• Tidak ada hasil yang ditemukan

3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

3.1.1 Konsep Strategi

Menurut Yoshida (2006) strategi merupakan cara-cara yang digunakan oleh organisasi untuk mencapai tujuannya melalui penyatuan segala keunggulan organisasi dalam menghadapi tantangan dan ancaman yang potensial untuk dihadapi dimasa mendatang. Sedangkan secara entimologis, strategi berasal dari

bahasa Yunani yakni “strategos” yang bersasal dari kata “stragos’ yang berarti

militer dan “ag” yang berarti pemimpin. Menurut Grant (1995) dalam Yoshida

(2006), penjelasan dari definisi tersebut adalah bahwa istilah strategi pertama kali digunakan dalam bidang militer bukan dalam bidang manajemen atau bisnis.

Bisnis atau usaha seringkali mengalami dinamika persaingan dalam setiap perjalanannya, tentunya hal ini dapat dijadikan sebagai ancaman atau peluang bagi organisasi usaha tertentu. Ancaman ataupun peluang usaha sangat ditentukan oleh bagaimana kemampuan organisasi usaha memahaminya, untuk kemudian menganalisisnya dan merespon dalam bentuk sikap dan tindakan. Dalam kenyataannya untuk menghadapi berbagai perubahan yang sedang dan akan terus berlangsung, maka organisasi usaha harus semakin mengembangkan dan mengandalkan pada kekuatan dan kemampuan strategisnya. Manajemen organisasi usaha yang baik adalah ketika mereka mampu mewujudkan agar strategi dapat diimplementasikan dengan baik

Manajemen strategis merupakan seni dan ilmu untuk memformulasikan, mengimplementasikan, dan mengevaluasi keputusan lintas fungsi yang memungkinkan organisasi dapat mencapai tujuannya. Manajemen strategis juga berfokus pada mengintegrasikan manajemen, pemasaran, keuangan/akuntansi, produksi/operasi, penelitian, dan pengembangan, serta sistem informasi atau komputerisasi untuk mencapai tujuan organisiasi (David 2006). Menurut Dirgantoro (2004) manajemen strategis didefinisikan sebagai suatu proses berkesinambungan yang membuat organisasi secara keseluruhan sesuai dengan lingkungannya. Mempelajari dan mengaplikasikan proses manajemen strategis dilakukan menggunakan model dimana setiap model menggambarkan semacam proses (David 2006).

`

Gambar 1. Model Manajemen Strategis Sumber : David (2006)

Membuat pernyataan visi dan misi

Menerapkan tujuan jangka panjang Merumuskan, mengevaluasi, dan memilih strategi Implementasi Strategi isu-isu manajemen Implementasi strategi isu-isu pemasaran, keuangan, akuntansi, penelitian dan pengembangan serta sitem informasi manajemen Mengukur dan mengevaluasi kinerja Melakukan audit eksternal Melakukan audit internal Formulasi strategi Implementasi strategi Evaluasi strategi

Kerangka kerja yang digambarkan pada Gambar 1 adalah model komprehensif manajemen strategis yang diterima secara luas. Model ini tidak menjamin keberhasilan, tetapi model tersebut menjelaskan pendekatan yang jelas dan praktis untuk memformulasi, mengimplementasikan, serta mengevaluasi strategi.

Proses manajemen strategis merupakan hal yang bersifat dinamis dan berkelanjutan. Bila ada perubahan pada salah satu komponen utama dalam model akan menyebabkan perubahan pada salah satu atau pada seluruh komponen dalam model lainnya. Menurut David (2006), terdapat tiga tahapan dalam manajemen strategis, diantaranya adalah :

1) Formulasi Strategi

Formulasi strategi termasuk mengembangkan visi dan misi, mengidentifikasi peluang dan ancaman eksternal perusahaan, menentukan kekuatan dan kelemahan internal perusahaan, menetapkan tujuan jangka panjang, merumuskan alternatif strategi, dan memilih strategi tertentu yang akan dilaksanakan. Karena tidak ada organisasi yang memiliki sumber daya tak terbatas, penyusun strategi harus memutuskan alternatif strategi mana yang akan memberikan keuntungan terbanyak. Keputusan formulasi strategi mengikat organisasi terhadap produk, pasar, sumber daya, dan teknologi yang spesifik untuk periode waktu yang panjang.

2) Implementasi strategi

Implementasi strategi termasuk mensyaratkan perusahaan untuk menetapkan tujuan tahunan, membuat kebijakan, memotivasi karyawan dan mengalokasikan sumberdaya, sehingga yang telah diformulasikan dapat dijalanakan. Implementasi strategi seringkali disebut dengan tahap pelaksanaan. Melaksanakan strategi berarti memobilisasikan karyawan dan manajer untuk menempatkan strategi yang telah diformulasikan. Aspek penting dalam mengimplementasikan strategi adalah penerapan strategi yang telah dirumuskan ke dalam pengambilan keputusan dan tindakan sehari-hari yang konsisten dengan sukses strategi jangka panjang. Menurut David (2006) beberapa alternatif yang dapat dijalankan oleh sebuah organisasi usaha antara lain :

a) Strategi Integrasi

Integrasi ke depan, integrasi ke belakang, dan integrasi horizontal sering

disebut sebagai integrasi vertikal (vertical integration). Strategi integrasi

vertikal memungkinkan sebuah perusahaan untuk mendapatkan kontrol atas distributor, pemasok, dan/atau pesaing. Tipe strategi integrasi terdiri dari :

i) Integrasi ke depan, yaitu mencari kepemilikan atau meningkatkan

kontrol atas distributor atau pengecer.

ii) Integrasi ke belakang, yaitu mencari kepemilikan atau meningkatkan

kontrol atas pemasok perusahaan.

iii) Integrasi horizontal, yaitu mencari kepemilikan atau meningkatkan

kontrol atas pesaing

b) Strategi Intensif

Penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk sering disebut sebagai strategi intensif. Strategi intensif membutuhkan usaha intensif jika posisi kompetitif perusahaan dengan produk yang ada saat ini membaik. Tipe strategi intensif terdiri dari :

i) Penetrasi pasar, yaitu meningkatkan pangsa pasar untuk produk/jasa

saat ini di pasar melalui upaya pemasaran yang lebih besar.

ii) Pengembangan pasar, yaitu memperkenalkan produk/jasa saat ini ke

area geografis yang baru.

iii) Pengembangan produk, yaitu meningkatkan penjualan melalui

perbaikan produk/jasa saat ini atau mengembangkan produk/jasa baru.

c) Strategi Diversifikasi

Ada tiga tipe umum dari strategi diversifikasi (diversification strategies) :

konsentrik (terfokus), horizontal, dan konglomerat. Strategi ini dilakukan dengan cara mendiversifikasi aktivitas-aktivitas bisnis yang ada. Tipe strategi diversifikasi terdiri dari :

i) Diversifikasi konsentrik, yaitu menambahkan produk/jasa baru yang

ii) Diversifikasi konglomerat, yaitu menambahkan produk/jasa baru yang tidak berkaitan dengan produk/jasa lama.

iii) Diversifikasi horizontal, yaitu menambahkan produk/jasa baru yang

tidak berkaitan kepada pelanggan saat ini.

d) Strategi Defensif

Sebagai tambahan atas strategi integratif, intensif, dan diversifikasi,

organisasi juga dapat menjalankan retrenchment, divestasi, atau likuidasi.

Tipe strategi defensif terdiri dari :

i) Retrenchment, yaitu mengelompokkan ulang melalui pengurangan biaya dan aset terhadap penurunan penjualan dan laba.

ii) Divestasi, yaitu menjual satu divisi atau bagian perusahaan.

iii) Likuidasi, yaitu menjual seluruh aset perusahaan, sepotong-potong,

untuk nilai riilnya.

3) Evaluasi Strategi

Evaluasi strategi adalah tahap final dalam manajemen strategis. Pelaku usaha sangat ingin mengetahui kapan strategi tidak dapat berjalan seperti yang diharapkan. Evaluasi strategi adalah alat utama untuk mendapatkan informasi ini. Tiga aktivitas evaluasi strategi adalah (1) meninjau ulang faktor eksternal dan internal yang menjadi dasar strategi saat ini, (2) mengukur kinerja, dan (3) mengambil tindakan korektif. Evaluasi yang tepat waktu akan masalah potensial sebelum masalah tersebut menjadi kritis sangat penting bagi kelangsungan hidup organisasi (David 2006).

Dokumen terkait