sama, penulis melanjutkan ke SMU Negeri 9 Halim Perdana Kusuma, Jakarta dan lulus pada tahun 2003. Penulis meneruskan pendidikannya di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen.

(17)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puja dan puji hanya milik Allah SWT, Rabb semesta alam beserta isinya yang tiada seorang pun dapat menandingi hasil ciptaan-Nya dengan segala kesempurnaan-Nya. Rasa syukur yang tak terkira penulis panjatkan kepada Allah SWT, Rabb yang telah memberikan rahmat dan karunia berupa kesehatan, kasih sayang, kekuatan dan kesabaran sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi berjudul Analisis Pengaruh Faktor-faktor Efektivitas Kepemimpinan terhadap Motivasi Kerja Pegawai PT Jasa Marga (Persero), Jakarta. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor.

Pemimpin merupakan seseorang yang memiliki pengaruh dan bertanggung jawab atas orang yang berada dibawahnya. Seorang pemimpin yang ideal, sepatutnya melaksanakan kepemimpinannya secara efektif, yaitu pemimpin yang menerapkan gaya kepemimpinan situasional; gaya kepemimpinan yang bervariasi, disesuaikan dengan karakter, kesiapan bawahannya, keadaan, situasi dan tempat. Selain itu, pemimpin yang efektif adalah pemimpin yang menekankan pada hubungan manusiawi, sehingga orang-orang yang berada dibawahnya lebih termotivasi dan lebih mampu menggunakan pemikiran dan wawasan kreatifnya. Dampak yang ditimbulkan dari kepemimpinan yang efektif adalah kesukarelaan para bawahannya untuk bekerja dan melaksanakan perintah sehingga mereka mampu menghasilkan karya terbaiknya.

Selama proses penelitian, banyak hal yang telah didapat oleh penulis. Tidak hanya terkait dengan bidang penelitian, tapi juga berbagai masukan bagi pengembangan diri penulis, terutama attitude dan softskill.

Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan pihak-pihak yang berkepentingan.

Bogor, Agustus 2007

(18)

UCAPAN TERIMA KASIH

Penyusunan skripsi ini banyak dibantu oleh berbagai pihak, baik secara moril maupun materiil dan secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Dr. Ir. Muhammad Syamsun, M.Sc. selaku dosen pembimbing I yang telah mencurahkan waktu, tenaga, pikiran, perhatian dan kesabarannya dalam membimbing, membagi ilmu dan memberikan pengarahan kepada penulis hingga terselesaikannya skripsi ini.

2. Dra. Hj. Siti Rahmawati, M.Pd. selaku dosen pembimbing II yang telah membantu penulis dengan mencurahkan waktu, kasih sayang dan kesabarannya untuk memotivasi, memberikan saran dan masukan yang sangat berharga kepada penulis selama penelitian dan penyusunan skripsi ini.

3. Dr. Ir. Abdul Kohar, M.Sc. atas kesediaannya untuk menjadi dosen penguji serta saran dan masukan yang berharga yang membuat skripsi ini lebih baik. 4. Dr. Ir. Jono Munandar, M.Sc. selaku ketua Departemen Manajemen.

5. Pihak PT Jasa Marga (Persero), terutama Bapak Teuku Jeffry Farizal, S.Sos. yang telah bersedia menyediakan waktu, memberikan pengarahan dan informasi serta kemudahan kepada penulis selama masa penelitian.

6. Bapak Sumarsono, Ibu Ersih, Bapak Awang, Bapak Hanafi dan seluruh karyawan/wati Biro MSDM dan Komite POM yang telah membantu penulis dalam masa penelitian.

7. Ibu Made Siti Sentari yang membantu penulis selama masa pra-penelitian. 8. Ayahanda Tami, Ibunda Asmiati, Teh Tati, Teh Iyung, adik tunggalku (M.

(19)

9. Seluruh staf dosen pengajar dan karyawan/wati Departemen Manajemen, FEM IPB, terutama Ibu Farida dan Ibu Hardiana selaku komdik, Mas Adi, Pak Acep, Mas Yadi, Mas Iwan, Pak Maman dan seluruh pihak lainnya yang telah membantu penulis.

10.Teman-teman sebimbingan Sri, Made, Fandy, Bayu. Terima kasih atas kebersamaannya. Perjalanan masih sangat panjang, jadi jangan pernah lelah atau pun menyerah demi mencapai cita-cita tertinggi. Tetap semangat!!! 11.Sahabat-sahabat satu perjuangan Hartati, Dian SMS, Irma, Riri, Lely, Amel,

Nora, Linda F, Indrawati, Rinrin, Tika, Dian S, Yunia, Fanny, Prita, Tata, Kania, Whina, Ayu, Amik, Gita, Ranti, Cici, Nisaa’ yang telah bersamaku saat suka maupun duka selama masa perkuliahan. Jangan lupain Ai ya...! I luph u all...

12.Bapak Zaenal Abidin atas ketulusan doa, kesabaran, dukungan dan semangat yang tiada henti-hentinya diberikan kepada penulis.

13.Teman-temanku di Pondok Kartika, Agil, Yipeh, Fitri 40, Lina, Ilis, Dini, Nova, Memi, Fitri 43 dan Aqila atas doa, persaudaraan, dukungan dan semangatnya. Keep chaiyo! Keep Allah in your heart! Allah always bless u all...

14.Teh Hamda, Teh Sri, Mba Sri, Mba Helen atas dukungan dan doanya.

15.Teman-teman dan Adik-adikku di FEM 40, 41 dan 42 Dimas, Feri, Dian, Rio, Ade Suryadi, Roy, Halida, Indah, Mimir, Andri, Roni, Wibi, Iqbal, Nazrul, Tiwi, Muth, Mila, Fuji, Rifi, Ria, Feri, Ratna, Ayiz dan Ela. Ukirlah sejarah dengan tinta emas, karena masa ini tak kan pernah terulang!

16.DPM FEM IPB periode 2005/2006 dan 2006/2007, MPM KM 2005/2006 dan Pramuka IPB. Terima kasih atas pengalaman yang sangat berharga.

17.Seluruh teman seperjuangan di Departemen Manajemen 40, thanks for everyhing... please forgive me if I ever made a lot of mistakes to all of u… I

luph u all…!!!

(20)

DAFTAR ISI

1.5. Ruang Lingkup Penelitian... 4

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1. Konsep Kepemimpinan ... 5

2.1.1. Definisi Kepemimpinan ... 5

2.1.2. Efektivitas Kepemimpinan ... 7

2.1.3. Karakteristik Kepemimpinan ... 11

2.2. Konsep Motivasi ... 14

2.2.1. Definisi Motivasi Kerja ... 14

2.2.2. Teori Motivasi Higienis Frederick Herzberg ... 17

2.2.3. Prinsip-prinsip dalam Motivasi Kerja ... 18

2.2.4. Teknik Motivasi Kerja ... 18

2.3 Penelitian Terdahulu ... 19

III. METODOLOGI PENELITIAN ... 21

3.1. Kerangka Pemikiran ... 21

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 22

3.3. Metode Penelitian ... 22

3.3.1. Metode Penentuan Sampel ... 22

3.3.2. Jenis dan Pengumpulan Data ... 25

3.3.3. Uji Validitas ... 27

3.3.4. Uji Reliabilitas ... 28

3.3.5. Metode Pengolahan dan Analisis Data ... 29

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 38

4.1. Gambaran Umum Perusahaan ... 38

4.1.1. Sejarah Perusahaan... 38

4.1.2. Visi dan Misi Perusahaan ... 39

4.1.3. Bidang Usaha Perusahaan ... 39

(21)

4.1.5. Kinerja Perusahaan... 40

4.1.5. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan... 41

4.2. Analisis Data ... 41

4.2.1. Hasil Uji Validitas ... 41

4.2.2. Hasil Uji Reliabilitas ... 43

4.3. Karakteristik Responden ... 44

4.3.1. Jenis Kelamin ... 44

4.3.2. Umur ... 44

4.3.2. Status Pernikahan ... 45

4.3.2. Pendidikan ... 45

4.3.3. Masa Kerja ... 45

4.3.5. Unit Kerja/Bagian ... 45

4.4. Persepsi Responden terhadap Pelaksanaan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Kepemimpinan ... 46

4.4.1. Faktor Bawahan ... 47

4.4.2. Faktor Pimpinan ... 47

4.4.3. Faktor Situasi ... 48

4.5. Tingkat Motivasi Kerja Pegawai ... 48

4.5.1. Faktor Bekerja Keras... 50

4.5.2. Faktor Bekerjasama ... 50

4.5.3. Faktor Rasa Tanggung Jawab ... 50

4.6. Hubungan antara Faktor-faktor Efektivitas Kepemimpinan dengan Motivasi Kerja ... 51

4.7. Faktor Efektivitas Kepemimpinan yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Pegawai ... 55

4.7.1. Analisis Regresi Linier Sederhana ... 56

4.7.2. Analisis Regresi Linier Berganda ... 57

4.7.3. Implikasi Manajerial ... 63

KESIMPULAN DAN SARAN ... 65

1. Kesimpulan ... 65

2. Saran ... 65

DAFTAR PUSTAKA ... 67

(22)

DAFTAR TABEL

No. Halaman

1. Teori motivasi Herzberg ... 17 2. Ukuran sampel ... 23 3. Skala Likert ... 26 4. Uji validitas pernyataan dalam kuesioner dengan 30 responden ... 42 5. Uji validitas responden ... 43 6. Uji validitas pernyataan dalam kuesioner dengan 25 responden ... 43 7. Karakteristik responden ... 44 8. Rentang skala faktor-faktor efektivitas kepemimpinan ... 46 9. Posisi keputusan penilaian faktor-faktor efektivitas

kepemimpinan berdasarkan rentang skala ... 46 10.Nilai rata-rata skor faktor-faktor yang mempengaruhi

efektivitas kepemimpinan ... 47 11.Rentang skala motivasi kerja ... 49 12.Posisi keputusan penilaian motivasi kerja berdasarkan rentang skala ... 49 13.Nilai rata-rata skor motivasi kerja ... 49 14.Hasil korelasi antara faktor-faktor efektivitas kepemimpinan

dengan motivasi kerja ... 51 15.Hasil analisis regresi linier sederhana faktor efektivitas

kepemimpinan terhadap motivasi kerja ... 56 16.Hasil analisis regresi linier berganda faktor-faktor

efektivitas kepemimpinan terhadap motivasi kerja ... 57 17.Hasil analisis regresi linier berganda variabel-variabel

(23)

DAFTAR GAMBAR

No. Halaman

(24)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Halaman

1. Kuesioner penelitian ... 70 2. Listing program Macro Minitab ... 74 3. Contoh entrian data di lembar kerja Minitab ... 76 4. Rumus eksekusi untuk mentransformasi dari data ordinal

ke data interval ... 76 5. Contoh hasil transformasi dari ordinal ke interval ... 76 6. Hasil pengkonversian dari data ordinal ke data interval ... 77 7. Hasil uji validitas dan reliabilitas ... 81 8. Hasil perhitungan nilai rata-rata skor faktor-faktor efektivitas

kepemimpinan dan motivasi kerja ... 83 9. Output korelasi antara faktor-faktor efektivitas kepemimpinan dengan

(25)

I. PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pertumbuhan kota-kota di Indonesia cenderung mengalami peningkatan sejak dilaksanakannya Pelita I oleh Pemerintah Indonesia. Peningkatan pertumbuhan ini mengakibatkan terjadinya peningkatan kegiatan masyarakat, terutama dalam bidang sosial ekonomi. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan masyarakat mendorong terjadinya peningkatan volume lalu lintas sehingga tak jarang menimbulkan kemacetan dan menghambat roda perekonomian masyarakat. Hal ini menyebabkan timbulnya kebutuhan akan adanya jalan bebas hambatan sebagai solusi dari berbagai masalah yang ditimbulkan dari kemacetan lalu lintas.

Jalan tol merupakan salah satu komponen dari infrastruktur yang diciptakan untuk mempermudah dan memperlancar aktivitas yang dilakukan manusia. Pembangunan jalan tol yang semakin meningkat dapat menciptakan tata kota yang semakin baik. Selain itu juga, pembangunan jalan tol di suatu wilayah dapat memberikan berbagai manfaat bagi pemerintah daerah dan masyarakat setempat. Jalan tol dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu wilayah karena dapat memperlancar arus barang dan jasa sehingga mempercepat proses pendistribusian suatu produk.

Pada saat ini, telah banyak perusahaan yang bergerak di bidang pengusahaan jalan tol. Hal ini disebabkan karena adanya keyakinan bahwa investasi dalam bisnis jalan tol memiliki prospek yang cerah. Banyaknya perusahaan yang terus mengembangkan usahanya dalam pembangunan dan pengelolaan jalan tol membuat tingkat persaingan bisnis jalan tol semakin tinggi.

(26)

memfungsikan sumber daya yang lain. Jika sumber daya manusia yang dimiliki perusahaan berkualitas, handal dan profesional, maka perusahaan dapat bertahan walaupun persaingan semakin ketat.

Dalam struktur organisasi, umumnya suatu perusahaan terdiri dari atasan dan bawahan yang ditunjukkan oleh adanya pimpinan dan para pegawainya. Pegawai atau bawahan merupakan orang yang menyokong dan membantu pimpinan atau atasannya dalam mewujudkan tujuan perusahaan. Tanpa didukung oleh bawahan yang berkualitas dan berkomitmen tinggi, maka sulit bagi pemimpin untuk mewujudkan tujuan perusahaan. Seorang pemimpin dapat berhasil apabila memperoleh dukungan dari bawahannya dan bawahan termotivasi untuk bekerja (Uno, 2007). Oleh sebab itu, pemimpin perlu berupaya agar bawahannya selalu termovasi dalam bekerja.

Penelitian terdahulu menyebutkan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara pola kepemimpinan dengan motivasi kerja pegawai, terutama pada hubungan antara atasan dan bawahan. Hal ini menunjukkan bahwa seorang pemimpin dapat mempengaruhi tingkat motivasi kerja pegawai, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, pelaksanaan kepemimpinan yang efektif dapat meningkatkan motivasi kerja sehingga pegawai dapat melakukan pekerjaan dengan hasil maksimal.

Penelitian ini menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas kepemimpinan pada PT Jasa marga (Persero) dengan mengidentifikasi faktor-faktor yang ada berdasarkan teori dengan faktor-faktor yang ada pada perusahaan berdasarkan penilaian responden (pegawai). Selain itu, penelitian ini juga menganalisis hubungan dan pengaruh antara faktor-faktor efektivitas kepemimpinan dengan motivasi kerja pegawai. Setelah penganalisisan, diharapkan dapat diketahui faktor efektivitas kepemimpinan yang berhubungan dan yang paling berpengaruh terhadap motivasi kerja pegawai sehingga faktor tersebut dapat dioptimalkan fungsinya untuk meningkatkan motivasi kerja pegawainya.

(27)

peningkatan yang signifikan, terutama pada dua tahun belakangan ini yang ditunjukkan oleh peningkatan pendapatan dan volume kendaraan yang melintas di jalan tol yang dibangun dan dikelola oleh PT Jasa Marga (Persero) pada tahun 2005. Annual Report pada tahun 2005 menunjukkan bahwa perusahaan berhasil membukukan pendapatan tol sebesar 17,92 % dibandingkan pendapatannya pada tahun 2004. Pada saat ini, PT Jasa Marga (Persero) telah menguasai 76 % atau 456 Km dari 598 Km jalan tol yang beroperasi di Indonesia.

Tingkat persaingan perusahaan yang bergerak dalam bidang pengusahaan jalan tol semakin tinggi. Namun, PT Jasa Marga (Persero) memiliki keunggulan tersendiri dalam mempertahankan posisinya sebagai leader dalam bidang pengusahaan jalan tol tersebut. Keberhasilan yang ditunjukkan perusahaan mengindikasikan bahwa sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan memiliki kehandalan dan tingkat profesionalisme yang tinggi. Keprofesionalan pegawai tersebut tidak terlepas dari peran pemimpin dalam menjalankan manajemen kepemimpinannya secara efektif sehingga mampu mengajak bawahannya untuk bekerjasama memajukan perusahaan. Beberapa hal di atas membuat peneliti berminat untuk melakukan penelitian pada perusahaan tersebut.

Rumusan Masalah

Berdasarkan hal-hal yang telah dikemukakan pada latar belakang, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah:

1. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi efektivitas kepemimpinan pada PT Jasa Marga (Persero)?

2. Bagaimana motivasi kerja pegawai pada PT Jasa Marga (Persero)?

3. Bagaimana hubungan antara faktor-faktor efektivitas kepemimpinan dengan motivasi kerja pegawai pada PT Jasa Marga (Persero)?

(28)

Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang akan dikaji, maka tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah:

1. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas kepemimpinan yang diterapkan pada PT Jasa Marga (Persero).

2. Menganalisis motivasi kerja pegawai PT Jasa Marga (Persero).

3. Menganalisis hubungan antara faktor-faktor efektivitas kepemimpinan terhadap motivasi kerja pegawai PT Jasa Marga (Persero).

4. Menganalisis faktor efektivitas kepemimpinan yang paling mempengaruhi motivasi kerja pegawai pada PT Jasa Marga (Persero).

Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Dapat memberikan gambaran umum bagi para pemimpin perusahaan dalam melaksanakan manajemen kepemimpinan pada perusahaan.

2. Sebagai bahan masukan kepada pihak perusahaan dalam mengembangkan kepemimpinan di perusahaan sehingga lebih mampu mendorong dan meningkatkan motivasi kerja pegawai.

3. Sebagai bahan masukan bagi penelitian selanjutnya di bidang manajemen sumber daya manusia dalam organisasi, terutama dalam hal kepemimpinan dan motivasi kerja pegawai.

1.5. Ruang Lingkup Penelitian

(29)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Kepemimpinan

2.1.1. Definisi Kepemimpinan

Kepemimpinan merupakan sifat yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin. Kepemimpinan yaitu kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok untuk pencapaian tujuan (Robbins dan Coulter, 2005). Kepemimpinan merupakan proses mengarahkan dan mempengaruhi aktivitas yang berkaitan dengan pekerjaan dan anggota kelompok (Stoner, Freeman, Gilbert, 1996). Kepemimpinan menurut Dwight D. Eisenhower dalam Conlow (2003) adalah kemampuan membuat keputusan mengenai apa yang harus dilakukan dan membuat orang lain mau melakukannya. Kepemimpinan dibutuhkan oleh manusia karena adanya keterbatasan dan kelebihan-kelebihan tertentu pada manusia. Disatu pihak manusia terbatas kemampuannya untuk memimpin, di pihak lain ada orang yang mempunyai kelebihan kemampuan untuk memimpin (Thoha, 2004).

Menurut George R. Terry dalam Hersey dan Blanchard (1982) kepemimpinan adalah aktivitas mempengaruhi orang-orang untuk berusaha mencapai tujuan kelompok secara sukarela. Menurut Robert Tannenbaum, Irving R. Weschler dan Fred Messarik dalam Hersey dan Blanchard (1982) menyatakan bahwa kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi yang dilakukan dalam suatu situasi dan diarahkan, melalui proses komunikasi, pada pencapaian tujuan atau tujuan-tujuan tertentu. Kepemimpinan merupakan kemampuan seseorang untuk menguasai atau mempengaruhi orang lain yang berbeda-beda untuk menuju pada pencapaian tujuan tertentu (Arep dan Tanjung, 2003).

(30)

merupakan proses pengarahan dan mempengaruhi aktivitas yang berkaitan dengan tugas dari para anggota kelompok. Kepemimpinan meliputi (1) orang-orang, (2) bekerja dari sebuah organisatoris dan (3) timbul dari sebuah situasi yang spesifik (Uno, 2007). Hubungan antara ketiganya itu dapat dilihat pada Gambar 1.

S

Gambar 1. Determinan kepemimpinan (Uno, 2007)

Dubin dalam Thoha (2004) berpendapat bahwa kepemimpinan adalah pelaksana otoritas dan pembuat keputusan. Kepemimpinan menurut Hemphill dalam Thoha (2004) yaitu suatu inisiatif untuk bertindak yang menghasilkan suatu pola yang konsisten dalam rangka mencari jalan pemecahan dari suatu persoalan bersama. Menurut Eales dan White (2004) menyatakan bahwa pemimpin adalah orang yang mengatur dan membimbing orang lain.

Hersey dan Blanchard (1982) berpendapat bahwa pemimpin merupakan orang yang dapat memberikan pengaruhnya kepada orang lain dalam upaya pencapaian sasaran tertentu, baik sasaran pribadi ataupun sasaran yang menjadi tujuan bersama. Kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok untuk pencapaian tujuan. Bentuk pengaruh tersebut dapat secara formal seperti tingkat manajerial pada suatu organisasi karena posisi manajemen terdiri atas tingkatan yang biasanya menggambarkan otoritas, seorang individu bisa mengasumsikan suatu peran kepemimpinan sebagai akibat dari posisi yang ia pegang pada organisasi tersebut (Robbins, 2002).

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan yaitu:

Orang-orang

Posisi Organisatoris

(31)

1. Kemampuan untuk mempengaruhi dan mengarahkan, serta membimbing seseorang atau sekelompok orang agar mau melakukan apa yang diinginkannya dalam upaya pencapaian suatu tujuan.

2. Kemampuan seseorang yang berperan sebagai pengambil keputusan serta dapat memberikan pengarahan apa yang harus dilakukan oleh orang lain.

3. Proses pelaksanaan otoritas dalam suatu organisasi atau perusahaan.

2.1.2 Efektivitas Kepemimpinan

Efektivitas dapat diartikan sebagai sesuatu yang menampakkan hasil atau pengaruh. Ducker dalam Nawawi (2003) menyatakan bahwa efektivitas adalah melakukan yang benar (doing the right) dalam upaya pencapaian sasaran. Efektivitas seringkali diartikan sebagai melakukan sesuatu yang tepat, yaitu suatu kegiatan atau kerja yang membantu sebuah organisasi mencapai sasarannya. Efektivitas merupakan suatu penilaian yang dibuat sehubungan dengan prestasi individu, kelompok dan organisasi sehingga semakin dekat prestasi yang dicapai dengan prestasi yang diharapkan, berarti semakin efektif penilaian terhadap individu, kelompok dan organisasi.

Kepemimpinan yang efektif adalah kepemimpinan yang dilaksanakan oleh seorang pemimpin yang menerjemahkan fungsinya dengan perilaku (Mahdi, 2001). Efektivitas proses kepemimpinan terletak pada wibawa (pengaruh) interaktif antara pemimpin dan pengikutnya. Kepemimpinan yang berhasil adalah yang mampu melaksanakan tugasnya dalam rangka memberikan arahan dan petunjuk, mewujudkan target bersama, mengembangkan, komitmen, dan menjaga kekuatan organisasi yang dipimpinnya.

Kepemimpinan yang efektif bukan hanya sekedar pusat kedudukan atau kekuatan, tetapi merupakan interaksi aktif dan efektif. Ada beberapa fungsi seorang pemimpin dalam menjalankan kepemimpinannya (Mahdi, 2001), yaitu:

1. Membantu mencapai sasaran bersama.

(32)

3. Mewujudkan interaksi dan keterikatan-keterikatan antar individu. 4. Memelihara kekuatan dan hubungan sesama.

Upaya kepemimpinan dapat dikategorikan menjadi dua bagian, yaitu berhasil atau tidak berhasil. Menurut M. Bass dalam Hersey dan Blanchard (1982), terdapat perbedaan yang jelas antara kepemimpinan yang berhasil dengan kepemimpinan yang efektif. Menurut pendapatnya, kepemimpinan yang berhasil belum tentu efektif. Namun, kepemimpinan yang efektif sudah tentu berhasil dalam menjalankan kepemimpinannya. Berhasil atau tidaknya seorang pemimpin atau efektif tidaknya seorang pemimpin dapat dilihat dan diketahui dari sikap para pegawainya.

Jika seorang pegawai melakukan tugasnya sesuai perintah yang ditujukan kepadanya, maka dapat dikatakan bahwa kepemimpinannya berhasil. Namun, jika pegawainya melakukan tugasnya hanya karena kekuasaan posisi pemimpinannya, maka kepemimpinannya berhasil namun tidak efektif. Dalam hal ini, pegawai melakukan tugasnya hanya karena pemimpinnya memiliki kontrol atas ganjaran dan hukuman dan bukan karena dia merasa bahwa kebutuhannya dapat terpenuhi dengan memenuhi tujuan pemimpinnya. Kepemimpinan yang berhasil dan yang tidak berhasil dapat dilihat pada Gambar 2.

Berhasil

Upaya Kepemimpinan Perilaku

Resultan

Tidak Berhasil

Gambar 2. Kontinum kepemimpinan yang berhasil dan yang tidak berhasil (Hersey dan Blanchard, 1984)

Kepemimpinan yang efektif dapat tercermin saat pemimpin tersebut memiliki kuasa posisi dan juga kuasa pribadi (Hersey dan Blanchard, 1984). Kuasa posisi dapat terlihat dari sikap yang ditunjukkan oleh bawahannya. Jika pegawainya melaksanakan tugasnya karena ia ingin melakukannya dan merasa ada hasil yang diperolehnya, maka pemimpinnya tidak hanya memiliki kuasa posisi, tapi juga memiliki kuasa

(33)

pribadi. Para pegawainya menghormati pemimpinnya dan mau bekerjasama dengan kesadaran bahwa permintaan dari pemimpinnya tersebut sesuai dengan tujuannya. Kepemimpinan yang berhasil dan yang efektif ditunjukkan pada Gambar 3.

Efektif Berhasil

Tidak Efektif

Upaya Kepemimpinan Perilaku

Resultan

Tidak Berhasil

Gambar 3. Kontinum kepemimpinan yang berhasil dan yang efektif (Hersey dan Blachard, 1984)

Keberhasilan berkaitan dengan perilaku yang ditunjukkan oleh seseorang atau kelompok, sedangkan efektivitas menghasilkan sikap yang tercermin dari keadaan internal seseorang atau kelompok. Jika seorang pemimpin hanya berorientasi keberhasilan, maka ia mengutamakan kuasa posisinya. Akan tetapi jika seorang pemimpin berorientasi pada keefektifan, maka ia akan memakai kuasa pribadinya. Kuasa posisi cenderung mengarah pada pendelegasian ke bawah melalui struktur organisasi, sedangkan kuasa pribadi dialirkan dari bawah ke atas melalui kesukarelaan pengikutnya.

Para pemimpin yang berhasil namun tidak efektif cenderung memiliki pengaruh dalam jangka waktu singkat atau tidak terlalu lama tehadap perilaku orang lain. Namun, pemimpin yang berhasil dan efektif cenderung menghasilkan produktivitas jangka panjang dan perkembangan organisasi yang baik.

Hersey dan Blanchard dalam Uno (2007), menyatakan bahwa gaya kepemimpinan yang paling efektif adalah gaya kepemimpinan situasional, yaitu gaya kepemimpinan yang bervariasi disesuaikan dengan kesiapan bawahannya, keadaan, situasi, waktu dan tempat. Teori kepemimpinan situasional (Contingency Theory) mengasumsikan bahwa dalam prakteknya, tidak ada seorang pimpinan yang sangat konsisten menggunakan satu gaya kepemimpinan tertentu terlepas dari situasi yang

(34)

dihadapinya (Siagian, 2003). Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa efektivitas kepemimpinan tergantung dari kemampuan pemimpin dalam membaca situasi yang dihadapinya dan menyesuaikannya dengan gaya kepemimpinannya sehingga ia efektif menjalankan fungsi-fungsi kepemimpinan.

Model kontingensi Fiedler (Siagian, 2003) menyatakan bahwa tidak ada satu gaya kepemimpinan yang cocok untuk semua situasi. Kinerja kelompok yang efektif bergantung pada perpaduan yang memadai antara interaksi pemimpin dengan bawahannya dan situasi yang kemungkinan dapat dikendalikan dan dipengaruhi oleh pemimpin tersebut. Kepemimpinan situasional merupakan metode pelaksanaan kepemimpinan secara mikro, artinya bagaimana seorang pemimpin harus menghadapi orang-orang yang dipimpinnya sehari-hari. Ia harus memiliki sensitivitas untuk membaca siapa yang ia pimpin sehingga dapat menentukan gaya kepemimpinan yang paling cocok bagi bawahannya. Ada tiga dimensi kontingensi yang dapat mendefinisikan faktor-faktor situasi utama dalam menentukan efektivitas pemimpin, yaitu:

1) Hubungan pemimpin-anggota: tingkat kepercayaan, keyakinan dan rasa hormat bawahan terhadap pemimpin mereka.

2) Struktur tugas: tingkat formalisasi dan pemroseduran tugas-tugas kerja. 3) Kekuasaan posisi: tingkat pengaruh pemimpin terhadap

kegiatan-kegiatan yang didasarkan pada kekuasaan, seperti mempekerjakan, memecat, menertibkan, menaikkan pangkat dan menaikkan gaji.

Agar kerjasama pemimpin dengan bawahannya menjadi lebih efektif, maka pemimpin harus menjalankan prinsip-prinsip kepemimpinan, yaitu: 1. Prinsip sumbangsih/kontribusi individu ke arah pencapaian sasaran. 2. Prinsip keharmonisan dengan sasaran.

(35)

8. Prinsip memahami. 9. Prinsip informasi.

10.Prinsip penggunaan informasi informal secara strategis. 11.Prinsip kepemimpinan.

2.1.3 Karakteristik Kepemimpinan

Karakteristik adalah ciri-ciri khusus atau suatu sifat khas yang dimiliki seseorang sesuai dengan perwatakan tertentu (Yasyin, 1997). Kepemimpinan yang efektif tergantung dari landasan manajerial yang kokoh (Umar, 2005). Menurut Capman dalam Umar (2005), terdapat lima landasan kepemimpinan yang kokoh, yaitu:

1. Cara berkomunikasi. 2. Pemberian motivasi. 3. Kemampuan memimpin. 4. Pengambilan keputusan. 5. Kekuasaan yang positif.

Keberhasilan dari kepemimpinan yang efektif dapat terlihat dari sikap percaya diri anggotanya dan peran aktif mereka dalam memformulasikan pekerjaan dan pencapaian target-target perusahaan. Mahdi (2001), menyatakan bahwa ada beberapa karakteristik kepemimpinan yang efektif, yaitu:

1. Merupakan anggota yang baik dalam kelompok. 2. Meyakini kapasitas masing-masing anggota. 3. Mahir berinteraksi dengan bawahannya.

4. Mampu menciptakan iklim kerja yang penuh toleransi.

Kepemimpinan yang efektif tidak dapat terlepas dari karakteristik pemimpinnya. Adapun karakteristik pemimpin yang efektif dalam menjalankan kepemimpinannya adalah:

1. Yakin akan tugasnya.

a. Memiliki sasaran yang jelas dan mampu melaksanakannya. b. Tenang dan mampu menahan diri.

c. Bertanggung jawab.

(36)

3. Cekatan dan inovatif. 4. Memberikan keteladanan.

Arep dan Tanjung (2003) menyatakan bahwa ada delapan karakteristik pemimpin yang efektif dalam memotivasi pegawainya untuk meningkatkan produktivitas kerjanya, yaitu:

1. Mampu menimbulkan kepercayaan pada diri orang lain. 2. Tabah dalam upayanya mencapai tujuan organisasi.

3. Kemampuan untuk memberikan pengertian tanpa menimbulkan kesalahpahaman dalam menjelaskan atau mengemukakan tujuan organisasi kepada pihak lain.

4. Kemampuan untuk mendengarkan secara simpatik, baik berupa usulan maupun kritikan dari pihak lain maupun dari bawahannya.

5. Menaruh minat yang tulus dan ikhlas terhadap orang lain, tulus terhadap kesejahteraan bawahannya.

6. Kemampuan untuk memahami manusia serta reaksi-reaksinya. 7. Bersikap objektif dalam hal pengambilan keputusan.

8. Transparan kepada orang lain.

Karakteristik kepemimpinan juga dapat tercermin dari beberapa hal, yaitu ciri, sifat, perilaku dan kepribadian yang dimiliki oleh seorang pemimpin. Karakteristik ini dapat menunjukkan efektivitas pemimpin dalam menjalankan kepemimpinannya.

Seorang pemimpin dapat diketahui melalui ciri-cirinya (Umar, 2005). Robbins dan Coulter (2005) menyatakan bahwa ada enam ciri yang terkait dengan kepemimpinan yang efektif, yaitu:

1. Hasrat (dorongan). 2. Keinginan memimpin. 3. Kejujuran dan integritas. 4. Kepercayaan diri.

5. Kecerdasan.

6. Pengetahuan yang terkait dengan pekerjaan.

(37)

1. Kelancaran berbahasa.

2. Kemampuan untuk memecahkan masalah. 3. Kesadaran akan kebutuhan.

4. Keluesan. 5. Kecerdasan.

6. Kesediaan menerima tanggung jawab. 7. Keterampilan sosial.

8. Kesadaran akan diri dan lingkungan.

Untuk menjalankan peran-peran kepemimpinannya, maka seorang pemimpin perlu memiliki sarana-sarana, yaitu:

1. Kewenangan formal.

2. Pengetahuan dan pengalaman yang dapat ditambah. 3. Ganjaran dan hukuman untuk pegawai bawahannya. 4. Komunikasi dengan bawahannya.

5. Perintah untuk bawahannya.

Adapun empat sifat umum yang mempengaruhi kesuksesan dan keberhasilan kepemimpinan organisasi adalah:

a. Kecerdasan.

b. Dewasa dan memiliki hubungan sosial yang luas. c. Mempunyai nilai-nilai kemanusiaan.

d. Selalu memotivasi diri untuk berprestasi.

Robert House dalam Robbins dan Coulter (2005) mengidentifikasikan adanya empat perilaku pemimpin, yaitu:

1) Pemimpin yang direktif (mengarahkan): memberikan kesempatan bawahannya untuk mengetahui apa yang diharapkan dari diri mereka, menjadwal pekerjaan yang harus dilakukan dan memberikan bimbingan spesifik tentang cara menyelesaikan tugas.

2) Pemimpin yang suportif (membantu): bersikap bersahabat dan peduli terhadap kebutuhan bawahannya.

(38)

4) Pemimpin yang berorientasi prestasi: menentukan sasaran yang menantang dan memiliki harapan bahwa bawahannya bekerja pada tingkat yang paling tinggi.

Menurut Nawawi (2004), proses kepemimpinan akan berlangsung efektif apabila kepribadian yang dimiliki oleh seorang pemimpin memiliki aspek-aspek sebagai berikut:

1. Mencintai kebenaran dan beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa. 2. Dapat dipercaya dan mampu mempercayai orang lain.

3. Mampu bekerjasama dengan orang lain.

4. Ahli dibidangnya dan memiliki wawasan luas yang didasari oleh kecerdasan (intelegensi) yang memadai.

5. Senang bersosialisasi, ramah tamah, suka menolong dan mudah menerima kritikan.

6. Memiliki semangat untuk maju, pengabdian dan kesetiaan yang tinggi, serta kreatif dan penuh inisiatif.

7. Bertanggung jawab dalam mengambil keputusan, konsekuen, berisiplin dan bijaksana.

8. Aktif memelihara kesehatan jasmani dan rohani.

2.2. Konsep Motivasi

2.2.1. Definisi Motivasi Kerja

Motivasi menurut Robbins dan Coulter (2005) adalah kesediaan melakukan usaha tingkat tinggi guna mencapai sasaran organisasi, yang dikondisikan oleh kemampuan usaha tersebut untuk memuaskan kebutuhan sejumlah individu. Motivasi merupakan keinginan untuk melakukan sesuatu dan menentukan kemampuan bertindak guna memuaskan kebutuhan individu.

(39)

berusaha mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhannya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa motivasi merupakan kekuatan yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan. Kekuatan ini dirangsang oleh adanya berbagai kebutuhan, seperti keinginan yang hendak dipenuhi, tingkah laku, tujuan dan umpan balik. Hubungan antara keempatnya itu dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Proses motivasi dasar (Uno, 2007)

Motivasi adalah kondisi yang menggerakkan pegawai agar mampu mencapai tujuan dari motifnya (Mangkunegara, 2002). Motivasi merupakan salah satu komponen penting dalam meraih keberhasilan suatu proses kerja, karena didalamnya membuat unsur pendorong bagi individu untuk melakukan pekerjaan dengan sendiri maupun kelompok (Triguno, 2004). Arep dan Tanjung (2003) menyatakan bahwa motivasi merupakan sesuatu yang mendorong seseorang untuk bekerja. Motivasi merupakan suatu proses psikologi dan salah satu unsur pokok dalam mempengaruhi perilaku seseorang. Motivasi merupakan serangkaian sikap dan nilai-nilai yang mempengaruhi individu untuk mencapai sesuatu sesuai dengan tujuannya (Rivai, 2004).

Motivasi merupakan karakteristik psikologi manusia yang memberi kontribusi pada tingkat komitmen seseorang (Stoner, Freeman, Gilbert Jr, 1996). Wursanto (1989) menyatakan bahwa motivasi merupakan alasan-alasan, dorongan-dorongan yang ada dalam diri seseorang yang menyebabkan dirinya melakukan sesuatu atau berbuat sesuatu. Motivasi adalah keinginan, hasrat, tenaga penggerak yang berasal dari dalam diri manusia untuk melakukan sesuatu atau untuk berbuat sesuatu. Motivasi berhubungan dengan faktor psikologis seseorang yang mencerminkan

Needs, desires and expectation

Behaviour

(40)

hubungan atau interaksi antara sikap, kebutuhan dan kepuasan yang terjadi pada diri manusia.

Motivasi kerja berarti bahwa motivasi merupakan dorongan yang memberikan semangat kerja pada para pegawai untuk berperilaku tertentu dalam upaya pencapaian tujuan organisasi yang telah ditetapkan (Wursanto, 1989). Hal ini dapat diartikan bahwa perilaku seseorang timbul karena adanya dorongan tertentu. Perilaku merupakan interaksi antara motivasi dan kemampuan yang ada dalam diri seseorang. Orang yang memiliki motivasi dan kemampuan yang besar akan menghasilkan suatu karya yang besar pula. Namun, bila seseorang yang memiliki motivasi dan kemampuan yang rendah, maka karya yang dihasilkan pun akan berkualitas rendah pula. Oleh karena itu, untuk menghasilkan suatu karya yang besar, motivasi dan kemampuan sangatlah penting untuk diperhatikan.

Menurut Ernest J Mc.Cormick dalam Mangkunegara (2002) motivasi kerja didefinisikan sebagai kondisi yang berpengaruh membangkitkan, mengarahkan dan memelihara perilaku yang berhubungan dengan lingkungan kerja. Uno (2007), menyatakan bahwa motivasi kerja merupakan salah satu faktor yang menentukan kinerja seseorang. Besar kecilnya pengaruh motivasi pada kinerja seseorang tergantung pada seberapa banyak intensitas motivasi yang diberikan. Ada beberapa ciri yang dapat diamati bagi seseorang yang memiliki motivasi kerja (Uno, 2007), yaitu:

1. Kinerjanya bergantung pada usaha dan kemampuan yang dimilikinya dibandingkan dengan kinerja melalui kelompok.

2. Memiliki kemampuan untuk menyelesaikan tugas-tugas yang sulit. 3. Seringkali terdapat umpan balik yang konkret tentang caranya

melaksanakan tugas secara optimal, efektif dan efisien.

(41)

2.2.2. Teori Motivasi Higienis Frederick Herzberg

Teori motivasi merupakan suatu pandangan mengenai cara atau sistem pemberian motivasi yang didalamnya terdapat prinsip-prinsip, norma-norma yang dapat digunakan sebagai pedoman dalam memberikan motivasi kepada orang-orang atau suatu kelompok tertentu. Ada beberapa macam teori motivasi, salah satunya adalah teori motivasi higienis Frederick Herzberg. Teori motivasi ini disebut juga teori pemeliharaan motivasi (motivation maintenance theory) yang menyatakan bahwa ada dua faktor yang mempengaruhi kerja pegawai, yaitu faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. Faktor intrinsik (seperti prestasi, pengakuan dan tanggung jawab) terkait dengan kepuasan (satisfier) dan motivasi kerja, sedangkan faktor ekstrinsik (seperti kebijakan dan pengelolaan perusahaan, pengawasan, hubungan antar-pribadi dan kondisi kerja) terkait dengan ketidakpuasan kerja (dissatisfier). Menurut Herzberg, faktor-faktor yang menyebabkan kepuasan kerja terpisah dan berbeda dari yang menghasilkan ketidakpuasan kerja. Oleh sebab itu, penghapusan faktor-faktor yang menciptakan ketidakpuasan kerja hanya dapat menghasilkan harmoni di tempat kerja, namun bukan motivasi. Faktor Higienis merupakan faktor-faktor ekstrinsik yang menghilangkan ketidakpuasan kerja tetapi tidak memotivasi, sedangkan motivator adalah faktor intrinsik yang meningkatkan kepuasan kerja dan motivasi. Teori motivasi Hezberg ini dapat ditunjukkan oleh Tabel 1.

Table 1. Teori motivasi Herzberg

Motivator Faktor Higienis

1. Prestasi 3. Hubungan dengan Supervisor 4. Kondisi Kerja

5. Upah

6. Hubungan dengan Rekan 7. Kehidupan Pribadi

8. Hubungan dengan Bawahan 9. Status

10. Keamanan

(42)

2.2.3. Prinsip-prinsip dalam Motivasi Kerja

Motivasi kerja merupakan suatu kondisi yang menggerakkan manusia untuk melakukan suatu pekerjaan. Terdapat beberapa prinsip dalam memotivasi kerja pegawai. Prinsip-prinsip tersebut yaitu (Mangkunegara, 2002):

1. Prinsip Partisipasi

Prinsip ini mengacu pada pemberian kesempatan kepada pegawai untuk dapat ikut berpartisipasi dalam menentukan tujuan yang akan dicapai oleh pemimpin.

2. Prinsip Komunikasi

Pengkomunikasian segala sesuatu yang berhubungan dengan usaha melaksanakan setiap tugas dengan jelas oleh para pemimpin akan mempermudah pemotivasian kerja pegawainya.

3. Prinsip Mengakui Andil Bawahan

Motivasi dapat tercipta dari pengakuan pemimpin terhadap andil bawahannya dalam usaha pencapaian tujuan.

4. Prinsip Mendelegasikan Wewenang

Pemberian otoritas atau wewenang dari pemimpin kepada pegawai untuk sewaktu-waktu dapat mengambil keputusan terhadap pekerjaan yang dilakukannya akan dapat memotivasi pegawai tersebut untuk mencapai tujuan yang diharapkan oleh pemimpinnya.

5. Prinsip Memberi Perhatian

Motivasi dapat timbul dari bentuk perhatian pemimpinnya terhadap keinginan pegawainya.

2.2.4. Teknik Motivasi Kerja

Teknik dalam memotivasi kerja para pegawai menurut Mangkunegara (2002), diantaranya adalah:

1. Teknik Pemenuhan Kebutuhan Pegawai

(43)

kebutuhan rasa aman, kebutuhan sosial atau rasa memiliki, kebutuhan harga diri dan kebutuhan aktualisasi diri.

2. Teknik Komunikasi Persuasif

Motivasi pegawai dapat diwujudkan dengan mempengaruhi pegawai tersebut secara ekstralogis. Teknik ini dirumuskan dengan konsep “AIDDAS”, yaitu Attention (perhatian), Interest (minat), Desire (hasrat), Decision (keputusan), Action (aksi/tindakan) dan Satisfaction (kepuasan). Artinya adalah pertama-tama pemimpin memberikan perhatian kepada pegawainya tentang pentingnya tujuan dari suatu pekerjaan agar dapat menimbulkan minat kerja pada pegawai. Jika minat tersebut telah tumbuh, maka hasratnya menjadi kuat untuk mengambil keputusan dan melakukan tindakan kerja untuk mencapai tujuan yang diharapkan oleh pemimpinnya. Hal tersebut dapat mengakibatkan pegawai bekerja dengan motivasi yang tinggi dan merasa puas terhadap pekerjaan yang dilakukannya.

2.3. Penelitian Terdahulu

(44)

Yayu Rohmanowati Dewi (2005) meneliti tentang Studi Kepuasan Dalam Hubungannya dengan Motivasi Kerja dan Efektivitas Kepemimpinan pada Pusdiklat Pegawai Depdiknas Sawangan. Hasil penelitian menyatakan bahwa terdapat hubungan positif yang tidak signifikan antara kepuasan kerja dengan motivasi kerja, namun terdapat hubungan positif dan signifikan antara kepuasan kerja dengan efektivitas kepemimpinan.

(45)

III. METODOLOGI PENELITIAN

Kerangka Pemikiran

Visi dan misi perusahaan merupakan suatu arahan organisasi untuk mencapai suatu tujuan. Untuk mewujudkan visi dan misi tersebut, maka perusahaan harus didukung oleh kapasitas organisasi (capacity building), yaitu kemampuan suatu organisasi untuk menyelenggarakan fungsinya dan untuk memenuhi tujuannya secara efektif dan efisien. Ada tiga tingkatan untuk mengkaji kapasitas organisasi, yaitu tingkatan individu, tingkatan lembaga dan tingkatan sistem. Pada struktur organisasi formal perusahaan dapat menunjukkan posisi dan jabatan seseorang sehingga dapat diketahui peranan seseorang dalam pelaksanaan kerja. Sumber daya manusia dalam suatu perusahaan memegang peranan penting dalam upaya pencapaian tujuan. Pemimpin dan pegawai merupakan bagian dari sumber daya tersebut. Kepemimpinan yang dijalankan secara efektif dan motivasi kerja pegawai yang tinggi dapat memudahkan perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Efektivitas kepemimpinan dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya yaitu faktor bawahan, faktor pimpinan dan faktor situasi. Faktor bawahan terdiri dari upaya bawahan, tingkat partisipatif bawahan dan koordinasi eksternal dengan bawahan. Faktor pimpinan terdiri dari ciri pemimpin, keterampilan dan kemampuan pemimpin, perilaku pemimpin, dukungan manajemen dan karakteristik pemimpin, sedangkan faktor situasi terdiri dari struktur tugas, kekuasaan posisi dan hubungan atasan dan bawahan.

(46)

motivasi yang menyangkut kebutuhan psikologis yang berhubungan dengan penghargaan terhadap pribadi yang secara langsung berkaitan dengan pekerjaan. Faktor tersebut meningkatkan kepuasan kerja dan motivasi. Faktor instrinsik dapat dilihat dari kecenderungan yang ditampakkan pada saat bekerja, yaitu kemauan untuk bekerja keras, bekerjasama, dan rasa tanggung jawab pegawai untuk menyelesaikan tugasnya.

Seorang pemimpin harus memiliki kemampuan untuk dapat memotivasi pegawainya. Pegawai dengan motivasi tinggi akan menghasilkan kinerja yang tinggi, namun sebaliknya pegawai dengan motivasi rendah akan menghasilkan kinerja yang rendah pula.

Setelah mengetahui hubungan dan pengaruh antara faktor-faktor efektivitas kepemimpinan dan motivasi kerja pegawai diharapkan dapat menjadi masukan bagi para pimpinan perusahaan untuk mengoptimalkan faktor yang memiliki pengaruh diantara keduanya. Dengan demikian, hal tersebut dapat dijadikan alat untuk meningkatkan motivasi pegawainya agar kinerja pegawai semakin meningkat dan perusahaan dapat mencapai tujuannya sesuai dengan yang direncanakan. Kerangka pemikiran penelitian dapat dilihat pada Gambar 5.

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada Biro Manajemen Sumber Daya Manusia dan Komite Pengembangan Organisasi dan Manajemen yang terdapat pada kantor pusat PT Jasa Marga (Persero) yang berlokasi di Plaza Tol Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta. Pemilihan kedua divisi ini didasarkan pada pertimbangan bahwa kedua divisi ini memiliki peranan yang sangat penting dalam pengembangan organisasi dan sumber daya manusia perusahaan. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan April-Juni 2007.

Metode Penelitian

Metode Penentuan Sampel

(47)

sampel yang diambil adalah sebesar 30 sampel dari populasi. Menurut Gay dalam Umar (2005) menyatakan bahwa ukuran minimum sampel yang dapat diterima berdasarkan pada desain penelitian yang digunakan untuk metode deskriptif, minimal 10% populasi, sedangkan untuk populasi yang relatif kecil minimal 20% populasi.

Selanjutnya pengambilan sampel dilakukan secara proporsional terhadap jumlah populasi yang ada dengan teknik pengambilan acak berstrata (stratified random sampling). Teknik pengambilan sampel acak berstrata ini, populasi dikelompokkan berdasarkan strata unit kerja dan kemudian memilih sampel secara acak (random) pada setiap strata tersebut dimana setiap unit sampel memiliki peluang yang sama untuk dipilih. Untuk menghitung berapa jumlah sampel yang diambil untuk masing-masing strata dengan menggunakan sample faction (f), yaitu dengan cara membandingkan jumlah elemen tiap subpopulasi dengan jumlah seluruh elemen populasi sehingga didapat sample faction-nya. Alasan menggunakan sample faction adalah karena jumlah elemen tiap strata beda. Untuk menentukan jumlah sampel dalam masing-masing strata digunakan rumus (Nazir, 1999):

Ni

ni = (n) ...(1)

N Keterangan:

ni = Besar sampel untuk stratum i

n = Besarnya sampel

Ni = Total subpopulasi dari stratum i

N = Total populasi

Berdasarkan rumus di atas, maka pembagian sampel berdasarkan strata terdapat pada Tabel 2.

Tabel 2. Ukuran sampel

No Bagian Jumlah Pegawai Jumlah Responden

1 Biro MSDM 35 17

2 Komite POM 25 13

(48)

Gambar 5. Kerangka pemikiran

Keterangan:

= Ruang lingkup penelitian Visi dan Misi

Peranan SDM dalam pelaksanaan kerja pada Biro MSDM dan KPOM PT Jasa Marga (Persero)

Efektivitas Kepemimpinan: 1. Faktor bawahan 2. Faktor pimpinan 3. Faktor situasi

Motivasi Kerja: 1. Bekerja keras 2. Bekerjasama 3. Tanggung jawab

Faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas kepemimpinan yang

diterapkan perusahaan

Faktor efektivitas kepemimpinan yang berhubungan dan paling berpengaruh

terhadap motivasi kerja

Implikasi Manajerial bagi peningkatan motivasi kerja pegawai dengan mengoptimalkan faktor yang

paling mempengaruhi efektivitas kepemimpinan terhadap motivasi kerja pegawai

Pencapaian tujuan organisasi Analisis hubungan dan pengaruh antara faktor-faktor efektivitas kepemimpinan dan

motivasi kerja Capacity Building

(49)

Jenis dan Pengumpulan Data

a) Jenis Data

Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui observasi dan kuesioner, sedangkan data sekunder diperoleh melalui studi literatur (desk study), internet, buku panduan dan data dari perusahaan sebagai dasar untuk menganalisis.

b) Pengumpulan Data

Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data adalah kuesioner yang diberikan kepada setiap responden. Kuesioner yang diberikan berupa beberapa pernyataan positif untuk menilai tingkat persetujuan reponden.

Isi kuesioner berupa fakta dan opini mengenai pelaksanaan kepemimpinan dan tingkat motivasi kerja pegawai pada Biro Manajemen Sumber Daya Manusia dan Komite Pengembangan Organisasi dan Manajemen PT Jasa Marga (Persero). Untuk memperoleh gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas kepemimpinan dan motivasi kerja pegawai pada PT Jasa Marga (Persero) dilakukan identifikasi awal terhadap sejumlah faktor berdasarkan teori dan kemudian didiskusikan dengan pihak perusahaan. Hasil diskusi dengan pihak perusahaan dijadikan standar dalam penyusunan kuesioner (Lampiran 1).

c) Skala Pengukuran

Penelitian-penelitian di bidang ilmu sosial telah banyak memakai analisis kuantitatif, walaupun peubahnya bersifat kualitatif yang membutuhkan perhitungan matematis didalamnya. Oleh karena itu, skala pengukuran data yang dibutuhkan minimal berskala interval. Jika data yang dianalisis berskala ordinal, maka perlu ditransformasi terlebih dahulu menjadi skala interval agar dapat digunakan untuk analisis lebih lanjut (Waryanto dan Millafati, 2006).

(50)

cara yang lebih sistematis untuk memberi skor pada indeks (Singarimbun dan Effendi, 1995). Skala Likert dengan ukuran ordinal hanya dapat membuat ranking, tetapi tidak dapat diketahui berapa kali satu responden lebih baik atau lebih buruk dari responden lainnya didalam skala (Nazir, 1999). Variabel ordinal tidak memiliki keaslian suatu unit pengukuran. Mean, variasi dan kovarian dari variabel ordinal tidak memiliki arti. Variabel ordinal bukanlah suatu variabel yang kontinu dan tidak seharusnya dipakai dalam penelitian (Joreskog, 2002).

Oleh karena itu, skala ordinal perlu ditransformasi menjadi skala interval sehingga dapat diketahui jaraknya. Metode transformasi yang digunakan adalah Methode of Successive Interval (Hays, 1976) dengan bantuan Macro Minitab. Metode tersebut digunakan untuk melakukan transformasi data ordinal menjadi data interval. Umumnya, jawaban responden yang diukur dengan menggunakan Skala Likert dibuat nilai skornya dengan memberikan nilai numerikal 1, 2, 3, 4 dan 5. Setiap skor memiliki tingkat pengukuran ordinal. Nilai numerikal tersebut dianggap sebagai objek dan selanjutnya melalui proses transformasi ditempatkan ke dalam interval. Nilai skor dari Skala Likert pada penelitian ini disajikan dalam Tabel 3.

Tabel 3. Skala Likert

Tingkatan Skor jawaban

Sangat Setuju/Sangat Sering/Sangat Bersedia/Sangat Puas 5 (A)

Setuju/Sering/Bersedia/Puas 4 (B)

Cukup Setuju/Cukup Sering/Cukup Bersedia/Cukup Puas 3 (C) Kurang Setuju/Kadang-kadang/Kurang Bersedia/Kurang Puas 2 (D) Tidak Setuju/Jarang/Tidak Bersedia/Tidak Puas 1 (E)

Adapun langkah-langkah untuk mengkonversi dari variabel ordinal ke variabel interval adalah sebagai berikut:

1. Untuk kategori pertanyaan, hitung frekuensi jawaban setiap kategori (pilihan jawaban).

2. Berdasarkan frekuensi setiap kategori dihitung proporsinya.

3. Dari proporsi yang diperoleh, hitung proporsi kumulatif untuk setiap kategori.

(51)

5. Hitung scale value (interval rata-rata) untuk setiap kategori melalui persamaan berikut:

kepadatan batas bawah – kepadatan batas atas daerah dibawah batas atas – daerah dibawah batas bawah 6. Hitung score (nilai hasil transformasi untuk setiap kategori melalui

persamaan:

Score = scale value + ׀scale value min׀ + 1

(Hays, 1976)

Untuk memudahkan dan mempercepat proses transformasi data, maka digunakan alat bantu komputer dengan program Macro Minitab. Program Macro Minitab ini dinamakan “Konversi Umum”. Listing program selengkapnya terdapat pada Lampiran 4. Adapun langkah-langkah untuk memakai program komputer ini adalah sebagai berikut: 1) Entri data ke dalam lembar kerja Minitab (Lampiran 5).

2) Misalnya listing program di atas disimpan pada direktori c pada folder makro dengan nama mfa12.txt. Untuk mengeksekusinya perlu menuliskan %c:\mfa12.txt setelah muncul MTB> pada session window Minitab seperti pada Lampiran 5.

3) Hasil konversi dari data ordinal ke data interval disajikan pada Lampiran 5.

Uji Validitas

Uji validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat mengukur apa yang ingin diukur (Singarimbun dan Effendi, 1989). Alat ukur yang dipakai dalam penelitian ini adalah kuesioner. Asumsi utama dalam uji validitas ini adalah bahwa setiap pernyataan saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya dan juga berhubungan dengan objek yang akan diteliti. Uji validitas dilakukan untuk setiap pernyataan dalam kuesioner dan objek (responden) yang digunakan dalam penelitian. Jumlah responden yang digunakan adalah 30 orang dengan menggunakan rumus korelasi Product Moment (Singarimbun dan Effendi, 1989). Rumusnya adalah sebagai berikut:

(52)

N

(

XY

) (

∑ ∑

X Y

)

N = Jumlah sampel penelitian X = Skor masing-masing pernyataan

Y = Skor total responden n dalam menjawab seluruh pertanyaan

Nilai p-value dari hasil korelasi yang diperoleh dari perhitungan kemudian dibandingkan dengan level of significant (α) sebesar 10%. Bila nilai p-value < level of significant (α) 10%, maka pernyataan atau responden yang digunakan dalam penelitian adalah valid atau signifikan.

Uji Reliabilitas

Reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Singarimbun dan Effendi, 1989). Reliabilitas (keandalan) merupakan ukuran suatu kestabilan dan konsistensi responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan konstruk-konstruk pertanyaan yang merupakan dimensi suau variabel dan disusun dalam suatu bentuk kuesioner (Nugroho, 2005). Reliabilitas menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur didalam mengukur gejala yang sama. Pengukuran dilakukan dengan uji reliabilitas teknik AlphaCronbach, dengan rumus:

r11 = Reliabilitas instrumen

k = Banyak butir pertanyaan

σ2

t = Varian total Σσ2

Gambar

Gambar 2. Kontinum kepemimpinan yang berhasil dan yang tidak berhasil (Hersey dan Blanchard, 1984)
Gambar 3. Kontinum kepemimpinan yang berhasil dan yang efektif (Hersey dan Blachard, 1984)
Gambar 4. Proses motivasi dasar (Uno, 2007)
Table 1. Teori motivasi Herzberg
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan Surat Penetapan Penyedia Jasa dari Pejabat Pengadaan Barang/Jasa Bidang Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sukoharjo Tahun 2013 Nomor :

tinggi dari batas AKG, 1 (4%) siswa dengan asupan protein lebih rendah dari. batas AKG, 7 (28%) siswa dengan asupan lemak lebih tinggi dari

Hasil dari penelitian ini yaitu; (1) menghasilkan komik yang memiliki karakteristik berbasis desain grafis, dan berisi materi Besaran dan Satuan SMP kelas VII SMP, dan

HASIL OBSERVASI LANJUT USIA DI PTSW (PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA) SENJARAWI BANDUNG HASIL OBSERVASI LANJUT USIA DI.. PTSW (PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA)

The aim of this study are to analyze the text of female sexuality articles that realized in the women magazines (i.e. vocabulary, grammar, cohesion and text

Kebiasaan dalam pengelolaan pembuatan kue rumahan di Desa Lampanah memiliki kebiasaan kurang baik, hal ini di sebabkan karena pengelolaan kue rumahan oleh

Nampaknya aktivitas pemanenan cangkang ini juga bukan hanya sekedar pekerjaan tambahan, tapi lebih dari itu, sebab rata-rata penduduk pencari cangkang memiliki

This paper presents a real- time process for the identification and geolocation of ground targets based on thermal video imagery The International Archives of