• Tidak ada hasil yang ditemukan

III. KERANGKA TEORITIS

3.7 Konsep Perdagangan Internasional

Perdagangan internasional terjadi karena adanya saling ketergantungan (interpendence) antara suatu negara dan negara lainnya. Hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan dalam memiliki dan mengakses faktor-faktor produksi (resources) yang dibutuhkan. Suatu negara mungkin memiliki sumberdaya alam yang melimpah tetapi tidak memiliki teknologi dan modal untuk memprosesnya. Sebaliknya negara lainnya miskin sumber daya alam (SDA) tetapi memiliki teknologi yang mampu menjadikan SDA tersebut lebih dekat pada penggunaan akhir dan memiliki nilai guna yang lebih tinggi (Salvatore et al. 1990). Pada umumnya perdagangan internasional terjadi karena keinginan suatu negara untuk meningkatkan penerimaan devisa dan memperluas komoditas ekspor.

Perdagangan internasional secara prinsip seharusnya mendatangkan manfaat dan keuntungan (mutual gaining) bagi semua pihak yang melakukan pertukaran. Prinsip ini pula yang melatarbelakangi mengapa suatu negara melakukan perdagangan dengan negara lain. Walaupun kedua belah pihak memperoleh keuntungan, tetapi yang menjadi persoalan adalah pihak yang mana yang lebih diuntungkan. Masalah ini pula yang menjadi agenda pembahasan terpenting pada organisasi perdagangan dunia WTO, yang menyangkut rasa keadilan (fairness) terutama antara negara-negara maju dan negara berkembang dalam kepemilikian faktor produksi.

37

3.7.1 Penawaran Ekspor

Suatu negara mengekspor suatu komoditi disebabkan oleh adanya perbedaan harga komoditi di pasar domestik dengan pasar dunia (Kindleberger dan Lindert,1982). Jika harga domestik lebih rendah dari harga dunia akan mendorong suatu negara untuk mengekspor sebagai kelebihan kuantitas penawaran (excess supply). Jumlah kuantitas yang ditawarkan pada pasar dunia adalah sebesar selisih antara jumlah yang ditawarkan oleh produsen dan jumlah yang diminta konsumen di pasar domestik.

Analisis mengenai penawaran ekspor dapat dilakukan dengan cara yang sederhana dengan menggunakan konsep dasar fungsi penawaran dan permintaan domestik dengan suatu komoditas tertentu. Pada Gambar 3 menunjukkan bagaimana kurva penawaran ekspor diturunkan.

Sumber : Krugman dan Obsfeld, 2003.

Gambar 3. Penurunan Kurva Penawaran Ekspor Keterangan:

PA = tingkat harga saat penawaran produsen sama dengan permintaan konsumen di negara domestik,

Quantity Price Price Quantity P1 P*A P2 D2 D1 S1 S2 S1-D1 S2-D2 XS D* S* 2 1

P1, P2 = tingkat harga suatu komoditi negara domestik, D1, D2 = jumlah permintaan konsumen negara domestik, S1, S2 = jumlah penawaran produsen negara domestik.

Misalkan penawaran ekspor dilakukan oleh negara domestik. Pada saat harga P1, penawaran produsen domestik sebesar S1 sementara itu permintaan domestik hanya sebesar D1. jadi jumlah dari seluruh penawaran yang mungkin diekspor adaalah S1-D1. Pada tingkat harga P2 terjadi peningkatan jumlah penawaran oleh perusahaan domestik menjadi S2 dan jumlah permintaan konsumen domestik menjadi turun sebesar D2. Jumlah total yang mungkin diekspor adalah sebesar S2-D2. Pada saat harga PA jumlah penawaran sama dengan jumlah yang diminta artinya jumlah yang diekspor adalah nol (tidak ada perdagangan). Jadi kurva penawaran ekspor dimulai pada saat tingkat harga PA.

3.7.2 Permintaan Impor

Suatu negara mengimpor suatu komoditi disebabkan oleh adanya perbedaan harga komoditi di pasar domestik dengan pasar dunia. (Kindleberger dan Lindert,1982). Jika harga domestik lebih tinggi dari harga dunia akan mendorong suatu negara untuk mengimpor suatu komoditi karena kelebihan jumlah yang diminta (excess demand). Jumlah kuantitas yang diminta pada pasar dunia adalah sebesar selisih antara jumlah yang diminta oleh konsumen dan jumlah yang ditawarkan oleh produsen di pasar domestik.

Pada Gambar 4 menunjukkan bagaimana kurva permintaan impor diturunkan dengan menggunakan konsep dasar fungsi penawaran dan permintaan domestik dengan suatu komoditas tertentu

39

Sumber : Krugman dan Obsfeld, 2003

Gambar 4. Penurunan Kurva Permintaan Impor Keterangan:

PA = tingkat harga saat penawaran produsen sama dengan permintaan konsumen di negara domestik,

P1, P2 = tingkat harga suatu komoditi, D1, D2 = jumlah permintaan konsumen, S1, S2 = jumlah penawaran produsen.

Misalkan permintaan impor dilakukan negara lain, saat tingkat harga suatu komoditi P1, permintaan konsumen negara lain adalah D1, sedangkan penawaran produsen hanya sebesar S1, sehingga permintaan impor negara lain adalah sebesar D1-S1, jika harga naik menjadi P2, permintaan konsumen negara lain sebesar D2 dan penawaran produsen negara lain meningkat menjadi S2, sehingga permintaan impor negara lain turun sebesar D2-S2. Kombinasi harga dan jumlah produk yang dijelaskan dengan poin 1 dan 2 pada gambar sebelah kanan. Kurva permintaan impor negara lain MD digambarkan downward sloping karena kenaikan harga, jumlah permintaan impor turun. Pada saat tingkat harga PA penawaran dan

Quantity D2-S2 D1-S1 Price Price MD S1 S2 D2 D1 P2 P1 PA D* S* 1 2 A

permintaan negara lain sama dengan tidak ada perdagangan (permintaan impor sama dengan nol) pada saat harga PA

3.7.3 Perdagangan Antar Negara

Keadaan yang mendorong terjadinya ekspor dan impor suatu komoditi oleh suatu negara karena adanya perbedaan harga komoditi di pasar domestik dibandingkan dengan harga dunia (Kindleberger dan Lindert,1982). Jika negara A mempunyai harga barang yang lebih rendah dari negara B maka negara A yang menjual barang ke negara B. Negara yang terlibat dalam perdagangan akan memperoleh manfaat tambahan yang disebut sebagai gain of trade (Krugman dan Obstfeld, 2003). Terjadinya perdagangan antara negara dapat dijelaskan melalui Gambar 5. SA DA XS DB SB PB PA MD PW P Q P Q Q P Qax Qay . . Qw . . . Qb3 Qb2 y 2 z x 3 1 Negara A

(Eksportir) Pasar Dunia Negara B(Importir)

Sumber : Krugman dan Obsfeld, 2003

Gambar 5. Proses Perdagangan Dua Negara Keterangan:

41

PB = harga barang di negara B, PW = harga dunia,

qx,qy = kelebihan penawaran, q3, q2 = kelebihan permintaan, XS = penawaran ekspor dunia, MD = permintaan impor dunia.

Diasumsikan hanya ada dua negara yaitu: negara A dan negara B serta satu komoditas dalam perdagangan, tidak ada biaya transportasi dan pasar dalam kondisi pasar persaingan sempurna. Gambar 5 menjelaskan bahwa di negara A mempunyai harga domestik yang yang relatif murah (PA) dan negara B memiliki harga yang relatif tinggi yaitu PB . sedangkan harga dunia lebih tinggi dari harga di negara A dan lebih rendah dari negara B. Hal ini menyebabkan negara A melakukan ekspor dan negara B melakukan impor.

3.8 Dampak Kebijakan Ekonomi terhadap Industri Komoditi Kelapa

Dokumen terkait