• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV : GAMBARAN LOKASI KAJIAN

5.2. Kontribusi Penerapan ISO 9001 pada Pendapatan Asli Daerah

Perbedaan kontribusi PAD dan jumlah penyerapan tenaga kerja antara perusahaan yang telah dengan perusahaan yang belum menerapkan ISO 9001 di Kabupaten Kampar, dilakukan dengan membandingkan besaran pajak dan retribusi yang dibayar oleh kedua kelompok perusahaan ini. Sampel berjumlah 20 perusahaan yang terbagi atas dua perlakuan yaitu 10 perusahaan yang telah menerapkan ISO 9001 dan 10 perusahaan yang belum menerapkan ISO 9001. Selanjutnya data yang didapat diambil rata-ratanya selama 5 tahun dan diperbandingkan. Guna mengetahu pengaruh penerapan ISO 9001 terhadap perusahaan jasa konstruksi melakukan Uji-t statistik yang dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel. 5

Pengujian Pengaruh Penerapan ISO 9001 Pada Perusahaan Jasa Konstruksi Terhadap Pendapaatn Asli Daerah Kab. Kampar (Data Tahun 2002-2004)

NO RETRIBUSI/PAJAK MEAN STANDAR DEVIASI

t. hitung

t.

Tabel Hasil

ISO NON ISO ISO NON ISO TU.5%

1 IZIN GANGGUAN 2,362,784 398,979.3 1,305,621.5 666,161.3 7.388 1.6991 t Hit > t. Tabel 2 LAYANAN PERSAMPAHAN/KEBERSIHAN 1,730,000 280,000 2,546,417.4 573,194.3 3.043 1.6991 t Hit > t. Tabel

3 IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN

2,860,163 1,058,490.0 3,788,255.9 3,231,632.9 1.982 1.6991 t Hit > t. Tabel

4 ANGKUTAN HASIL ALAM

22,916,667 6,500,000.0 13,965,526.1 6,495,356.4 5.838 1.6991 t Hit > t. Tabel 5 PAJAK REKLAME 319,935 117,333.3 180,238.3 187,077.0 4.272 1.6991 t Hit > t. Tabel

6 PAJAK PENERANGAN JALAN

555,000 330,000.0 131,536.0 82,629.2 7.934 1.6991 t Hit > t. Tabel

7 PAJAK GALIAN GOLONGAN C

17,866,667 7,500,000.0 11,958,933.6 7,537,263.7 4.017 1.6991 t Hit > t. Tabel 8

PAJAK PEMANFAATAN AIR TANAH 1,716,667 1,016,667.0 339,455.3 382,445.2 7.498 1.6991 t Hit > t. Tabel

9 SUMBANGAN PIHAK KETIGA

2,693,333 716,666.7 1,641,894.1 429,179.9 6.380 1.6991 t Hit > t. Tabel 10 JASA GIRO 9,704,482 7,050,795.0 624,088.1 2,234,154.7 6.266 1.6991 t Hit > t. Tabel

Adapun yang menjadi parameter pada PAD adalah : A. Retribusi Izin Gangguan

Berdasarkan data pada tahun 2000 sampai dengan tahun 2004 yang didapat dari masing-masing perusahaan, didapat besaran angka retribusi izin gangguan yang disajikan dalam bentuk histogram pada Gambar 3.

- 500,000 1,000,000 1,500,000 2,000,000 2,500,000 3,000,000 Nilai Retribusi

ISO 9001 NON ISO 9001 Retribusi Izin Gangguan

Thn 2000 Thn 2001 Thn 2002 Thn 2003 Thn 2004

Gambar 3. Perbandingan Retribusi Izin Gangguan untuk Perusahaan ISO dan Non-ISO

Nilai rata-rata retribusi izin gangguan untuk perusahaan yang telah melaksanakan ISO 9001 pada tahun 2000 Rp. 1.644.635 dan pada tahun 2004 meningkat menjadi Rp. 2.646.222 atau meningkat sebesar 37,85 persen selama 5 tahun dengan rata-rata 7,57 persen per tahun. Sedangkan pada perusahaan yang belum menerapkan ISO 9001 nilai rata-rata retribusi izin gangguan pada tahun 2000 sebesar Rp. 1.500.000 dan pada tahun 2004 meningkat menjadi sebesar Rp. 1.650.000, atau meningkat sebesar 9,8 persen selama 5 tahun dengan rata-rata 1,96 persen pertahun. Berdasarkan angka tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai retribusi izin gangguan pada perusahaan jasa konstruksi yang telah menerapkan ISO 9001 lebih besar dan cendrung mengalami peningkatan dibandingkan dengan nilai retribusi izin gangguan pada perusahaan jasa konstruksi yang belum menerapkan ISO 9001.

Berdasarkan hasil Uji statistik yang dilakukan pada data penerimaan retribusi izin gangguan sejak tahun 2002-2004 didapat nilai mean untuk perusahaan yang telah

menerapkan ISO 9001 sebesar Rp.9.704.482,- dan standar deviasi sebesar 624.088,1124 sedangkan untuk perusahaan Non Iso didapat dilai mean sebesar Rp. 7.050.795 dan standar deviasi sebesar 2.235.154,68. Pengujian Uji t statistik dengan taraf nyata 5% didapat hasil uji t-hitung sebesar 7,338 sedangkan t-table sebesar 1,6991. Jika t.Hitung>t.Table maka tolak Ho atau terima H1, sehingga kesimpulannya penerapan ISO 9001 pada perusahaan jasa konstruksi di Kabupaten Kampar berpengaruh signifikan terhadap penerimaan retribuzi izin gangguan.

B. Pelayanan Sampah dan Kebersihan

Berdasarkan data pada tahun 2000 sampai dengan tahun 2004 yang didapat dari masing-masing perusahaan maka didapat besaran angka retribusi pelayanan sampah dan kebersihan yang disajikan dalam bentuk histogram pada Gambar 4.

- 500,000 1,000,000 1,500,000 2,000,000 2,500,000 3,000,000 Nilai Pajak

ISO 9001 NON ISO 9001

Retribusi Pelayanan Sampah Dan Kebersihan

Thn 2000 Thn 2001 Thn 2002 Thn 2003 Thn 2004

Gambar 4. Perbandingan Retribusi Pelayanan Sampah dan Kebersihan untuk Perusahaan ISO dan Non-ISO

Nilai rata-rata retribusi pelayanan sampah dan kebersihan untuk perusahaan yang telah melaksanakan ISO 9001 pada tahun 2000 Rp. 480.000 dan pada tahun 2004 meningkat menjadi Rp. 1.500.000,- atau meningkat sebesar 212 persen selama 5 tahun dengan rata-rata 42,4 persen per tahun. Sedangkan pada perusahaan yang belum menerapkan ISO 9001 nilai rata-rata retribusi pelayanan sampah dan kebersihan pada tahun 2000 sebesar Rp. 480.000,- dan pada tahun 2004 meningkat

menjadi sebesar Rp. 500.000, atau meningkat sebesar 4 persen selama 5 tahun dengan rata-rata 0,8 persen per tahun. Berdasarkan angka tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai retribusi pelayanan sampah dan kebersihan pada perusahaan jasa konstruksi yang telah menerapkan ISO 9001 lebih besar dibandingkan dengan nilai retribusi izin gangguan pada perusahaan jasa konstruksi yang belum menerapkan ISO 9001.

Berdasarkan hasil Uji statistik yang dilakukan pada data penerimaan retribuzi pelayanan sampah dan kebersihan sejak tahun 2002-2004 didapat nilai mean untuk perusahaan yang telah menerapkan ISO 9001 sebesar Rp.1.730.000,- dan standar deviasi sebesar 2.546.417.36 sedangkan untuk perusahaan Non Iso didapat dilai mean

sebesar Rp. 280.000,- dan standar deviasi sebesar 573.194,316. Pengujian Uji t statistik dengan taraf nyata 5% didapat hasil t-hitung sebesar 3.043 sedangkan t-table sebesar 1,6991. Jika t.Hitung>t.Table maka tolak Ho atau terima Hi, sehingga kesimpulannya penerapan ISO 9001 pada perusahaan jasa konstruksi berpengaruh terhadap penerimaan retribuzi pelayanan sampah dan kebersihan di Kabupaten Kampar

C. Izin Mendirikan Bangunan

Nilai rata-rata retribusi Izin Mendirikan Bangunan untuk perusahaan yang telah melaksanakan ISO 9001 pada tahun 2000 Rp. 1.612.365 dan pada tahun 2004 meningkat menjadi Rp. 3.300.000 atau meningkat sebesar 100 persen selama 5 tahun dengan rata-rata 20 persen per tahun. Sedangkan pada perusahaan yang belum menerapkan ISO 9001 nilai rata-rata retribusi IMB pada tahun 2000 sebesar Rp. 1.600.000 dengan angka yang hampir sama dengan perusahaan yang telah menerapkan ISO 9001 dan pada tahun 2004 meningkat menjadi sebesar Rp. 2.100.000, atau meningkat sebesar 23,81 persen selama 5 tahun dengan rata-rata 4,76 persen pertahun. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 5

- 500,000 1,000,000 1,500,000 2,000,000 2,500,000 3,000,000 3,500,000 Nilai Re tribusi

ISO 9001 NON ISO 9001

Izin Mendirikan Bangunan

Thn 2000 Thn 2001 Thn 2002 Thn 2003 Thn 2004

Gambar 5. Perbandingan Izin Mendirikan Bangunan untuk Perusahaan ISO dan Non-ISO

Dapat disimpulkan bahwa nilai retribusi IMB pada perusahaan jasa konstruksi yang telah menerapkan ISO 9001 lebih besar dibandingkan dengan nilai retribusi IMB pada perusahaan jasa konstruksi yang belum menerapkan ISO 9001.

Berdasarkan hasil Uji statistik yang dilakukan pada data penerimaan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) sejak tahun 2002-2004 didapat nilai mean untuk perusahaan yang telah menerapkan ISO 9001 sebesar Rp.2.860.163,- dan standar deviasi sebesar 3.788.255,9311 sedangkan untuk perusahaan Non Iso didapat dilai

mean sebesar Rp.1.058.490,- dan standar deviasi sebesar 3.231.632,99. Pengujian Uji t statistik dengan taraf nyata 5% didapat hasil t-hitung sebesar t-hitung sebesar 1,982 sedangkan t-table sebesar 1,6991. Jika t.Hitung>t.Table maka tolak Ho atau terima Hi, sehingga kesimpulannya penerapan ISO 9001 pada perusahaan jasa konstruksi berpengaruh signifikan terhadap penerimaan retribuzi Izin Mendirikan Bangunan (IMB) di Kabupaten Kampar.

D. Retribusi Angkutan Hasil Alam

Nilai rata-rata retribusi angkutan hasil alam untuk perusahaan yang telah melaksanakan ISO 9001 pada tahun 2000 Rp. 3.500.000 dan pada tahun 2004 meningkat menjadi Rp. 15.000.000 atau mengalami peningkatan sebesar 76,67 persen selama 5 tahun dengan rata-rata 15,33 persen per tahun. Sedangkan pada perusahaan yang belum menerapkan ISO 9001 nilai rata-rata retribusi angkutan hasil alam pada tahun 2000 sebesar Rp. 3.500.000 dan pada tahun 2004 meningkat menjadi sebesar

Rp. 9.000.000 atau meningkat sebesar 61,11 persen selama 5 tahun dengan rata-rata 12,22 persen pertahun. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 6.

- 2,000,000 4,000,000 6,000,000 8,000,000 10,000,000 12,000,000 14,000,000 16,000,000 Nilai Retribusi

ISO 9001 NON ISO 9001 Retribusi Angkutan Hasil Alam

Thn 2000 Thn 2001 Thn 2002 Thn 2003 Tahun 2004

Gambar 6. Perbandingan Retribusi Angkutan Hasil Alam untuk Perusahaan ISO dan Non-ISO

Berdasarkan angka tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai retribusi Angkutan hasil alam pada perusahaan jasa konstruksi yang telah menerapkan ISO 9001 lebih besar dibandingkan dengan nilai retribusi angkutan hasil alam pada perusahaan jasa konstruksi yang belum menerapkan ISO 9001.

Berdasarkan hasil Uji statistik yang dilakukan pada data penerimaan retribusi angkutan hasil alam sejak tahun 2002-2004 didapat nilai mean untuk perusahaan yang telah menerapkan ISO 9001 sebesar Rp.22.916.666,7- dan standar deviasi sebesar 13.965.526,11 sedangkan untuk perusahaan Non Iso didapat dilai mean

sebesar Rp.6.500.000,- dan standar deviasi sebesar 6.495.356,4315. Pengujian Uji t statistik dengan taraf nyata 5% didapat hasil t-hitung sebesar 5,838 sedangkan t-table sebesar 1,6991. Jika t.Hitung>t.Table maka tolak Ho atau terima Hi, sehingga kesimpulannya penerapan ISO 9001 pada perusahaan jasa konstruksi berpengaruh signifikan terhadap penerimaan retribuzi Angkutan Hasil Alam di Kabupaten Kampar.

E. Pajak Reklame

Berdasarkan data pada tahun 2000 sampai dengan tahun 2004 yang didapat dari masing-masing perusahaan maka didapat besaran angka pajak Reklame yang disajikan dalam bentuk histogram pada Gambar 7.

- 50,000 100,000 150,000 200,000 250,000 300,000 350,000 Nilai Pajak

ISO 9001 NON ISO 9001

Pajak Reklame Thn 2000 Thn 2001 Thn 2002 Thn 2003 Thn 2004

Gambar 7. Perbandingan Pajak Reklame untuk Perusahaan ISO dan Non-ISO

Nilai rata-rataPajak Reklame untuk perusahaan yang telah melaksanakan ISO 9001 pada tahun 2000 Rp. 107.716 dan pada tahun 2004 meningkat menjadi Rp. 315.000 atau mengalami peningkatan sebesar 65,80 persen selama 5 tahun dengan rata-rata 13,16 persen per tahun. Sedangkan pada perusahaan yang belum menerapkan ISO 9001 nilai rata-rata pajak reklame pada tahun 2000 sebesar Rp. 107.000 dan pada tahun 2004 meningkat menjadi sebesar Rp. 251.000, atau mengalami peningkatan sebesar 57,37 persen selama 5 tahun dengan rata-rata 11,47 persen pertahun. Berdasarkan angka tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai Pajak Reklame pada perusahaan jasa konstruksi yang telah menerapkan ISO 9001 lebih besar dibandingkan dengan nilai Pajak reklame pada perusahaan jasa konstruksi yang belum menerapkan ISO 9001.

Berdasarkan hasil Uji statistik yang dilakukan pada data penerimaan Pajak Reklame sejak tahun 2002-2004 didapat nilai mean untuk perusahaan yang telah menerapkan ISO 9001 sebesar Rp.319.934,7- dan standar deviasi sebesar 180.238,25 sedangkan untuk perusahaan Non Iso didapat dilai mean sebesar Rp.177.333,- dan standar deviasi sebesar 187.077,0325. Pengujian Uji t statistik dengan taraf nyata 5% didapat hasil t-hitung sebesar 4,272 sedangkan t-table sebesar 1,6991. Jika t.Hitung>t.Table maka tolak Ho atau terima Hi, sehingga kesimpulannya penerapan ISO 9001 pada

perusahaan jasa konstruksi berpengaruh signifikan terhadap penerimaan retribuzi Pajak Reklame di Kabupaten Kampar .

F. Pajak Penerangan Jalan

Berdasarkan data pada tahun 2000 sampai dengan tahun 2004 yang didapat dari masing-masing perusahaan maka didapat besaran angka pajak penerangan jalan yang disajikan dalam bentuk histogram pada Gambar 8.

Nilai rata-rata Pajak Penerangan Jalan untuk perusahaan yang telah melaksanakan ISO 9001 pada tahun 2000 Rp. 460.000 dan pada tahun 2004 meningkat menjadi Rp. 555.000 atau mengalami peningkatan sebesar 17,12 persen selama 5 tahun dengan rata-rata 3,42 persen per tahun. Sedangkan pada perusahaan yang belum menerapkan ISO 9001 nilai rata-rata pajak penerangan jalan pada tahun 2000 sebesar Rp. 460.000 dan pada tahun 2004 meningkat menjadi sebesar Rp. 555.000, atau mengalami peningkatan sebesar 17,12 persen selama 5 tahun dengan rata-rata 3,42 persen per tahun. Berdasarkan angka tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai nilai pajak penerangan pada perusahaan jasa konstruksi yang telah menerapkan ISO 9001 sama apabila dibandingkan dengan nilai pajak penerangan pada perusahaan jasa konstruksi yang belum menerapkan ISO 9001.

- 100,000 200,000 300,000 400,000 500,000 600,000 Nilai Pajak

ISO 9001 NON ISO 9001 Pajak Penerangan Jalan

Thn 2000 Thn 2001 Thn 2002 Thn 2003 Thn 2004

Gambar 8. Perbandingan Pajak Penerangan Jalan untuk Perusahaan ISO dan Non-ISO

Berdasarkan hasil Uji statistik yang dilakukan pada data penerimaan Pajak Penerangan Jalan sejak tahun 2002-2004 didapat nilai mean untuk perusahaan yang

telah menerapkan ISO 9001 sebesar Rp.555.000- dan standar deviasi sebesar 131.536 sedangkan untuk perusahaan Non ISO didapat nilai mean sebesar Rp.330.000,- dan standar deviasi sebesar 82.629,209. Pengujian Uji t statistik dengan taraf nyata 5% didapat hasil t-hitung sebesar 7,934 sedangkan t-table sebesar 1,6991. Jika t.Hitung>t.Table maka tolak Ho atau terima Hi, sehingga kesimpulannya penerapan ISO 9001 pada perusahaan jasa konstruksi berpengaruh signifikan terhadap penerimaan Pajak Penerangan di Kabupaten Kampar .

G. Pajak Galian Golongan C

Berdasarkan data pada tahun 2000 sampai dengan tahun 2004 yang didapat dari masing-masing perusahaan maka didapat besaran angka pajak galian golongan C yang disajikan dalam bentuk histogram pada Gambar 9.

- 2,000,000 4,000,000 6,000,000 8,000,000 10,000,000 12,000,000 14,000,000 16,000,000 18,000,000 20,000,000 Nilai Pajak

ISO 9001 NON ISO 9001

Pajak Galian Golongan C

Thn 2000 Thn 2001 Thn 2002 Thn 2003 Thn 2004

Gambar 9. Perbandingan Pajak Galian Golongan C untuk Perusahaan ISO dan Non-ISO

Nilai rata-rataGalian Golongan C untuk perusahaan yang telah melaksanakan ISO 9001 pada tahun 2000 Rp. 5.000.000 dan mengalami peningkatan pada tahun 2004 meningkat menjadi Rp. 20.000.000 atau mengalami peningkatan sebesar 300 persen selama 5 tahun dengan rata-rata 60 persen per tahun. Sedangkan pada perusahaan yang belum menerapkan ISO 9001 nilai rata-rata pajak galian golongan C pada tahun 2000 sebesar Rp. 5.000.000 dan pada tahun 2004 meningkat menjadi sebesar Rp. 14.500.000, atau mengalami peningkatan sebesar 190 persen selama 5 tahun dengan rata-rata 38 persen per tahun. Berdasarkan angka tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa nilai nilai pajak galian golongan C pada perusahaan jasa konstruksi yang telah menerapkan ISO 9001 lebih besar dibandingkan dengan nilai

pajak galian golongan C pada perusahaan jasa konstruksi yang belum menerapkan ISO 9001.

Berdasarkan hasil Uji statistik yang dilakukan pada data penerimaan Pajak Galian Golongan C (PGGC) sejak tahun 2002-2004 didapat nilai mean untuk perusahaan yang telah menerapkan ISO 9001 sebesar Rp.17.866.666,67- dan standar deviasi sebesar 11.958.933 sedangkan untuk perusahaan Non ISO didapat dilai mean

sebesar Rp.7.500.000,- dan standar deviasi sebesar 7.537.263,74. Pengujian Uji t statistik dengan taraf nyata 5% didapat hasil t-hitung sebesar 4,017 sedangkan t-table sebesar 1,6991. Jika t.Hitung>t.Table maka tolak Ho atau terima Hi, sehingga kesimpulannya penerapan ISO 9001 pada perusahaan jasa konstruksi berpengaruh signifikan terhadap penerimaan Pajak Galian Golongan C di Kabupaten Kampar .

H. Pajak Pemanfaatan Air Tanah dan Permukaan

Berdasarkan data pada tahun 2000 sampai dengan tahun 2004 yang didapat dari masing-masing perusahaan maka didapat besaran angka pajak pemanfaatan air tanah dan permukaan yang disajikan dalam bentuk histogram pada Gambar 10.

- 200,000 400,000 600,000 800,000 1,000,000 1,200,000 1,400,000 1,600,000 1,800,000 Nilai Pajak

ISO 9001 NON ISO 9001

Pajak Pemanfaatan Air Tanah Dan Permukaan

Thn 2000 Thn 2001 Thn 2002 Thn 2003 Thn 2004

Gambar 10. Perbandingan Pajak Pemanfaatan Air Tanah dan Permukaan untuk Perusahaan ISO dan Non-ISO

Nilai rata-rata pajak pemanfaatan air tanah dan permukaan untuk perusahaan yang telah melaksanakan ISO 9001 pada tahun 2000 tidak ada karena peraturan pemerintah yang mengatur hal tersebut baru dimulai pada tahun 2001. Pajak pemanfaatan air tanah dan permukaan pada tahun 2001 sebesar Rp. 1.350.000, dan

pada tahun 2004 meningkat menjadi Rp1.800.000 atau mengalami peningkatan sebesar 33,3 persen selama 4 tahun dengan rata-rata 8,3 persen per tahun. Sedangkan pada perusahaan yang belum menerapkan ISO 9001 nilai rata-rata pajak pemanfaatan air tanah pada tahun 2001 sebesar Rp. 1.350.000 dan pada tahun 2004 meningkat menjadi sebesar Rp. 1.400.000, atau mengalami peningkatan sebesar 3,7 persen selama 4 tahun dengan rata-rata 0,925 persen per tahun. Berdasarkan angka tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa nilai pajak pemanfaatan air tanah dan permukaan pada perusahaan jasa konstruksi yang telah menerapkan ISO 9001 lebih besar dibandingkan dengan nilai pajak pemanfaatan air tanah dan permukaan pada perusahaan jasa konstruksi yang belum menerapkan ISO 9001.

Berdasarkan hasil Uji statistik yang dilakukan pada data penerimaan Pajak Pemanfaatan Air Tanah dan Permukaan sejak tahun 2002-2004 didapat nilai mean

untuk perusahaan yang telah menerapkan ISO 9001 sebesar Rp.1.716.667,- dan standar deviasi sebesar 339.455,27 sedangkan untuk perusahaan Non ISO didapat nilai mean sebesar Rp.1.016.667,- dan standar deviasi sebesar 382.445,24. Pengujian Uji t statistik dengan taraf nyata 5% didapat hasil t-hitung sebesar 7,498 sedangkan t- table sebesar 1,6991. Jika t.Hitung>t.Table maka tolak Ho atau terima Hi, sehingga kesimpulannya penerapan ISO 9001 pada perusahaan jasa konstruksi berpengaruh signifikan terhadap penerimaan Pajak Pemanfaatan Air Tanah dan Permukaan.

I. Sumbangan Pihak Ketiga

Berdasarkan data pada tahun 2000 sampai dengan tahun 2004 yang didapat dari masing-masing perusahaan maka didapat besaran angka sumbangan pihak ketiga yang disajikan dalam bentuk histogram pada Gambar 11.

Nilai rata-rata sumbangan pihak ketiga untuk perusahaan yang telah melaksanakan ISO 9001 pada tahun 2000 Rp. 1.950.000, pada tahun 2004 meningkat menjadi Rp 2.900.000 atau mengalami peningkatan sebesar 32,76 persen selama 5 tahun dengan rata-rata 6,55 persen per tahun. Sedangkan pada perusahaan yang belum menerapkan ISO 9001 nilai rata-rata sumbangan pihak ketiga pada tahun 2000 sebesar Rp. 1.650.000 dan pada tahun 2004 meningkat menjadi sebesar Rp. 2.200.000, atau mengalami peningkatan sebesar 25 persen selama 5 tahun dengan

rata-rata 5 persen per tahun. Berdasarkan angka tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai retribusi sumbangan pihak ketiga pada perusahaan jasa konstruksi yang telah menerapkan ISO 9001 lebih besar dibandingkan dengan nilai retribusi sumbangan pihak ketiga pada perusahaan jasa konstruksi yang belum menerapkan ISO 9001.

Berdasarkan hasil Uji statistik yang dilakukan pada data penerimaan Retribusi Sumbangan Pihak ketiga sejak tahun 2002-2004 didapat nilai mean untuk perusahaan yang telah menerapkan ISO 9001 sebesar Rp.2.693.333,- dan standar deviasi sebesar 1.641.894,0563 sedangkan untuk perusahaan Non ISO didapat nilai mean sebesar Rp.716.666,7- dan standar deviasi sebesar 429.179,9183. Pengujian Uji t statistik dengan taraf nyata 5% didapat hasil t-hitung sebesar 6,380 sedangkan t-table sebesar 1,6991. Jika t.Hitung>t.Table maka tolak Ho atau terima Hi, sehingga kesimpulannya penerapan ISO 9001 pada perusahaan jasa konstruksi berpengaruh terhadap retribusi sumbangan pihak ketiga di Kabupaten Kampar .

- 500,000 1,000,000 1,500,000 2,000,000 2,500,000 3,000,000 Nilai Sumbangan

ISO 9001 NON ISO 9001 Sumbangan Pihak Ketiga

Thn 2000 Thn 2001 Thn 2002 Thn 2003 Thn 2004

Gambar 11. Perbandingan Sumbangan Pihak Ketiga untuk Perusahaan ISO dan Non-ISO

J. Jasa Giro

Berdasarkan data pada tahun 2000 sampai dengan tahun 2004 yang didapat dari masing-masing perusahaan maka didapat besaran angka sumbangan pihak ketiga yang disajikan dalam bentuk histogram pada Gambar 12.

- 1,000,000 2,000,000 3,000,000 4,000,000 5,000,000 6,000,000 7,000,000 8,000,000 9,000,000 10,000,000

Nilai Jasa Giro

ISO 9001 NON ISO 9001

Jasa Giro Thn 2000 Thn 2001 Thn 2002 Thn 2003 Thn 2004

Gambar 12. Perbandingan Jasa Giro Untuk Perusahaan ISO dan Non-ISO

Nilai rata-ratajasa giro untuk perusahaan yang telah melaksanakan ISO 9001 pada tahun 2000 Rp. 9.389.692 dan pada tahun 2004 meningkat menjadi Rp 9.679.822 atau mengalami peningkatan nilai sebesar 3 persen selama 5 tahun dengan rata-rata 0,6 persen per tahun. Sedangkan pada perusahaan yang belum menerapkan ISO 9001 nilai rata-rata jasa giro pada tahun 2000 sebesar Rp. 7.168.276 dan pada tahun 2004 meningkat menjadi sebesar Rp. 7.300.000, atau mengalami peningkatan sebesar 1,8 persen selama 5 tahun dengan rata-rata 0,36 persen per tahun. Berdasarkan angka tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai jasa giro pada perusahaan jasa konstruksi yang telah menerapkan ISO 9001 lebih besar dibandingkan dengan nilai jasa giro pada perusahaan jasa konstruksi yang belum menerapkan ISO 9001 ini disebabkan karena banyaknya transaksi bank yang dilakukan oleh perusahaan yang menerapkan ISO 9001 baik itu berupa pengiriman dan penarikan uang.

Berdasarkan hasil Uji statistik yang dilakukan pada data penerimaan Jasa Giro sejak tahun 2002-2004 didapat nilai mean untuk perusahaan yang telah menerapkan ISO 9001 sebesar Rp.9.704.482 dan standar deviasi sebesar 624.088,1124 sedangkan untuk perusahaan Non ISO didapat nilai mean sebesar Rp.7.050.795 dan standar deviasi sebesar 2.234.154. Pengujian Uji t statistik dengan taraf nyata 5% didapat hasil t-hitung sebesar 6,266 sedangkan t-table sebesar 1,6991. Jika t.Hitung>t.Table maka

tolak Ho atau terima H1, sehingga kesimpulannya penerapan ISO 9001 pada perusahaan jasa konstruksi berpengaruh signifikan terhadap penerimaan jasa giro di Kabupaten Kampar .

Berdasarkan pengolahan data Retribusi Izin Gangguan, Layanan Persampahan dan Kebersihan, IMB, Angkutan Hasil Alam, Pajak Reklame, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Galian Golongan C, Pajak Pemanfaatan Air Bawah Tanah, Sumbangan Pihak Ketiga dan Jasa Giro pada tahun 2002-2004, maka didapat besaran angka secara keseluruhan bahwa perusahaan jasa konstruksi yang telah menerapkan ISO 9001 memberikan konstribusi yang sebesar Rp. 1.871.823.543,- dibandingkan dengan perusahaan jasa konstruksi yang belum menerapkan ISO 9001 yang secara total hanya memberikan kontribusi sebesar Rp. 749.066.836,- Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan ISO 9001 pada perusahaan jasa konstruksi memberikan kontribusi positif terhadap PAD Kabupaten Kampar.

Dengan dipenuhinya semua perizinan oleh perusahaan, dapat diperkirakan bahwa hal ini akan memberikan kontribusi positif penerimaan daerah dari sektor retribusi dan pajak. Kesimpulan ini sesuai dengan klausul-klausul yang diatur didalam ISO 9001 yang menyatakan bahwa setiap perusahaan-perusahaan yang telah menerapkan ISO 9001 harus mengurus semua izin-izin yang diberlakukan di daerah di mana perusahaan tersebut berlokasi.

Ciri utama yang menunjukkan suatu daerah otonom yang mampu berotonomi yaitu terletak pada kemampuan keuangan daerah. Artinya, daerah otonom harus memiliki kewenangan dan kemampuan untuk menggali sumber-sumber keuangan sendiri yang cukup memadai untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah, sehingga ketergantungan kepada bantuan pemerintah pusat harus seminimal mungkin sehingga PAD, khususnya pajak dan retribusi daerah harus menjadi bagian sumber keuangan yang besar. Optimalisasi sumber-sumber PAD perlu dilakukan untuk meningkatkan kemampuan keuangan daerah sehingga diperlukan intensifikasi dan ekstensifikasi terhadap subjek dan objek pendapatan. Salah satu subjek dan objek pajak tersebut adalah dari perusahaan jasa konstruksi.

Perusahaan-perusahaan jasa konstruksi akan mampu memberikan kontribusi nyata terhadap PAD apabila manajemen perusahaan-perusahaan tersebut dapat terkelola dengan baik. ISO 9001 memberikan aturan-aturan kerja yang jelas untuk perusahaan dalam hal peningkatan mutu perusahaan.

Rp- Rp20,000,000 Rp40,000,000 Rp60,000,000 Rp80,000,000 Rp100,000,000 Rp120,000,000 Rp140,000,000 Rp160,000,000 Rp180,000,000 NILAI PAJAK/RETRIBUSI IZIN G ANGG UAN PEL. SAM PAH/ K BRSH N IMB ANG.H SL A LAM PAJA K REK LAM E PAJA K PE N. JA LAN PPGGC PJK PM NFA ATAN AIR BW H TN H SMBN GAN PIHA K K TG JASA GIR O JENIS PAJAK/RETRIBUSI

PERBANDINGAN PENERIMAAN RETRIBUSI DAN PAJAK PERUSAHAAN JASA KONSTRUKSI YANG TELAH MENERAPKAN ISO 9001 DENGAN YANG BELUM MENERAPKAN ISO 9001

ISO 9001 NON ISO 9001

Gambar 13. Perbandingan Penerimaan Retribusi dan Pajak Perusahaan Jasa

Dokumen terkait