• Tidak ada hasil yang ditemukan

tentang arti penting pengawasan yang efektif, ruang lingkup dan proses pengawasan. Pengawasan merupakan salah satu fungsi manajemen yang meliputi perencanaan,

pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan (Planning, Organizing, Actuating,

dan Controlling atau disingkat POAC) untuk menjamin pelaksanaan kegiatan sesuai

dengan kebijakan dan rencana yang telah ditetapkan serta memastikan tujuan dapat tercapai secara efektif dan efisien.133

Menurut Philipus M. Hadjon, upaya pencegahan (preventif) sebenarnya cara ampuh untuk mengantisipasi terjadinya penyalahgunaan kewenangan pemerintah khususnya pemerintah daerah, “mencegah sengketa lebih baik daripada menyelesaikan sengketa”.

134

Menurutnya, penyalahgunaan wewenang paralel dengan konsep detournement de pouvoir.135

Masih menurut Hadjon, bahwa terjadinya penyalahgunaan wewenang bukan karena suatu kealpaan melainkan dilakukan secara sadar dan disengaja atas dasar

interest pribadi yang negatif untuk mengalihkan tujuan yang telah diberikan kepada

pemegang wewenang itu.136

133

Ibid., hal. 143.

Pandangan Hadjon ini berpotensi terjadi pada kebijakan KD secara sepihak atau bersifat individual atau kelompok-kelompok tertentu. Sehingga pada gilirannya terjadinya penyalahgunaan wewenang, KD melakukan kebijakan yang tidak sebagaimana mestinya dan seharusnya. Dalam hal ini pejabat menggunakan wewenangnya untuk tujuan lain yang menyimpang dari tujuan yang telah tetapkan bersama baik dalam UUPD maupun dalam Perda yang ada.

134

Philipus M. Hadjon, Tatiek Sri Djatmiati, GH Addink, dan JBJM Ten Berge, Loc. cit., hal. 8.

135

Ibid., hal. 21. 136

Oleh karena itu, DPRD sebagai lembaga legislatif harus mampu menjalankan fungsi kontrolnya secara efektif (effective representative system).137 Menurut Stoner dan Freeman, “Controlling is the process of assuring that actual activities conform to

planed activities”. Secara umum pengawasan merupakan proses untuk menjamin

suatu kegiatan sesuai dengan rencana kegiatan.138

Koontz, mengatakan, “Controlling is measurement and correction of

performance in order to make sure that enterprisen objectivies and the plans devised

to attain them are being accomplished”. Menurut pendangan ini, pengawasan

dimaksud merupakan suatu cara untuk melakukan pengukuran dan tindakan atas kinerja yang berguna untuk meyakinkan organisasi secara objektif dan merencanakan suatu cara dalam mencapai tujuan organisasi.

139

Sederhana saja dalam pendangan di atas bahwa dapat dikatakan pengawasan dilaksanakan agar visi, misi, dan tujuan organisasi tercapai dengan lancar tanpa ada penyimpangan atau segala usaha dan kegiatan untuk mengetahui serta menilai kenyataan yang sebenarnya mengenai pelaksanaan tugas dan kegiatan apakah sesuai dengan yang semestinya atau tidak, apakah sesuai dengan ketentuan perundang- undangan atau terjadi penyimpangan.

Dengan adanya pengawasan dapat memberikan umpan balik kepada Pemerintah daerah. Pengawasan harus memberikan informasi sedini mungkin (preventif), menurut Hadjon, “mencegah sengketa lebih baik daripada menyelesaikan

137

Bismar Nasution, “Peranan Birokrasi....Loc. cit. 138

Sadu Wasistiono dan Yonatan Wiyoso, Loc. cit. 139

sengketa” dalam kaitannya dengan hukum administras,140 sehingga dapat dimengerti bahwa pencegahan merupakan peringatan dini bagi pemerintah daerah. Sistim pengawasan melekat pada setiap fungsi yang dilakukan manajemen artinya pada saat melaksanakan perencanaan, DPRD yang mempunyai fungsi pengawasan itu sudah harus melaksanakan fungsi pengawasannya secara dini.141

Pengawasan anggota DPRD memiliki arti penting bagi pemerintah daerah,

karena akan memberikan umpan balik (feed back) untuk perbaikan pengelolaan

pembangunan, sehingga pelaksanaan kinerja KD tidak keluar dari jalur-jalur dan prosedur/tahapan serta tujuan otonomi daerah yang telah ditetapkan dalam undang- undang. Arti pengawasan bagi KD merupakan masukan untuk memberikan kontribusi dalam proses pembangunan daerah agar aktivitas pengelolaan daerah dapat mencapai tujuan dan sasaran secara efektif dan efisien sehingga masyarakat di daerah dapat merasakannya.

Upaya untuk mewujudkan pengawasan DPRD terhadap pemerintah daerah mendorong birokrasi pemerintahan yang baik dan khusus ditekankan pada pemerintah daerah harus menjadi pemimpin yang berprinsip dan berpijak pada transparansi dan tanggung jawab melaksanakan kebijaksanaan dan program. Pemerintah harus pula mengedepankan kemauan politik untuk menjaga tata kelola pemerintahannya selalu bersih.142

140

Philipus M. Hadjon, Tatiek Sri Djatmiati, GH Addink, dan JBJM Ten Berge, Op. cit., hal. 9.

141

Ibid., hal. 144. 142

Dalam melaksanakan tugas, wewenang, dan kewajiban pemerintah daerah sebagaimana telah diuraikan pada bab sebelumnya, KD sebagai penyelenggara negara, utamanya harus melandasi pelaksanaan kinerjanya dengan berprinsip pada

Rolland Principles antara lain meliputi:143

1. Continuety. Yaitu, kontinuitas dalam ketentuan hukum tentang pelayanan,

mengkuti tindakan yang diperlukan dalam kepenitngan publik.

2. Adaptability. Yaitu, menysratkan pada pejabat pemerintah harus dapat

merubah spesifikasi pelayanan sesuai dengan perubahan-perubahan kepentingan publik.

3. Equality of Users. Yaitu, aspek umum ketatanegaraan mengenai prinsip

persamaan dalam pelayanan publik. Prinsip ini dapat disandingkan dengan prinsip persamaan di hadapan hukum (equality before the law).

4. Neutrality. Yaitu, merefleksikan cara negara liberal yang tidak sekedar

mencari untuk menentukan ide-ide kehidupan yang baik bagi warga negara tetapi lebih jauh lagi adalah untuk memfasilitasi pilihan-pilihan tentang perbedaan cara hidup.

Demikian pentingnya peran pemerintah dalam melaksanakan pelayanan publik ini disebabkan pelayanan publik erat kaitannya dengan pemberian hak-hak sosial dasar warga negara merupakan the right to receive, hak-hak untuk menerima dari pemerintah seperti hak untuk mendapatkan pendidikan, pengajaran, hak memperoleh kenyamanan, keamanan, hak untuk mendapatkan pekerjaan yang layak bagi kemanusiaan, jaminan hukum yang adil, perlakuan yang sama di hadapan hukum, jaminan sosial, dan lain-lain.144

143

Philipus M. Hadjon, Tatiek Sri Djatmiati, GH Addink, dan JBJM Ten Berge, Op. cit., hal. 31-32.

Hak-hak rakyat tersebut tidak dapat hanya sekedar diakui tetapi diwajibkan untuk diberikan kepada rakyat oleh pelaksana undang-undang yaitu pemerintah dalam hal ini pemerintah daerah Kota Medan.

144

Bentuk pelaksanaan pengawasan yang ideal adalah dengan model pengawasan triwulan artinya pengawasan yang dilaksanakan setiap tiga bulan sebelum memenuhi LKPJ setiap tahunnya, sehingga DPRD dapat mengetahui lebih dini atas kebijakan KD yang tidak terlaksana. KD tentunya akan bersikap hati-hati, cermat, transparan, teliti dalam melaksanakan kinerjanya. Model pengawasan triwulan ini belum ada di DPRD Kota Medan melainkan Komisi A bidang pengawasan pemerintahan melakukan dengan cara:145

1. Kunjungan kerja ke SKPD terkait sesuai dengan agenda yang telah

dijadwalkan Komisi A setiap bulannya;

2. Melakukan insfeksi mendadak (sidak) ke SKPD yang diduga kuat ada indikasi

penyimpangan;

3. Melakukan monitoring tidak terjadwal sesuai dengan kebutuhan yang

berkembang dan masalah-masalah yang terjadi di masyarakat.

Anggota DPRD Kota Medan melaksanakan program pengawasan dengan metode monitoring tidak terjadwal sesuai dengan kebutuhan yang berkembang dan masalah-masalah yang terjadi di masyarakat. Melakukan kunjungan atau meninjau langsung ke lapangan di mana masalah itu ditemukan, selanjutnya anggota DPRD melakukan pemanggilan kepada pihak-pihak dalam rangka Rapat Dengar Pendapat (RDP).146

145

Wawancara dengan Porman Naibaho (Ketua Komisi A) anggota DPRD Komisi A bidang pengawasan Pemerintahan pada tanggal 23 Mei 2013.

146

Wawancara dengan Porman Naibaho (Ketua Komisi A) anggota DPRD Komisi A bidang pengawasan Pemerintahan pada tanggal 23 Mei 2013.

Setelah diadakan RDP, anggota DPRD memberikan arahan-arahan dan saran- saran jika ternyata benar ditemukan adanya penyimpangan kinerja dari SKPD-SKPD kemudian direkomendasi kepada KD melalui pimpinan DPRD Kota Medan. Jika ternyata tidak ada realisasi atau tindak lanjut dari KD dan SKPD-SKPD yang melakukan penyimpangan, maka upaya yang terakhir dilakukan DPRD adalah menggunakan hak interpelasi yaitu meminta keterangan KD, atau menggunakan hak angket yaitu melakukan penyelidikan, hingga upaya terakhir adalah menyatakan pendapat, bersalah atau tidak terhadap KD tersebut.147

Sedangkan dalam pelaksanaan pengawasan triwulan dimaksudkan di sini, KD secara berkala menyerahkan laporan realisasi APBD triwulan kepada DPRD. Tentu saja laporan ini belum dapat memberikan informasi yang akurat dan relevan bagi DPRD, maka untuk pengawasan DPRD dilakukan observasi ke lapangan sebagai wujud implementasi APBD tersebut. Setidaknya DPRD dalam laporan triwulan KD tersebut dapat memperoleh informasi antara lain:148

1. Laporan triwulan realisasi APBD yang menyajikan perbandingan APBD

dengan realisasinya serta dominan dari laporan sisi keuangan.

2. Laporan kemajuan pelaksanaan program atau kegiatan untuk setiap instansi

terkait yang memuat perkembangan (progress) capaian kinerja sementara

serta beberapa kendala yang dihadapi di lapangan diketahui lebih dini.

Parameter dalam pelaksanaan pengawasan ini adalah tersusunnya administrasi pelaksanaan pengawasan yang tertib dan berkelanjutan. Setiap bentuk pelaksanaan aktivitas pengawasan baik formal maupun non formal didokumentasikan secara tertib

147

Wawancara dengan Porman Naibaho (Ketua Komisi A) anggota DPRD Komisi A bidang pengawasan Pemerintahan pada tanggal 23 Mei 2013.

148

administrasi oleh sekretaris komisi. Sehingga dengan adanya laporan triwulan ini akan memudahkan bagi DPRD mengetahui sejauh mana upaya yang ditempuh oleh KD pada waktu disampaikannya LKPJ setiap tahunnya di hadapan DPRD.

Untuk meningkatkan pelaksanaan fungsi pengawasan DPRD terhadap berbagai bidang dilakukan melalui berbagai tahapan, yakni:149

1. Menentukan agenda pengawasan terhadap APBD

a. Pada setiap tahun anggaran, DPRD secara kelembagaan membuat agenda

pengawasan yang akan dilaksanakan selama satu tahun ke depan khusus mengenai APBD.

b. Komisi membuat agenda sesuai dengan bidang penugasan dan masa

persidangannya.

c. DPRD mengkonsolidasi agenda pengawasan dari masing-masing

mengenai APBD.

Dalam penentuan agenda pengawasan DPRD Kota Medan mencakup penentuan atas:

a. Agenda objek yang diawasi dengan skala prioritas khusus mengenai

APBD.

b. Agenda jadwal pengawasan akan dilaksanakan.

c. Agenda penentuan komisi atau anggota yang akan terlibat dalam

rangkaian pengawasan.

149

d. Tingkatan pengawasan itu dilakukan (kebijakan, program, proyek, atau kasus-kasus tertentu).

2. Merumuskan metodologi pengawasan

a. sebelum melakukan pengawasan DPRD terhadap kinerja pemerintah

secara kelembagaan perlu disusun metodologi pengawasan DPRD yang dapat dijadikan acuan dan pedoman bagi para anggotanya dalam melaksanakan fungsi tersebut.

b. Metodologi pengawasan yang ditentukan memiliki pengaruh sangat besar

dalam pelaksanaan pengawasan dan hasilnya;

c. Metodologi pengawasan hendaknya telah mencakup penentuan:

1) Jangka waktu pengawasan.

2) Teknik/cara pengawasan yang akan diterapkan.

3) Pembagian tugas dan tanggung jawab masing-masing anggota.

4) Instansi terkait yang perlu dilibatkan (jika diperlukan). 5) Bantuan tenaga ahli yang digunakan (jika diperlukan).

6) Cara pendokumentasian proses dan hasil pengawasan.

3. Menjalin jaringan dengan instansi terkait dan aliansi strategis

a. Instansi terkait meliputi seluruh SKPD. Setelah agenda pengawasan

ditetapkan, DPRD secara kelembagaan maupun alat kelengkapan DPRD, khususnya komisi-komisi dalam DPRD, segera menjalin jaringan dengan instansi-instansi terkait, baik yang terkait langsung maupun tidak langsung.

b. Aliansi strategis. Dalam hal ini DPRD dapat membuat jaringan seluas-

luasnya dengan seluruh stakeholders terkait. Jaringan akan dapat

memberikan manfaat tidak saja terbatas pada kepentingan daerah melainkan juga kepentingan nasional yang lebih luas. Jaringan yang harus dibangun antara lain wakil rakyat di pusat, partai politik, lembaga swadaya masyarakat, media masaa, dan lain-lain.

4. Pelaksanaan pengawasan. Pelaksanaan pengawasan DPRD dilaksanakan

dengan melakukan monitoring dan pengawasan triwulan. Eksisensi dan efektifitas pengawasan dapat tercapai jika kegiatan pengawasan dilaksanakan sesuai dengan prosedural dan dengan menggunakan metode-metode tertentu.

5. Penyusunanan laporan. Format dan isi laporan hasil pengawasan dapat

dilakukan mencakup: tujuan pengawasan, metodologi pengawasan yang diterapkan, temuan-temuan, dan rekomendasi perbaikan atas temuan-temuan tersebut.

6. Menidaklanjuti hasil pengawasan. Dilakukan dengan upaya tetap

memonitoring terus secara berkelanjutan oleh DPRD. Di samping itu, DPRD juga dapat menggunakan hak angket, hak interpelasi, dan hak menyatakan pendapatnya dalam memantau dan mendorong tindak lanjut hasil pengawasannya.

Gambaran di atas merupakan konsep pengawasan yang ideal terhadap kinerja pemerintah yang dapat diterapkan oleh DPRD terhadap kinerja KD Kota Medan. Konsep ini merupakan konsep yang dapat meminimalisir penyalahgunaan

kewenangan dan mempercapat kinerja pemerintah tepat sasaran. Konsep pengawasan ini dimulai dari penyusunan agenda pengawasan, merumuskan metodologi tertentu, menjalin kerjasama antar instansi dan aliansi terkait, melaksanakan pengawasan secara terpadu, menyusun laporan dari pengawasan, memberikan rekomendasi, saran dan kritik-kritik dari hasil pengawasan sampai pada menindaklanjuti rekomendasi tersebut.

BAB IV

TINDAKAN-TINDAKAN ANGGOTA DPRD KOTA MEDAN UNTUK MELAKUKAN FUNGSI PENGAWASAN TERHADAP KINERJA

PEMERINTAH KOTA MEDAN

A. Tindakan-Tindakan DPRD Dalam Pelaksanaan Fungsi Pengawasan