• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konsep Pengembangan dan Penataan Kawasan Wisata Berkelanjutan Konsep pengembangan dan penataan wisata di kawasan kelam permai

Rencana Pengembangan Kawasan Wisata Kecamatan Kelam Permai

1. Konsep Pengembangan dan Penataan Kawasan Wisata Berkelanjutan Konsep pengembangan dan penataan wisata di kawasan kelam permai

adalah konsep pengembangan kawasan wisata yang berkelanjutan. Konsep ini diimplementasikan dalam bentuk pengembangan Kecamatan Ekowisata dengan basis utama wisata alam dan budaya yang melindungi dan melestarikan lingkungan biofisik dan melestarikan dan mengembangkan budaya lokal. Konsep ini mengacu pada hasil analisis terhadap kualitas biofisik, potensi obyek dan atraksi wisata serta akseptibilitas masyarakat terhadap wisata.

Kawasan ekowisata yang akan dikembangkan merupakan wadah untuk wisata dengan lingkungan yang tidak rusak dan memiliki daya dukung yang tinggi. Berdasarkan hasil analisis terhadap kualitas lingkungan ketersediaan obyek dan atraksi wisata dan penerimaan masyarakat delapan desa merupakan desa-desa dengan kategori S1(sangat Sesuai) dan dua desa dalam kategori S2(sesuai) dengan hanya sedikit spot kawasan berada pada kategori S3(kurang sesuai) yaitu pada bukit-bukit.

Pengembangan wisata akan berhasil apabila dapat memenuhi berbagai persyaratan, yakni terjaminnya kelestarian lingkungan alami, tingginya tingkat kesejahteraan penduduk yang mendiami wilayah tersebut, kepuasan pengunjung yang menikmati produk tersebut dan adanya perpaduan komunitas dengan area pengembangannya .

Pariwisata berkelanjutan ditentukan oleh kualitas biofisik dan daya tarik wisata yang dimiliki saat ini yang dapat tetap terjaga dan dikembangkan hingga masa yang akan datang. Konsep pengembangan dan penataan kawasan wisata di kawasan Kelam Permai adalah melindungi kualitas biofisik dan mengembangkan serta melestarikan budaya lokal sebagi aset wisata. Konsep ini diterapkan melalui pengelolaan kawasan secara terpadu dan peningkatan kesadaran masyarakat lokal dan wisatawan akan nilai penting lingkungan dan budaya bagi keberlangsungan kegiatan wisata.

Perwujudan konsep pengembangan dan penataan kawasan wisata yang berkelanjutan dapat diwujudkan melalui penataan zona pengembangan kawasan wisata. Konsep ini diterapkan melalui pengkajian potensi sumberdaya alam dan budaya yang dimiliki untuk dilakukan penataan dan pengembangan kawasan wisata sebagai obyek dan atraksi wisata yang akan selalu memberikan daya tarik dan kepuasan bagi wisatawan.

Dari hasil penilaian potensi, diketahui dua kelas utama kawasan wisata dengan kategori tinggi dan sedang, dan sebagian kecil rendah. Dengan dua model rencana pengembangan yaitu:

1. Zona pusat pengembangan ekowisata, merupakan pusat pengembangan wisata alam dan budaya. Mencakup Desa Kebong, Merpak dan Ensaid Panjang. Zona ini merupakan zona yang memiliki atraksi alam dan budaya yang tinggi dikelola dengan pendekatan konservasi. pengelolaan alam dan budaya masyarakat yang menjamin kelestarian dan kesejahteraan masyarakat.

2. Zona pendukung pengembangan ekowisata, mencakup desa Baning Panjang, Sungai Maram, Nanga Lebang, Pelimping, Sungai Pukat, Sepan Lebang dan Bengkuang merupakan zona dengan tema utama ekowisata alam. Pada kawasan ini dapat digali potensi wisata untuk wisatawan dengan klasifikasi minat khusus.

a. Konsep Ruang Kawasan Wisata

Penataan ruang dibutuhkan untuk menciptakan hubungan yang integrated

antara obyek utama dan satelit-satelitnya. Keterkaitan dalam mendukung satu tema yang sama atau konsisten.

Konsep penataan ruang ekowisata disesuaikan dengan kondisi existing lingkungan. Ruang ekowisata dibagi menjadi dua, yaitu ruang utama dan ruang penunjang. Ruang utama merupakan ruang yang mengakomodasi seluruh aktifitas ekowisata,yang menampilkan kekayaan alam dan budaya lokal dalam hal ini terdapat tiga ruang utama yakni ruang wisata alam dan budaya, ruang wisata budaya dan ruang wisata alam. Ditempat ini wisatawan dapat menikmati keindahan dan keaslian alam dan berinteraksi dengan masyarakat lokal dengan berbagai kehidupan masyarakatnya yang unik.

Untuk masuk ke ruang utama tersebut wisatawan harus melalui ruang penunjang. Ruang penunjang meliputi ruang penerima (welcome area) dan ruang transisi. Ruang ini menghubungkan antar ruang luar kawasan pengembangan dengan ruang utama wisata. Pada ruang utama wisata terdapat obyek dan atraksi wisata yang mendukung tema dan tujuan ruang wisata tersebut.

Gambar. 13. Konsep Ruang Wisata

Ruang penerima merupakan ruang pertama yang dapat dijumpai pengunjung ketika memasuki kawasan wisata. Sebagai welcome area, ruang ini berfungsi memberikan identitas atau ciri khusus kawasan. Selain itu ruang ini merupakan pusat informasi wisata yang memberikan informasi yang lengkap dan akurat untuk kemudahan, keamanan dan kenyamanan wisatawan. Ruang penerima dilengkapi dengan pusat informasi wisata, tempat parkir dan toko souvenir. Ruang transisi merupakan ruang antar tema wisata yang dilengkapi dengan ruang peristirahatan, ruang makan dan minum serta ruang atribut wisata yang menyediakan peralatan untuk melakukan aktifitas wisata.

b. Konsep Sirkulasi Kawasan Wisata

Konsep sirkulasi yang dibentuk di kawasan ini bertujuan untuk mengkomunikasikan potensi wisata yang ada berserta obyek dan atraksi yang ada. Pesan yang diberikan kepada pengunjung sangat tergantung kepada minat pengunjung dan wilayah yang di kunjungi. Gambar 14 menunjukan konsep sirkulasi wisata kawasan kelam permai.

Sirkulasi yang dikembangkan di kawasan ini diarahkan untuk memberikan kenyamanan dan pengalaman yang menarik bagi wisatawan. Urutan perjalanan wisata yang dilakukan tergantung keinginan wiwatawan dan waktu yang dimiliki wisatawan untuk berwisata.

Welcome Area

Ruang Transisi

Gambar 14. Konsep Ruang dan Sirkulasi di Kawasan Wisata Kelam Permai

Keterangan:

: Ruang utama, zona pusat pengembangan ekowisata : Ruang utama, zona pendukung ekowisata budaya : Ruang penunjang

: Jalur sirkulasi primer : Jalur sirkulasi sekunder : Jalur sirkulasi tersier : Pintu masuk

Kawasan wisata Kecamatan Kelam Permai dapat dikunjungi melalui dua arah yaitu dari utara (dari Kabupaten Kapuas Hulu) dan dari barat yaitu dari kota Sintang. Berada pada jalur utama lintas kabupaten. Pemilihan pintu masuk kedalam kawasan wisata, berdasarkan potensi kawasan sebagai kawasan wisata yang ditunjang dengan banyaknya obyek dan atraksi wisata potensial yang terdapat di lokasi ini.

Wisatawan asing dan domestik yang ingin mengunjungi kawasan wisata di Kecamatan Kelam Permai ini dapat masuk melalui Pontianak (dengan pesawat), dilanjutkan dengan kendaraan roda empat menuju Sintang. Alternatif lainnya adalah, wisatawan asing dapat masuk melalui border Entikong (dari Serawak-Malaysia) langsung menuju Kabupaten Sintang tanpa terlebih dahulu ke Pontianak dengan menggunakan kendaraan roda empat melalui jalur darat.

c. Pengembangan Aktifitas dan Fasilitas Wisata

Pengembangan aktifitas di kawasan wisata dibagi menjadi aktifitas wisata, aktifitas kehidupan masyarakat dan perlindungan sumberdaya alam dan lingkungan. Aktifitas wisata diarahkan pada keterlibatan wisatawan secara langsung dalam berbagai atraksi wisata agar memperoleh pengalaman baru yang menyenangkan. Aktifitas kehidupan masyarakat adalah aktifitas yang terkait keseharian kehidupan dan budaya masyarakat lokal. Aktifitas perlindungan sumberdaya alam dan lingkungan mengarah kepada pelestarian kawasan wisata.

Fasilitas yang direncanakan untuk dikembangkan berdasarkan kebutuhan dan kenyamanan aktivitas wisatawan namun tidak mengganggu aktifitas kehidupan masyarakat setempat. Selain itu masyarakat lokal dapat juga memanfaatkannya untuk menunjang berbagai keperluannya sehari-hari. Fasilitas dibuat dan dikembangkan dengan memanfaatkan potensi gaya arsitektural lokal. Pada umumnya arsitektural lokal terbuat dari bahan alami berupa atap dari kayu yang disebut sirap, tiang-tiang penyangga dan lantai dari kayu, dinding terbuat dari papan atau kulit kayu. Bangunan dibuat tinggi dengan tujuan untuk menghindari kelembaban, serangga dan binatang. Khusus untuk rumah adat/betang, terdapat ruang luar (teras) yang berfungsi sebagai pusat aktifitas adat, sosial dan keagamaan. Gaya arsitektural lokal ini dapat diimplementasikan dalam bentuk rumah makan, shelter, home stay dan sebagainya.

Kuala Lumpur

Singapura

Jakarta

Pontianak Kec. Kelam

Permai Serawak-Malaysia Keterangan : : Jalur Udara : Jalur Darat

Gambar 15. Aksesibilitas Kecamatan Kelam Permai Permai Sintang

: Kota Propinsi

: Kota Kabupaten : Kota/Negara Sumber Wisawawan : Tapak Penelitian

Tabel 24. Rencana Aktifitas dan Fasilitas yang akan dikembangkan

Aspek Aktifitas Fasilitas

Wisata Pembelian tiket masuk Pusat informasi

Parkir Tempat parkir

Makan Restoran

Istirahat Rest room

Hotel/Penginapan Menikmati keindahan alam, Menara pandang

Mengamati satwa, Papan interpretasi

Mempelajari ekosistem,

Photo hunting,

Tracking Boardwalk dan tracking primitif

Rock Climbing Penyewaan alat untuk memanjat

Berkemah Camping ground

Memancing Penyewaan alat memancing

Menyaksikan kehidupan sosial budaya masyarakat lokal

Home stay

Menyaksikan upacara-upacara adat.

Kehidupan masyarakat

Bertani dan berkebun Sawah, kebun, Lokasi

lumbung padi Menjual produk pertanian Pasar lokal Membuat kerajinan tangan Rumah adat Melakukan ritual adat

Menangkap ikan di sungai Perlindungan

sumberdaya alam dan lingkungan

Penanaman pohon lokal pada lahan-lahan tidur

Tempat pembibitan tanaman lokal

Mencegah perburuan dan ekploitasi sumberdaya alam

Papan tanda larangan

Perlindungan terhadap bahaya kebakaran

Tanda peringatan bahaya kebakaran hutan

2. Program Rencana Pengembangan dan Penataan Kawasan Wisata