• Tidak ada hasil yang ditemukan

tensi KepariwisataanTingkat Kabupaten

3. Prioritas Pengembangan Kawasan Wisata Berkelanjutan

Pengembangan suatu kawasan sebagai kawasan wisata dapat menimbulkan dampak pada biofisik, sosial-ekonomi, maupun sosial-budaya, baik yang bersifat positif maupun negatif. Selanjutnya, apapun bentuk dampak tersebut akan berpengaruh terhadap kesejahteraan masyarakat. Seperti misalnya, kerusakan objek dan daya tarik wisata sebagai akibat kebijakan pembangunan pariwisata yang tidak memperhatikan kelestarian lingkungan maupun karena vandalisme wisatawan dapat menurunkan daya tarik objek dan daya tarik wisata, yang pada gilirannya dapat menurunkan jumlah kunjungan wisatawan. Akhirnya manfaat yang diterima oleh pihak pengelola atau pelaku pariwisata dengan sendirinya akan berkurang. Begitu pula sebaliknya, dampak sosial-ekonomi yang memberikan kesuksesan secara otomatis akan memberikan pengaruh positif terhadap kesejahteraan yang mereka harapkan.

Untuk mewujudkan wilayah Kecamatan Kelam Permai menjadi kawasan pariwisata dimasa yang akan datang, penataan segala potensi yang dimilikinya

hendaknya dilakukan secara berkelanjutan. Secara ekonomis penataan tersebut hendaknya memberikan manfaat (benefit) yang optimal kepada masyarakat lokal, sementara itu secara ekologis kegiatan penataan tersebut tidak menimbulkan kerusakan secara fisik, biologis maupun sosial budaya.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan menentukan prioritas pengembangan dan penataan kawasan berkelanjutan agar tercapai suatu arah kebijakan dalam pengelolaan dan penataannya. Penentuan prioritas kebijakan pengembangan wisata di Kawasan Kecamatan Kelam Permai dapat dilakukan melalui Proses Hierarki Analitik (PHA). Penataan kawasan yang dilakukan didasarkan pada prioritas utama dari tiga alternatif. Prioritas utama ditentukan berdasarkan pendapat responden pakar (n=5) yang mengetahui permasalahan dilokasi sehingga tujuan yang dipilih dapat dikembangkan.

a. Penilaian Kriteria untuk Mencapai Tujuan

Penilaian terhadap kriteria untuk mencapai tujuan berdasarkan pada aspek menjaga kualitas lingkungan, pengembangan wisata dan partisipasi masyarakat. Responden menilai prioritas dari masing-masing kriteria untuk mengetahui kepentingan kriteria tersebut bagi penataan wisata di kawasan wisata Kelam Permai. Prioritas tersebut dapat dilihat pada Tabel 16.

Tabel 16. Penilaian Bobot dan Prioritas pada Level Kriteria

Kriteria Bobot Prioritas

Menjaga kualitas lingkungan 0.596 1

Pengembangan wisata 0.228 2

Partisipasi masyarakat 0.176 3

Responden berpendapat bahwa kegiatan utama yang harus diperhatikan adalah aspek menjaga kualitas lingkungan (59.6%). Menjaga kualitas lingkungan penting karena seringkali suatu pengembangan wisata dilakukan semata-mata demi kepentingan ekonomi, agar memberikan keuntungan secara ekonomi pada daerah atau pengusaha dan mengabaikan kepentingan masyarakat dan lingkungan biofisik. Akibat buruknya akan terjadi eksploitasi berlebihan pada lingkungan yang ada dan berdampak pada menurunnya kualitas lingkungan.

Kondisi hutan yang masih cukup terjaga di Kecamatan Kelam Permai perlu dipertahankan. Tuntutan kebutuhan hidup telah membuat masyarakat mulai

melakukan pembukaan lahan untuk pemukiman dan perkebunan sawit selain untuk perkebunan karet rakyat. Hal inilah yang mengkuatirkan responden sehingga jika pariwisata dikembangkan dengan mengabaikan aspek lingkungan maka dikuatirkan akan berdampak pada semakin hilangnya hutan yang menjadi sumber perlindungan fauna, berkurangnya sumber air bagi masyarakat. Selain itu jenis tanah yang dominan adalah tanah asam dan peka, jika tidak di kelola dengan baik akan menyebabkan kerusakan lingkungan.

b. Penilaian Alternatif Berdasarkan Kriteria untuk Mencapai Tujuan.

Penilaian berdasarkan kriteria Menjaga kualitas lingkungan menunjukan bahwa kondisi biofisik menjadi prioritas utama (60%).

Tabel 17. Penilaian Bobot dan Prioritas pada Level Alternatif

Alternatif Kriteria Menjaga kualitas lingkungan Pengembangan wisata Partisipasi masyarakat Kondisi Biofisik 0.60 0.59 0.58 Ketersediaan ODTW 0.23 0.21 0.22

Dukungan Sosial Masyarakat 0.17 0.20 0.20 Kondisi biofisik kawasan bukit kelam semakin tahun mengalami perubahan, terlebih bahwa saat ini kawasan kelam permai menjadi tujuan wisata utama di kabupaten sintang, perkembangan pemekaran daerah dan keindahan serta potensi wisata yang ada di kawasan menyebabkan banyak orang berusaha memiliki lahan di kawasan ini untuk berbagai kepentingan. Karena itu perlu diupayakan untuk terus menjaga dan melindungi kualitas biofisik yang sudah ada dan perlu dilakukan upaya-upaya peningkatan. Peningkatan kualitas biofisik penting dilakukan agar potensi wisata utama di kawasan ini tidak menjadi rusak bahkan diharapkan akan lebih baik dan jika memungkinkan dapat diupayakan untuk bertambahnya potensi dari yang sebelumnya bukan menjadi perhatian utama dapat menjadi potensi baru yang layak untuk dimanfaatkan. Ancaman pada biofisik kawasan adalah terjadi kebakaran lahan semak belukar pada musim kemarau yang kering, sementara kuantitas air terbatas untuk mengatasi kebakaran karena tidak adanya sungai besar di sekitar kawasan. Oleh sebab itu

kesadaran semua pihak agar berhati-hati terutama dalam pemanfaatan lahan untuk pertanian termasuk untuk pengembangan wisata perlu ditingkatkan.

Pada level kriteria Pengembangan wisata, aspek biofisik menjadi perhatian utama responden (59%). Pada dasarnya setiap aktivitas manusia akan selalu terkait dengan aspek sosial ekonomi. Ketika ingin mengembangkan atau membangun suatu kawasan wisata, maka responden menginginkan bahwa kondisi biofisik perlu mendapat perhatian lebih. Hal ini penting mengingat biasanya pihak-pihak yang berorientasi bisnis sering mengabaikan pertimbangan lingkungan sebagai kriteria utama dalam berusaha termasuk juga pada sektor pariwisata, sedangkan pada saat ini pembangunan yang berwawasan lingkungan menjadi perhatian dunia. Wisatawan berani membayar mahal untuk suatu kawasan yang alami dan berbeda dengan apa yang biasa mereka lihat. Karena itu dengan menjaga lingkungan biofisik dan meningkatkannya dengan penataan kawasan yang terencana dan sesuai, pemanfaatan penggunaan lahan yang terkendali. Diharapkan akan meningkatkan kunjungan wisatawan yang berimplikasi pada peningkatan keuntungan bagi kawasan kelam permai.

Pada level kriteria partisipasi masyarakat, kondisi biofisik menduduki prioritas utama. Responden beranggapan bahwa jika masyarakat berpartisipasi dalam pengembangan dan penataan wisata maka akan tumbuh kesadaran untuk menjaga dan melestarikan lingkungan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari wisata itu sendiri. Jika kualitas biofisik menurun dan lingkungan rusak, maka akan berdampak pada menurunnya tingkat kunjungan wisatawan. Hal ini akan berdampak juga pada menurunnya pendapatan masyarakat setempat.

c. Sintesa Alternatif Menurut Kriteria

Alternatif prioritas penataan kawasan wisata kelam permai yang akan dikembangkan di kawasan ini dapat diketahui berdasarkan hasil analisis pada gabungan pendapat responden. Hasil analisis menunjukan bahwa aspek biofisik menjadi prioritas pertama, ketersediaan obyek dan atraksi wisata merupakan prioritas kedua serta dukungan sosial masyarakat menjadi prioritas ke tiga.

Tabel 18. Hasil Penilaian Alternatif untuk Mencapai Tujuan

Alternatif Bobot Prioritas

Aspek Biofisik 0.59 1

Ketersediaan ODTW 0.23 2

Dukungan Sosial Masyarakat 0.18 3

Pemanfaatan barang dan jasa baik yang disediakan oleh lingkungan alamiah maupun lingkungan sosial-budaya dapat menimbulkan dampak biofisik, terutama berkaitan dengan perubahan yang terjadi pada sistem lingkungan alamiah, baik karena rekayasa atau sebagai akibat ulah wisatawan. Perubahan ekosistem karena rekayasa merupakan tindakan yang disengaja dan secara sadar dimaksudkan untuk menambah daya tarik wisata, misalnya pembangunan berbagai fasilitas pariwisata sehingga kepuasan rekreasi yang didapat oleh wisatawan dinilai melebihi daripada sebelumnya. Namun di sisi lain perekayasaan itu dapat menimbulkan perubahan-perubahan yang tidak diinginkan, seperti gangguan terhadap ekosistem setempat. Sedangkan dampak yang ditimbulkan oleh ulah wisatawan adalah perubahan atau gangguan yang terjadi sebagai akibat dari kelakuan wisatawan, baik disadari atau tidak disadari, disengaja atau tidak disengaja, sehingga menimbulkan perubahan yang diinginkan atau tidak diinginkan terhadap ekosistem.

Wisatawan tidak akan akan datang ke suatu tempat dengan kondisi alam yang rusak, karena salah satu motivasi wisatawan datang adalah untuk memperoleh kesenangan. Kondisi biofisik yang baik akan memberikan kelegaan dan kesenangan dan kepuasan, ketenangan dan kenyaman wisatawan.

Apapun bentuk dampak tersebut akan berpengaruh terhadap kesejahteraan masyarakat. Seperti misalnya, kerusakan ekosistem sebagai akibat kebijakan pembangunan pariwisata yang tidak memperhatikan kelestarian lingkungan maupun karena vandalisme wisatawan dapat menurunkan daya tarik ekosistem, yang pada gilirannya dapat menurunkan jumlah kunjungan wisatawan. Akhirnya manfaat yang diterima oleh pihak pengelola atau pelaku pariwisata terutama masyarakat lokal dengan sendirinya akan berkurang. Karena aspek biosofisik sebagai alternatif pertama dalam penataan kawasan wisata di kawasan kelam permai maka diharapkan akan terbentuk suatu kawasan wisata berbasis alam yang nyaman, indah dan berkelanjutan.

Ketersediaan obyek dan atraksi wisata pada suatu kawasan merupakan kunci untuk mengembangkan suatu kawasan wisata, karena obyek dan atraksi wisata merupakan alasan wisatawan untuk datang berkunjung. Obyek dan atraksi wisata unggulan perlu untuk mendapat perhatian lebih dan menjadi dasar konsep dan bentuk pengembangan wisata yang diinginkan. Ketersediaan objek dan atraksi wisata dalam jumlah banyak merupakan aset untuk dijual kepada wisatawan. Karena itu objek dan atraksi wisata harus dirancang dan dibangun secara profesional sehingga dapat menarik wisatawan untuk datang.

Upaya pengembangan dan penataan kawasan wisata akan sulit untuk mencapai keberlanjutannya (sustainable) dan tidak akan dapat bertahan dan berkembang jika tidak didukung oleh masyarakat luas. Suatu pariwisata yang baik harus berbasis pada kekuatan dalam, kekuatan lokal, kekuatan swadaya. Karenanya sangat diperlukan perhatian dan dukungan dari berbagai lapisan masyarakat.

Menurut Taufik (2008), pengembangan wisata perlu membuka peluang lebih bagi keterlibatkan masyarakat setempat sebagai pelaku wisata dan bukan hanya sebagai objek. Selain itu faktor kemanusiaan dan entitas budaya lokal tidak boleh terabaikan, artinya kehidupan masyarakat tidak boleh tercabut dari akar budayanya hanya karena pertimbangan ekonomi wisata.

Hasil Analisis Tapak untuk Pengembangan Wisata pada Kawasan Terpilih 1. Kualitas Biofisik Kawasan

Kualitas biofisik kawasan merupakan salah satu penentu keberlanjutan suatu lanskap wisata. Pengembangan dan penataan kawasan wisata harus memperhatikan kualitas biofisik sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari objek dan atraksi wisata. Karena itu dalam perencanaan untuk pengembangan dan penataan wisata perlu dilakukan penilaian untuk mengetahui kemampuan dan kepekaan elemen biofisiknya, sehingga dapat dilakukan zonasi pemanfaatan kawasan dan peruntukan yang sesuai dengan kemampuan tapak pada suatu kawasan. Kawasan yang peka memerlukan penanganan khusus terlebih dahulu agar dapat dikembangkan atau pemanfaatannya bersifat minimum. Untuk kawasan dengan kepekaan rendah maka dapat dilakukan pemanfaatan optimum dan akan lebih banyak kegiatan wisata yang dapat dilakukan pada tapak tersebut tanpa melampaui daya dukung kawasan.

Tabel 19. Kemiringan Lahan Kecamatan Kelam Permai

No Kelas Kemiringan Luas

(ha) (%) 1 0 - 8% 58.352,71 87% 2 8 – 15% 2.173,14 3,24% 3 15 – 45% 4.949,92 7,38% 4 >45% 1.596,32 2,38% Jumlah 67.072,082 100%

Dari Tabel 19 diketahui kecamatan Kelam Permai memiliki variasi lereng mulai dari 0 sampai lebih dari 45%. Keragaman dan kondisi ini merupakan potensi wisata yang tinggi. Kemiringan lahan di Kecamatan Kelam Permai sekitar 87% merupakan kawasan landai (kemiringan 0-8%), sehingga dari hasil penilaian menunjukan kesesuaian tinggi. Kemiringan lahan berpengaruh terhadap erosi. Dengan makin curam dan makin panjang lereng maka akan makin besar pula kecepatan aliran air permukaan dan bahaya erosi. Pada tanah yang datar atau landai kecepatan aliran air lebih kecil dibandingkan dengan tanah yang miring (Suripin 2004). Karena itu pada lahan yang curam perlu dilakukan preservasi, selain itu dilakukan penataan dengan penanaman vegetasi endemik yang memiliki perakaran yang kuat dengan tujuan konservasi lahan.

Lahan dengan topografi landai atau datar memungkinkan untuk pengembangan berbagai fasilitas, infrastruktur dan kegiatan wisata. Pada kondisi lahan seperti ini maka perlakuan terhadap lahan menjadi minimum sehingga tidak akan mengganggu bentukan lahan. Kondisi lahan curam dan sangat curam semuanya berada hanya disekitar perbukitan. Kondisi ini berbahaya untuk wisata, namun sangat baik untuk wisatawan yang tertarik pada wisata minat khusus. Pada kawasan perbukitan ini dapat disediakan fasilitas tangga untuk naik ke pungung bukit untuk dapat melihat keindahan alam di Kabupaten Sintang khususnya Kecamatan Kelam Permai. Dari bukit-bukit ini akan terlihat lanskap Kabupaten Sintang dengan lanskap sungai kapuas dan melawi yang berkelok-kelok melintasi DAS Kapuas dan Melawi serta dapat merasakan segarnya udara pegunungan yang berhembus. Untuk kegiatan ini diperlukan penataan dan pengamanan sarana secara maksimum agar tidak membahayakan keselamatan wisatawan.

Tabel 20. Jenis Tanah Kecamatan Kelam Permai

No Jenis Tanah (ha) Luas (%)

1 Alluvial 18.578,97 27,7%

2 Podsolik merah kuning 46.480,95 69,3%

3 Lain-lain 2.012,16 3%

Jumlah 67.072,082 100%

Kecamatan Kelam Permai 69,3% didominasi oleh jenis tanah dengan status peka (podsolik merah kuning). Keadaan tanah yang peka berpotensi tinggi untuk terjadinya erosi. Erosi menyebabkan hilangnya lapisan atas tanah yang subur dan baik untuk pertumbuhan tanaman, serta berkurangnya kemampuan tanah untuk menyerap dan menahan air. Erosi juga menyebabkan permasalahan lingkungan yang serius di bagian hilir aliran air, dimana akan menyebabkan sedimentasi disungai (Suripin 2004). Wisata dengan berbagai fasilitas pendukung yang berada pada tanah dengan status peka memerlukan penataan yang terencana dengan baik agar tidak menyebabkan kerusakan pada lanskap. Tingkat kesuburan tanah yang rendah pada tanah podsolik merah kuning memerlukan penanganan yang hati-hati, karena pembukaan lahan untuk sarana dan prasarana wisata akan menyebabkan tanah ini semakin peka terhadap erosi.

Tabel 21. Tutupan Lahan Kecamatan Kelam Permai

No Klasifikasi Tutupan Lahan Luas

(ha) (%) 1 Hutan 41.818,77 62,35% 2 Semak Belukar 20.168,58 30,07% 3 Lahan Pertanian 2.173,81 3,24% 4 Pemukiman 38.23 0,06% 5 Lahan Terbuka 2.059,78 3,07% 6 Badan Air 619,75 0,92% 7 Pertambangan 193,17 0.29% Jumlah 67.072,082 100%

Vegetasi dengan komposisi rapat berupa hutan alami (62,35%) mendominasi tutupan lahan di Kecamatan Kelam Permai. Hutan memberikan perlindungan pada permukaan tanah di bawah tegakan, menjadi habitat bagi

kehidupa flora dan fauna endemik yang merupakan obyek wisata dan daya tarik wisata. Selain itu hutan menyimpan cadangan air disekitar perakaran, menjaga kesuburan tanah dan mengurangi bahaya erosi dan longsor. Hutan merupakan daya tarik tersendiri sebagai obyek wisata, dimana didalamnya dapat dilakukan pengembangan dan pelestarian flora dan fauna endemik seperti anggrek hitam dan primata seperti orang hutan serta burung enggang. Kekhasan flora dan fauna ini akan mendatangkan wisatawan dalam dan luar negeri untuk datang melihat bahkan untuk melakukan wisata pendidikan. Selain itu hutan dapat dijadikan sebagai tempat berkemah dan melakukan petualangan rimba.

Semak belukar berada pada urutan kedua dalam luasan tutupan lahan (30,07%). Vegetasi dengan komposisi tidak rapat berupa semak belukar merupakan hasil praktek perladangan berpindah dengan jeda yang semakin singkat menyebabkan mulai berkurangnya komposisi hutan primer di kawasan ini. Tingkat kesuburan tanah yang rendah memicu lambannya kemampuan lahan untuk menghutan kembali vegetasi kurang rapat dan lahan terbuka dapat menurunkan tingkat kenyamanan kawasan, apalagi Kabupaten Sintang berada pada lintasan garis maya khatulistiwa, sehingga udara terasa panas. Hotel, restoran, terminal, rumah sakit, pom bensin, pusat perbelanjaan, bank serta fasilitas lain dapat ditempatkan pada lahan seperti ini sehingga tidak mengganggu keberadaan hutan-hutan alami yang ada. Rehabilitasi lahan tidur perlu dilakukan untuk menghijaukan kembali kawasan dengan menggunakan tanaman lokal, karena selain untuk meningkatkan kualitas lahan juga berperan untuk melestarikan tumbuhan lokal yang mulai berkurang populasinya selain itu, agar kawasan ini lebih nyaman dan untuk dikunjungi oleh wisatawan.

Curah hujan rata-rata di Kecamatan Kelam Permai adalah 13,6-20,7 mm perhari. Data ini menunjukan bahwa curah hujan ini rendah. Curah hujan yang rendah berhubungan dengan tingkat erosi. curah hujan yang rendah, berperan mengurangi erosi yang disebabkan oleh tanah yang peka. Karena itu berdasarkan curah hujan, maka sangat memungkinkan untuk dikembangkan sebagai kawasan wisata andalan, dengan faktor pembatas curah hujan yang rendah. Hasil analisis kualitas biofisik kawasan ditunjukan pada Gambar 9.

6

6

2. Potensi Obyek dan Atraksi Wisata pada Kecamatan dengan Indeks