Konsep perancangan Galeri perhiasan Emas dan Permata di kota Malang Merupakan jawaban dari suatu permasalahan yang terjadi di kota Malang yang dalam beberapa tahun ini mengalami kemajuan pesat dibidang pembangunan, hal ini turut pula meningkatkan taraf hidup sosial ekonomi masyarakat kota Malang sehingga kebutuhan tersier masyarakat kota malang ikut meningkat khususnya kalangan menengah keatas.
Tema perancangan ini diambil berdasarkan pada beberapa fakta dan issue yang menjadikan perlu adanya bangunan galeri perhiasan emas dan permata di kota Malang, dibawah ini menjelaskan fakta-fakta dan issue yang terjadi sebagai berikut :
• Fakta :
- Penduduk wanita menurut data BPS (Badan Pusat Statistik) lebih banyak dari pria.
- Semakin banyaknya masyarakat dengan tingkat social menengah keatas. - Tingkat kebutuhan tersier (penunja.ng) terhadap perhiasan emas dan permata
meningkat. • Issue :
- Sebagai wadah tempat pamerandan promosi penjualan perhiasan emas dan permata.
- Sebagai tempat bertemunya para kolektor perhiasan emas dan permata. - Sebagai tempat kunjungan bagi para penggemar perhiasan emas dan permata.
Dari fakta dan isu yang telah dijelaskan, bisa ditarik kesimpulan yang dapat digunakan dalam proses perancangan, yang biasa disebut dengan tema.
5.1. Tema Per a ncangan
Tema perancangan perhiasan emas dan permata ini adalah
PERFORMANCE IN GLAMOR, hal ini dikarenakan perhiasan emas dan permata
mempunyai bentuk nilai ekonomi tinggi dan menggambarkan kesan glamor bagi pemiliknya. Gambar dibawah ini menunjukkan kesan performance in glamor yang akan jadi acuan pada aplikasi rancangan bangunan galeri perhiasan emas dan permata, sebagai berikut :
Gambar 5.1 Tema Perancangan (Sumber : gambar by google dan analisa Pribadi)
Definisi :
• Yang serba gemerlapan /
berkilau / bercahaya.
• Mewah yang berlebihan.
• Serba mahal dan ekslusif.
KEPALA + M AHKOTA
TA NGAN
BAJU / PEM BUNGKUS TUB UH
KAKI KEPALA
AKSE SORIS KEPALA (MAHKOTA)
RAMBUT
5.2 Metode Perancangan
Dalam perancangan tentu terdapat titik pijak dari permasalahan, kebutuhan, maksud atau sebuah tujuan. Pendekatan untuk menjabarkan secara abstrak metode perancangan sendiri terdapat pada diagram dibawah ini :
Diagram 5.1 Konsep Zoning
Untuk diskripsi metode perancangan disini diartikan sebagai prinsip dasar yang mengikat suatu permasalahan sehingga tidak keluar dari jalur atau arah yang sudah dikonsepkan. Dari pengertian metode perancangan diatas maka di butuhkan sebuah landasan teori untuk memperkuat dasar pijakan dalam konsep nantinya.
5.3 Pendekatan Teor i Rancangan
Untuk diskripsi teori yang dijadikan pijakan, serta prinsip-prinsip yang menjadi sebuah dasar dari sebuah ilmu pengetahuan dalam merancang. Dijadikan acuan dalam proses penentuan konsep perancangan, agar prinsip-prinsip tersebut dapat konsisten maka dibutuhkan teori-teori dasar sebagai landasan dalam merancang. Diantara teori-teori yang yang telah disepakati terdapat teori metafora yang sesuai dengan tema diatas sehingga sesuai dengan proyek rancangan Galeri
TEM A
M ETODE
KONSEP
GAGASAN
Perhiasan Emas dan Permata di kota Malang, dan teori-teori metafora tersebut diantaranya adalah :
5.3.1 Teor i Metafor a
Tipe perancangan yang menggunakan atau mengidentifikasi hubungan diantara benda-benda yang lebih bersifat abstrak dari yang sebenarnya (nyata). Bentuk-bentuk yang nyata tersebut diolah dan dipadukan dengan imajinasi perancang.
• Beber apa Penger tian Metafora :
• Menurut Antoniades, 1990 dalam “ Poethic of Architecture”
Suatu cara memahami suatu hal, seolah hal tersebut sebagi suatu hal lain sehingga dapat mempelajari pemahaman yang lebih baik dari suatu topik dalam pembahasan. Dengan kata lain menerangkan suatu subjek lain, mencoba untuk melihat suatu subjek sebagai suatu yang lain.
Ada tiga kategori metafora :
- Intangible Metaphor (metafora yang tidak rata)
Yang termasuk dalam kategori ini misalnya suatu konsep, sebuah ide, kondisi manusia atau kwalitas-kwalitas khusus (individual, naturalistis, komunitas, tradisi dan budaya)
- Tangible Metaphors (penggunaan antara keduannya)
Dapat dirasakan dari suatu karakter visual atau material.
- Combinet Metaphor ( Penggabungan antara keduannya)
Dimana secara konsep dan visual saling mengisi sebagai unsur-unsur awal dan visualisasi sebagai pernyataan untuk mendapatkan kebaikan kualitas dan dasar.
• Menurut Charles Jenks, dalam “The Language in Architecture”
objek lain dan bagaimana melihat suatu bangunan sebagai suatu yang lain karena adanya kemiripan.
• Menurut Geoffrey Broedbent, 1995 dalam buku “Design in Architecture”
Transforming : Metafora pada arsitektur adalah merupakan salah satu metode
kreatifitas yang ada dalam desain spektrum perancang.
Dari beberapa teori diatas yang cocok dengan aplikasi rancangan saya adalah teori dari Antoniades yaitu Combined Metaphor (penggunaan antara keduannya) dapat dirasakan dari suatu karakter visual atau material.
5.4 Konsep Tapak
5.4.1. Konsep Zoning
Konsep pencapaian ke dalam site secara garis besar telah diuraikan dalam pembahasan analisa aksesibilitas di bab sebelumnya, yang kemudian secara lebih lanjut menetapkannya area Main Entrance dan Side Entrance dalam perancangan. Seperti dijelaskan pada gambar 5.2 dibawah ini :
C. Pr ivat
Area privat yang mempunyai fungsi sebagai ruang pengelola. A. Ar ea public
Area public terletak bagian utama bangunan yang berfungsi sebagai R. Pamer Utama / Temporer
Mean Entr ence :
Mean Entrance terletak pada jalur arteri dari Surabaya menuju Blitar hal ini dimaksudkan karena jalur inilah yang paling padat
Jl . R ad en P an ji S ur ot o Jl. Raya Blimbing
U
Jl . P la za A rr ay a Jl . P er to k oa n P e m u k im a n P en d u d u k B. Semi Public Terletak di bagian belakang bangunan yang berfugsi sebagai ruang serba guna / R. Lelang.Gambar 5.2. Konsep Zonning (sumber : Analisa pribadi, 2011)
5.4.2. Konsep Ruang Luar
• Konsep Ruang Luar
Dengan konsep Single Building, sirkulasi kendaraan umum menggunakan pola Linier (satu arah). Dimana cenderung menyesuaikan dan mengikuti pola tatanan massa yang sudah dibentuk sesuai dengan konsep dan proses bentukan bangunan yang sudah dibuat.
bentu
Area terbuka yang
difungsikan untuk parkir
Plaza berfungsi untuk
penanda bahwa bangunan ini merupakan bangunan galeri perhiasasan emas
dan perrmata, dengan
bentukan batu permata
berlian utuh. Sirkulasi alur pejalan
berpola linier, hal ini
dimaksudkan agar
pengunjung dapat
menikmati bangunan secara utuh.
Letak main entrence Letak side entrence
Gambar 5.3. Ruang Luar (sumber : Analisa pribadi, 2011)
5.5. Konsep Or ientasi Masa Bangunan `a. Konsep tapak menurut analisa tapak angin
Konsep tapak menurut analisa tapak angin disini adalah untuk mengantisipasi terhadap perubahan iklim dan cuaca. Bangunan galeri perhiasan emas dan permata mempunyai empat tingkat, 3 lantai dan 1 ground floor dengan tinggi mencapai ± 24m², maka bentuk geometri berlian dan geometri lingkar sangat membantu dalam memecah arah angin yang menimpa bangunan.
Gambar 5.4 (sumber : Analisa pribadi, 2011) Penyelesaian t apak menurut analisa angin :