• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV TEMUAN DATA DAN INTERPRESTASI DATA

4.9. Interprestasi Data

4.9.5. Kebudayaan Jawa Mengenai Masa Kehamilan,

4.9.5.1. Konsep Sakit dalam Mitos Kehamilan

Budaya Jawa memiliki mitos-mitos mengenai Ibu pada masa kehamilan. Mitos ini merupakan suatu kebiasaan yang sudah menjadi keharusan sebagai bentuk pengetahuan dan nilai kesehatan yang berhubungan dengan kehamilan. Pengaruh budaya atau adat istiadat yang terdapat di lingkungan masyarakat cukup kuat seperti adanya mitos mengenai kehamilan dan persalinan. Mitos terhadap pantangan yang harus dilakukan oleh ibu hamil yaitu pantangan terhadap makanan tertentu yang berasal dari sumber hewani (daging kambing dan ikan laut), nabati (nenas, cabe), dan tindakan-tindakan yang berhubungan dengan kesehatan kehamilan. Makanan berasal dari nabati seperti nenas tidak boleh dimakan, dikhawatirkan menimbulkan rasa panas dan tidak boleh makan makanan pedas karena khawatir bayi di dalam kandungan akan mengalami gangguan. Berikut kutipan wawancara dengan Leginem sebagai berikut :

“ Ibu hamil dan suaminya dilarang membunuh binatang, makan nanas, makan yang pedas-pedas, keluar pada malam hari, minum es,makan daging kambing dan lain sebagainya. Apabila hal ini dilakukan, maka dapat mengganggu kesehatan ibu yang hamil dan anak yang dikandungnya.”

Masyarakat suku Jawa di Desa Tanah Tinggi mempercayai adanya mitos atau pantangan tersebut karena khawatir akan mengalami keguguran dan biasanya anjuran orang tua terhadap mitos kehamilan ini sering dilakukan. Makanan yang dipantangkan yaitu sumber hewani dan nabati tertentu yang diyakini dapat

mengganggu kesehatan kehamilan. Selain itu, ibu hamil juga diwajibkan membawa empon-empon yang terdiri dari gunting kecil, paku, kaca, menyan, delingo dan bengle dalam sebuah kantong kecil yang harus dibawa kemana-mana oleh ibu yang sedang hamil. Hal ini dilakukan karena mereka masih percaya pada adanya gangguan jin dan makhluk gaib yang dapat mengancam keselamatan bayi dalam kandungan atau bayi yang baru dilahirkan. Berikut adalah kutipan wawancara dengan Mbah nonong :

“Ibu yang hamil diharuskan membawa empon-empon yaitu peralatan seperti gunting, paku, kaca dan menyan agar tidak diganggu oleh makhluk halus. biasanya ibu hamil sering kali didekati oleh sebangsa demit. Peralatan tadi jadi jimat agar gak diganggu.”

Kepercayaan pada gangguan makhluk halus yang dapat mengancam keselamatan bayi merupakan hasil dari interprestasi masyarakat yang masih ada, oleh karena itu harus taat pada pantangan-pantangan dan anjuran secara adat, dan bila dilanggar akan menderita sakit dan hal-hal yang tidak diinginkan. Bila ada gangguan pada kehamilan seorang ibu, biasanya mendatangi dukun anak agar melakukan penyembuhan dengan membacakan mantera di air putih yang akan diminum oleh ibu tersebut dan melalukan ritual-ritual tertentu. Tindakan lain yang biasanya dilakukan oleh dukun tersebut juga berupa, mengurut perut ibu hamil yang sakit atau menyediakan sesaji. Pengaruh budaya mitos seputar kehamilan yang cukup kuat mengakibatkan sebagian besar masyarakat lebih mempercayai budaya tersebut daripada anjuran tenaga kesehatan (dokter dan bidan). Mereka tetap melakukan pemeriksaan kehamilan ke dukun karena menganggap bahwa dukun lebih mengerti posisi bayi dalam kandungan dan dapat melakukan pemijatan perut yang

mempermudah saat persalinan. Berikut kutipan Wawancara dengan Ibu Manisem yaitu:

“ Saya melahirkan dibantu oleh dukun, yaitu pada waktu terjadi kesulitan dalam waktu melahirkan karena ada sesuatu yang membuat saya sakit dan lemas. Ketika dukun datang, dia memijat dan memberikan saya air putih yang sudah di doakannya. Kemudian proses persalinannya lancar.”

Orang Jawa memiliki persepsi tentang perdarahan selama kehamilan dan setelah melahirkan. Hal itu berarti ibu hamil telah melanggar pantangan, ataupun suaminya telah melanggar pantangan. Bila perdarahan terjadi setelah melahirkan, itu berarti pembuangan darah kotor, dan bagi mereka adalah suatu hal yang biasa dan bukan penyakit. Bila terjadi perdarahan, maka dukun akan memberikan air putih yang telah dibacakan matera untuk diminum oleh ibu tersebut. Persalinan bagi orang Jawa adalah suatu masa krisis, sehingga sangat rentan sekali untuk memahami arti sakit pada masa ini.

Interpretasi Sosial Budaya Orang Jawa tentang pengobatan tradisional terhadap ibu dan anak didasarkan pada pemahaman dan pengetahuan kebudayaan mereka secara turun temurun. Hal ini jelas didasarkan atas perilaku leluhur dan orang tua mereka sejak dahulu kala sampai sekarang. Pengetahuan tradisional yang ada pada masyarakat diyakini kebenarannya secara turun-temurun tanpa memerhatikan nilai kebenarannya secara empiris. Berikut kutipan wawancara kepada Ibu Ningsih,

“Kalau lagi hamil banyak sekali pantangan-pantangan yang harus dijalani. Pantangan tersebut saya jalani supaya kesehatan saya dan bayi saya tetap baik. Saya masih menjalankannya karena itu perintah dari orang tua saya, biar gak ada hal-hal yang mengakibatkan sakit dalam diri saya.”

Berikut adalah mitos yang berhubungan dengan kesehatan kehamilan antara lain : 1. Minum es menyebabkan janin tumbuh besar. Minum es selama kehamilan

menurut kepercayaan masyarakat akan menyebabkan janin menjadi besar.

2. Ibu hamil tidak boleh makan pisang, nanas, dan mentimun. Mitos ini sangat dipercaya oleh sebagian masyarakat di jawa karena bisa mengakibatkan keputihan. Bahkan mereka percaya bahwa nanas bisa menyebabkan keguguran. 3. Minum air kelapa hijau menyuburkan rambut bayi. Minum air kelapa hijau tidak

berkaitan dengan rambut bayi.

4. Mengurut perut ibu hamil. Mitos ini banyak dipercaya di masayarakat

5. Mengonsumsi makanan pedas menyebabkan ibu yang hamil tua jadi cepat melahirkan.

6. Ibu hamil dan suaminya dilarang membunuh binatang. Sebab, jika itu dilakukan, bisa menimbulkan cacat pada janin sesuai dengan perbuatannya itu.

7. Ibu hamil tidak boleh keluar malam, karena banyak roh jahat yang akan mengganggu janin.

8. Membawa gunting kecil / pisau / benda tajam lainnya di kantung baju si Ibu agar janin terhindar dari marabahaya.

9. Saat hamil jangan mengangkat jemuran dan jangan melakukan gerakan mengangkat. Hal jika ini dilakukan, tali pusatnya akan membelit di leher bayi. 10. Jangan pernah melewati kuburan sendirian, hal ini ditakutkan aka diikuti oleh

11. “Amit-amit” adalah ungkapan yang harus diucapkan sebagai zikirnya orang hamil ketika melihat peristiwa yang menjijikkan, mengerikan, mengecewakan dan sebagainya dengan harapan janin terhindar dari kejadian tersebut.

Berikut kutipan wawancara kepada Ibu Warsiah,

“ Hal-hal yang dilarang untuk dilakukan (mitos kehamilan) pada saat masa kehamilan, tidak akan saya lakukan menurut pemberitahuan orang tua kepada saya, bahwa melanggar syarat-syarat kebiasaan dan pengetahuan kehamilan akan berdampak pada kondisi anak saya nantinya, jadi tidak saya lakukan.”

Pengalaman dan pengetahuan terhadap mitos ini masih dilakukan pada masyarakat. Kepercayaan ini merupakan alokasi penyampaian informasi dari orang tua ke anaknya masih terus berjalan sehingga menjadi suatu tradisi yang tidak dapat diganggu lagi. Mereka memiliki kebiasaan dan mempercayai hal-hal tersebut sebagai kelayakan yang harus dijalani, walaupun mitos tersebut tidak dapat dibenarkan. Anggapan bahwa mitos tersebut selalu dilakukan dan dapat menjauhi dari penyakit, sehingga mereka masih menjalaninya hingga sekarang.

Dokumen terkait