• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

F. Kerangka Teori dan Konsepsi

2. Konsepsi

Dalam penelitian hukum, adanya konsepsional dan landasan atau kerangka teori menjadi syarat yang penting. Dalam kerangka konsepsional diungkapkan beberapa konsepsi atau pengertian yang akan dipergunakan sebagai dasar penelitian hukum, dan didalam landasan/ kerangka teori diuraikan segala sesuatu yang terdapat dalam teori sebagai suatu sistem aneka ”theore ’ma” atau ajaran.26

Konsepsi merupakan definisi operasional dari intisari objek penelitian yang akan dilaksanakan. Pentingnya definisi operasional adalah untuk menghindarkan perbedaan pengertian dan penafsiran dari suatu istilah yang dipakai. Selain itu dipergunakan juga untuk memberikan pegangan pada proses penelitian ini, dirumuskan serangkaian kerangka konsepsi atau definisi operasional sebagai berikut:

a. Analisis Yuridis

Analisis adalah kajian yang dilaksanakan terhadap sebuah bahasa guna meneliti struktur bahasa tersebut secara mendalam.27 Sedangkan Yuridis adalah sesuai

26

Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif , Suatu Tinjauan Singkat,

(Edisi I, Cetakan 7, Jakarta : PT. Grafindo Persada, 2003), Hal 6 27

Kata Kunci Analisa ditelusuri melalui alamat situs http://id.wikipedia.org/wiki/Analisis , hal 16 pada tanggal 27 Agustus 2010

dengan hukum yang berlaku. Pada analisis yuridis, peneliti memperoleh masukan dari kalangan akademisi yang mempunyai tingkat analisis yang tinggi dan cermat berdasarkan data.28

b. Program Kemitraan

Program Kemitraan BUMN dengan usaha kecil, yang selanjutnya disebut Program Kemitraan, adalah program untuk meningkatkan kemampuan usaha kecil agar menjadi tangguh dan mandiri melalui pemanfaatan dana dari bagian laba BUMN.29 Pinjaman Program Kemitraan adalah pinjaman yang diberikan oleh BUMN atau perusahaan swasta kepada usaha kecil dalam rangka program kemitraan yang diambil dari 2 % keuntungan perusahaan.30

c. Perjanjian Kredit

Kata “kredit” berasal dari bahasa latin “credere” artinya kepercayaan (Belanda:

vertrouwen, Inggris: believe, trust or confidence).31 Perjanjian kredit adalah “perjanjian pendahuluan” (voorovereenkomst) dan penyerahan uang. Perjanjian pendahuluan ini merupakan hasil permufakatan antara pemberi dan penerima pinjaman mengenai hubungan-hubungan hukum antara keduanya. “Penyerahan uang” sendiri adalah bersifat rill. Pada saat penyerahan uang dilakukan, barulah berlaku ketentuan yang dituangkan dalam model perjanjian kredit pada kedua

28

Kata Kunci Yuridis ditelusuri melalui alamat situs

http://etd.eprints.ums.ac.id/5067/2/C100030214.pdf , hal 16 pada tanggal 27 Agustus 2010 29

Dikutip dari Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor PER- 05/MBU/2007 tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara Dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan, Pasal 1 ayat (7)

30

Ibid, Pasal 9 ayat (1) a 31

Badriyah Harun, Penyelesaian Sengketa Kredit Bermasalah, (Yogyakarta : Pustaka Yustisia, 2010), hal. 2

pihak.32 Menurut kamus besar bahasa Indonesia, salah satu pengertian kredit adalah pinjaman uang dengan pembayaran pengembalian secara mengangsur atau pinjaman sampai batas jumlah tertentu yang diizinkan oleh bank atau badan lain.33

Secara umum kredit diartikan sebagai “the ability to borrow on the opinion conceived by lender that he will be repaid”. Merumuskan arti hukum dari kredit sebagai berikut: “menyerahkan secara sukarela sejumlah uang untuk dipergunakan secara bebas oleh penerima kredit. Penerima kredit berhak mempergunakan pinjaman itu untuk keuntungan dengan kewajiban mengembalikan jumlah pinjaman itu di belakang hari”.34

Dalam membuat perjanjian kredit terdapat unsur-unsur pemberian kredit yaitu:35

1. Sejumlah uang ataupun yang dapat dipersamakan dengan uang

2. Berdasarkan kesepakatan dua atau lebih pihak, sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk sahnya suatu perjanjian (Pasal 1320 KUH Perdata). 3. Adanya unsur pemenuhan prestasi yang harus dipenuhi baik oleh pihak

debitur maupun pihak kreditur. Prestasi yang dimaksud dalam Pasal 1234 KUH Perdata meliputi:

32Ibid , hal 32 33

Hermansyah, Edisi Revisi Hukum Perbankan Nasional Indonesia, (Jakarta : Kencana Predana Media Group, 2009), hal 57

34

Mariam Darus Badrulzaman, Perjanjian Kredit Bank”, (Bandung : PT. Citra Aditya Bakti. 1991), hal 23-24

35Ibid¸

a. untuk memberikan sesuatu b. untuk berbuat sesuatu c. tidak berbuat sesuatu.

4. Adanya unsur jangka waktu tertentu antara pemberian kredit dengan pengembalian kredit.

5. Adanya unsur resiko dalam pemberian kredit.

6. Adanya balas jasa berupa bunga maupun imbalan dalam bentuk lainnya bagi kreditur.

d. Program Kemitraan dan Bina Lingkungan

Program Kemitraan merupakan program untuk meningkatkan kemampuan usaha kecil agar menjadi tangguh dan mandiri melalui pemanfaatan dana dari bagian laba BUMN.36 Program Bina Lingkungan adalah program pemberdayaan kondisi sosial masyarakat oleh BUMN melalui pemanfaatan dana dari bagian laba BUMN.37

e. CSR (Corporate Social Resposibility)

Schermerhorn (1993) memberi definisi CSR sebagai suatu kepedulian organisasi bisnis untuk bertindak dengan cara-cara mereka sendiri dalam melayani kepentingan organisasi dan kepentingan publik eksternal. CSR adalah sebuah pendekatan dimana perusahaan mengintegrasikan kepedulian sosial dalam operasi

36

Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor PER-05/MBU/2007 tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara Dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan, Pasal 1 ayat (7)

37Ibid,

bisnis mereka dan dalam interaksi mereka dengan para pemangku kepentingan (stakeholders) berdasarkan prinsip kesukarelaan dan kemitraan. Beberapa nama lain yang memiliki kemiripan atau bahkan sering diidentikkan dengan CSR ini antara lain pemberian/ amal perusahaan (corporate giving/ charity), kedermawanan perusahaan (corporate Philanthropy), relasi kemasyarakatan perusahaan (corporate community/ public relations), dan pengembangan masyarakat (community development). Keempat nama itu bisa pula dilihat sebagai dimensi atau pendekatan CSR dalam konteks investasi sosial perusahaan (corporate social investment/ investing) yang didorong oleh spektrum motif yang terentang dari motif “amal” hingga “pemberdayaan”. 38

f. Agunan

Agunan adalah jaminan tambahan yang diserahkan nasabah debitur kepada bank dalam rangka pemberian fasilitas kredit atau pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah.39

g. PT. Jamsostek (Persero)

PT. Jamsostek (Persero) PT. Jamsostek (Persero) adalah badan penyelenggara yang ditunjuk oleh pemerintah untuk menyelenggarakan program jaminan sosial tenaga kerja berdasarkan Peraturan Pemerintah no. 14 Tahun 1993 Tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja.

38

Ditelusuri melalui alamat situs http://pkbl.bumn.go.id/file/PSICSRComDev- edi%20suharto.pdf , pada tanggal 27 Agustus 2010

39

Republik Indonesi, Undang-Undang U No. 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan Pasal 1 ayat (23)

PT. Jamsostek (Persero) merupakan perusahaan yang ditunjuk oleh pemerintah untuk menyelenggarakan jaminan sosial bagi tenaga kerja. Jaminan Sosial Tenaga Kerja adalah suatu perlindungan bagi tenaga kerja dalam bentuk santunan berupa uang sebagai pengganti sebagian dari penghasilan yang hilang atau berkurang dan pelayanan sebagai akibat peristiwa atau keadaan yang dialami oleh tenaga kerja berupa kecelakaan kerja, sakit, hamil, bersalin, hari tua, dan meninggal dunia.40 Pada Pasal 1 ayat (1) Peraturan Pemerintah No. 14 Tahun 1993 ditunjuk badan hukum yang menyelenggarakan Jaminan Sosial Tenaga Kerja tersebut. Penyelenggaranya adalah PT. Jamsostek (Persero).41

Dokumen terkait