• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konsep Dasar

Konsep dasar dari perencanaan tapak adalah menjadikan kawasan perkebunan teh Kayu Aro sebagai kawasan yang tidak hanya sebagai kawasan kebun produksi akan tetapi ditingkatkan fungsinya sebagai kawasan wisata pertanian (agrowisata) sehingga perekebunan teh Kayu Aro dapat menjadi alternatif tempat berwisata dan rekreasi, dengan menyediakan fasilitas/utilitas untuk pelayanan wisata.

Berdasarkan klasifikasi pemanfaatan sumberdaya menurut Clawson dan Knetch (1966) dalam Ari (2007), maka perencanaan sumberdaya kebun teh Kayu Aro dititik beratkan pada orientasi pertengahan (intermediate), yakni pemenuhan kebutuhan pengunjung seimbang dengan pengelolaan sumberdaya. Dalam perspektif sumberdaya, perencanaan agrowisata kebun teh Kayu Aro merupakan usaha pengembangan untuk mengelola dan melestarikan perkebunan teh yang sudah ada serta menjadikan kawasan perkebunan yang bermanfaat secara ilmiah dan alamiah bagi pengunjung.

Pengelolaan maupun pengembangan kebun teh Kayu Aro sebagai kawasan agrowisata harus mampu mengakomodasi kepentingan produksi dan masyarakat dengan tanpa mengorbankan kepentingan ekologis. Sehingga dalam perencanaannya akan dikembangkan beberapa fungsi yaitu:

Fungsi Budidaya, berkaitan dengan keberlanjutan produksi teh Kayu Aro yang merupakan komoditas utama yang dikembangkan pada tapak serta untuk mempertahankan kualitas teh agar tetap baik.

Fungsi Wisata, dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan wisata masyarakat yang dituangkan dalam aktivitas-aktivitas wisata serta fasilitas penunjangnya yang diakomodasikan dalam tapak.

Fungsi Pendidikan, berkaitan dengan pengetahuan budidaya tanaman teh dari proses awal sampai akhir kepada pengunjung perkebunan serta untuk mengetahui sejarah perkebunan dan benda-benda peninggalan sejarah pada zaman kolonial Belanda.

Fungsi Konservasi, dikembangkan karena mengingat kawasan ini berada di bawah kaki Gunung Kerinci dan dikelilingi oleh kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) yang merupakan kawasan penyangga Kabupaten Kerinci sehingga penggunaan kawasan perkebunan secara tidak langsung akan berpengarauh terhadap keseimbangan ekologis kawasan penyangga. Untuk itu, kondisi alami kawasan harus bisa tetap dipertahankan untuk tetap menjaga kelestarian ekosistem dan keseimbangan ekologis.

Konsep Pengembangan

Konsep agrowisata akan dikembangkan berdasarkan konsep dasar yang sudah ada sehingga akan direncanakan tujuh konsep pengembangan yaitu konsep wisata, ruang, sirkulasi, vegetasi, konservasi, fasilitas penunjang dan pengelolaan pengunjung.

Konsep Wisata

Pemanfaatan sumberdaya tapak direncanakan untuk kegiatan berwisata dan rekreasi alam. Wisata yang akan dikembangkan adalah wisata pertanian yang menitik beratkan pada proses budidaya tanaman teh dari proses awal sampai teh siap dipasarkan dan wisata umum yang dapat berupa rekreasi aktif dan pasif. Aktivitas rekreasi aktif butuh banyak energi untuk melakukan kegiatannya yaitu: outbound, camping, tea walk, playground, cycle riding track, dan horse riding track, sedangkan rekreasi pasif merupakan rekreasi yang dilakukan seseorang untuk menghilangkan keletihan fisik setelah bekerja keras sehingga rekreasi ini hanya memerlukan energi yang sedikit yaitu: piknik, viewing, duduk-duduk sambil minum teh, photo hunting, studio alam, serta melukis.

Konsep Ruang

Ruang merupakan wadah untuk melakukan aktivitas. Perencanaan ruang ditujukan untuk menunjang kegiatan budidaya dan wisata pada tapak. Pembagian ruang direncanakan berdasarkan tujuan pengembangan tapak sehingga dibentuk ruang wisata pertanian, ruang wisata umum, ruang konservasi, dan ruang pelayanan.

Ruang Wisata Pertanian adalah ruang yang sudah ada pada tapak yang akan tetap dipertahankan untuk aktivitas budi daya dan produksi. Pada ruang ini terdapat kebun teh dan aktivitas produksi yang menjadi objek agrowisata. Menyaksikan kegiatan wisata pertanian ini, akan menambah pengetahuan pengunjung tentang proses budi daya tanaman teh hingga pengolahannya. Pengunjung juga dapat terlibat langsung dalam proses pembudidayaan.

Ruang Wisata Umum adalah ruang yang digunakan untuk melakukan aktivitas wisata umum. Pada ruang ini terdapat objek dan atraksi wisata non pertanian. Aktivitas wisata umum yang dikembangkan tidak terkait dengan proses produksi, tetapi berbentuk wisata alami.

Ruang Konservasi. Ruang ini berfungsi untuk menjaga kondisi ekologis kawasan agar tetap terjaga keseimbangannya, menjaga agar danau yang ada pada tapak tidak terjadi pendangkalan serta untuk menjaga kondisi air tanah agar tetap baik sehingga bisa mencukupi kebutuhan air pada tapak.

Gambar 30. Konsep Pembagian Ruang

Ruang Wisata Pertanian Ruang Wisata Pertanian Ruang Wisata Pertanian Ruang Wisata Umum Ruang Pelayanan Ruang Konservasi Air Ruang Konservasi Darat

Ruang Pelayanan. Ruang pelayanan terdiri dari area penerimaan dan area pelayanan wisata. Area penerimaan merupakan ruang yang pertama kali didatangi oleh pengunjung. Sedangkan area pelayanan wisata merupakan ruang yang akan menyediakan berbagai fasilitas penunjang wisata seperti tempat makan dan minum, tempat beristirahat, mesjid/musholla serta tempat memperoleh informasi. Area pelayanan informasi mencakup ruang multi media mengenai kawasan agrowisata kebun teh Kayu Aro dan aturan berwisata. Secara spasial, konsep ruang dapat dilihat pada Gambar 30.

Konsep Sirkulasi

Sirkulasi yang direncanakan dalam tapak akan menghubungkan seluruh ruang yang terdapat dalam tapak, sehingga pengunjung dapat menjelajahi seluruh kawasan perkebunan dengan suasana alami. Sirkulasi yang direncanakan akan mengikuti jalur sirkulasi yang sudah ada pada perkebunan ini. Kalaupun membutuhkan jalur sirkulasi baru, maka akan dibuat dengan tetap menjaga keutuhan blok-blok kebun teh.

Sirkulasi dikembangkan menjadi jalur interpretasi dan jalur pelayanan. Jalur interpretasi berfungsi sebagai jalur wisata baik pertanian maupun non pertanian dengan pola tertutup (loop) dengan titik-titik perhatian untuk menikmati objek dan atraksi wisata, jalur ini akan direncanakan bisa dilewati oleh pengguna yang ingin berjalan kaki, bersepeda, berkuda maupun berkendaraan tetapi akan dibatasi sesuai dengan program-program wisata yang direncanakan. Aktivitas teawalk bisa di dilakukan dengan berjalan kaki, bersepeda maupun berkuda tergantung dari jauhnya rute perjalanan yang diinginkan. Jalur interpretasi dibagi menjadi jalur interpretasi utama yang berada sepanjang jalan utama dan jalur interpretasi kebun yang berada di dalam area perkebunan.

Jalur pelayanan merupakan jalur sirkulasi penunjang aktivitas wisata interpretasi yang terdapat pada ruang wisata dan pelayanan. Jalur pelayanan pada ruang wisata pertanian selain sebagai jalur pelayanan wisata berfungsi juga sebagai jalur pemeliharaan dan pemetikan teh yang digunakan oleh para pekerja perkebunan. Secara spasial, konsep sirkulasi dapat dilihat pada Gambar 31.

Gambar 31. Konsep Sirkulasi

Konsep Vegetasi

Vegetasi yang digunakan dalam perencanaan kawasan agrowisata kebun teh Kayu Aro memiliki fungsi yang berbeda-beda sesuai dengan tujuan yang dicapai. Jenis vegetasi yang direncanakan didasarkan atas fungsinya yaitu sebagai fungsi produksi, fungsi estetis, fungsi pengarah dan fungsi pembatas.

Vegetasi produksi berfungsi sebagai pembentuk ruang terbuka hijau dan sebagai komoditi produksi utama yang memiliki nilai jual. Jenis vegetasi yang digunakan sebagai vegetasi produksi adalah tanaman teh yang merupakan vegetasi utama perkebunan.

Vegetasi estetis berfungsi sebagai vegetasi yang dapat menunjang dan menciptakan suasana nyaman serta sebagai pelembut suasana yang secara umum dapat menambah keindahan kawasan. Konsep ini dapat diterapkan di daerah penerimaan, di sekitar bangunan, di sekitar danau dan di sekitar area rekreasi.

m

Keterangan: Atraksi Jalur Pelayanan Jalur Interpretasi

Vegetasi pengarah bertujuan untuk mengarahkan sirkulasi pejalan kaki, kendaraan dan angin. Jenis vegetasi untuk fungsi pengarah diutamakan memiliki ketinggian, bentuk dan kepadatan tertentu yang sesuai dengan kesan ruang yang ingin diciptakan. Vegetasi pengarah akan dikembangkan sepanjang jalur sirkulasi pengunjung.

Vegetasi pembatas berfungsi sebagai pembatas ruang (barrier) dan pembatas pandangan (screening control). Pada tapak, vegatasi ini akan dikembangkan sebagai penyangga dan ditempatkan disekeliling tapak, di sekitar lereng, disekitar daerah rekreasi dan daerah parkir. Sebagai pembatas ruang, vegetasi ini juga digunakan untuk menutupi pemandangan yang kurang baik dan menciptakan suatu privasi. Jenis vegetasi yang digunakan untuk pembatas adalah tanaman pagar yang dapat dikombinasikan antara pohon, perdu dan semak yang memiliki ketinggian tertentu dan nilai keindahan.

Konsep Konservasi

Konsep konservasi yang direncanakan pada tapak adalah konsep yang akan mempertahankan dan mengembalikan kondisi ekologis pada tapak agar keseimbangannya tetap terjaga. Aspek lanskap yang menjadi pusat perhatian adalah konservasi tanah dan air. Hal ini karena topografi lahan yang beragam dan banyak yang curam sehingga bisa menyebabkan erosi, sifat tanah yang mudah terurai, serta kondisi ketersediaan air yang kurang pada saat musim kering. tindakan yang bisa dilakukan salah satunya dengan menanam vegetasi yang bisa untuk konservasi tanah dan air, melakukan pengurugan pada kawasan danau yang sudah tersedimentasi dan menanam vegetasi yang bisa mempertahankan kondisi badan air.

Konsep Fasilitas/Utilitas

Fasilitas yang dikembangakan dalam tapak merupakan fasilitas penunjang aktivitas wisata dan fungsi masing-masing ruang. Kriteria khusus dalam pemilihan bahan untuk fasilitas yang akan ditempatkan pada tapak diantaranya harus bisa beradaptasi terhadap iklim dan tidak mudah rusak. Serta bentukan

arsitektur fasilitasnya akan disesuaikan dengan arsitektur masyarakat lokal yang khas.

Fasilitas penunjang wisata untuk interpretasi meliputi jalan setapak, papan informasi (signboard), papan penunjuk arah, pergola, gapura, bangku, meja taman, lampu jalan, pagar, dek kayu, gazebo, shelter, perahu kecil, tempat sampah, dan menara pandang. Fasilitas-fasilitas ini menyebar pada masing-masing ruang seperti dikawasan danau, di sepanjang tracking di dalam perkebunan, area piknik dan beberapa tempat yang memiliki visual yang menarik. Penempatan fasilitas interpretasi ini disesuaikan dengan kondisi fisik tapak (kemiringan lahan), keharmonisan letak fasilitas dan orientasi terhadap jalan, sedangkan perkiraan besar/luas fasilitas disesuaikan dengan standar yang ada, daya dukung terhadap fungsi dan jumlah pemakainya. Fasilitas interpretasi wisata disebar pada seluruh ruang wisata, sehingga pengunjung dapat menyebar dalam tapak, baik secara individu maupun berkelompok.

Fasilitas penunjang lain meliputi: pintu masuk (main gate), pos jaga, loket penjualan karcis, tempat parkir, mesjid/musholla, tempat makan, penginapan, kios penjualan cendera mata, kios penyewaan alat dan gedung pusat informasi. Disamping itu, fasilitas penunjang pengelolaan berada pada daerah akses utama yang digunakan untuk pengolahan produksi kebun dan pengelolaan pengunjung.

Konsep Pengelolaan Pengunjung

Pengelolaan pengunjung sangat diperlukan agar terciptanya kondisi yang nyaman dan aman bagi pengunjung sehingga pada akhirnya tujuan yang ingin diperoleh pengunjung saat mendatangi kawasan wisata bisa tercapai.

Kawasan agrowisata kebun teh Kayu Aro terbuka untuk umum tanpa ada batasan secara subjektif. Pengunjung yang datang boleh perorangan maupun berkelompok. Waktu kunjungan ke kawasan akan dibatasi dan disesuaikan dengan program-program yang ditawarkan oleh pihak pengelola perkebunan. Pengunjung yang ingin menikmati atraksi yang ada pada tapak boleh meminta panduan dari pihak pengelola atau meminta informasi pada pihak pengelola. Untuk memasuki kawasan agrowisata ini, pengunjung akan dikenakan biaya retribusi yang telah ditentukan.

Konsep Pengembangan Paripurna

Konsep pengembangan paripurna merupakan konsep gabungan dari konsep yang ada. Dalam konsep ini akan dihasilkan alternatif-alternatif perencanaan, yang nantinya akan dipilih satu alternatif yang terbaik yang akan dilanjutkan menjadi rencana lanskap (landscape plan).

Alternatif 1

Pada Alternatif 1 pembagian ruang sudah terlihat dengan jelas sesuai dengan konsep pembagian ruang yang telah direncanakan. Pada konsep Alternatif 1 direncanakan jangkauan sirkulasi tidak begitu jauh dan sedikit menggunakan sirkulasi yang ada di dalam perkebunan. Hal ini bertujuan agar akses bagi pengunjung yang ingin masuk ke kawasan atraksi wisata tidak terlalu jauh dan cepat. Akses menuju kawasan atraksi wisata dipilih dekat dengan jalur utama sehingga pengunjung tidak perlu mengitari perkebunan untuk mencapai kawasan atraksi. Konsep Alternatif 1 dapat dilihat pada Gambar 32.

Gambar 32. Alternatif 1 Konsep Pengembangan Paripurna

Ruang Wisata Pertanian Ruang Penerimaan Ruang Pelayanan Ruang Konservasi Darat Ruang Wisata Pertanian Ruang Wisata Umum Ruang Konservasi Air Ruang Wisata Pertanian

Alternatif 2

Pada Alternatif 2 konsep pembagian ruangnya sama dengan Alternatif 1, yang membedakannya adalah jangkauan sirkulasi pada tapak. Pada Alternatif 2 ini jangkauan sirkulasinya lebih jauh daripada Alternatif 1 dan banyak menggunakan jalur sirkulasi dalam perkebunan sebagai jalur tracking. Dengan jangkauan sirkulasi yang luas, pengunjung akan lebih leluasa dalam menikmati pemandangan alam yang ada di sekitar perkebunan dan akan mendapatkan pengalaman yang lebih banyak dari perjalanan yang dilakukan. Untuk mencapai kawasan atraksi wisata, sudah direncanakan jalur trekking alami yang mengikuti sirkulasi jalan yang sudah ada di dalam perkebunan, sehingga pengunjung akan menikmati atraksi wisata secara lengkap.

Gambar 33. Alternatif 2 Konsep Pengembangan Peripurna

Dari kedua alternatif yang ada, dipilih Alternatif 2 yang akan dilanjutkan menjadi landscape plan. Hal ini karena pada alternatif 2, pengalaman yang akan diperoleh pengunjung akan lebih banyak jika dibandingkan dengan Alternatif 1.

Ruang Wisata Pertanian Ruang Wisata Pertanian Ruang Penerimaan Ruang Pelayanan Ruang Konservasi Darat Ruang Wisata Pertanian Ruang Wisata Umum Ruang Konservasi Air

Kendala jauhnya jangkauan sirkulasi pada Alternatif 2 dapat ditanggulangi dengan menyediakan kendaraan wisata yang disiapkan oleh pihak pengelola. Pengunjung juga dapat melakukan perjalanan dengan menggunakan sepeda atau kuda yang dapat disewa di tempat penyewaan alat. Alternatif 2 akan memberikan kesan wisata yang lengkap, bukan hanya menikmati atraksi-atraksi yang ditawarkan, tetapi dapat melakukan perjalanan wisata dengan menikmati pemandangan indah dan alami dari kawasan perkebunan.

Dokumen terkait