BAB V PENUTUP membahas kesimpulan dan saran-saran
D. Konseptualisasi Framing Model Zongdan Pan Dan Gerald Kosicki
Analisis framing merupakan hasil dari paradigma kontruksionis, dalam analisis framing bertujuan untuk melihat bagaimana media massa mengkontruksi, membingkai suatu berita, sehingga seorang peneliti akan mengetahui berita tersebut apakah ada keberpihakan, menjungkirkan, siapa lawan siapa, mana
30
Iswandi, Syahputra, Jurnalistik Infotainment “Kancah Baru Jurnalistik Dalam Industri Televisi”h.65
kawan dan mana lawan. Di dalam sebuah berita terdapat frame yang berbeda –
beda sehingga suatu berita mempunyai arah tersendiri, kerena dalam membuat suatu berita akan ada sisi yang ditonjolkan dan sisi yang dihilangkan sehingga dalam suatu peristiwa yang sama, berita yang ditayangkan akan berbeda.
Framing menurut Zongdan Pan dan Gerald Kosicki yaitu proses membuat pesan lebih menonjol dengan menempatkan satu informasi lebih dari yang lainnya sehingga pesan lebih cepat tertuju kepada khalayak31. Dengan menempatkan suatu informasi yang lebih dari yang lainnya pasti ada satu informasi yang kurang diberi penekanan sehingga informasi tersebut dianggap kurang penting oleh media.
Selain pengertian framing menurut Zongdan Pan dan Gerald Kosicki beberapa tokoh dari framing, Ada yang mendifinisikan framing juga diantaranya yaitu Robert N. Entman yang mendefinisikan framing sebagai proses seleksi isu yang menonjolkan sisi tertentu32. Penempatan sebuah informasi yang menempatkan informasi kepada penempatan yang khas sehingga sisi tertentu mendapatkan perhatian yang lebih banyak ketimbang sisi yang lainnya. Sedangkan menurut William A. Gamson framing adalah suatu gagasan atau cara bercerita yang terorganisir dalam bentuk kemasan package kemasan tersebut berupa struktur atau skema seseorang yang digunakan untuk membentuk suatu realitas, dan menafsirkan pesan-pesan yang ia bentuk33.
Menurut Pan dan Kosicki ada konsepsi yang saling berkaitan di dalam framing, pertama, konsepsi prikologi, konsepsi ini dipahami bagaimana seseorang
31
Eriyanto, Analisis Framing “Kontruksi, Ideologi, dan Politik Media”, h.290
32
Eriyanto, Analisis Framing “Kontruksi, Ideologi, dan Politik Media”.h.77
33
memproses suatu informasi dalam dirinya, framing di sini di lihat sebagai penempatan suatu isu atau peristiwa dengan penempatan yang lebih menonjol, sehingga elemen dari isu tersebut dianggap lebih penting dalam mempengaruhi membuat keputusan tentang realitas. Kedua, konsepsi sosiologis yaitu melihat bagaimana individu secara kognitif menafsirkan suatu isu dengan pandangan tertentu, dalam framing di sini bagaimana seseorang mengklasifikasikan, mengorganisir suatu peristiwa dengan pengalaman serta pengetahuan untuk mengertikan dirinya dan realitas yang ada di luar dirinya, sehingga frame tersebut lebih dapat dipahami dan dimengerti sebab sudah dilabeli dengan label tertentu34. Dalam dua konsepsi tersebut bahwa konsepsi psikologis lebih melihat kepada proses internal dari teori kontruksi sosial dan konsepsi sosiologis lebih melihat kepada proses eksternal dari teori kontruksi sosial.
Seiring perkembangannya framing mulai digunakan dalam penelitian ilmu komunikasi dengan melihat bagaimana suatu media membentuk suatu realitas, dengan pembentukan tersebut itulah media dapat menciptakan suatu realitas yang baru sesuai ideologi, visi dan misi media tersebut.
Dalam arti sederhana framing adalah suatu metode atau pendekatan yang didasarkan untuk mengetahui cara bagaimana wartawan mengkontruksi suatu berita dan mengorganisir suatu gagasan ide sehingga dapat membentuk sebuah kemasan berita, seorang wartawan akan menyeleksi isu-isu tertentu, dalam penyeleksian isu tersebut setidaknya ada sudut pandang yang dilihatnya, sehingga
34
isu tersebut ada sisi yang ditonjolkan dan sisi yang dihilangkan bertujuan untuk menarik perhatian dan mempengaruhi terhadap pemaknaan khalayak.
Model framing Zongdan Pan dan Gerald Kocisky ini berasumsi bahwa setiap berita mempunyai frame yang berfungsi sebagai pusat ide yang dihubungkan kepada kutipan, latar informasi dan pemakain kalimat atau kata tertentu agar berita yang dibuat mempunyai makna dan tujuan yang diinginkan.35. Model ini menyebutkan bahwa ada 4 struktur untuk mengetahui pembingkaian dan pengkontruksian suatu pemberitaan, yaitu sintakis, sintakis merupakan cara bagaimana wartawan menyusun suatu opini, pengamatan, atau kutipan atas peristiwa sehingga menjadi sebuah berita, yang bisa di lihat dari lead, headline, latar informasi, dan sumber berita36. Headline merupakan suatu bingkai yang pertama yang kita bisa lihat dalam berita karena headline biasanya menunjukan bagaimana suatu isu dikontruksi oleh wartawan dan memberi makna yang menarik khalayak. Dalam penekanan tertentu seringkali wartawan menambahkan tanda baca dalam headline, misal penggunaan tanda baca agar memberikan makna perubahan atau tanda kutip yang menunjukan makna adanya jarak perbedaan, lead adalah perangkat sintakis selanjutnya, lead merupakan sudut pandang wartawan terhadap suatu isu dan pemaknaannya menunjukan pandangan tertentu dari suatu peristiwa, latar informasi biasanya wartawan akan memberikan latar belakang suatu peristiwa sehingga dengan latar belakang ini akan membawa arah berita dan menggiring khalayak ke arah tertentu, pengutipan sumber hal ini wajib dilakukan oleh seorang wartawan, hal ini menilai ke objektifan sebuah berita karena untuk
35
Alex Sobur, Analisis Teks Media, h. 175
36
menghilangkan keberpihakan suatu berita, titik penekanannya bahwa setiap berita yang ditulis oleh wartawan bukanlah opini wartawan itu sendiri tapi berita yang diambil merupakan pernyataan dari narasumber37. Dalam struktur sintakis ini bisa dilihat pada berita yang menggunakan pola piramida terbalik, di mana dari headline akan menarik perhatian khalayak serta memberikan suatu pemaknaan tertentu terhadap suatu berita, lalu dari unsur lead biasanya dalam pola piramida terbalik lead-nya akan memuat yang terpenting dari sebuah berita, latar belakang sebuah berita akan memuat sebuah latar belakang dengan tujuan memberikan agar berita mudah dipahami oleh khalayak, kutipan sumber untuk meyakinkan khalayak bahwa berita yang dimuat tidak ada keberpihakan, atau menunjukan objektifitas berita, dan membedakan opini dengan fakta.
Skrip, yaitu melihat bagaimana cara wartawan menyusun strategi atau bertutur dalam mengemas suatu peristiwa dengan melihat unsur 5W+1H meski pola ini jarang dijumpai secara lengkap dalam sebuah berita tapi pola ini menjadi kelengkapan sebuah berita dan menjadi penanda sebuah framing38.
Tematik, yaitu hubungan cara wartawan mengungkapkan pandangannya atas peristiwa ke dalam sebuah kalimat, atau hubungan antar kalimat yang membentuk kalimat secara keseluruhan39. Struktur ini bisa diamati dari pemakaian kalimat, pemakaian kata, dan bagaimana menempatkan kutipan sumber pada keseluruhan teks berita. Seorang watawan mempunyai tema tertentu dalam menyusun suatu peristiwa, namun ada beberapa elemen yang harus di amati dalam struktur ini.
37
Eriyanto, Analisis Framing “Kontruksi, Ideologi, dan Politik Media”. h.297
38
Eriyanto, Analisis Framing “Kontruksi, Ideologi, dan Politik Media”. h.299
39
Elemen tersebut ialah koherensi pertalian atau jalinan antar kata, proposisi, atau kalimat, dua buah kalimat atau proposisi yang menggambarkan fakta yang berbeda dapat dihubungkan dengan menggunakan koherensi sehingga fakta yang tidak berhubungan sekalipun dapat menjadi berhubungan ketika seorang menghubungkannya, ada beberapa macam proposisi, proposisi sebab-akibat, proposisi penjelas, proposisi pembeda40.
Proposisi sebab akibat biasanya ditandai dengan kalimat ”sebab atau
karena”, proposisi penjelas umumnya ditandai dengan kalimat ”dan atau lalu”,
sedangkan proposisi pembeda biasa memakai kalimat penghubung ”dibandingkan
atau sedangkan”41
.
Retoris, cara bagaimana wartawan memakai pemilihan kata, grafik, atau gambar yang digunakan untuk memberikan sebuah penekanan dan bertujuan pada arti tertentu42. Dalam struktur ini merupakan olahan gaya atau pemakaian kata-kata tertentu untuk menggambarkan suatu peristiwa, dengan menggunakan kata-kata tertentu ini tujuannya untuk membangun citra atau menutupi keberpihakan suatu media, suatu peristiwa yang sama akan menggunakan kata yang berbeda.
40
Eriyanto, Analisis Framing “Kontruksi, Ideologi, dan Politik Media”. h.302
41
Eriyanto, Analisis Framing “Kontruksi, Ideologi, dan Politik Media”. h.303
42
39 BAB III
PROFIL PT. CREATIVE INDIGO PRODUCTION DAN PROFIL