• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

C. Konsep Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Pilpres

Pemilihan umum merupakan persyaratan minimum negara demokrasi. Suatu sistem demokrasi dapat di katakan sudah berjalan ketika terpenuhi beberapa karateristik, seperti pemilihan umum yang fair dan periodik, pertanggungjawaban negara di depan rakyat, dan adanya jaminan kebebasan berekspresi dan berorganisasi (beetham,1994). Diamon (2003) menulis bahwa demokrasi semakin terkait dengan kebebsan individu dan kelompok untuk bersikap dan mengekspresikan diri.

Pemilu merupakan salah satu sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat yang berdsarkan pada demokrasi perwakilan. Dengan demikian pemilu dapat di artikan sebagai mekanisme penyeleksian dan pendelegasian atau penyerahan kedaulatan kepada orang atau partai yang di percayai (Surbakti, 1992 : 181). Orang atau partai yang di percayai, kemudian menguasai pemerintahan sehingga melalui pemilu di harapkan dapat di ciptakan pemerintahan yang representatif (representative goverment).

Pemilihan umum (pemilu) adalah proses memilih orang untuk mengisi jabatan-jabatan politik tertentu, seperti presiden. Pemilu adalah salah satu bentuk partisipasi politik sebagai perwujudan dari kedaulatan rakyat, karena pada saat pemilu itulah, rakyat menjadi pihak yang paling menentukan bagi proses politik disuatu wilayah dengan memberikan suara secara langsung. Pemilihan Umum pada tahun 2014 ini mendatangkan langkah awal terbentuknya masyarakat yang adil, makmur, sejahtera. Memiliki kebebasan berekspresi dan berkehendak serta mendapatkan akses terpenuhinya hak-hak mereka sebagai warga negara.

Pengalaman pemilihan umum yang berlangsung dalam beberapa decade menunjukkan banyaknya para pemilihan umum yang berlangsung yang tidak memberikan suaranya. Sebagai fenomene penggambaran diatas apabila seseorang memiliki kasadaran politik dan kepercayaan kepada pemerintah tinggi maka perilaku politik cenderung lebih aktif, sedangkan apabila kesadaran dan kepercayaan sangat kecil maka partisipasi politik menjadi pasif dan apatis.

Para pemilih dalam pemilihan umum disebut juga konstituen, dan kepada merekalah peserta pemilu menawarkan janji-janji dan program-programnya pada masa kampanye. Dimana kampanye dilakukan selama waktu ditentukan menjelang hari pemungutan suara. Setelah pemungutan suara dilakukan, proses penghitungan dimulai pemenang pemilu ditentukan oleh aturan main atau sistem penentuan pemenang yang sebelumnya telah ditetapkan dan disetujui oleh para peserta, dan disosialisasikan kepara pemilih.

1. Macam-macam Pemilihan Umum a. Pemilihan Umum Legislatif

Pemilu Legislatif adalah pemilih untuk memilih wakil-wakil rakyat yang akan duduk dikursi Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota, yang pelaksanaannya diselenggarakan oleh KPU yang bersifat rasional, tetap, mandiri, yang bertanggung jawab atas penyelenggraan pemilu dalam dan waktu pemilihannya dilakukan secara serentak diseluruh wilayah Negara Kesatuan Repunlik Indonesia.

b. Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden

Pemilu Presiden dan Wakil Presiden adalah memilih Presiden dan Wakil Presiden dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pemilu Presiden dan Wakil Presiden ini melalui proses pemilihan secara langsung oleh rakyat.

Adapun peserta pemilu Presiden dan Wakil Presiden adalah pasangan calon yang diusulkan secara berpasangan oleh partai politik atau gabungan partai politik yang memperoleh kursi paling sedikit 20% (dua puluh persen) dari jumlah kursi DPR atau memperoleh 25% (dua puluh lima persen) dari suara sah nasional dalam pemilu anggota DPR, sebelum pelaksanaan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden.

2. Persyaratan menjadi calon Presiden dan calon Wakil Presiden berdasarkan Pasal 5 UU No. 42 Tahun 2008

Adapun syarat-syarat menjadi calon Presiden dan calon Wakil Presiden berdasarkan Pasal 5 UU No. 42 Tahun 2008 adalah sebagai berikut:

1. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;

2. Warga Negara Indonesia sejak kelahirannya dan tidak pernah menerima kewarganegaraan lain karena kehendaknya sendiri;

3. Tidak pernah mengkhianati negara, serta tidak pernah melakukan tindak pidana korupsi dan tindak pidana berat lainnya;

4. Mampu secara rohani dan jasmani untuk melaksanakan tugas dan kewajiban sebaga Presiden dan Wakil Presiden;

5. Bertempat tinggal di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia;

6. Telah melaporkan kekayaannya kepada instansi yang berwenang memeriksa laporan kekayaan penyelenggara negara;

7. Tidak sedang memiliki tanggungan utang secara perseorangan dan/atau secara badan hukum yang menjadi tanggung jawabnya yang merugikan keuangan negara;

8. Tidak sedang dinyatakan pailit berdasarkan putusan pengadilan;

9. tidak pernah melakukan perbuatan tercela;

10. Terdaftar sebagai Pemilih;

11. Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan telah melaksanakan kewajiban membayar pajak selama 5 (lima) tahun terakhir yang dibuktikan dengan Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi;

12. Belum pernah menjabat sebagai Presiden atau Wakil Presiden selama 2 (dua) kali masa jabatan dalam jabatan yang sama;

13. Setia kepada Pancasila sebagai dasar negara, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dan cita-cita Proklamasi 17 Agustus 1945;

14. Tidak pernah dijatuhi pidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih;

15. Berusia sekurang-kurangnya 35 (tiga puluh lima) tahun;

16. Berpendidikan paling rendah tamat Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK), atau bentuk lain yang sederajat;

17. Bukan bekas anggota organisasi terlarang Partai Komunis Indonesia, termasuk organisasi massanya, atau bukan orang yang terlibat langsung dalam G.30.S/PKI; dan

18. Memiliki visi, misi, dan program dalam melaksanakan pemerintahan negara Republik Indonesia.

Persyaratan yang terdapat di dalam Undang-undang tersebut di atas harus dipenuhi oleh semua peserta Pemilu, karena hal tersebut merupakan persyaratan minimal yang kita belum tahu persis bagaimana akhlak dan kompetenasi yang akan mereka tampilkan di dalam aksi mengemban amanat penderitaan rakyat 5 tahun ke depan, kecuali bagi peserta Pemilu yang sudah pernah mrngemban amanat tersebut pada waktu sebelumnya, sedikit banyak kita bisa mengetahuinya.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2008 mengatakan bahwa pemilihan umum secara langsung oleh rakyat merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat guna menghasilkan pemerintahan negara yang demokratis, pemilihan umum Presiden dan Wakil Presiden di selenggarakan secara demokratis dan beradab melalui partisipasi rakyat seluas-luasnya berdasarkan asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Tujuan pemilihan umun adalah menghasilkan wakil-wakil rakyat yang refresentatif dan selanjutnya menentukan pemerintahan. Dalam UUD 1945 Bab VII B pasal 22 E ayat (2) pemilihan umum diselenggarakan untuk memilih Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Presiden dan Wakil Presiden serta Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), kemudian dijabarkan dalam UU RI Nomor 22 Tahun 2007 bahwa pemilihan umum adalah sarana pelaksana an kedaulatan rakyat sesuai dengan amanat konstitusional yang diselenggarakan secara lansung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia. Melalui pemilu dan hasilnya, masyarakat mengharapkan perubahan yang berarti untuk memperbaiki kehidupan mereka sehari-hari.

Pemilu di indonesia dilaksananakan dengan partisipasi rakyat berdasarkan asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil serta menjamin prinsip keterwakilan akuntabilitas, dan legitimasi. Seperti pada penjelasan dibawah ini yaitu :

1. Asas langsung, berarti rakyat pemilih mempunyai hak untuk secara langsung memberikan suaranya sesuai dengan kehendak hati nuraninya tanpa perantara.

2. Asas umum, berarti pada dasarnya semua warga negara yang memenuhi persyaratan minimal dalam usia, yaitu sudah berumur 17 tahun atau telah atau pernah kawin berhak ikut memilih dalam pemilu. Warga negara yang sudah berumur 21 tahun berhak dipilih. Jadi, pemilihan yang bersifat umum mengandung makna menjamin kesempatan yang

berlaku menyeluruh bagi semua warga negara yang telah memenuhi persyaratan tertentu tanpa diskriminasi (pengecualian) berdasarkan acuan suku, agama, ras, golongan, jenis kelamin, kedaerahan, dan status sosial.

3. Asas bebas, berarti setiap warga negara yang berhak memilih bebas menentukan pilihannya tanpa tekanan dan paksaan dari siapapun.

Didalam melaksanakan haknya, setiap warga negara dijamin keamanannya. Sehingga dapat memilih sesuai dengan kehendak hati nurani dan kepentingannya.

4. Asas rahasia, berarti dalam memberikan suaranya, pemilih dijamin bahwa pemilihannya tidak akan diketahui oleh pihak manapun dan dengan jalan apapun. Pemilih memberikan suaranya pada surat suara dengan tidak dapat diketahui oleh orang lain kepada siapa suaranya diberikan. Asas rahasia ini tidak berlaku lagi bagi pemilih yang telah keluar dari tempat pemungutan suara dan secara sukarela bersedia mengungkapkan pilihannya kepada pihak manapun.

5. Asas jujur, berarti dalam pemilihan umum, penyelenggaraan atau pelaksanaan pemerintah dan partai politik peserta pemilu , pengawas dan pemantau pemilu, termasuk pemilih, serta semua pihak yang terlibat secara tidak langsung, harus bersikap dan bertindak jujur sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

6. Asas adil, berarti dalam penyelenggaraan pemilu, setiap pemilih dan partai politik peserta pemilu mendapat perlakuan yang sama serta bebas dari kecurangan pihak manapun.

Pemilu Presiden dan Wakil Presiden adalah memilih Presiden dan Wakil Presiden dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Inndonesia Tahun 1945. Pemilu Presiden dan Wakil Presiden ini melalui proses pemilihan secara langsung oleh rakyat.

Adapun peserta pemilu Presiden dan Wakil Presiden adalah calon yang di usulkan secara berpasangan oleh partai politik atau gabugan partai politik yang memperoleh kursi paling sedikit 20% (dua puluh persen) dari jumlah kursi DPR atau memperoleh 25% (dua puluh lima persen) dari suara sah nassional dalam pemilu anggota DPR, sebelum pelaksanaan pemilu Presiden dan Wakil Presiden.

Dokumen terkait