• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konsep Usahatani dan Manajemen Usahatani

Dalam dokumen ANALISIS PENDAPATAN PETANI PENGGARAP PAD (Halaman 29-34)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

D. Konsep Usahatani dan Manajemen Usahatani

Ilmu usahatani adalah ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang mengalokasikan sumberdaya yang ada secara efektif dan efisien untuk tujuan

memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu. Dikatakan efektif apabila petani atau produsen dapat mengalokasikan sumberdaya yang dimiliki (yang kuassai) sebaik-baiknya dan dikatakan efisien apabila pemanfaatan sumberdaya tersebut menghasilkan keluaran (output) yang melebihi masukan (input) (Soekartawi, 1995:1).

Salah satu ukuran keberhasilan usahatani adalah pendapatan dan keuntungan. Produksi yang tinggi bukanlah satu-satunya hal yang penting, tetapi juga peningkatan pendapatan. Harga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pendapatan sedangkan keuntungan dipengaruhi oleh pendapatan dan biaya yang dikeluarkan selama berusahatani (Mubyarto, 1986).

Pentingnya analisa usahatani dilakukan adalah mengingat umumnya petani tidak mempunyai catatan usahatani sedangkan informasi tentang keragaman atau usahatani yag dilihat dari berbagai aspek. Hal ini sangat penting karena tipe-tipe usahatani pada setiap skala usaha dan tiap lokas berbeda satu sama lainnya arena adanya perbedaan karakteristik yang dimiliki usahatani yang bersangkutan (Soekartawi dkk, 1995). Fungsi analisa ini penting sebagai salah satu dasar upaya peningkatan produksi dan pendapatan daerah, juga penting untuk menyusun peluang investasi (Warisno, 1998:81).

1. Tenaga Kerja Dalam Usahatani

Tenaga kerja dalam usahatani memiliki karakteristik yang sangat berbeda dengan tenaga kerja dalam usaha bidang lain yang bukan pertanian. Karakteristik tenaga kerja bidang usahatani menurut Tohir (1983) dalam Suratiyah, 2011:21) adalah sebagai berikut : a) Keperluan akan tenaga kerja dalam usahatani tidak kontinyu dan tidak merata, b) Penyerapan tenaga kerja dalam usahatani sangat terbatas, c) Tidak mudah distandarkan, dirasionalkan, da dispesialisasikan, d) Beranekaragam coraknya dan kadang kala tidak dapat dipisahkan satu sama lain.

Tenaga kerja dalam usahatani terdiri dari tenaga kerja kelarga dan tenaga kerja luar keluarga. Peranan anggota keluarga yang lain adalah sebagai tenaga kerja disamping juga sebagai tenaga luar yang diupah. Banyak sedikitnya tenaga luar yang dipergunakan tergantung pada dana yang tersedia untuk membiayai tenaga luar tersebut (Suratiyah, 2011:21).

2. Produksi Usahatani

Produksi adalah total fisik yang diperoleh produsen dalam melakukan kegiatan usahatani. Dalam memperoleh produksi yang maksimal, seorang petani akan mengalokasikan input dan faktor produksi seefisien mungkin guna tercapainya keuntungan yang maksimal. Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi dibedakan menjadi dua, yaitu: (1) Faktor biologi, seperti lahan pertanian dengan maam tingkat kesuburannya, bibit, varietas, pupuk, obat-obatan, gulma dan sebagainya. (2) Faktor soial ekonomi, seperti biaya produksi, harga, tenaga kerja, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, resio ketidakpastian, kelembagaan, tersedianya kredit dan sebagainya (Soekartawi: 1995:4).

3. Biaya Usahatani

Biaya usahatani merupakan nilai semua korbanan ekonomi yang diperlukan dan dapat diukur ataupun diperkirakan untuk menghasilkan suatu produk. Petani sebagai pelaksana mengharap produksi yang lebih besar lagi agar memperolehpendapatan yang besar pula. Untuk itu, petani menggunakan tenaga, modal dan sarana produksinya sebagai umpan untuk mendapatkan produksi yang diharapkan. Adakalanya produksi yang diperoleh lebih besar (Suratiyah, 2011:60).

Fator-faktor yang mempengaruhi besarnya biaya dan pendapatan sangatlah kompleks. Namun demikian, faktor tersebut dapat dibagi ke dalam dua golongan sebagai berikut: (1) Faktor internal, seperti umur petani, pendidikan, pengetahuan, pengalaman, keterampilan, jumlah tenaga kerja keluarga, luas lahan, modal. Faktor eksternal seperti, ketersediaan input, harga input, permintaan output, harga output . (2) faktor manajemen (Suratiyah, 2011:67).

Menurut Soekartawi (1995:56) biaya usahatani biasanya diklasifikasikan menjadi dua, yaitu: (1) Biaya tetap (fixed cost), biaya ini umumnya didefinisikan sebagai biaya yang relatif tetap jumlahnya dan terus dikeluarkan walaupun produksi yang diperoleh banyak atau sedikit. Jadi besarnya biaya tetap ini tidak tergantung pada besar kecilnya produksi yang diperoleh. Contohnya pajak. (2) Biaya tidak tetap (variabel cost) biassanya didefinisikan sebagai biaya yang besar

kecilnya dipengaruhi oleh produksi yag diperoleh. Contohnya biaya untuk sarana produksi.

4. Penerimaan Usahatani

Penerimaan usahatani adalah perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga jual. Penerimaan usahatani dapat dirumuskan sebagai berikut:

(Suratiyah, 2011:61) Dimana:

TR = Total Penerimaan (Rp/ha/MT) Py = Jumlah Produksi (Kg/ha/MT) Y = Harga Jual (Rp/kg)

5. Pendapatan Usahatani

Pendapatan terdiri dari pendapatan kotor dan pendapatan bersih. Menurut Soekartawi (1995) pendapatan kotor usahatani (gross farm income) didefinisikan sebagai nilai produksi total usahatani dalam jangka waktu tertentu baik yang dijual atau yang tidak dijual. Pendapatan bersih (net farm income) didefinisikan sebagai selisih pendapatan kotor usahatani dengan pengeluaran total usahatani. Untuk meningkatkan pendapatan pendapatan petani, diperlukan beberapa syarat antara lain: (1) Penggunaan tenaga kerja yang intensif, (2) Keterampilan yang memadai, (3) Peralatan dan sarana produksi yang memadai, (4) Perbaikan sistem pemasaran hasil pertanian. Pendapatan usahatani adalah selisih antara penerimaan dan biaya yang dibayarkan. Pendapatan usahatani dapat dirumuskan sebagai berikut:

(Soekartawi, 1995:58) Dimana:

Pd = Pendapatan usahatani (Rp/ha/MT) TR = Total penerimaan (Rp/ha/MT) Bt = Biaya yang dibayarkan (Rp/ha/MT)

TR = (Py.Y)

6. Keuntungan Usahatani

Keuntungan petani atau pendapatan bersih adalah selisih antara penerimaan dengan biaya total. Biaya total adalah seluruh biaya yang digunakan dalam berproduksi dari biaya yang dibayarkan, biaya yang diperhitungkan.

(Soekartawi, 1995:60) K = Keuntungan usahatani padi sawah (Rp/ha/MT) Xi = Jumlah produksi (Kg/ha/MT)

Hx = Harga jual (Rp/kg/MT) BT = Biaya total (Rp/kg/MT)

Manajemen usahatani adalah kemampuan petani menentukan, mengorganisisr, dan mengkoordinasikan faktor-faktor produksi yang mereka miliki (yang dikuasai) sebaik-baiknya dan mampu memberikan produksi pertanian sebagaimana yang diharapkan. Ukuran dari keberhasilan pengelolaan itu adalah produktivitas dari usahanya (Hernanto, 1993).

Sejalan dengan majunya pertanian, para petani lebih banyak lagi mengembangkan kemampuannya dalam mengelola usahataninya. Ia harus menentukan apakah ia akan membeli benih tunggal, pupuk, pestisida, atau alat baru serta apakah perlu menambah tenaga kerja untuk pekerjaan di lapangan (Mosher, 1973).

Menentukan Hernanto (1993), untuk dapat menjadi pengelola yang berhasil maka pemahaman terhadap prinsip teknik dan prinsip ekonomi menjadi syarat bagi seorang pengelola. Pemahaman prinsip teknik meliputi: (a) perilaku cabang usaha yang diputuskan, (b) perkembangan teknologi, (c) tingkat teknologi yang dikuasai, (d) daya dukung faktor yang dikuasai, (e) cara budidaya dan alternatif cara lain berdasar pengalaman orang lain. Pemahaman prinsip ekonomi meliputi (a) penentuan perkembangan harga, (b) kombinasi cabang usaha, (c) pemasaran hasil, (d) pembiayaan usahatani, (e) pengelolaan modal dan pendapatan, (f) ukuran-ukuran keberhasilan yang lazim. Perpaduan kedua prinsip itu tercermin dari keputusan yang diambil, agar resiko tidak menjadi tanggungan pengelola. Kesediaan menerima resiko akan sangat tergantung pada tersedianya modal, status

petani, umur, lingkungan sosial, perubahan serta pendidikan dan pengalaman petani.

Dalam dokumen ANALISIS PENDAPATAN PETANI PENGGARAP PAD (Halaman 29-34)

Dokumen terkait