• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

3. Kredit Macet

a. Pengertian Kredit Macet

Kredit macet adalah situasi dimana debitur baik perorangan atau perusahaan tidak mampu membayar kredit bank tepat pada waktunya. Dalam dunia perkreditan, kredit macet merupakan salah satu jenis kredit bermasalah dimana pengguna kartu kredit tidak mampu membayar tunggakan pembayaran yang sudah jatuh tempo lebih dari 3 bulan. Ada beberapa pendapat mengenai kredit macet antara lain:

Menurut Suhardjono dan Kuncoro (2012: 462) Kredit macet adalah suatu keadaan dimana nasabah sedang tidak sanggup membayar sebagian atau seluruh kewajibannya kepada bank seperti yang telah diperjanjikannya. Sedangkan menurut Triandaru (2006:

118) menjelaskan bahwa kredit macet merupakan tunggakan kredit yang angsuran pokoknya dan atau bunga yang telah melampaui 20 hari.

Selanjutnya menurut Veithzal Riva’I (2008: 477) kredit macet merupakan kesulitan nasabah di dalam penyelelasian kewajiban-kewajibannya terhadap bank, baik dalam bentuk pembayaran kembali pokoknya, pembayaran bunga, maupun pembayaran ongkos-ongkos bank yang menjadi beban nasabah debitur yang bersangkutan.

Berdasarkan pendapat para ahli tentang kredit macet di atas dapat disimpulkan bahwa kredit macet merupakan kredit yang

sulit untuk dilunasi karena nasabah tidak dapat membayar sebagian atau seluruh utangnya kepada bank sesuai kesepakatan.

b. Tanda-Tanda Kredit Macet

Menurut Mahmoeddin (2000: 13) gejala kredit macet antara lain disebabkan oleh:

1) Menurunnya pendapatan bersih

Turunnya pendapatan bersih dapat disebabkan oleh menurunnya penerimaan atau naiknya biaya.

2) Menurunnya penjualan secara tajam

Turunnya penjualan secara tajam adalah wajar dalam siklus hidup perusahaan, tetapi jika penurunan penjualan secara sangat tajam merupakan tanda perusahaan akan menemui titik kritis.

3) Menurunnya perputaran persediaan

Perputaran persediaan yang cepat akan memberikan kelancaran bagi perusahaan. Tetapi jika perputaran tersebut kecepatannya menurun berarti banyak barang yang tidak laku, berarti perusahaan diambang kesulitan.

4) Meningkatnya penjualan secara tajam

Naiknya penjualan secara tajam disebabkan perusahaan ingin mempunyai uang secara cepat guna melakukan penjualan sehingga harga jual dibawah harga pokok.

5) Menurunnya perputaran piutang

Perputaran piutang yang cepat juga akan memberikan dampak bagi perusahaan untuk segera melikuiditas. Tetapi jika

piutang sulit ditagih akan menimbulkan masalah bagi perusahaan dalam melanjutkan operasionalnya.

6) Menurunnya modal lancar

Turunnya modal lancar dapat disebabkan karena melakukan pembelian, membengkaknya hutang kepada pihak ketiga dan mungkin karena pemborosan.

7) Nasabah mulai ingkar janji 8) Nasabah membuat laporan fiktif

9) Nasabah tidak terbuka yaitu dengan merahasiakan sesuatu hal yang erat katanya dengan penggunaan kredit.

10) Nasabah menolak wawancara c. Faktor Penyebab Kredit Macet

Menurut Mahmoedin (2000: 134), faktor-faktor yang menyebabkan kredit macet dilihat dari segi pelaku kredit adalah sebagai berikut:

1) Kelemahan nasabah

a) Manajemen kurang (kurang menguasai manajemen kredit).

b) Tidak memiliki perencanaan yang baik.

c) Produk ketinggalan jaman.

d) Kalah bersaing.

e) Lokasi usaha yang tidak tepat.

f) Administrasi yang kacau.

2) Kenakalan nasabah

a) Tidak jujur dan sukar ingkar janji

b) Melakukan penyimpangan penggunaan.

c) Pola hidup yang boros atau mewah.

d) Suka berbuat skandal.

e) Suka berjudi dan berspekulasi

Menurut Sinungan (2000: 240) kredit macet disebabkan oleh kesulitan-kesulitan keuangan yang dialami nasabah yang timbul karena berbagai faktor. Faktor yang paling besar pengaruhnya adalah karena inefisiensi dari pmpinan perusahaan dimana pimpinan perusahaan mempunyai berbagai kelemahan dalam pengelolaan perusahaan, kelemahan dalam kontrol ataupun kesalahan dalam penentuan policy perusahaan.

Penyebab dari kesulitan-kesulitan keuangan perusahaan yang mengakibatkan suatu kemacetan kredit dibagi dalam dua kategori:

1) Faktor-faktor Intern (Managerial Factor).

Faktor-faktor intern adalah faktor-faktor yang ada dalam diri perusahaan sendiri, dari segi managerial factor terjadinya kredit macet disebabkan oleh:

a) Kelemahan dalam kebijaksanaan pembelian dan penjualan.

b) Tidak efektifnya kontrol atas biaya dan pengeluaran.

c) Kebijaksanaan tentang kebijaksanaan piutang yang tidak efektif.

d) Penempatan yang berlebihan pada aktia tetap.

e) Permodalan yang tidak cukup.

2) Faktor-Faktor Ekstern

Faktor-faktor ekstern adalah faktor-faktor yang berasal dari luar perusahaan, faktor-faktor ekstern meliputi:

a) Bencana Alam

Bencana alam adalah sesuatu yang tidak kita inginkan.

Misalnya kebakaran, gempa bumi, gunung meletus, angin topan, banjir, dan sebagainya.

b) Peperangan

Perang merupakan bencana yang diperbuat manusia, misal demonstrasi, penjarahan, pembakaran dan lain-lain.

c) Perubahan kondisi perekonomian

Misalnya peraturan pemerintah terhadap suatu jenis barang, keadaan kritis misalnya demonstrasi, penjarahan, pembakaran dan lain-lain.

d) Perubahan teknologi

Semakin majunya teknologi maka semakin efisien barang yang diproduksi sehingga perusahaan yang tidak menggunakan teknologi modern akan kalah bersaing.

d. Teknik Penyelesaian Kredit

Dalam mengatasi kredit macet yang dapat dilakukan oleh bank dengan melakukan penyelamatan, sehingga tidak akan menimbulkan kerugian. Penyelamatan dapat dilakukan dengan memberikan keringanan berupa jangka waktu pembayaran atau jumlah angsuran terutama bagi kredit terkena musibah atau dengan melakukan penyitaan bagi kredit yang sengaja lalai untuk membayar.

Menurut Ismail (2010: 127), upaya yang dilakukan bank untuk penyelamatan terhadap kredit macet antara lain:

1) Rescheduling (Penjadwalan Kembali)

Rescheduling merupakan upaya yang dilakukan bank untuk menangani kredit macet dengan membuat penjadwalan kembali. Penjadwalan kembali dapat dilakukan kepada debitur yang mempunyai itikad baik akan tetapi tidak memiliki kemampuan untuk membayar angsuran pokok maupun angsuran bunga dengan jadwal yang telah dijanjikan. Penjadwalan kembali dilakukan oleh bank dengan harapan debitur dapat membayar kembali kewajibannya.

Namun demikian, jadwal yang baru tersebut akan disesuaikan dengan cash flow perusahaan, sehingga upaya rescheduling ini dapat membuahkan hasil dan nasabah menjadi lancar kembali.

Beberapa alternatif rescheduling yang dapat diberikan bank antara lain:

a) Perpanjangan jangka waktu kredit..

b) Jadwal angsuran bulanan diubah menjadi triwulan. Perubahan jadwal tersebut akan memberi kesempatan nasabah mengumpulkan dana untuk mengangsur dalam triwulan. Hal ini disesuaikan dengan penerimaan penjualan.

c) Memperkecil angsuran pokok dengan jangka waktu akan lebih lama.

2) Reconditioning (Persyaratan Kembali)

Reconditioning merupakan upaya bank dalam menyelamatkan kedit dengan mengubah seluruh atau sebagian perjanjian yang telah dilakukan oleh bank dengan nasabah.

Perubahan kondisi dan persyaratan tersebut harus disesuaikan dengan permasalahan yang dihadapi oleh debitur dalam menjalankan usahanya. Dengan perubahan persyaratan tersebut, maka diharapkan bahwa debitur dapat menyelesaikan kewajibannya sampai dengan lunas.

Beberapa alternatif reconditioning yang dapat diberikan bank antara lain:

a) Penurunan tingkat suku bunga.

b) Pembebasan sebagian atau seluruh bunga yang tertunggak, sehingga nasabah pada periode berikutnya hanya membayar pokok pinjaman beserta bunga berjalan.

c) Kapitalisasi bunga, yaitu bunga yang tertunggak dijadikan satu dengan pokok pinjaman.

d) Penundaan pembayaran bunga, yaitu pembayaran kredit oleh nasabah dibebankan sebagai pembayaran pokok pinjaman sampai dengan jangka waktu tertentu, kemudian pembayaran bunga dilakukan pada saat nasabha sudah mampu. Hal ini perlu dihitung dengan cermat cash flow perusahaan.

3) Restructuring (Penataan Kembali)

Restructuring merupakan upaya yang dilakukan oleh bank dalam menyelamatkan kredit macet dengan cara mengubah struktur pembiayaan yang mendasari pemberian kredit.

Beberapa cara yang dapat dilakukan oleh bank dalam restrukturisasi antara lain :

a) Bank dapat memberikan tambahan kredit.

b) Tambahan modal tersebut berasal dari modal debitur.

c) Kombinasi antara bank dan nasabah.

4) Kombinasi

Upaya penyelesaian kredit bermasalah yang dilakukan oleh bank dengan cara kombinasi antara lain:

a. Rescheduling dan Restructuring

Upaya gabungan antara rescheduling dan restructuring dilakukan misalnya bank memperpanjang jangka waktu kredit dan menambah jumlah kredit. Hal ini dilakukan karena bank melihat bahwa debitur dapat diselamatkan dengan memberikan tambahan kredit untuk menambah modal kerja, serta diberikan tambahan waktu agar total angsuran per bulan menurun, sehingga debitur mampu membayar angsuran.

b. Rescheduling dan Reconditioning

Bank dapat melakukan dua cara yaitu dengan memperpanjang jangka waktu dan merigankan bunga.

Dengan perpanjangan dan keringanan bunga, maka total angsuran akan menurun, sehingga nasabah diharapkan dapat membayar kewajibannya.

c. Restructuring dan Reconditioning

Upaya penambahan kredit diikuti dengan keringan bunga atau pembebasan tunggakan bunga akan dapat mendorong pertumbuhan usaha nasabah.

d. Rescheduling, Restructuring dan Reconditioning

Upaya gabungan ketiga cara tersebut merupakan upaya maksimal dilakukan oleh bank misalnya jangka waktu diperpanjang, kredit ditambah, dan tunggakan bunga dibebaskan.

5) Eksekusi

Eksekusi merupakan alternatif terakhir yang dapat dilakukan oleh bank untuk menyelamatkan kredit macet. Eksekusi merupakan penjualan agunan diperlukan yang dimiiki oleh bank.

Hasil penjualan agunan diperlukan untuk melunasi semua kewajiban debitur baik kewajiban atas pinjaman pokok, maupun bunga. Sisa atas hasil penjualan agunan, akan dikembalikan kepada debitur. Sebaliknya kekurangan atas hasil penjualan agunan menjadi tanggungan debitur, artinya debitur diwajibkan untuk membayar kekurangannya. Pada praktiknya, bank tidak dapat menagih lagi debitur untuk melunasi kewajibannya. Atas kerugian karena hasil penjualan agunan tidak cukup, maka bank akan membebankan kerugian tersebut ke dalam kerugian bank.

e. Indikator Kredit Macet

Menurut Hadjat (2010: 112) Kredit macet merupakan kredit yang telah disalurkan oleh bank, dan nasabah tidak dapat melakukan pembayaran atau melakukan angsuran sesuai dengan perjanjian yang telah ditandatangani oleh bank dan nasabah.

Indikatornya adalah:

1) Besarnya tunggakan pinjaman pokok 2) Besarnya tunggakan bunga pinjaman

Dokumen terkait