• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.4 Konsep Remaja

Remaja (adolescence) biasanya di definisikan sebagai periode antara usia 10-19 tahun, yang mengalami masa transisi dari anak-anak ke dewasa (WHO, 2017). BKKBN, (2014) menyebutkan rentang usia remaja mulai dari 10-24 tahun dan belum menikah.

Masa remaja adalah suatu periode transisi dalam rentang kehidupan manusia, yang menjembatani masa kanak-kanak dengan masa dewasa pada tahapan ini individu akan mengalami perubahan pada masa pubertas yang melibatkan perubahan hormon dan fisik yang biasa terjadi pada masa remaja awal (Santrock, 2011). Perubahan biologis, peubahan psikologis, dan perubahan sosial juga dialami pada masa remaja (Batubara, 2010).

Dapat disimpulkan bahwa remaja merupakan individu dalam masa transisi dari anak-anak menuju dewasa dimana pada masa ini terdapat perubahan yang sekuensial baik dari segi fisik maupun psikis, individu mulai mengambangkan ciri abstrak dan konsep diri. Hal ini menyebabkan seorang remaja relatif bergejolak dibandingkan dengan masa lainnya, sehingga masa remaja sangat penting untuk diperhatikan.

2.4.2 Ciri Remaja

Masa remaja adalah suatu masa perubahan. Pada masa remaja trjadi perubahan yang cepat, baik secara fisik, maupun psikologis. Perubahan-perubahan yang terjadi menimbulkan ciri-ciri yang khas pada remaja, Episentrum, 2010 dalam (Lubis, 2013):

1. Peningkatan emosional yang tejadi secara cepat pada masa remaja awal yang dikenal dengan masa badai dan stress. Peningkatan emosional ini merupakan hasil dari perubahan fisik terutama hormone yang terjadi pada masa remaja. Dari segi kondisi sosial, peningkatan emosi ini merupakan tanda bahwa remaja berada dalam kondisi baru yang bebeda dari masa sebelumnya. Pada masa ini banyak tuntutan dan tekanan yang ditunjukkan pada remaja, missalnya mereka diharapkan untuk tidak lagi bertindak seperti anak-anak, mereka harus lebih mandiri dan bertanggung jawab. Kemandirian dan tanggung jawab ini akan terbentuk seiring berjalannya waktu, dan akan tampak jelas pada remaja akhir yang duduk di awal-awal masa kuliah.

2. Perubahan yang cepat secara fisik yang juga disertai kematangan seksual. Terkadang perubahan ini membuat remaja merasa tidak yakin akan diri dan

kemampuan mereka sendiri. Perubahan fisik yang terjadai secara cepat, baik perubahan internal seperti sistem sirkulasi, pencernaan, dan system respirasi maupun perubahan eksternal seperti tinggi badan, berat badan, dan proporsi tubuh sangat berpengaruh terhadap konsep diri remaja.

3. Perubahan dalam hal yang menarik bagi dirinya dan hubungan dengan orang lain. Remaja tidak lagi berhubungan hanya dengan individu ari jenis kelamin yang sama, tetapi juga dengan lawan jenis dan dengan orang dewasa.

4. Perubahan nilai, dimana apa yang mereka anggap penting pada masa kanak-kanak menjadi kurang penting karena sudah mendekati dewasa.

5. Kebanyakan remaja bersikap ambivalen dalam menghadapi perubahan yang terjadi. Disatu sisi mereka menginginkan kebebasan, tetapi sisi lain mereka takut akan tanggung jawab yang menyertai kebiasaan tersebut, serta meragukan kemampuan mereka sendiri untuk memikul tanggung jawab tersebut.

Sedangkan, lebih spesifik ciri-ciri remaja menurut Havigurst dalam Hidayah, (2009) meliputi :

1. Pertumbuhan fisik

Pertumbuhan fisik pada remaja terlihat pada tungkai dan tangan, tulang kaki dan tangan, otot-otot tubuh berkembang pesat, sehingga anak kelihatan bertubuh tinggi, tetapi kepalanya masih mirip denga anak-anak.

2. Perkembangan seksual

Tanda-tanda perkembangan seksual pada laki-laki antara lain alat produksi spremanya mulai berproduksi, mengalami mimpi basah yang pertama.

Sedangkan pada perempuan, rahimnya sudah bisa dibuahi karena sudah mendapatkan menstruasi.

3. Cara berpikir

Remaja sudah mulai berpikir kritis sehingga mereka akan melawan bila orang tua, guru, lingkungan, masih mengangggapnya anak kecil. Remaja akan menanyakan kenapa hal itu dilarang.

4. Emosi

Keadaan emosi remaja masih labil. Manifestasi emosi yang sering muncul pada remaja antara lain heightened emotionality (meningkatnya emosi) yaitu kondisi emosinya berbeda dengan keadaan sebelumnya.

5. Kehidupan sosial remaja, mereka mulai tertarik kepada lawan jenisnya. 6. Menarik perhatian lingkungan

Terikat dengan kelompok. Remaja dalam kehidupan sosial sangat tertarik kepada kelompok sebayanya.

2.4.3 Perkembangan Remaja

1. Tahap Perkembangan Remaja

Menurut Sarwono (2010) terdapat 3 (tiga) tahap perkembangan ynga dilalui remaja dalam proses menuju kedewasaan, disertai dengan karakteristiknya, yaitu:

1) Remaja Awal (Early Adolescene)

Remaja awal merupakan tahap adaptasi akan perubahan- perubahan yang terjadi pada seorang remaja. Mereka mulai mengembangkan pikiran-pikiran baru, cepat tertarik pada lawan jenis dan

mudah terangsang secara erotis. Tingkat egosentris serta kepekaan yang berlebihan ini ditambah dengan berkurangnya pengendalian terhadap emosi dam menyebabkan remaja sulit mengerti dan dimengerti oleh orang dewasa. Rentang usia remaja awal antara 13-14 tahun.

2) Remaja menengah/madya (Middle Adolescence)

Ketika berada ditahap ini, remaja sangat membutuhkan teman-teman. Ada kecenderungan narsistik yaitu mencintai dirinya sendiri, dengan cara menyukai teman-teman yang mempunyai sifat-sifat yang sama dengan dirinya. Emosional yang masih labil membuat remaja berada dalam kondisi kebingungan karena masih ragu harus memilih yang mana, seperti peka atau tidak peduli, ramai-ramai atau sendiri, optimis atau pesimis, idealis atau materialisdan sebagainya. Remaja madya terjadi pada usia 15-17 tahun.

3) Remaja Akhir (Late Adolescence)

Pada tahap ini berlangsung pada usia 18-21 tahun, merupakan masa konsolidasi menuju periode dewasa, yang ditandai dengan pencapaian :

(1) Minat yang semakin mantap terhadap fungsi-fungsi intelek

(2) Egonya mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang-orang lain dan mendapatkan pengalaman-pengalaman baru

(4) Egosentrisme ( terlalu memusatkan perhatian pada diri sendiri) diganti dengan keseimbangan antara kepentingan diri sendiri dengan orang lain.

(5) Tumbuh dinding pemisah antara diri sendiri dengan masyarakat umum

2. Tugas perkembangan remaja

Menurut Havigurst dalam (Hidayah, 2009) remaja usia 12-21 tahun, memiliki tugas perkembangan sebagai berikut :

1) Membina hubungan yang lebih matang baik pada pria maupun pada wanita

2) Mampu mengekspresikan dan menngembangkan peran jenis secara sehat. 3) Memahami kondisi fisiknya dan memanfaatkan secara efektif.

4) Mengurangi ketergantungan emosional kepada orang tua atau orang dewasa lain.

5) Mengurang ketergantungan ekonomi kepada orang tua atau orang dewasa lain.

6) Menyeleksi dan menyiapkan diri untuk suatu pekerjaan di masa depan 7) Mempersiapkam untuk membina rumahtangga

8) Mengembangkan intelektua dan ketrampilan kemasyarakat

9) Menyesuaikan perilau dan etika yang berlaku sehingga dapat memiliki pedoman untuk bertindak

Beberapa tugas perkembangan yang seharusnya bisa dilakukan oleh remaja menurut Hurlock (1980) adalah sebagai berikut :

1. Menerima keadaan fisik

2. Menerima peran seks dewasa yang diakui masyarakat 3. Mempelajari hubungan baru dengan lawan jenis

4. Mengembangkan perilaku sosial yang bertanggung jawab 5. Persiapan perkawinan.

3. Fase Perkembangan Seksualitas pada Remaja

Pada proses kematangan seks, sama halnya dengan aspek perkembangan lainnya maka akan terlihat adanya perbedaan-perbedaan individu dalam hal saat permulaan mualinya perubahan dan lamanya proses. Walaupun ada pengaruh-pengaruh individu individu itu , akan teteapi prosesnya sama saja seperti perkembangan fisik dimana remaja perempuan rata-rata 2 tahun lebih dahulu dibandingkan remaja laki-laki. Perubahan yang terjadi pada tubuh remaja merupakan akibat dari berfungsinya kelenjar-kelenjar seks dalam tubuh yang disertai kematangan organ reproduksi. Remaja menyadari diri mereka sebagai manusia yang berjenis kelamin dengan seksualitas yang specific bahkan sejak awal masa remaja (Richards & Buyers, 2016).

Menurut Audrey Berman & Barbara Kozier, (2010) menjelaskan bahwa perkembangan seks pada remaja meliputi :

1. Remaja Perempuan

Pada usia 9 hingga 11 tahun, seorang remaja perempuan biasanya sudah muncul tanda-tanda pertama kematangan seksual berupa pembesaran

payudara dan daerah pinggul. Kemudian baru mulai tumbuh rambut pada daerah kemaluan bagian luar dan pada ketiak. Suaranya berubah lebih nyaring, kulit bertambah halus, serta kadar hormon estrogen meningkat mempengaruhi pertumbuhan organ reproduksi. Uterus mulai membesar dan terjadi peningkatan lubrikasi vaginal. Remaja perempuan akan mengalami menarche atau datangnya haid pertama. Usia tercapainya menarche tidak sama antara remaja satu dengan remaja yang lain, tetapi rata-rata remaja perempuan mengalami menarche pada usia 8 tahun sampai 15 tahun atau bahkan lebih. Akan tetapi dengan adanya menarche belum berarti bahwa kematangan organ reproduksi telah sempurna.

2. Remaja Laki-laki

Proses kematangan seksual pada remaja laki-laki terjadi pada usia 11 tahun dan 15 tahun, dengan umur rata-rata 13 dan 14 tahun. Proses ini dimulai dengan pertumbuhan buah zakar. Tumbuhnya rambut pada alat kelamin luar lebih lambat. Percepatan pertumbuhna buah zakar terjadi bersamaan dengan percepatan pertambhan tinggi badan. Kadar hormone testosterone akan berpengaruh terhadap perkembangan alat kelamin luar atau penis, testis, prostat, dan vesikula seminalis. Remaja laku-laki mulai mempunyai kumis dan jenggot, rambut juga tumbuh pada ketiak dan lat kelamin. Dengan membesarnya tulang dileher bagian depan (jakun) suara mereka berubah menjadi pecah dan parau, karena tali-tali suara dikerongkongan mengalami penyesuaian menjadi suara orang dewasa, begitu pula dengan bahu yang menjadi lebih besar darpada pinggangnya.

Dokumen terkait