• Tidak ada hasil yang ditemukan

Program dan Kriteria Kesiapan Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan Program-Program Penataan Bangunan dan Lingkungan, terdiri dari:

Dalam dokumen ASPEK TEKNIS PER SEKTOR (Halaman 49-55)

APBD Kab

C. Permasalahan dan Tantangan

6.2.4 Program dan Kriteria Kesiapan Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan Program-Program Penataan Bangunan dan Lingkungan, terdiri dari:

a. Kegiatan Penataan Lingkungan Permukiman

b. Kegiatan Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara

c. Kegiatan Pemberdayaan Komunitas dalam Penanggulangan Kemiskinan

Untuk penyelenggaraan program-program pada sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan (PBL) maka dibutuhkan Kriteria Kesiapan (Readiness Criteria) yang mencakup antara lain rencana kegiatan rinci, indikator kinerja, komitmen Pemda dalam mendukung pelaksanaan kegiatan melalui penyiapan dana pendamping, pengadaan lahan jika diperlukan, serta pembentukan kelembagaan yang akan menangani pelaksanaan proyek serta mengelola aset proyek setelah infrastruktur dibangun.

Kriteria Kesiapan untuk sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan adalah: - Fasilitasi RanPerda Bangunan Gedung

Kriteria Khusus:

 Kabupaten/kota yang belum difasilitasi penyusunan ranperda Bangunan Gedung

 Komitmen Pemda untuk menindaklanjuti hasil fasilitasi Ranperda BG - Penyusunan Rencana Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas

Kriteria Khusus Fasilitasi Penyusunan Rencana Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas:

 Kawasan di perkotaan yang memiliki lokasi PNPM-Mandiri Perkotaan

 Pembulatan penanganan infrastruktur di lokasi-lokasi yang sudah ada PJM Pronangkis-nya

 Bagian dari rencana pembangunan wilayah/kota

 Ada rencana pengembangan dan investasi Pemda, swasta, dan masyarakat

 Kesiapan pengelolaan oleh stakeholder setempat - Penyusunan Rencana Tata Bangunan Dan Lingkungan (RTBL)

Kriteria Lokasi:

 Sesuai dengan kriteria dalam Permen PU No.6 Tahun 2006

 Kawasan terbangun yang memerlukan penataan

 Kawasan yang dilestarikan/heritage

 Kawasan rawan bencana

 Kawasan gabungan atau campuran (fungsi hunian, fungsi usaha, fungsi sosial/ budaya dan/atau keagamaan serta fungsi khusus, kawasan sentra niaga (central business district)

 Kawasan strategis menurut RTRW Kabupaten

 Komitmen Pemda dalam rencana pengembangan dan investasi Pemerintah daerah, swasta, masyarakat yang terintegrasi dengan rencana tata ruang dan/atau pengembangan wilayahnya

 Kesiapan pengelolaan oleh stakeholder setempat

 Pekerjaan dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat

- Penyusunan Rencana Tindak Revitalisasi Kawasan, Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan Permukiman Tradisional/Bersejarah

Rencana Tindak berisikan program bangunan dan lingkungan termasuk elemen kawasan, program/rencana investasi, arahan pengendalian rencana dan pelaksanaan serta DAED/DED.

Kriteria Umum:

 Sudah memiliki RTBL atau merupakan turunan dari lokasi perencanaan RTBL (jika luas kws perencanaan > 5 Ha) atau

 Turunan dari Tata Ruang atau masuk dlm skenario pengembangan wilayah (jika luas perencanaan < 5 Ha)

 Komitmen pemda dalam rencana pengembangan dan investasi Pemerintah daerah, swasta, masyarakat yang terintegrasi dengan Rencana Tata Ruang dan/atau pengembangan wilayahnya

 Kesiapan pengelolaan oleh stakeholder setempat

Kriteria Khusus Fasilitasi Penyusunan Rencana Tindak Penataan dan Revitalisasi Kawasan:

 Kawasan diperkotaan yang memiliki potensi dan nilai strategis

 Terjadi penurunan fungsi, ekonomi dan/atau penurunan kualitas

 Bagian dari rencana pengembangan wilayah/kota

 Ada rencana pengembangan dan investasi pemda, swasta, dan masyarakat

 Kesiapan pengelolaan oleh stakeholder setempat

Kriteria Khusus Fasilitasi Penyusunan Rencana Tindak Ruang Terbuka Hijau:

 Ruang publik tempat terjadi interaksi langsung antara manusia dengan taman (RTH Publik)

 Area memanjang/jalur dan/atau mengelompok, yang penggunaannya bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman baik alamiah maupun ditanam (UU No. 26/2007 tentang Tata ruang)

 Dalam rangka membantu Pemda mewujudkan RTH publik minimal 20% dari luas wilayah kota

 Ada rencana pengembangan dan investasi Pemda, swasta, masyarakat

 Kesiapan pengelolaan oleh stakeholder setempat

Kriteria Khusus Fasilitasi Penyusunan Rencana Tindak Permukiman Tradisional Bersejarah:

 Lokasi terjangkau dan dikenal oleh masyarakat setempat (kota/kabupaten)

 Memiliki nilai ketradisionalan dengan ciri arsitektur bangunan yang khas dan estetis

 Kondisi sarana dan prasarana dasar yang tidak memadai

 Ada rencana pengembangan dan investasi Pemda, swasta, dan masyarakat

 Kesiapan pengelolaan oleh stakeholder setempat

- Kriteria Fasilitasi Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK):

 Ada Perda Bangunan Gedung

 Kota/Kabupaten dengan jumlah penduduk > 500.000 orang

 Tingginya intensitas kebakaran per tahun dengan potensi resiko tinggi

 Kawasan perkotaan nasional PKN, PKW, PKSN, sesuai PP No.26/2008 ttg Tata Ruang

 Ada rencana pengembangan dan investasi Pemda, swasta, dan masyarakat

 Kesiapan pengelolaan oleh stakeholder setempat

- Kriteria dukungan PSD Untuk Revitalisasi Kawasan, RTH dan Permukiman Tradisional/Ged Bersejarah:

 Mempunyai dokumen Rencana Tindak PRK/RTH/Permukiman Tradisional-Bersejarah

 Prioritas pembangunan berdasarkan program investasinya

 Ada DDUB

 Dukungan Pemerintah Pusat maksimum selama 3 tahun anggaran

 Khusus dukungan Sarana dan Prasarana untuk permukiman tradisional, diutamakan pada fasilitas umum/sosial, ruang-ruang publik yang menjadi prioritas masyarakat yang menyentuh unsur tradisionalnya

 Kesiapan pengelolaan oleh stakeholder setempat

- Kriteria dukungan Prasarana dan Sarana Sistem Proteksi Kebakaran:

 Memiliki dokumen RISPK yang telah disahkan oleh Kepala Daerah (minimal SK/peraturan bupati/walikota)

 Memiliki Perda BG (minimal Raperda BG dalam tahap pembahasan dengan DPRD)

 Memiliki DED untuk komponen fisik yang akan dibangun

 Ada lahan yg disediakan Pemda

 Ada rencana pengembangan dan investasi Pemda, swasta, dan masyarakat

 Kesiapan pengelolaan oleh stakeholder setempat

- Kriteria Dukungan Aksesibilitas Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan:

 Bangunan gedung negara/kantor pemerintahan

 Bangunan gedung pelayanan umum (puskesmas, hotel, tempat peribadatan, terminal, stasiun, bandara)

 Ruang publik atau ruang terbuka tempat bertemunya aktifitas sosial masyarakat (taman, alun-alun)

 Kesiapan pengelolaan oleh stakeholder setempat 6.2.5 Usulan Program dan Kegiatan PBL

Pada bagian ini usulan program dan kegiatan Penataan Bangunan dan Lingkungan pada Kabupaten Tebo belum disusun karena dokumen RTBL Kabupaten Tebo belum tersusun.

Tabel VI.2.9

Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan Penataan Bangunan dan Lingkungan Kabupaten Tebo No

Output

Lokasi Vol Satuan

Sumber Dana Tahun

Indicator Output APBN APBD

Prov APBD Kab Masya rakat Swasta CSR 1 2 3 4 5 Rincian Murni PHLN (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19)

KEGIATAN: PENGATURAN, PEMBINAAN, PENGAWASAN, DAN PENYELENGGARAAN DALAM PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN TERMASUKPENGELOLAAN GEDUNG DAN RUMAH NEGARA

Dalam dokumen ASPEK TEKNIS PER SEKTOR (Halaman 49-55)