Tanggal/Hari Apa yang anda buat di siang hari Kualitas positifnya apa?
TUJUAN TEKNIK DAN
2. Konsep dan Teknik Dialog Sokrates
Menurut Frankl (2010:3), dialog Sokrates adalah sarana untuk mendengarkan dan mengajukan pertanyaan provokatif atau petunjuk untuk menyoroti makna yang datang melalui kata-kata orang tersebut. Dalam dialog sokrates yang paling penting adalah kapasitas klien untuk kesadaran pada tanggung jawabnya. Kapasitas yang
paling dasar yang dibutuhkan untuk mengevaluasi dan berpikir tentang hidup klien adalah kesadaran dirinya (self-awareness). Ketika klien kehilangan kesadaran dirinya dialog sokrates membantu klien mengembangkan keyakinan inti seimbang. Pertanyaan-pertanyaan yang diminta dalam dialog sokrates memaksa klien untuk memikirkan kembali apa yang di alaminya. Klien dapat mengevaluasi dan menilai serta mencari makna dari suatu peristiwa. Frankl mendefinisikan tanggung jawab klien sebagai suatu respon terhadap kemampuannya untuk menanggapi makna saat ini. Klien diinterogasi oleh kehidupannya dan harus menjawab dengan kehidupannya sendiri. Jadi, teknik ini efektif sejauh memungkinkan klien mengakses kemampuannya dan mengembangkan keyakinan inti seimbang untuk berpikir tentang makna hidupnya.
Mendengarkan kata-kata dari klien memungkinkan untuk membedakan "sinyal" dan"petunjuk" dari kedalaman dan ketinggian hati melalui kata-kata mereka untuk mendengar makna yang terkandung di dalam kata-kata tersebut. Menurut Lukas, dalam mendengarkan kata-kata kunci, terapis akan mencari petunjuk tentang minat, keprihatinan, yang muncul melalui tema-tema dan topik. Untuk menangkap kata-kata kunci memerlukan empati dan meringkas apa yang dikatakan oleh klien. Hal ini membutuhkan kehadiran, perhatian dan konsentrasi terapis, juga intuisi, dan penajaman mata terhadap konsep-konsep kunci yang muncul dari dialog. Lukas (1999) menggambarkan bagaimana persepsi kata kunci memungkinkan untuk melihat nuansa dan warna dalam apa klien berarti, dan untuk menyimpulkan makna apa yang mereka temukan. Teknik ini membutuhkan hati nurani untuk mendengarkan kata-kata klien. Ini didasarkan pada prinsip bahwa hati nurani menuntun klien berorientasi pada makna, dan menunjuk ke arah makna, tanpa terapis harus memaksakan, atau menciptakan makna. Hati nurani juga menunjukkan titik acuan, standard yang berakar sangat mendalam dalam diri klien, dan mengikuti prinsip-prinsip yang memungkinkan untuk perubahan dan koreksi pola perilaku, serta mengembangkan keyakinan inti seimbang.
Arahan untuk konseling
Tugas konselor adalah menggunakan kata-kata klien sendiri sebagai metode penemuan makna. Dengan mendengarkan apa yang dikatakan klien, terapis dapat menunjukkan pola tertentu dari kata-kata, atau solusi kepada klien, dan biarkan klien melihat makna baru di dalamnya. Proses ini memungkinkan klien untuk menyadari bahwa jawabannya terletak dalam dirinya sendiri. Teknik ini membantu klien mengembangkan hubungan yang sehat untuk dirinya sendiri. Kesadaran diri sangat penting. Dengan kesadaran diri, klien bisa mengevaluasi apa yang dilakukannya, di mana klien pergi dan bagaimana klien berhubungan dengan orang lain? Di sisi lain hubungan yang sehat untuk diri klien meliputi tidak hanya mengidentifikasi perasaan klien dari dalam tetapi fleksibilitas dan ketahanan menjauh dari dirinya sendiri dan bisa melihat bagaimana orang lain melihat diri klien. Akhirnya klien perlu bahkan tidak menyadari dirinya sendiri dari dalam atau dari luar tetapi memusatkan perhatiannya pada sesuatu yang lain sama sekali. Klien bisa memikirkan orang yang memiliki berbagai kemampuan bersama-sama sehingga berbicara yang sehat secara emosional dan spiritual, klien akan menemukan keyakinan inti seimbang dari ketiga kapasitas kesadaran diri, menjauhkan diri dan transendensi-diri (Frankl, 2010:4).
3. Proses Konseling
TAHAP AWAL TAHAP INTEGRASI
DIRI
TAHAP AKHIR
a. Konselor membantu klien mengembangkan
hubungan yang sehat untuk dirinya sendiri, melalui tahapan konseling sebagai berikut.
b. Apakah anda menerima keadaan anda sekarang? c. Apakah anda bahagia
dengan keadaan anda sekarang?
a. Konselor memaksa konseli untuk memikirkan kembali apa yang di alaminya. b. Klien
mengembangkan hubungan yang sehat untuk dirinya sendiri. c. Klien mengevaluasi
apa yang
dilakukannya, baik
a. Klien dapat mengakses
kemampuannya dan
mengembangkan keyakinan inti seimbang untuk berpikir tentang makna hidupnya.
b. Konselor membantu klien mengakses kemampuan dan kepercayaan dirinya, untuk mengembangkan keyakinan inti seimbang, dan berorientasi pada penghargaan atas dirinya serta
d. Apakah anda punya kenangan indah masa lampau?
e. Apakah anda memiliki
pola perilaku
menyenangkan?
f. Apakah anda bahagia dalam sebagian besar hidup anda?
g. Apakah anda berharga dan dihormati dalam keluarga dan masyarakat?
h. Apakah anda Menjadi harapan dalam keluarga oleh saudara-saudara anda?
menyangkut
hubungannya dengan orang lain maupun dalam suatu peristiwa yang dialaminya. d. Konselor dapat
mengevaluasi dan menilai serta mencari makna dari hubungan dan peristiwa tersebut. e. Jawaban klien, memberikan respon terhadap kemampuannya untuk menanggapi makna saat ini. f. Klien diinterogasi oleh kehidupannya dan harus menjawab dengan kehidupannya sendiri.
makna dan tujuan hidup yang dicapainya.
c. Klien mengembangkan hubungan yang sehat untuk kesadaran dirinya. d. Klien bisa mengevaluasi apa yang
dilakukannya, ketika klien berhubungan dengan orang lain. e. Klien menjalin hubungan yang sehat
untuk mengidentifikasi perasaannya dari dalam secara fleksibel dan ketahanan dirinya untuk melihat bagaimana orang lain melihat diri klien.
f. Klien berbicara yang sehat secara emosional dan spiritual, untuk menemukan keyakinan inti seimbang melalui kapasitas kesadaran diri, menjauhkan diri dan transendensi-diri
TUJUAN TEKNIK DAN SASARAN
PENCAPAIAN
MEDIA EVALUASI
a. Tujuannya adalah klien dapat mengembangkan kepercayaan diri.
b. Sasarannya adalah pencapaian integritas diri klien.
Daftar penyesuaian untuk keyakinan inti negatif
Sesi ini berhasil apabila klien berhasil menggunakan kata-katanya sendiri sebagai metode penemuan makna, dapat mengakses kemampuan dan kepercayaan dirinya, serta dapat mengembangkan keyakinan inti seimbang.
Sesi 7
Nama Kegiatan : Realisasi makna
Tujuan : Klien menemukan makna hidup dibalik potensi, aktivitas dan evaluasi diri
Teknik : Orientasi makna
Waktu : 60 menit
Aktivitas/stimulasi :
1. Konselor meminta klien membuat pilihan yang dapat mengubah sikapnya.
2. Konselor menjelaskan tentang konsep dan teknik orientasi makna.
3. Proses konseling
Materi Layanan :
1. Outwork task untuk konseli
Pilihan-pilihan untuk mengubah sikap konseli
Apakah anda sadar dan menerima kenyataan bahwa anda pernah menjadi korban kekerasan fisik, psikis dan seksual? Apakah anda merasakan ada hikmat dengan peristiwa tersebut? Apakah ada makna yang anda temukan melalui preseden buruk tersebut? Apakah anda berharga dan berguna setelah anda diterima oleh keluarga dan teman? Apakah bersama keluarga dan teman adalah hal yang terindah dalam hidup anda? Apakah harapan anda memiliki tujuan hidup tercapai, apabila mendapat kesempatan bermain, belajar dan bekerja? . Apakah anda optimis menjadi tulang punggung keluarga yang sukses? Apakah hidup yang anda jalani sungguh bermakna bagi anda dan keluarga? Apakah anda telah melupakan masa lalu yang kelam dan menikmati hidup dengan harapan baru? Apakah anda dihormati orang lain karena anda berguna dan berharga bagi mereka?
Apakah anda bahagia dapat memperbaiki keadaan ekonomi keluarga? (ya / tidak). Apakah anda bangga bisa menanggapi dan menjawab pertanyaan? (ya / tidak). Apakah anda diharapkan dan diinginkan dalam keluarga oleh saudara-saudara lain? (ya / tidak). Apakah anda berharga karena mendapat perhatian berlebihan dari keluarga? (ya / tidak). Apakah lingkungan masyarakat terdekat anda kebanyakan memiliki perilaku positif?
Apakah anda menyukai tempat, orang, atau pikiran yang mengingatkan pada preseden buruk, setelah anda memaafkan mereka yang pernah menjerat anda? (ya / tidak). Yakinkah anda bahwa tanpa merokok, alkohol, penyalahgunaan zat dan obat- obatan terlarang, anda tetap optimis memperjuangkan dan melanjutkan hidup ini? (ya / tidak). Bukankah dengan berperan sebagai istri/suami pendamping suami/istri dan orang tua bagi anak-anak, anda berharga bagi mereka? (ya / tidak). Yakinkah anda memiliki harapan masa depan bersama keluarga? (ya / tidak). Apakah bersama keluarga, anda mengembangkan harapan realistis dan evaluasi diri seimbang untuk mencapai tujuan dan menemukan makna hidup? (ya / tidak).