• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG YANG MEMPENGARUHI KREDIT UNIT TAMALATE CABANG PANAKKUKANG MAKASSAR SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG YANG MEMPENGARUHI KREDIT UNIT TAMALATE CABANG PANAKKUKANG MAKASSAR SKRIPSI"

Copied!
99
0
0

Teks penuh

(1)

i

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KREDIT MACET PADA PT BANK RAKYAT INDONESIA TBK

UNIT TAMALATE CABANG PANAKKUKANG MAKASSAR

SKRIPSI

F E B R I A L F I R A NIM: 105721125417

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR

2021

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KREDIT MACET NASABAH PADA PT BANK RAKYAT INDONESIA TBK

UNIT TAMALATE CABANG PANAKKUKANG MAKASSAR

(2)

ii

SKRIPSI

Disusun dan Diajukan Oleh:

F E B R I A L F I R A NIM: 105721125417

Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Manajemen Pada Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Makassar

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR 2021

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KREDIT MACET NASABAH PADA PT BANK RAKYAT INDONESIA TBK

UNIT TAMALATE CABANG PANAKKUKANG MAKASSAR

(3)

iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

Jika kau tak suka sesuatu, ubahlah. Jika tak bisa, maka ubahlah cara pandangmu tentangnya.

PERSEMBAHAN

Puji syukur kepada Allah SWT atas Ridho-Nya serta Karunianya sehingga skripsi ini terselesaikan dengan baik.

Alhamdulillah Rabbil’alamin

Kupersembahkan karya ini untuk Bapak dan Ibu tercinta, atas pengorbanan, perhatian dan segenap kasih sayangnya yang telah diberikan.

Semoga mereka senantiasa dalam lindungan dan rahmat Allah SWT. Aamiin

(4)

iv

(5)

v

(6)

vi

(7)

vii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah yang tiada henti diberikan kepada hamba-Nya. Shalawat dan salam tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat dan para pengkutnya. Merupakan nikmat yang tiada ternilai manakala penulisan Skripsi yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kredit Macet Nasabah Pada PT Bank Rakyat Indonesia Tbk Unit Tamalate Cabang Panakkukang Makassar”.

Skripsi yang penulis buat ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

Teristimewa dan terutama penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada kedua orang tua penulis Bapak H. Andi Lawang dan Ibu Hj. Andi Opu yang senantiasa memberi harapan, semangat, perhatian, kasih saying dan doa tulus tak pamrih. Dan Saudara-saudaraku tercinta yang senantiasa mendukung dan memberikan semangat hingga akhir studi ini. Dan seluruh keluarga besar atas segala pengorbanan, dukungan, dan doa restu yang telah diberikan demi keberhasilan penulis dalam menuntut ilmu. Semoga apa yang telah mereka berikan kepada penulis menjadi ibadah dan cahaya penerang kehidupan di dunia dan di akhirat.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Begitu pula penghargaan

(8)

viii

yang setinggi-tingginya dan terima kasih banyak disampaikan dengan hormat kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.

2. Bapak Dr. H. Andi Jam’an, SE., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Bapak Muh. Nur Rasyid, SE., M.M selaku Ketua Program Studi Manajemen Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Bapak Prof. Dr. H. Abd Rahman Rahim, S.E., M.M selaku Pembimbing I yang senantiasa membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi selesai dengan baik.

5. Bapak Ismail Rasulong, SE., M.M selaku Pembimbing II yang telah senantiasa membantu selama dalam penyusunan skripsi.

6. Bapak/Ibu dan asisten Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar yang tak kenal lelah banyak menuangkan ilmunya kepada penulis selama mengikuti kuliah.

7. Segenap Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

8. Pimpinan serta pegawai pada PT Bank Rakyat Indonesia Tbk Unit Tamalate Cabang Panakkukang Makassar yang telah memberikan izin meneliti.

9. Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program studi Manajemen angkatan 2017 yang selalu belajar bersama yang tidak sedikit bantuannya dan dorongan dalam aktivitas studi penulis.

(9)

ix

10. Kepada para sahabatku, Muh.Imran Nur, Nining Hestwi, Nurqalbi Istiqomah, Candra Kirana yang telah memberikan dukungan dan semangat yang luar biasa dalam pengerjaan skripsi ini.

11. Terima kasih teruntuk semua kerabat yang tidak bisa saya tulis satu persatu yang telah memberikan semangat, kesabaran, motivasi, dan dukungannya sehingga penulis dapat merampungkan penulisan skripsi ini.

Akhirnya, sungguh penulis sangat menyadari bahwa Skripsi ini masih sangat jauh dari kesempurnaan oleh karena itu, kepada semua pihak utamanya para pembaca yang budiman, penulis senantiasa mengharapkan saran dan kritikannya demi kesempurnaan Skripsi ini.

Mudah-mudahan Skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi semua pihak utamanya kepada Almamater Kampus Biru Universitas Muhammadiyah Makassar.

Billahi fii Sabilil Haq, Fastabiqul Khairat, Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Makassar, 06 Oktober 2021

Penulis,

Febri Alfira

(10)

x ABSTRAK

Febri Alfira, 2021. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kredit Macet Nasabah Pada PT Bank Rakyat Indonesia Tbk Unit Tamalate Cabang Panakkukang Makassar, Skripsi, Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh Pembimbing I Abd Rahman Rahim dan Pembimbing II Ismail Rasulong.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kredit Macet Nasabah Pada PT Bank Rakyat Indonesia Tbk Unit Tamalate Cabang Panakkukang Makassar. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh nasabah kredit kupedes yang macet pada tahun 2020 di PT Bank Rakyat Indonesia Tbk Unit Tamalate Cabang Panakkukang Makassar sebayak 174 orang, maka teknik penentuan sampel dalam peneltian ini menggunakan rumus slovin. Berdasarkan rumus tersebut dapat dihitung dari populasi yang berjumlah 174 orang maka sampelnya sebanyak 64 orang responden. Teknik analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah analisis linear berganda dengan bantuan SPSS versi 28.

Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh hasil regresi berganda yang menunjukkan persamaan Y= 1,633 + 0,638X1 + 0,279X2 + e yang berarti factor internal nasabah dan factor eksternal nasabah berpengaruh terhadap kredit macet. Dan hasil dari analisis uji t, variable factor internal nasabah menunjukkan bahwa nilai signifikasi pengaruh factor internal nasabah (X1) terhadap kredit macet (Y) adalah (0,001<0,05) dan nilai t hitung 7,011 < 1,999 t table. Artinya terdapat pengaruh factor internal nasabah terhadap kredit macet secara signifikan. Sedangkan variable factor eksternal nasabah (X2) terhadap kredit macet (Y) adalah (0,007<0,05) dan nilai t hitung 2,800 < 1,999 t table. Artinya terdapat pengaruh factor eksternal nasabah terhadap kredit macet secara signifikan.

Kata Kunci: Faktor Internal, Faktor Eksternal, Kredit Macet

(11)

xi ABSTRACT

Febri Alfira, 2021. Analysis of Factors Affecting Customer Bad Loans at PT Bank Rakyat Indonesia Tbk Tamalate Unit Panakkukang Makassar Branch, Thesis, Management Study Program, Faculty of Economics and Business, University of Muhammadiyah Makassar. Supervised by Supervisor I Abd Rahman Rahim and Supervisor II Ismail Rasulong.

This study aims to determine the extent to which the analysis of the factors that affect the customer’s bad credit at PT Bank Rakyat Indonesia Tbk Tamalate Unit Panakkukang Makassar Branch. The research method used in this research is quantitative. The population in this study were all 174 people who had bad credit Kupedes customers in PT Bank Rakyat Indonesia Tbk Tamalate Branch Panakkukang Makassar, so the sampling technique in this study used the slovin formula. Based on this formula, it can be calculated from a population of 174 people, so the sample is 64 respondents. The data analysis technique used to test the hypothesis is multiple linear analysis with the help of SPSS version 28.

Based on the results of the study, multiple regression results were obtained which showed the equation Y= 1.633 + 0.638X1 + 0.279X2 + e, which means that the customer's internal factors and customer's external factors have an effect on bad loans. And the results of the t-test analysis, the customer's internal factor variable showed that the significance value of the influence of the customer's internal factor (X1) on bad loans (Y) was (0.001 <0.05) and the t- count value was 7.011 <1.999 t table. This means that there is a significant influence of customer internal factors on bad loans. While the customer external factor variable (X2) on bad loans (Y) is (0.007 <0.05) and the t-count value is 2.800 <1.999 t table. This means that there is a significant influence of customer external factors on bad loans.

Keywords: Internal Factors, External Factors, Bad Credit

(12)

xii DAFTAR ISI

SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iv

HALAMAN PENGESAHAN ... v

SURAT PERNYATAAN KEABSAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

ABSTRAK ... x

ABSTRACT ... xi

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

A. Tinjauan Teori ... 7

1. Bank ... 7

2. Kredit ... 9

3. Kredit Macet ... 10

4. Faktor Internal Nasabah ... 19

5. Faktor Eksternal Nasabah ... 20

B. Tinjauan Empiris ... 21

C. Kerangka Pikir ... 24

D. Hipotesis ... 26

BAB III METODE PENELITIAN... 28

A. Jenis Penelitian ... 28

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 28

C. Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran Variabel ... 28

D. Populasi dan Sampel ... 31

(13)

xiii

E. Teknik Pengumpulan Data ... 33

F. Teknik Analisis Data ... 34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 38

A. Gambaran Umum Perusahaan... 38

B. Analisis Karakteristik Responden ... 43

C. Hasil Analisis Statistik Deskriptif ... 46

D. Uji Instrumen ... 48

E. Uji Asumsi Klasik ... 50

F. Hasil Analisis Regresi Linear Berganda ... 52

G. Pengujian Hipotesis ... 54

H. Pembahasan Hasil Penelitian ... 56

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 58

A. Kesimpulan ... 58

B. Saran ... 58

DAFTAR PUSTAKA ... 60

DAFTAR LAMPIRAN ... 62

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 1.1 Daftar Perkembangan Penyaluran Kupedes 2018-2020 ... 4

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 21

Tabel 3.1 Pedoman Pemberian Bobot ... 31

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 44

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 44

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Usaha ... 45

Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Tujuan Mengajukan Kredit ... 46

Tabel 4.5 Hasil Analisis Statistik Deskriptif ... 47

Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas ... 48

Tabel 4.7 Hasil Uji Reliabilitas ... 49

Tabel 4.8 Hasil Uji Multikolonieritas ... 51

Tabel 4.9 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda ... 53

Tabel 4.10 Hasil Uji Parsial (t) ... 54

Tabel 4.11 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 55

(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman Gambar 2.1 Kerangka Pikir... ...26 Gambar 4.1 Struktur Organisasi ... ...40 Gambar 4.2 Hasil Uji Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual ....50 Gambar 4.3 Hasil Grafik Scatterplot Heteroskedastisitas ... ...52

(16)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Memasuki era globalisasi saat ini, untuk menghadapi pertumbuhan perekonomian yang sangat pesat, kegiatan pinjam-meminjam uang sangat penting bagi kehidupan masyarakat. Karena kegiatan pinjam-meminjam uang sangat diperlukan untuk mengembangkan usahanya baik berupa tambahan modal kerja dan peningkatan sumber daya manusia. Sehingga bisa dikatakan bahwa kegiatan pinjam-meminjam dapat mendukung kegiatan perekonomian masyarakat serta untuk meningkatkan taraf kehidupannya.

PT Bank Rakyat Indonesia Tbk merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara yang bergerak di bidang perbankan. Usaha yang dilakukan adalah menghimpun dana dari masyarakat dan memberikannya kepada masyarakat, baik kredit makro (ritel) maupun kredit mikro (usaha menengah kecil).

Bank memegang peranan yang penting dalam perekonomian suatu negara karena bank bertindak sebagai perantara antara pihak pemberi dan penerima pinjaman (kredit). Keperluan kredit memiliki berbagai alasan serta latar belakang perorangan, perusahaan, negara untuk memperoleh suatu kredit. Hal ini dikarenakan bantuan modal dalam bentuk kredit pada dasarnya untuk meningkatkan kemajuan usaha perorangan ataupun bisa pula membantu suatu perusahaan untuk mencapai kemajuan, yang bersifat makro ataupun mikro ekonomi demi kepentingan negara dan rakyat.

(17)

Dalam pelaksanaan pemberian kredit bank diharuskan berpegang pada asas-asas perkreditan yang sehat yang dituangkan melalui suatu kebijaksanaan perkreditan bank dalam bentuk tertulis, sesuai Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No.27/162/KEP/DIR tanggal 31 Maret 1995 tentang Pedoman Penyusunan Kebijaksanaan Perkreditan (PPKPB) terhadap Bank Umum. Perbankan Indonesia dalam melakukan usahanya berasaskan demokrasi ekonomi dengan menggunakan prinsip kehati-hatian sesuai Pasal 2 Undang-undang No 7 tahun 1992.

Salah satu kegiatan perbankan adalah pemberian Kredit Umum Pedesaan (Kupedes). Kupedes adalah salah satu jenis kredit yang cukup banyak peminatnya dan tentunya kredit Kupedes rakyat memberikan dampak positif bagi perputaran ekonomi di Indonesia. Kredit ini disertai dengan suku bunga rendah dan bersaing sehingga dapat digunakan oleh masyarakat yang akan memulai usaha maupun akan mengembangkan usaha yang ada.

Kupedes rakyat merupakan produk pinjaman berskala kecil, survei terhadap pelaku usaha yang dianggap layak untuk menikmati kredit ini dilakukan oleh petugas Bank BRI yang disebut dengan Account Officier atau lebih dikenal dengan Mantri kupedes .

Segala upaya dalam proses pemberian kredit telah dilakukan oleh sejumlah pejabat kredit secara teliti dengan pengawasan yang ketat, agar di masa tertentu kredit yang disalurkan dapat kembali dengan utuh, dan membawa keuntungan yang diinginkan, dengan asumsi lain kredit berjalan secara efisien dan efektif, namun dalam perkembangan tidak semua kredit yang disalurkan berjalan lancar, sebagian tidak lancar dan sebagian menuju kearah kemacetan atau biasa disebut dengan kredit macet.

(18)

Menurut Ahira (2010: 112), kredit macet merupakan salah satu masalah yang dihadapi oleh lembaga pembiayaan. Setiap lembaga pembiayaan yang memberikan layanan kredit tidak bisa menolak terjadinya masalah ini dan harus selalu siap menghadapinya. Kredit macet dan permasalahannya merupakan suatu risiko dari sebuah usaha untuk mendapatkan kredit. Kredit macet ini menggambarkan suatu situasi dimana persetujuan pengembalian kredit mengalami risiko kegagalan bahkan cenderung menuju ke arah dimana bank atau koperasi memperoleh rugi yang potensial. Oleh sebab itu perlu diketahui terlebih dahulu sebab-sebab timbulnya kredit macet, sebelum mencari alternatif pengelolaannya.

Kredit macet merupakan risiko yang tidak dapat dilenyapkan dari aktivitas perbankan namun dapat diminimalkan. Penyebab kredit macet menurut Suyatno (2017: 117), diantaranya berasal dari sisi internal nasabah yang terdiri dari aspek pemasaran, aspek dana, aspek manajemen dan aspek teknis, serta dari sisi eksternal nasabah yang terdiri dari perubahan kebijakan pemerintah dan perkembangan teknologi.

Data dari awal yang penulis dapatkan pada PT Bank Rakyat Indonesia Tbk Unit Tamalate Cabang Panakkukang Makassar melalui laporan kreditnya memperlihatkan perkembangan penyaluran kupedes pada PT Bank Rakyat Indonesia Tbk Unit Tamalate Cabang Panakkukang Makassar.

(19)

Tabel 1.1

Data Perkembangan Penyaluran Kupedes Pada PT Bank Rakyat Indonesia Tbk Unit Tamalate Tahun 2018-2020

Tahun Debitur (Orang)

Penyaluran Kupedes (Rp)

Debitur yang kredit

macet (Orang)

Kredit Macet (Rp)

2018 704 53.337.000.000 54 552.000.000

2019 754 70.908.000.000 89 743.000.000

2020 890 82.008.000.000 174 895.000.000

Sumber: PT Bank Rakyat Indonesia Tbk Unit Tamalate Cabang Panakkukang Tabel 1.1 menunjukkan bahwa penyaluran kupedes meningkat dari tahun 2018 hingga tahun 2020. Peningkatan tersebut seiring dengan peningkatan jumlah debitur yang menggunakan kredit kupedes dari 704 nasabah pada tahun 2018 meningkat menjadi 754 nasabah dan pada tahun 2020 mengalami peningkatan 890 nasabah. Dengan demikian peningkatan debitur dari tahun 2018 sampai pada tahun 2020 mengalami peningkatan yang cukup signifikan dengan peningkatan debitur sebesar 186 debitur.

Dari keseluruhan jumlah debitur tersebut, beberapa nasabah mengalami masalah dalam pengembalian kredit. Pada tabel tersebut dapat dilihat bahwa debitur yang kreditnya macet mengalami peningkatan setiap tahunnya.

Terjadinya kredit macet disebabkan oleh beberapa faktor yang berbeda dan untuk mengurangi terjadinya hal ini, penulis harus mengetahui faktor apa yang paling mempengaruhi kredit macet pada PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk Unit Tamalate Cabang Panakkukang Makassar. Berdasarkan

(20)

uraian latar belakang diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kredit Macet Nasabah Pada PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk Unit Tamalate Cabang Panakkukang Makassar”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah pokok yang akan diteliti dan dibahas dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah faktor internal nasabah berpengaruh terhadap kredit macet pada PT Bank Rakyat Indonesia Tbk Unit Tamalate Cabang Panakkukang Makassar?

2. Apakah faktor eksternal nasabah berpengaruh terhadap kredit macet pada PT Bank Rakyat Indonesia Tbk Unit Tamalate Cabang Panakkukang Makassar?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai penulis dalam melakukan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui dan menganalisis apakah faktor internal nasabah berpengaruh terhadap kredit macet pada PT Bank Rakyat Indonesia Tbk Unit Tamalate Cabang Panakkukang Makassar.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis apakah faktor eksternal nasabah berpengaruh terhadap kredit macet pada PT Bank Rakyat Indonesia Tbk Unit Tamalate Cabang Panakkukang Makassar.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Secara teoritis

(21)

Penelitian ini diharapkan menambah wawasan, ilmu pengetahuan dan tambahan referensi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kredit macet.

2. Secara Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan atau sumbangan pikiran kepada pihak-pihak yang terkait mengenai faktor- faktor yang mempengaruhi kredit macet.

(22)

7 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori 1. Bank

a. Pengertian Bank

Bank berasal dari bahasa Italia yaitu banca yang berarti tempat penukaran uang. Bank secara sederhana dapat diartikan sebagai:

Lembaga Keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan dana tersebut kembali ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya.

Menurut Silvanita (2017) bank merupakan lembaga keuangan yang mampu memobilisasi dana, mengumpulkan, dan mengalokasikan dana dalam jumlah besar ketimbang lembaga keuangan lainnya.

Menurut Undang-Undang RI Nomor Tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang Perbankan, yang dimaksud dengan Bank adalah “Badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak”.

Berdasarkan definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa bank adalah suatu lembaga yang menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit sehingga dapat mensejahterahkan masyarakat.

(23)

b. Fungsi Bank

Secara umum, fungsi utama bank adalah menghimpun dana dari masyarakat luas dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk pinjaman atau kredit untuk berbagai tujuan. Menurut Susilo, Triandanu Sigit & A. Totok Budi Santoso (2016: 6) fungsi bank dijelaskan lebih spesifik yaitu antara lain:

1) Agent of Trust

Trust atau kepercayaan adalah dasar utama dalam kegiatan perbankan, baik dalam hal menghimpun maupun penyaluran dana. Masyarakat akan menitipkan dananya di bank apabila dilandasi oleh unsur kepercayaan. Masyarakat.

Masyarakat percaya bahwa uangnya tidak akan disalahgunakan oleh bank, uangnya akan dikelola dengan baik, bank tidak akan bangkrut, dan pada saat yang dijanjikan masyarakat dapat menarik lagi simpanan di bank.

2) Agent of Development

Kegiatan perekonomian masyarakat terdapat dua sektor, yaitu sektor moneter dan sektor riil yang tidak dapat dipisahkan dan saling mempengaruhi satu dengan yang lain. Sektor riil tidak akan dapat berkinerja dengan baik apabila sektor moneter tidak bekerja dengan baik pula. Tugas bank sebagai penghimpun dan penyalur dana sangat diperlukan untuk kelancaran kegiatan perekonomian di sektor riil. Kegiatan bank tersebut memungkinkan masyarakat melakukan investasi.

3) Agent of Service

(24)

Bank memberikan penawaran jasa-jasa antara lain dapat berupa jasa pengiriman uang, jasa penitipan barang berharga, jasa pemberian jaminan bank, dan jasa penyelesaian tagihan.

Jasa-jasa bank tersebut erat kaitannya dengan kegiatan perekonomian masyarakat pada umumnya.

2. Kredit

Menurut Suyatno (2017:12) kredit berasal dari bahasa Yunani (credere) yang berarti kepercayaan (truth atau faith). Oleh karena itu dasar pemikiran persetujuan pemberian kredit oleh suatu lembaga keuangan kepada seseorang atau badan usaha berlandaskan kepercayaan (faith).

Menurut Hasibuan (2011:87) kredit merupakan semua jenis pinjaman yang harus dibayar kembali bersama bunganya oleh peminjam sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati, sedangkan kredit menurut (Triandaru dan Budisusanto (2016:113) merupakan pemberian fasilitas pinjaman kepada nasabah, baik berupa fasilitas pinjaman tunai maupun pinjaman non tunai.

Berdasarkan pengertian kredit dari beberapa para ahli, dapat disimpulkan bahwa kredit merupakan pinjaman yang diterima oleh para nasabah dari perbankan yang harus dilunasi setelah jangka waktu tertentu berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak.

Perkembangan pemberian kredit yang tidak menentramkan bagi pihak bank adalah apabila kredit yang diberikannya mengalami tunggakan atau terjadi kredit macet. Hal ini disebabkan terutama oleh kegagalan pihak nasabah dalam memenuhi kewajibannya untuk

(25)

membayar angsuran (cicilan) pokok kredit beserta bunga yang telah disepakati kedua belah pihak dalam perjanjian kredit.

3. Kredit Macet

a. Pengertian Kredit Macet

Kredit macet adalah situasi dimana debitur baik perorangan atau perusahaan tidak mampu membayar kredit bank tepat pada waktunya. Dalam dunia perkreditan, kredit macet merupakan salah satu jenis kredit bermasalah dimana pengguna kartu kredit tidak mampu membayar tunggakan pembayaran yang sudah jatuh tempo lebih dari 3 bulan. Ada beberapa pendapat mengenai kredit macet antara lain:

Menurut Suhardjono dan Kuncoro (2012: 462) Kredit macet adalah suatu keadaan dimana nasabah sedang tidak sanggup membayar sebagian atau seluruh kewajibannya kepada bank seperti yang telah diperjanjikannya. Sedangkan menurut Triandaru (2006:

118) menjelaskan bahwa kredit macet merupakan tunggakan kredit yang angsuran pokoknya dan atau bunga yang telah melampaui 20 hari.

Selanjutnya menurut Veithzal Riva’I (2008: 477) kredit macet merupakan kesulitan nasabah di dalam penyelelasian kewajiban- kewajibannya terhadap bank, baik dalam bentuk pembayaran kembali pokoknya, pembayaran bunga, maupun pembayaran ongkos-ongkos bank yang menjadi beban nasabah debitur yang bersangkutan.

Berdasarkan pendapat para ahli tentang kredit macet di atas dapat disimpulkan bahwa kredit macet merupakan kredit yang

(26)

sulit untuk dilunasi karena nasabah tidak dapat membayar sebagian atau seluruh utangnya kepada bank sesuai kesepakatan.

b. Tanda-Tanda Kredit Macet

Menurut Mahmoeddin (2000: 13) gejala kredit macet antara lain disebabkan oleh:

1) Menurunnya pendapatan bersih

Turunnya pendapatan bersih dapat disebabkan oleh menurunnya penerimaan atau naiknya biaya.

2) Menurunnya penjualan secara tajam

Turunnya penjualan secara tajam adalah wajar dalam siklus hidup perusahaan, tetapi jika penurunan penjualan secara sangat tajam merupakan tanda perusahaan akan menemui titik kritis.

3) Menurunnya perputaran persediaan

Perputaran persediaan yang cepat akan memberikan kelancaran bagi perusahaan. Tetapi jika perputaran tersebut kecepatannya menurun berarti banyak barang yang tidak laku, berarti perusahaan diambang kesulitan.

4) Meningkatnya penjualan secara tajam

Naiknya penjualan secara tajam disebabkan perusahaan ingin mempunyai uang secara cepat guna melakukan penjualan sehingga harga jual dibawah harga pokok.

5) Menurunnya perputaran piutang

Perputaran piutang yang cepat juga akan memberikan dampak bagi perusahaan untuk segera melikuiditas. Tetapi jika

(27)

piutang sulit ditagih akan menimbulkan masalah bagi perusahaan dalam melanjutkan operasionalnya.

6) Menurunnya modal lancar

Turunnya modal lancar dapat disebabkan karena melakukan pembelian, membengkaknya hutang kepada pihak ketiga dan mungkin karena pemborosan.

7) Nasabah mulai ingkar janji 8) Nasabah membuat laporan fiktif

9) Nasabah tidak terbuka yaitu dengan merahasiakan sesuatu hal yang erat katanya dengan penggunaan kredit.

10) Nasabah menolak wawancara c. Faktor Penyebab Kredit Macet

Menurut Mahmoedin (2000: 134), faktor-faktor yang menyebabkan kredit macet dilihat dari segi pelaku kredit adalah sebagai berikut:

1) Kelemahan nasabah

a) Manajemen kurang (kurang menguasai manajemen kredit).

b) Tidak memiliki perencanaan yang baik.

c) Produk ketinggalan jaman.

d) Kalah bersaing.

e) Lokasi usaha yang tidak tepat.

f) Administrasi yang kacau.

2) Kenakalan nasabah

a) Tidak jujur dan sukar ingkar janji

b) Melakukan penyimpangan penggunaan.

(28)

c) Pola hidup yang boros atau mewah.

d) Suka berbuat skandal.

e) Suka berjudi dan berspekulasi

Menurut Sinungan (2000: 240) kredit macet disebabkan oleh kesulitan-kesulitan keuangan yang dialami nasabah yang timbul karena berbagai faktor. Faktor yang paling besar pengaruhnya adalah karena inefisiensi dari pmpinan perusahaan dimana pimpinan perusahaan mempunyai berbagai kelemahan dalam pengelolaan perusahaan, kelemahan dalam kontrol ataupun kesalahan dalam penentuan policy perusahaan.

Penyebab dari kesulitan-kesulitan keuangan perusahaan yang mengakibatkan suatu kemacetan kredit dibagi dalam dua kategori:

1) Faktor-faktor Intern (Managerial Factor).

Faktor-faktor intern adalah faktor-faktor yang ada dalam diri perusahaan sendiri, dari segi managerial factor terjadinya kredit macet disebabkan oleh:

a) Kelemahan dalam kebijaksanaan pembelian dan penjualan.

b) Tidak efektifnya kontrol atas biaya dan pengeluaran.

c) Kebijaksanaan tentang kebijaksanaan piutang yang tidak efektif.

d) Penempatan yang berlebihan pada aktia tetap.

e) Permodalan yang tidak cukup.

2) Faktor-Faktor Ekstern

Faktor-faktor ekstern adalah faktor-faktor yang berasal dari luar perusahaan, faktor-faktor ekstern meliputi:

(29)

a) Bencana Alam

Bencana alam adalah sesuatu yang tidak kita inginkan.

Misalnya kebakaran, gempa bumi, gunung meletus, angin topan, banjir, dan sebagainya.

b) Peperangan

Perang merupakan bencana yang diperbuat manusia, misal demonstrasi, penjarahan, pembakaran dan lain-lain.

c) Perubahan kondisi perekonomian

Misalnya peraturan pemerintah terhadap suatu jenis barang, keadaan kritis misalnya demonstrasi, penjarahan, pembakaran dan lain-lain.

d) Perubahan teknologi

Semakin majunya teknologi maka semakin efisien barang yang diproduksi sehingga perusahaan yang tidak menggunakan teknologi modern akan kalah bersaing.

d. Teknik Penyelesaian Kredit

Dalam mengatasi kredit macet yang dapat dilakukan oleh bank dengan melakukan penyelamatan, sehingga tidak akan menimbulkan kerugian. Penyelamatan dapat dilakukan dengan memberikan keringanan berupa jangka waktu pembayaran atau jumlah angsuran terutama bagi kredit terkena musibah atau dengan melakukan penyitaan bagi kredit yang sengaja lalai untuk membayar.

Menurut Ismail (2010: 127), upaya yang dilakukan bank untuk penyelamatan terhadap kredit macet antara lain:

1) Rescheduling (Penjadwalan Kembali)

(30)

Rescheduling merupakan upaya yang dilakukan bank untuk menangani kredit macet dengan membuat penjadwalan kembali. Penjadwalan kembali dapat dilakukan kepada debitur yang mempunyai itikad baik akan tetapi tidak memiliki kemampuan untuk membayar angsuran pokok maupun angsuran bunga dengan jadwal yang telah dijanjikan. Penjadwalan kembali dilakukan oleh bank dengan harapan debitur dapat membayar kembali kewajibannya.

Namun demikian, jadwal yang baru tersebut akan disesuaikan dengan cash flow perusahaan, sehingga upaya rescheduling ini dapat membuahkan hasil dan nasabah menjadi lancar kembali.

Beberapa alternatif rescheduling yang dapat diberikan bank antara lain:

a) Perpanjangan jangka waktu kredit..

b) Jadwal angsuran bulanan diubah menjadi triwulan. Perubahan jadwal tersebut akan memberi kesempatan nasabah mengumpulkan dana untuk mengangsur dalam triwulan. Hal ini disesuaikan dengan penerimaan penjualan.

c) Memperkecil angsuran pokok dengan jangka waktu akan lebih lama.

2) Reconditioning (Persyaratan Kembali)

Reconditioning merupakan upaya bank dalam menyelamatkan kedit dengan mengubah seluruh atau sebagian perjanjian yang telah dilakukan oleh bank dengan nasabah.

(31)

Perubahan kondisi dan persyaratan tersebut harus disesuaikan dengan permasalahan yang dihadapi oleh debitur dalam menjalankan usahanya. Dengan perubahan persyaratan tersebut, maka diharapkan bahwa debitur dapat menyelesaikan kewajibannya sampai dengan lunas.

Beberapa alternatif reconditioning yang dapat diberikan bank antara lain:

a) Penurunan tingkat suku bunga.

b) Pembebasan sebagian atau seluruh bunga yang tertunggak, sehingga nasabah pada periode berikutnya hanya membayar pokok pinjaman beserta bunga berjalan.

c) Kapitalisasi bunga, yaitu bunga yang tertunggak dijadikan satu dengan pokok pinjaman.

d) Penundaan pembayaran bunga, yaitu pembayaran kredit oleh nasabah dibebankan sebagai pembayaran pokok pinjaman sampai dengan jangka waktu tertentu, kemudian pembayaran bunga dilakukan pada saat nasabha sudah mampu. Hal ini perlu dihitung dengan cermat cash flow perusahaan.

3) Restructuring (Penataan Kembali)

Restructuring merupakan upaya yang dilakukan oleh bank dalam menyelamatkan kredit macet dengan cara mengubah struktur pembiayaan yang mendasari pemberian kredit.

Beberapa cara yang dapat dilakukan oleh bank dalam restrukturisasi antara lain :

a) Bank dapat memberikan tambahan kredit.

(32)

b) Tambahan modal tersebut berasal dari modal debitur.

c) Kombinasi antara bank dan nasabah.

4) Kombinasi

Upaya penyelesaian kredit bermasalah yang dilakukan oleh bank dengan cara kombinasi antara lain:

a. Rescheduling dan Restructuring

Upaya gabungan antara rescheduling dan restructuring dilakukan misalnya bank memperpanjang jangka waktu kredit dan menambah jumlah kredit. Hal ini dilakukan karena bank melihat bahwa debitur dapat diselamatkan dengan memberikan tambahan kredit untuk menambah modal kerja, serta diberikan tambahan waktu agar total angsuran per bulan menurun, sehingga debitur mampu membayar angsuran.

b. Rescheduling dan Reconditioning

Bank dapat melakukan dua cara yaitu dengan memperpanjang jangka waktu dan merigankan bunga.

Dengan perpanjangan dan keringanan bunga, maka total angsuran akan menurun, sehingga nasabah diharapkan dapat membayar kewajibannya.

c. Restructuring dan Reconditioning

Upaya penambahan kredit diikuti dengan keringan bunga atau pembebasan tunggakan bunga akan dapat mendorong pertumbuhan usaha nasabah.

d. Rescheduling, Restructuring dan Reconditioning

(33)

Upaya gabungan ketiga cara tersebut merupakan upaya maksimal dilakukan oleh bank misalnya jangka waktu diperpanjang, kredit ditambah, dan tunggakan bunga dibebaskan.

5) Eksekusi

Eksekusi merupakan alternatif terakhir yang dapat dilakukan oleh bank untuk menyelamatkan kredit macet. Eksekusi merupakan penjualan agunan diperlukan yang dimiiki oleh bank.

Hasil penjualan agunan diperlukan untuk melunasi semua kewajiban debitur baik kewajiban atas pinjaman pokok, maupun bunga. Sisa atas hasil penjualan agunan, akan dikembalikan kepada debitur. Sebaliknya kekurangan atas hasil penjualan agunan menjadi tanggungan debitur, artinya debitur diwajibkan untuk membayar kekurangannya. Pada praktiknya, bank tidak dapat menagih lagi debitur untuk melunasi kewajibannya. Atas kerugian karena hasil penjualan agunan tidak cukup, maka bank akan membebankan kerugian tersebut ke dalam kerugian bank.

e. Indikator Kredit Macet

Menurut Hadjat (2010: 112) Kredit macet merupakan kredit yang telah disalurkan oleh bank, dan nasabah tidak dapat melakukan pembayaran atau melakukan angsuran sesuai dengan perjanjian yang telah ditandatangani oleh bank dan nasabah.

Indikatornya adalah:

1) Besarnya tunggakan pinjaman pokok 2) Besarnya tunggakan bunga pinjaman

(34)

4. Faktor Internal Nasabah

Menurut Suyatno (2017: 117) faktor internal merupakan faktor- faktor yang ada di dalam nasabah sendiri. Faktor-faktor internal dalam penelitian ini terdiri dari aspek pemasaran, aspek dana, aspek teknik dan aspek manajemen.

a. Aspek Pemasaran

Aspek pemasaran merupakan suatu proses perencanaan, penetapan harga, sampai dengan promosi yang dilakukan. Aspek pemasaran ini diukur dengan produk yang dijual memiliki kriteria yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pembeli, produk yang dijual memiliki kualitas bagus, kemasan dari produk yang dijual sesuai dengan kebutuhan pembeli, dan setiap keluhan konsumen selalu ditanggapi.

b. Aspek Dana

Aspek dana merupakan pemanfaatan dana sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Aspek dana ini dapat diukur dengan kredit yang diperoleh digunakan untuk tambahan modal kerja, kredit yang diperoleh digunakan untuk tambahan investasi, dan memperoleh kredit untuk membiayai keperluan pribadi.

c. Aspek Teknik

Aspek teknis merupakan proses pengelolaan keseluruhan sumber daya perusahaan yang dibutuhkan dalam menghasilkan barang atau jasa yang akan ditawarkan kepada konsumen. Aspek teknis ini dapat diukur dengan tempat usaha dekat dengan pasar atau sekoah, memilki peralatan yang memadai untuk proses produksi,

(35)

usaha yang dijalankan berada pada lokasi yang dekat dengan sumber bahan baku, dan tersedia sarana komunikasi yang mencukupi di tempat usaha.

d. Aspek Manajemen

Aspek manajemen merupakan ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan tertentu. Aspek manajemen ini dapat diukur dengan dalam menjalankan usaha melakukan perencanaan terlebih dahulu, menempatkan karyawan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki, pengelolaan target waktu, selalu diterapkan dalam menjalankan usaha, dan melakukan pengawasan terhadap karyawan yang bekerja.

5. Faktor Eksternal Nasabah

Faktor eksternal nasabah dalam penelitian ini adalah faktor yang menyebabkan terjadinya kredit macet yang berasal dari luar kemampuan nasabah dan di luar kendali nasabah. Menurut Suyatno (2017: 121) faktor eksternal nasabah yang menyebabkan kredit macet yaitu kebijakan pemerintah dan perkembangan teknologi.

a. Kebijakan Pemerintah

Kebijakan pemerintah adalah peraturan-peraturan yang dibuat oleh pemerintah. Kebijakan pemerintah ini dapat diukur dengan selalu memenuhi kewajiban bayar pajak atas usaha dan kenaikan tarif listrik dan BBM mempengaruhi jalannya usaha.

Kebijakan pemerintah yang menyebabkan terjadinya kredit macet menurut Suyatno (2007: 121) diantaranya :

(36)

1) Devaluasi dan menurunnya rupiah mengakibatkan kenaikan harga, terutama pada perusahaan-perusahaan yang banyak menggunakan barang impor sebagai bahan baku/penolong.

2) Revaluasi atau naiknya nilai rupiah akan mengakibatkan penerimaan rupiah para eksportir menurun, artinya bisa mengalami kekurangan rupiah untuk mendapatkan (membeli/membuat) barang yang akan diekspor, dengan demikian akan kekurangan likuiditas dan akhirnya memperkecil volume usaha.

3) Kenaikan harga BBM akan mendorong biaya produksi, baik langsung maupun tidak langsung.

b. Perkembangan Teknologi

Perusahaan dapat mengalami kesulitan yang berpokok pangkal pada ketuaan alat produksi yang digunakan. Hal ini dapat mengakibatkan produk yang dipasarkan tidak disukai lagi, ongkos produksi meningkat, pemborosan bahan baku, dan sebagainya.

Tergantung dari daya penyesuaian perusahaan/adaptasi dengan perubahan teknologi tersebut dan penguasaan pasar, maka satu- satunya tindakan adalah mengganti alat produksi yang digunakan dengan alat produksi yang baru sehingga diperlukan kredit inestasi dan bahkan dana untuk modal kerja.

B. Tinjauan Empiris

Dibawah ini merupakan beberapa penelitian yang relevan dengan peneliti, diantaranya

(37)

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Peneliti Judul

Penelitian

Metode Penelitian

Hasil Penelitian 1. Aswar H.

Thamrin (2016)

Analisis Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Kredit

Bermasalah Pada PT Bank Rakyat

Indonesia (Persero) Tbk Unit Salo Kabupaten Pinrang

Kuantitatif Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa variabel faktor internal (X1)

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kredit bermasalah (Y), variabel faktor eksternal (X2) berpengaruh positif dan signifikan terhadap kredit bermasalah (Y).

2. Arif Yulianto (2017)

Faktor Internal- Eksternal Yang Mempengaruhi Kredit Macet Pada Nasabah PD. BPR BKK Wonosobo Kabupaten Wonosobo

Kuantitatif Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor internal dan faktor eksternal, memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap

terjadinya kredit macet pada nasabah PD.

BPR BKK Wonosobo Kabupaten Wonosobo 3. Pipit Buana

Sari (2018)

Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Non Performing Loan (Studi Kasus Pada PT Bank Rakyat Indonesia Tbk Cabang Binjai)

Kuantitatif Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara faktor internal dan eksternal nasabah terhadap kredit macet pada PT Bank Rakyat

(38)

Indonesia Tbk Cabang Binjai.

Faktor internal mempunyai pengaruh yang lebih besar terhadap kredit macet

dibandingkan faktor eksternal.

4 Auzia Hilmy Muhammad (2019)

Analisis Faktor- Faktor Yang mempengaruhi Non Performing Loan (NPL) Pada Bank Umum BUMN Di Indonesia

Kuantitatif Hasil penelitian menunjukkan bahwa Loan to Deposit Ratio (LDR)

berpengaruh signifikan terhadap Non Performing Loan (NPL), Capital

Adequacy Ratio tidak

berpengaruh terhadap Non Performing Loan (NPL), dan BI Rate tidak

berpengaruh terhadap Non Performing Loan..

5 Arif

Firmansyah, Jhon Fernos (2019)

Analisis Kredit Bermasalah Dilihat dari Standar Non Performing Loan (NPL) pada PT Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Prima Mulia Anugrah

Cabang Padang

Kuantitatif Hasil peneltian menunjukkan bahwa (1) Kredit macet yang

disebabkan oleh ke empat faktor aksentuasi yaitu:

kurangnya petugas akurasi dalam analisa pinjaman, itikad buruk petugas PT BPR Prima Mulia Cabang Anugrah

(39)

Padang, sistem pengawasan pinjaman yang kurang, dan ekonomi

kecenderungan untuk menurun.

(2) Pengaruh NPL terhadap Bank adalah laba penurunan, gangguan perputaran uang, penurunan tingkat kesehatan bank,

berkurangnya modal bank, dan penurunan kepercayaan masyarakat. (3) Usaha yang dilakukan untuk mengatasi kredit macet pada PT BPR Prima Mulia Anugrah

Cabang Padang melakukan restrukturisasi, penjadwalan ulang, penyitaan jaminan, dan penghapusan pinjaman.

C. Kerangka Pikir

Pendapatan terbesar yang diperoleh suatu bank adalah pendapatan dari kredit yaitu bunga atas kredit-kredit yang dinikmati oleh nasabah, sehingga kredit mendapatkan perhatian yang besar dari para pelaku

(40)

perbankan. Hampir seluruh bank berlomba untuk menyalurkan kredit kepada nasabah karena hal ini dapat meningkatkan pendapatan bank.

Menurut Hasibuan (2001:87) kredit yang diberikan oleh suatu lembaga didasarkan atas kepercayaan dan kehati-hatian, sehingga kemudian penyaluran kredit adalah pemberian kepercayaan kepada penerima akan mengembalikan pinjaman sesuai dengan waktu dan syarat-syarat yang telah disetujui oleh kedua belah pihak. Usaha-usaha yang dilakukan oleh para pejabat kredit ditujukan agar pada masa tertentu, kredit yang dikembalikan dapat kembali dengan baik dan membawa keuntungan yang diharapkan, akan tetapi dalam perkembangannya, tidak semua kredit yang diberikan berjalan baik dan lancar, sebagian akan lancar dan sebagian menuju ke arak kredit yang macet.

Kasus kredit macet hampir tidak dapat dipisahkan dari aktivias bank. Pada sejumlah kredit, indikasi utama ke arah terjadinya kredit macet adalah gagalnya nasabah memenuhi kewajibannya untuk membayar kredit sesuai dengan jadwal yang disepakati. Sesuai yang dikemukakan Suyatno (2017: 117) bahwa terjadinya kredit macet dikarenakan adanya kelemahan dari dalam diri nasabah (internal nasabah) yaitu aspek pemasaran, aspek dana, aspek teknik dan aspek manajemen.

Timbulnya kredit macet bukan hanya kesalahan dari nasabah saja, akan tetapi juga disebabkan oleh kondisi eksternal di luar kemampuan nasabah. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Suyatno (2017: 121) bahwa kredit macet disebabkan oleh faktor eksternal nasabah yaitu kebijakan pemerintah dan perkembangan teknologi.

(41)

Berdasarkan uraian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa faktor internal dan eksternal berpengaruh baik secara parsial maupun simultan terhadap adanya kredit macet. Jadi kerangka pikir yang terbentuk adalah sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Pikir

D. Hipotesis

Menurut Sugiyono (2017: 126) hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang masih harus diuji kebenarannya melalui penelitian. Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

H1 : Diduga faktor internal nasabah berpengaruh terhadap kredit macet pada PT Bank Rakyat Indonesia Tbk Unit Tamalate Cabang Panakkukang Makassar.

Kredit Macet (Y)

• Besarnya tunggakan pinjaman pokok

• Besarnya tunggakan bunga pinjaman Hadjat (2010: 112) Factor eksternal nasabah (X2)

• Kebijakan pemerintah

• Perkembangan teknologi

Suyatno (2017: 121) Factor internal nasabah (X1)

• Aspek pemasaran

• Aspek dana

• Aspek teknis

• Aspek manajemen Suyatno (2017: 117)

(42)

H2 : Diduga faktor eksternal nasabah berpegaruh terhadap kredit macet pada PT Bank Rakyat Indonesia Tbk Unit Tamalate Cabang Panakkukang Makassar.

(43)

28 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah suatu proses menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai alat menganalisis keterangan mengenai apa yang ingin diketahui (Kasiram (2008: 149)).

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Unit Tamalate yang berlokasi di Jl. Hertasning Ruko Graha No. 14, Kassi- Kassi, Kec. Rappocini, Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Waktu penelitian ini dilakukan kurang lebih selama 2 bulan dimulai sejak bulan Agustus- September 2021.

C. Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran Variabel 1. Definisi Operasional Variabel

Menurut Sugiyono (2015), definisi operasional adalah segala sesuatu yang dibentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Berdasarkan variabel di atas maka variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel independen dan variabel dependen.

a. Variabel independen

Variabel independen (bebas) adalah variabel yang menentukan arah atau tertentu pada variabel tergantung. Variabel independen (bebas) dalam penelitian ini adalah:

(44)

1) Faktor internal nasabah (X1)

Faktor internal nasabah merupakan faktor-faktor yang ada di dalam nasabah sendiri. Faktor internal nasabah dalam penelitian ini seperti diungkapkan oleh Suyatno (2017: 118) meliputi:

a) Aspek pemasaran yaitu penawaran dari produk yang dihasilkan karena pemasaran bagi setiap kegiatan usaha merupakan faktor yang sangat penting untuk mencapai tujuannya dalam mendapatkan laba seperti yang direncanakan.

b) Aspek dana yaitu pemanfaatan dana sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

c) Aspek teknis merupakan proses pengelolaan keseluruhan sumber daya perusahaan yang dibutuhkan dalam menghasilkan barang atau jasa yang akan ditawarkan kepada konsumen

d) Aspek manajemen merupakan ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan tertentu

2) Faktor eksternal nasabah (X2)

Faktor eksternal nasabah dalam penelitian ini adalah faktor yang menyebabkan terjadinya kredit macet yang berasal dari luar kemampuan nasabah dan diluar kendali nasabah. Faktor eksternal nasabah seperti diungkapkan oleh Suyatno (2017: 118) diantaranya:

(45)

a) Kebijakan pemerintah merupakan peraturan-peraturan yang dibuat oleh pemerintah seperti kebijakan pajak, kenaikan tarif dasar listrik, dan peraturan pemerintah.

b) Perkembangan teknologi sejalan dengan perkembangan kebudayaan manusia. Manusia terus berusaha untuk mencipatakan mesin-mesin baru dan lebih canggih dengan maksud untuk meningkatkan efisensi.

b. Variabel dependen

Variabel dependen (terikat) adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependennya adalah kredit macet (Y).

Kredit macet merupakan kredit yang telah disalurkan oleh bank, dan nasabah tidak dapat melakukan pembayaran atau melakukan angsuran sesuai dengan perjanjian yang telah ditandatangani oleh bank dan nasabah.

Indikatornya adalah:

1) Besarnya tunggakan pinjaman pokok.

2) Besarnya tunggakan bunga pinjaman.

2. Pengukuran Variabel

Menurut Sugiyono (2017: 133) pengukuran variabel merupakan skala pengukuran yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya yang ada dalam pengukuran dan mendapatkan data kuantitatif. Variabel diukur menggunakan data likert. Menurut Sugiyono

(46)

(2017: 134) Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial.

Skor skala likert yang digunakan untuk mengukur variabel adalah sebagai berikut :

Tabel 3.1 Pedoman Pemberian Bobot

No Keterangan Skor

1 Sangat Setuju (SS) 5

2 Setuju (S) 4

3 Kurang Setuju (KS) 3

3 Tidak Setuju (TS) 2

4 Sangat Tidak Setuju (STS) 1

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Furchan (2004: 129) populasi adalah objek, seluruh anggota kelompok, atau peristiwa yang telah dirumuskan oleh para peneliti secara detail. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh nasabah kredit macet pada tahun 2020 di PT Bank Rakyat Indonesia Tbk Unit Tamalate Cabang Panakkukang Makassar sebayak 174 nasabah.

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2010) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Pengambilan sampel berdasarkan populasi yang mudah diakses untuk memperoleh informasi, dengan mengambil sampel nasabah yang berada di daerah penelitian yang mempunyai pinjaman kredit kupedes pada PT Bank Rakyat Indonesia Tbk Unit Tamalate Cabang Panakkukang Makassar tahun 2020.

(47)

Penentuan jumlah sampel yang digunakan oleh peneliti ini adalah berdasarkan metode slovin, sebagai alat ukur untuk menghitung ukuran sampel karena jumlah populasi diketahui lebih dari 100 responden, maka peneliti menggunakan perhitungan rumus pendekatan slovin sebagai berikut :

𝒏 = 𝑁

1 + 𝑁. (𝑒)2 Dimana:

n = ukuran sampel N = ukuran populasi

e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat diinginkan penulis menggunakan 10%

Cara perhitungannya yaitu:

𝒏 = 𝑁

1+𝑁.(𝑒)2

𝒏 = 174

1 + 174 × (0,1)2

𝒏 = 174

1 + 174 × 0,01

𝒏 = 174

1 + 1,74

𝒏 = 174 2,74 𝒏 = 63,50 𝒏 = 64

(48)

Responden berdasarkan perhitungan di atas, sampel menjadi sebanyak 64 dari seluruh populasi. Teknik pengampilan sampel menggunakan incedental sampling, yaitu cara pengambilan sampel dari anggota populasi yang mudah dijumpai atau diakses. Hal ini dilakukan untuk mempermudah dalam mengolah data dan untuk hasil pengujian yang lebih baik.

E. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data dalam penelitian ini, dipergunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :

1. Observasi

Observasi adalah suatu cara pengumpulan data dengan pengamatan langsung dan pencatatan secara sistematis terhadap objek yang akan diteliti, agar diperoleh hasil yang relevan.

2. Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner tersebut menyediakan alternative jawaban-jawaban yang dapat mewakili keadaan yang sebenarya. Selain itu, kuesioner juga cocok digunakan apabila jumlah responden cukup besar. Kuesioner dapat berupa pertanyaan atau pernyataan tertutup atau terbuka, yang dapat diberikan kepada responden secara langsung atau dikirim melalui internet.

3. Dokumentasi

(49)

Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data melalui dokumen-dokumen perusahaan yang mempunyai kaitan erat dengan pokok masalah yang ditemukan.

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Metode analisis data yang digunakan dalam analisis ini yaitu analisis regresi linear berganda.

1. Analisis Statistik Deskriptif

Menurut (Sugiyono, 2015) statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Statistik deskriptif adalah penyajian data melalui tabel grafik, diagram lingkaran, pictogram, perhitungan modus, median, mean, perhitungan desi, persentil, perhitungan penyebaran data melalui perhitungan rata-rata dan standar deviasi dan perhitungan persentase.

2. Uji Kualitas Data

Uji kualitas data dilakukan untuk menguji kecukupan dan kelayakan data yang digunakan dalam penelitian. Kualitas data bertujuan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen sebab berpengaruh pada kualitas data.

a. Uji Validitas

Menurut Sugiyono (2016:121) “Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid”.

Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa

(50)

yang seharusnya diukur. Pengujian validitas tiap butir menggunakan analisis item, yaitu mengolerasikan skor tiap butir dengan skor total yang merupakan jumlah dari keseluruhan skor tiap butir. Kriteria yang digunakan untuk menyatakan suatu instrumen dianggap valid atau layak digunakan dalam pengujian hipotesis apabila Corected Item- Total Correlation lebih besar 0,05.

b. Uji Reliabilitas

Menurut Sugiyono (2016: 131) “Instrumen yang reliable adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama akan menghasilkan data yang sama”.

Reliabilitas diukur dengan uji statistik cronbach’s alpha. Suatu variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai cronbach’s alpha

> 0,60.

3. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah data kontinu berdistribusi normal sehingga analisis dengan validasi, reliabilitas, uji-t korelasi, regresi dapat dilaksanakan. Pengujian normalitas dlakukan dengan menggunakan analisis grafik Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual.

b. Uji Multikolinieritas

Menurut Ghozali (2018: 107), uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (independen). Untuk menguji multikolinieritas dengan cara melihat nilai VIF masing-masing variabel independen, jika nilai

(51)

VIF <10.00 maka dapat disimpulkan data bebas dari gejala multikolinieritas.

c. Uji Heteroskedastisitas

Pengujian terhadap heteroskedastisitas dapat dilakukan melalui pengamatan terhadap pola scatter plot yang dihasilkan melalui SPSS.

Apabila pola scatter plot membuat pola tertentu, maka model regresi memiliki gejala heteroskedastisitas. Munculnya gejala heteroskedastisitas menunjukkan bahwa penaksir dalam model regresi tidak efisien dalam sampel besar maupun kecil.

4. Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis regresi linear berganda adalah hubungan secara linear antara dua variabel atau lebih variabel independen (x1 x2) dengan variabel dependen (Y). Untuk mengetahui pengaruh variabel dependen terhadap variabel independen digunakan model regresi linear berganda dengan persamaan sebagai berikut :

Keterangan :

Y = Kredit Macet a = Konstanta

X1 = Faktor Internal Nasabah X2 = Faktor Eksternal Nasabah b1b2 = Koefisien Regresi

e = Error, variabel gangguan

Y = a + b1X1 + b2X2 + e

(52)

5. Uji Hipotesis a. Uji Parsial (Uji t)

Uji ini digunakan untuk mengetahui pengaruh bersama-sama variabel bebas terhadap variabel terikat. Dimana Fhitung > Ftable , maka H1 diterima diterima atau secara bersama-sama variabel bebas dapat menerangkan variabel terikatnya secara serentak. Sebaliknya apabila Fhitung < Ftabel maka H0 diterima atau secara bersama-sama variabel bebas tidak memiliki pengaruh terhadap variabel terikat. Untuk emengetahui signifikan atau tidak pengaruh secara bersama-sama variabel bebas terhadap variabel terikat maka digunakan probability sebesar 5% (α = 0,05).

- Jika sig > α (0,05) maka H0 diterima H1 ditolak.

- Jika sig < α (0,05) maka H0 ditolak H1 diterima b. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.

Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Niai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen dengan memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Imam Ghozali (2011: 97)).

(53)

38 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Singkat Perusahaan

Bank Rakyat Indonesia (BRI) adalah salah satu bank milik pemerintah yang terbesar di Indonesia. Pada awalnya Bank Rakyat Indonesia (BRI) didirikan di Purwokerto, Jawa Tengah oleh Raden Bei Aria Wirjaatmadja dengan nama De Poerwokertosche Hulpen Spaarbank der Inlandsche Hoofden atau “Bank Bantuan dan Simpanan Milik Kaum Priyayi Purwokerto”, suatu lembaga keuangan yang melayani orang- orang berkebangsaan Indonesia (pribumi). Lembaga tersebut berdiri tanggal 16 Desember 1895, yang kemudian dijadikan sebagai hari kelahiran BRI.

Berdasarkan Undang-Undang No. 14 Tahun 1967 tentang Undang-Undang Pokok Perbankan dan Undang-Undang No. 13 Tahun 1968 tentang Undang-Undang Bank Sentral, yang intinya mengembalikan fungsi Bank Indonesia sebagai Bank Sentral dan Bank Negara Indonesia Unit II Bidang Rular dan Ekspor Impor dipisahkan masing-masing menjadi dua Bank yaitu Bank Rakyat Indonesia dan Bank Ekspor Indonesia.

Selanjutnya berdasarkan Undang-Undang No. 21 Tahun 1968 menetapkan kembali tugas-tugas pokok BRI sebagai bank umum.

Sejak 1 Agustus 1992 berdasarkan Undang-Undang Perbankan No. 7 tahun 1992 dan Peraturan Pemerintah RI No. 21 tahun 1992 status BRI berubah menjadi perseroan terbatas. Kepemilikan BRI saat itu masih 100% di tangan Pemerintah Republik Indonesia.

(54)

Pada tahun 2003 Pemerintah Indonesia memutuskan untuk menjual 30% saham bank ini, sehingga menjadi perusahaan publik dengan nama resmi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., yang masih digunakan sampai dengan saat ini.

PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Panakkukang Makassar didirikan pada tahun 2008 bulan Mei pada tanggal 10 dan diresmikan oleh pimpinan kantor wilayah Makassar, dalam penyedia jasa BRI Cabang Panakkukang yang mempunyai unit-unit kerja di bawah naungan Bank Rakyat Indonesia Cabang Panakkukang Makassar.

Terdapat 12 unit Bank Rakyat Indonesia dan 4 teras pembantu yang dapat membantu kegiatan operasional di Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Panakkukang Makassar.

2. Visi dan Misi Perusahaan a. Visi

“Menjadi bank komersial terkemuka yang selalu mengutamakan kepuasan nasabah”.

b. Misi

1) Melakukan kegiatan perbankan yang terbaik dengan mengutamakan pelayanan kepada usaha mikro, kecil dan menengah untuk menunjang peningkatan ekonomi masyarakat.

2) Memberikan pelayanan prima kepada nasabah melalui jaringan kerja yang tersebar luas dan didukung oleh sumber daya manusia yang professional dan teknologi informasi yang handal dengan melaksanakan manajemen risiko serta praktek Good Corporate Governance (GCG) yang sangat baik.

(55)

3) Memberikan keuntungan dan manfaat yang optimal kepada pihak- pihak yang berkepentingan (stakeholders).

3. Struktur Organisasi

Gambar 4.1 Struktur Organisasi

4. Job Description

a. Kepala Unit (KA UNIT)

1) Memimpin kantor unit dalam rangka menjamin kelancaran operasional BRI Unit.

MANTRI

TERAS KUPEDES KUR

TELLER CS

SATPAM CLEANING

SERVICEE KAUNIT

(56)

2) Melakukan pelayanan prima (baik pihak extern maupun inetrn) untuk mencapai kepuasan nasabah dan keamanan bank.

3) Mengendalikan dan memecahkan masalah sistem operasional BRI Unit agar tidak menghambat pelaksanaan operasional.

4) Mengendalikan sistem administrasi pembukuan BRI Unit untuk keamanan dan pelayanan operasional.

5) Memeriksa dan menyetujui transaksi pembukuan.

6) Memeriksa semua kelengkapan bukti kas & dokumen lainnya setiap akhir hari

7) Mengendalikan kualitas pelayanan kepada nasabah untuk meningkatkan kepuasan nasabah:

• Mengawasi kelancaran pelayanan kepada nasabah.

• Turut membantu menyelesaikan permasalahan keluhan nasabah.

• Secara aktif memantau kegiatan nasabah dan memastikan bahwa nasabah telah dilayani dengan baik.

8) Menjamin keamanan, ketertiban dan kebersihan kantor BRI Unit- nya untuk kenyamanan nasabah.

9) Memonitor dan menganalisis laporan-laporan BRI Unit untuk keperluan penentuan kebijakan manajemen yang disampaikan melalui AMBM.

b. Mantri

1) Menganalisa dan memeriksa permintaan pinjaman dan mengusulkan putusan pinjaman agar pinjaman yang dierikan layak dan aman bagi bank.

(57)

2) Melaksanakan pembinaan terhadap nasabah pinjaman dan simpanan dalam rangka meningkatkan dan mempertahankan kualitas aset.

3) Memperkenalkan dan memasarkan produk-produk BRI Unit dan BRI untuk mencapai profit yang maksimal.

4) Melaksanakan pemberantasan tunggakan dan mengusulkan langkah-langkah penanggulangannya untuk meningkatkan kualitas pelayanan.

c. Teller

1) Melakukan pelayanan kepada nasabah atau calon nasabah dengan sebaik-baiknya untuk kepentingan BRI.

2) Memastikan kelancaran dan ketepatan pelayanan penerimaan setoran dan pembayaran dari dan ke nasabah untuk kepentingan bisnis BRI.

3) Memastikan keamanan dan kecocokan uang kas yang ada dalam ruang Teller untuk kelancaran pelayanan nasabah.

4) Memastikan kelengkapan bukti-bukti kas tunai dan OB yang berada dalam pengawasannya untuk menghindari penyimpangan kas Teller.

5) Menangani pelayanan langsung kepada nasabah seperti penyetoran dan pengambilan uang dari rekening, pembukaan dan penutupan rekening, dan administrasi peminjaman ataupun pembayaran hutang.

d. Customer Services (CS)

(58)

1) Memberikan pelayanan administrasi kepada nasabah atau calon nasabah, dan nasabah yang akan menggunakan jasa perbankan lainnya di BRI Unit dengan sebaik-baiknya dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan kepada nasabah.

2) Menatausahakan register yang berkaitan dengan proses pelayanan pinjaman untuk kelancaran pengelolaan pinjaman.

3) Menatausahakan register pemberantasan tunggakan untuk mendukung kelancaran kegiatan pemberantasan tunggakan.

4) Membuat dan mengadministrasikan laporan-laporan BRI Unit untuk keperluan penentuan kebijakan manajemen yang disampaikan kepada Kaunit dan Kanca.

e. Cleaning Service

Petugas ini bertanggung jawab atas kebersihan dan kenyamanan kantor.

f. Satpam

Bertanggung jawab atas keamanan di sekitar kantor bank, mulai dari parkir, kenyamanan pelanggan dan keamanan gedung bank.

B. Analisis Karakteristik Responden

Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis data yang berhubungan dengan identitas responden yang meliputi jenis kelamin, usia, jenis usaha dan tujuan mengajukan kredit.

1. Jenis Kelamin

Berdasarkan hasil penelitian dan data yang didapat dari penyebaran kuesioner, diperoleh data mengenai jenis kelamin responden sebagai berikut:

(59)

Tabel 4.1

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No. Jenis Kelamin Jumlah Persentase

1 Laki-laki 23 36%

2 Perempuan 41 64%

Total 64 100%

Sumber: Hasil Olah Data Primer 2021

Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa sebagian besar debitur kredit macet di BRI Unit Tamalate Cabang Panakkukang Makassar adalah perempuan (64%) dan sisanya debitur laki-laki (36%) dari total 64 debitur.

2. Usia

Menurut Rusdani (2011: 34) usia akan mempengaruhi keberanian pengusaha dalam mengambil keputusan. Oleh karena itu diduga semakin tua usia seseorang maka semakin baik pula kebijaksanaannya dalam mengambil keputusan serta lebih rasional.

Tabel 4.2

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

No. Usia Jumlah Persentase

1 21-30 Tahun 12 18,7%

2 31-40 Tahun 23 36%

3 >41 Tahun 29 45,3%

Total 64 100%

Sumber: Hasil Olah Data Primer 2021

Referensi

Dokumen terkait

merupakan halaman yang hanya dapat diakses oleh admin, dimana pada halaman ini admin dapat melihat daftar hasil diagnosa yang telah dilakukan oleh klien atau user

Pada pembebanan dinamis a = 0,3 g efektif digunakan Tyresoil, penurunan yang dihasilkan oleh kondisi tanpa perkuatan sebesar 186 mm, setelah diberi perkuatan

Permasalahan yang menjadi pusat perhatian dalam penelitian ini adalah : Apakah Penggunaan bola karet (pentul) sebagai upaya menumbuhkan motivasi belajar anak dalam bermain bola

Sehingga sirkulasi yang dipakai dalam perencanaan dan perancangan interior museum filateli dan kantor di Kantor Pos Besar Yogyakarta memakai jenis sirkulasi

Historical Review of &#34;Kampung&#34; Baluwerti in Keraton Palace as &#34;Evidence&#34; of Java Villages' Development in Suraka rta.. Naniek

Maka dari itu, dirancang sebuah aplikasi pengenalan rambu lalu lintas menggunakan metode fuzzy mamdani berbasis android, yang diharapkan dapat memberi pemahaman dan

presidensial setidaknya ada tiga hal dasar sebagai parameternya seperti dijelaskan Lijphart bahwa, terdapat tiga pokok ciri khas sistem presidensial yakni: pertama,

Hasil dalam penelitian ini adalah Penerapan pembelajaran lesson study tahap perencanaan ( plan ) dengan nilai 0,32% dapat dinyatakan baik, sedangkan pelaksanaan