• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

E. Kontrol Validitas Internal

Sebelum instrument digunakan maka terlebih dahulu harus memenuhi uji persyaratan tes, yaitu valid dan reliabel. Selain itu soal juga memenuhi kriteria tingkat kesulitan soal dan daya pembeda soal. Uji persyaratan tersebut meliputi:

1. Uji Validitas

Tes yang digunakan dalam penelitian perlu dilakukan uji validitas agar ketetapan penilaian terhadap konsep yang dinilai sesuai. Valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur. Instrument yang mempunyai validitas internal atau rasional bila kriteria yang ada dalam instrument secara rasional (teoritis) telah mencerminkan apa yang hendak diukur.3 Validitas internal yang berupa test harus memenuhi validitas konstruk dan validitas isi.4 Validitas konstruk adalah uji validitas dengan meminta pendapat para ahli tentang instrument yang telah disusun, mungkin para ahli akan memberi keputusan: instrument dapat digunakan tanpa perbaikan, ada perbaikan, dan mungkin dirombak total. Validitas isi dilakukan dengan cara menyusun tes bersumber dari materi dan tujuan pembelajaran. Secara teknis pengujian validitas konstruksi dan validitas isi dapat dibantu dengan menggunakan kisi-kisi instrument,dengan kisi-kisi instrument pengujian validitas dapat dilakukan dengan mudah dan sistematis.

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Tes yang digunakan dalam penelitin perlu dilakukan uji validitas. Pada penelitian ini digunakan validitas isi (Content Validity) berarti tes disusun dengan materi dan tujuan pembelajaran. Pengujian validitas ini menggunakan Korelasi Product Moment, apabila validitas r hitung > r table maka butir tersebut dapat dikatakan valid.

Rumus r Product Moment:

Keterangan:

= koefisien korelasi antara variable X dan Y yang dikorelasikan N = banyaknya testi (subyek)

= jumlah nilai setiap butir soal

3

Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta,2010). Cet.16,hal. 350 4

= jumlah nilai total5

Berdasarkan hasil perhitung diperoleh dari 13 soal yang diujicobakan diperoleh 7 soal yang valid. 7 soal yang valid terdiri dari pada butir soal no. 2 yang mewakili indikator memberikan contoh dan bukan contoh fungsi atau translation, no.3 yang mewakili indikator membedakan serta menjelaskan dari diagram panah yang merupakan fungsi atau interpretation, no.5 yang mewakili indikator menentukan banyak fungsi atau ektrapolation,

no. 6 yang mewakili indikator menyatakan relasi dalam diagram panah atau

translation, no. 10a dan10b yang mewakili indikator menentukan rumus fungsi atau ekstrapolation, no. 11 yang mewakili indikator menggambar grafik fungsi atau translation.

2. Uji Reabilitas

Reliabilitas adalah keajegan atau ketetapan. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap.

Untuk menentukan apakah tes hasil belajar bentuk uraian memiliki reliabilitas yang tinggi, maka peneliti menggunakan rumus Alpha.

Rumus Alpha:

Keterangan:

= koefisien reabilitas tes = banyaknya butir item 1 = bilangan kostanta

= varian total

= jumlah varian skor dari tiap-tiap butir item

5

Suharismi, Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara). Cet. 8, h. 72.

Pemberian interpretasi terhadap koefisien reabilitas tes ( ) , yaitu

r11 0,20 reliabilitas: sangat rendah 0,20 < r11 < 0,40 reliabilitas: rendah 0,40 < r11 < 0,70 reliabilitas: sedang 0,70 < r11 < 0,90 reliabilitas: tinggi

0,90 < r11 < 1,00 reliabilitas: sangat tinggi.6

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh tes hasil pemahaman konsep matematika yang diuji cobakan koefisien realibilitas 0,45513, artinya reliabilitas soal sedang.

3. Tingkat Kesukaran Soal

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha untuk memecahkannya dan soal yang terlalu sukar akan meyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena di luar jangkauannya.7

Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya sesuatu soal disebut indeks kesukaran. Besarnya indeks kesukaran antara 0,00 sampai dengan 1,0. Indeks kesukaran ini menunjukkan taraf kesukaran soal.

Rumus Timgkat Kesukaran:8

6

Asep Jihad, Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta: Multi Pressindo, 2009), h.181 7

Suharismi, Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara). Cet. 8, h. 72.

8

Keterangan:

TK = Tingkat kesukaran

SA = jumlah skor kelompok atas SB = jumlah skor kelompok bawah

N = jumlah seluruh siswa elompok atas dan bawah Maks = skor maksimal soal yang bersangkutan

Kriteria Indeks Kesukaran

Menurut ketentuan yang sering diikuti, indeks kesukaran sering diklasifikasikan sebagai berikut: 9

Soal dengan P 0,00 sampai 0,30 adalah soal sukar Soal dengan P 0,31 sampai 0,70 adalah soal sedang Soal dengan P 0,71 sampai 1,00 adalah soal mudah

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh tingkat kesukaran soal terdiri dari soal sukar sebanyak 7 soal, dan soal sedang sebanyak 6 soal.

4. Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah).10 Langkah-langkah untuk menghitung daya pembeda soal adalah sebagai berikut:

a. Merangking skor hasil tes uji coba, yaitu mengurutkan hasil tes siswa mulai dari skor tertinggi sampai dengan skor terendah.

b. Mengelompokkan seluruh peserta tes menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok atas dan kelompok bawah. 11

9

Suharismi, Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan…, h. 210 10

Suharismi, Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan…, h. 211 11

Rumus yang digunakan untuk menentukan daya pembeda soal adalah : 12

Keterangan:

DP = daya pembeda soal

SA = jumlah skor kelompok atas SB = jumlah skor kelompok bawah

N = jumlah seluruh siswa kelompok atas dan bawah Maks = skor maksimal soal yang bersangkutan

Patokan klasifikasi daya pembeda yang pada umumnya dipegangi adalah sebagai berikut: 13

Tabel 4

Klasifikasi Daya Pembeda Besarnya Angka

Diskriminasi item (D)

Klasifikasi Interpretasi

Bertanda negatif -

Butir item yang bersangkutan daya pembedanya negatif (jelek sekali)

Kurang dari 0,20 Poor

Butir item yang bersangkutan daya pembedanya lemah sekali, dianggap tidak memiliki daya pembeda yang baik.

0,21 – 0,40 Satisfactory

Butir item yang bersangkutan telah memiliki daya pembeda yang cukup (sedang)

0,41 – 0,70 Good Butir item yang bersangkutan telah

memiliki daya pembeda yang baik

0,71 – 1,00 Excellent

Butir item yang bersangkutan telah memiliki daya pembeda yang baik sekali

12

Asep Jihad, Evaluasi Pembelajaran,...., h.189 13

Beradasarkan hasil perhitungan diperoleh daya pembeda dengan kriteria baik sebanyak 2 soal, sedang sebanyak 7 soal, dan jelek sebanyak 4 soal.

Dokumen terkait