• Tidak ada hasil yang ditemukan

WISATA RITUAL

4. Rekapitulasi Kebutuhan Air

3.1.2. Arahan Penataan Ruang ,

3.1.2.3.5. Kriteria Kawasan Strategis

Kawasan Strategis Nasional Kepentingan Pertahanan dan Keamanan ditetapkan dengan pertimbangan:

a. Potensil dan ditentukan secara nasional bagi kepentingan pemeliharaan pertahanan dan keamanan negara berdasarkan geostrategi kawasan;

b. Potensil dan ditentukan secara nasional bagi basis militer, daerah latihan militer, daerah pembuangan amunisisi, daerah uji coba sistem persenjataan, dan atau kawasan industri sistem pertahanan tingkat nasional di suatu kawasan.

Kawasan strategis provinsi Sulawesi Barat ditetapkan dengan kriteria sebagai berikut:

a. Untuk kepentingan ketahanan pangan berupa padi ditetapkan kawasan strategis provinsi berdasarkan:

 Potensil dan ditentukan secara provinsi sebagai kawasan lumbung pangan bagi kepentingan produksi komoditas tanaman pangan utama seperti sawah, ladang jagung, ladang sagu yang sangat menentukan ketersediaan bahan pangan nasional;

 Keberlanjutan daya produksi kawasan budidaya tanaman pangan harus didukung oleh sistem ecoregion, sistem pertanian dan sistem tatanan komunitas petani, kebijakan pemerintah pusat maupun daerah yang menjamin daya guna, tepat guna dan tepat waktu tata air irigasi dan tanah, ketersediaan pupuk dan insektisida, serta menjamin

daya serap hasil panen oleh pemerintah (Bulog) dengan harga yang menguntungkan petani.

b. Untuk pertumbuhan ekonomi ditentukan kawasan strategis provinsi dengan mempertimbangkan:

 Memiliki pertumbuhan ekonomi yang cepat;

 Memiliki sektor unggulan yang dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi provinsi.

 Memiliki potensi ekspor;

 Didukung jaringan prasarana dan fasilitas penunjang kegiatan ekonomi;

 Memiliki kegiatan ekonomi yang memanfaatkan daya kreatifitas & teknologi tinggi;

 Berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi pangan provinsi dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan provinsi dan nasional;

 Berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi sumber sumber energi dalam rangka mewujudkan ketahanan energi provinsi dan nasional;

 Ditetapkan untuk mempercepat kawasan tertinggal. c. Untuk kepentingan sosial budaya dan pariwisata ditetapkan

kawasan strategis provinsi dengan pertimbangan:

 Merupakan tempat pelestarian dan pengembangan adat istiadat atau budaya lokal di Provinsi;

 Merupakan prioritas peningkatan sosial dan budaya serta jati diri daerah;

 Merupakan asset provinsi yang harus dilindungi dan dilestarikan;

 Merupakan tempat perlindungan peninggalan budaya daerah;

 Memberikan perlindungan terhadap keanekaragaman budaya lokal; atau

 Memiliki potensi kerawanan terhadap konflik sosial skala provinsi.

d. Kawasan strategis Provinsi dari Sudut Kepentingan Pendayagunaan Sumberdaya Alam dan atau Teknologi Tinggi:

 Diperuntukan bagi kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berdasarkan lokasi sumberdaya alam strategis provinsi;

 Memilki sumberdaya alam strategis provinsi;

 Berfungsi sebagai pusat penggunaan teknologi sedang strategis.

e. Kawasan Strategis Provinsi dari Sudut Kepentingan Fungsi dan Daya Dukung Lingkungan:

 Merupakan tempat perlindungan beraneka ragam hayati;

 Merupakan aset provinsi berupa kawasan lindung yang ditetapkan bagi perlindungan ekosistem, flora dan fauna Wallacea terutama yang hampir punah atau diperkirakan akan punah yang harus dilindungi dan atau dilestarikan;

 Memberikan pelindungan keseimbangan tata guna air yang setiap tahun berpeluang menimbulkan kerugian;

 Memberikan perlindungan terhadap keseimbangan iklim makro;

 Menuntut prioritas tinggi peningkatan kualitas lingkungan;

 Rawan bencana alam;

 Mempengaruhi perubahan rona alam dan mempunyai dampak luas terhadap kelangsungan kehidupan.

 kelangsungan kehidupan.

3.1.2.3.6. Penetapan Kawasan Andalan

Berdasarkan RTRWN, maka kawasan andalan Provinsi Sulawesi Barat yaitu Mamuju dan sekitarnya yang terdiri atas Mamuju, Tampapadang dan Belang-Belang dengan sektor unggulan perkebunan, pertanian, kehutanan, agroindustri, perikanan, industri, perdagangan dan simpul transportasi laut maupun udara.

d) Arahan RTRW Kabupaten

Rencana struktur ruang wilayah adalah gambaran susunan unsur- unsur pembentuk rona lingkungan alam, lingkungan sosial dan lingkungan buatan yang digambarkan secara hirarkis dan berhubungan satu sama lain. Rencana struktur ruang wilayah di antaranya meliputi hirarki pusat pelayanan wilayah, seperti: sistem pusat-pusat perkotaan dan perdesaan, pusat permukiman, hirarki sarana dan prasarana wilayah seperti sistem jaringan transportasi.

Rencana struktur ruang bertujuan untuk pemerataan pembangunan di seluruh wilayah dan sekaligus menghindari terjadinya pemusatan kegiatan yang berlebihan, agar terjamin keserasian pemanfaatan ruang yang sesuai dan seimbang dengan pola pemanfaatan ruang kabupaten seoptimal mungkin dengan penyebaran prasarana dan sarana sosial dan kecenderungan yang berlaku di lapangan.

Berdasarkan analisis strategi pengembangan struktur ruang wilayah Kabupaten Polewali Mandar, yang memperhatikan beberapa faktor seperti: kependudukan, ekonomi, fisik, serta sarana dan prasarana, maka struktur ruang wilayah Kabupaten Polewali Mandar dapat dibagi menjadi: 1 (satu) pusat kegiatan wilayah (PKW; Polewali) dan 3 (tiga) pusat kegiatan lokal (PKL; Wonomulyo, Campalagian dan Tinambung). Pada tiap-tiap PKW dan PKL mempunyai fungsi sebagai sentral pertumbuhan wilayah berdasarkan potensi dan kendala yang dimilikinya serta peningkatan akses antar pusat kegiatan.

Setiap pusat-pusat kegiatan akan memberi dampak terhadap pusatpusat kegiatan lainnya, sehingga perlu ikatan yang menjalin hubungan tersebut untuk saling memenuhi kebutuhan tiap pusat kegiatan melalui sumberdaya yang dimiliki.

Ada beberapa pertimbangan yang ikut menentukan bentuk struktur ruang wilayah Kabupaten Polewali Mandar, yaitu sebagai berikut:

1. Masih terdapat beberapa daerah yang terisolir yang memiliki aksesibilitas rendah, bahkan sangat rendah, sehingga mengakibatkan pertumbuhan yang lambat pada daerah-daerah tersebut;

2. Pengaruh lingkungan strategis (global, nasional, regional, dan lokal) yang sangat besar, menjadikan posisi strategis suatu daerah menjadi sangat penting, sehingga ada suatu daerah yang mengalami pertumbuhan wilayah yang lebih cepat dibanding dengan daerah lain;

3. Pertimbangan rencana terhadap prinsip-prinsip struktur ruang dan proses perkembangan wilayah sebagai referensi pokok penyusunan esensi perencanaan;

Nilai-nilai profesionalisme ruang menjadi dasar filosofi yang mengilhami pertumbuhan dan pengembangan wilayah. Secara mendasar pola dan bentuk struktur ruang wilayah Kabupaten Polewali Mandar akan mengakomodasi kepentingan perencanaan dalam 4 (empat) dimensi ruang sebagai berikut: (1) Ruang Darat, (2) Ruang Laut (3) Ruang Udara dan (4) Ruang di bawah muka bumi, masing-masing apresiasi keempat ruang tersebut mengakomodasi nilai-nilai

kontekstual yang berkaitan dengan perencanaan infrastruktur, rencana tata guna hutan, ruang terbuka hijau, kawasan perkotaan, kawasan perdesaan dan kawasan buatan.

Terdapat 5 (lima) tipe pusat pertumbuhan wilayah dalam kerangka struktur tata ruang wilayah, meliputi:

1. Pusat Kegiatan Nasional (PKN) adalah kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala internasional, nasional, atau beberapa provinsi. PKN ini ditetapkan dengan kriteria:

a. kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul utama kegiatan ekspor-impor atau pintu gerbang menuju kawasan internasional;

b. kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan industri dan jasa skala nasional atau yang melayani beberapa provinsi; dan/atau

c. kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul utama transportasi skala nasional atau melayani beberapa provinsi.

2. Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) adalah kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala provinsi atau beberapa kabupaten/kota. PKW ditetapkan dengan kriteria:

a. kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul kedua kegiatan ekspor-impor yang mendukung PKN;

b. kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan industri dan jasa yang

melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten; dan/atau

c. kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul transportasi yang melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten.

3. Pusat Kegiatan Lokal (PKL) adalah kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala kabupaten/kota atau beberapa kecamatan. PKL ini ditetapkan dengan kriteria: a. kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi

sebagai pusat kegiatan industri dan jasa yang melayani skala kabupaten atau beberapa kecamatan; dan/atau b. kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi

sebagai simpul transportasi yang melayani skala kabupaten atau beberapa kecamatan.

4. Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) adalah kawasan perkotaan yang ditetapkan untuk mendorong pengembangan kawasan perbatasan negara.PKSN ini ditetapkan dengan kriteria:

a. pusat perkotaan yang berpotensi sebagai pos pemeriksaan lintas batas dengan negara tetangga;

b. pusat perkotaan yang berfungsi sebagai pintu gerbang internasional yang menghubungkan dengan negara tetangga;

c. pusat perkotaan yang merupakan simpul utama transportasi yang menghubungkan wilayah sekitarnya; dan/atau

d. pusat perkotaan yang merupakan pusat pertumbuhan ekonomi yang dapat mendorong perkembangan kawasan di sekitarnya.

5. Pusat-pusat kegiatan lainnya dalam wilayah kabupaten yang wewenang penentuannya ada pada pemerintah daerah kabupaten, yaitu:

a. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) merupakan kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala kecamatan atau beberapa desa;

b. Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) merupakan pusat permukiman yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala antar desa.

3.1.2.4.1. Rencana Pengembangan dan Kriteria Sistem

Perkotaan dan Pusat Kegiatan

1) Eksisting Sistem Perkotaan dan Pusat Kegiatan

Struktur ruang mencerminkan kerangka dasar pola keterkaitan antara satu elemen ruang dengan elemen ruang lainnya. Struktur ruang juga mencerminkan arah pengembangan ruang wilayah yang bersangkutan. Dengan karakteristik wilayah pesisir dan pegunungan, Kabupaten Polewali Mandar membutuhkan suatu struktur ruang yang sinergi serta didukung oleh sistem transportasi yang terpadu. Untuk itu, dalam pengembangan struktur ruang Kabupaten Polewali Mandar, sesuai kaidah penataan ruang, perlu memperhatikan unsur-unsur pokok seperti: a. Pusat-pusat pertumbuhan;

b. Sistem transportasi sebagai simpul penghubung; dan c. Kawasan strategis

Sistem kegiatan yang direncanakan dan sudah ada di Kabupaten Polewali Mandar akan menempati ruang tertentu dan mempunyai pengaruh langsung terhadap struktur ruangnya, sehingga tata guna lahan yang ada dapat menggambarkan sistem kegiatan wilayah. Sistem kegiatan di Kabupaten Polewali Mandar terkonsentrasi pada kawasan ibukota kecamatan karena ketersediaan sarana dan prasarana. Di samping itu, juga terkonsentrasi pada kawasan pusat kota kabupaten.

Berdasarkan kondisi eksisting yang ada, tata guna lahan di Kabupaten Polewali Mandar terdiri atas: permukiman, persawahan, pertanian lahan kering, hutan, perairan, tambak, semak/belukar, dan tanah terbuka/kosong. Penggunaan lahan terbesar adalah didominasi lahan pertanian.

2) Rencana Pengembangan Sistem Kegiatan

Pusat-pusat pelayanan perkotaan direncanakan mengikuti kepentingan dan nilai prospek yang akan dikembangkan,

secara komperensif tetap mempertimbangkan

fungsi/manfaat dan dampak dari fasilitas yang akan ditempatkan terhadap masyarakat. Dalam analisis sistem pusat pelayanan perkotaan, selain menjadikan penduduk sebagai standar kebutuhan dibangunnya satu fasilitas, juga menempatkan nilai-nilai keunikan dan keunggulan yang dimilikinya. Hirarki sistem pusat pelayanan yang ada di Kabupaten Polewali Mandar yaitu:

1. PKW : Pusat Kegiatan Wilayah yaitu Polewali sebagai ibukota Kabupaten Polewali Mandar;

2. PKL : Pusat Kegiatan Lokal yaitu Sidodadi di Kecamatan Wonomulyo;

3. PKLp : Pusat Kegiatan Lokal Promosi yaitu Tinambung di Kecamatan Tinambung, dan Pappang di Kecamatan Campalagian;

4. PPK : Pusat Pelayanan Kawasan yaitu Palitakan di Kecamatan Tapango dan Batupanga di Kecamatan Luyo;

5. PPL : Pusat Pelayanan Lingkungan terdiri dari Petoosang di Kecamatan Alu, Limboro di Kecamatan Limboro, Taramanu di Kecamatan Tubbi Taramanu, Balanipa di Kecamatan Balanipa, Anreapi di Kecamatan Anreapi, Amassangan di Kecamatan Binuang, Mapilli di Kecamatan Mapilli, Matakali di Kecamatan Matakali, Bulo di Kecamatan Bulo, dan Matangnga di Kecamatan Matangnga.

Tabel

Penetapan Sistem Pusat Pelayanan di Kabupaten Polewali Mandar

Distribusi pusat-pusat pelayanan perkotaan dalam ruang rencana diatur dan direncanakan mengikuti kepentingan dan nilai prospek kawasan yang akan dikembangkan, secara komprehensif tetap mempertimbangkan fungsi /manfaat dan dampak dari fasilitas yang ditempatkan untuk melayani masyarakat. Arahan rencana sistem pusat pelayanan perkotaan, selain menjadikan penduduk sebagai dasar perhitungan kebutuhan untuk pembangunan suatu fasilitas, juga menempatkan nilai-nilai keunikan.

Keunggulan lokal suatu kawasan serta nilai-nilai keunikan dan fasilitas yang dimiliki dijadikan sebagai bagian dari pertimbangan sebagai dasar dalam penentuan rencana sistem pusat pelayanan, karena ketersediaan fasilitas yang dimiliki dapat menjadi ”trigger” (pemicu) bagi perkembangan ruang sekitarnya.

Dokumen terkait