BAB II. INDIKATOR KINERJA, TARGET CAPAIAN, DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA
F. KRITERIA PENDIDIKAN
No Indikator Kinerja Target Capaian, Aktivitas/kegiatan, dan Rencana Anggaran
Target Capaian Tahun 2022 Aktivitas/Kegiatan Rencana Anggaran
1 STANDAR KOMPETENSI LULUSAN 120.500.000.000
IKU:
1.1 Memiliki dan menerapkan kebijakan yang mengatur kompetensi lulusan atau capaian pembelajaran lulusan (CPL).
Pemenuhan kebijakan kompetensi lulusan atau CPL sesuai ketentuan berikut.
a. Kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan (umum dan khusus) yang dinyatakan dalam rumusan CPL.
b. Mengacu pada CPL KKNI dan memiliki kesetaraan dengan jenjang kualifikasi KKNI.
c. Dirumuskan dalam dokumen kurikulum program studi.
d. Dikembangkan setiap semester.
1. Pengendalian dan peningkatan standar kompetensi lulusan.
IKT:
1.2 Memiliki dan menerapkan kebijakan lulusan sesuai standar.
Pemenuhan kebijakan lulusan sesuai ketentuan berikut.
a. Lulusan memiliki karya ilmiah yang dipresentasikan dalam forum ilmiah atau dipublikasikan dalam jurnal atau prosiding.
b. 40% lulusan dalam tiga tahun terakhir
c. Lulusan memiliki kemampuan berbahasa Inggris yang ditunjukkan dengan nilai TOEFL minimal 450 atau TAEP minimal 265 atau tes kemampuan berbahasa Inggris yang setara.
80% lulusan.
1) D3 dan S1 Minimal TOEFL = 450, TAEP 265 atau tes
kemampuan berbahasa Inggris yang setara.
2) S2 dan S3 Minimal TOEFL = 500, TAEP 385 atau tes
kemampuan berbahasa Inggris yang setara.
d. Lulusan memiliki sertifikat
kompetensi dari lembaga sertifikasi profesi (LSP) UMM dan Surat Keterangan Pendamping Ijazah (SKPI).
e. 80% lulusan (D3 dan S1).
2 STANDAR ISI PEMBELAJARAN IKU:
2.1 Kurikulum memiliki profil lulusan (PL), Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL), yang disesuaikan dengan level KKNI sesuai jenjang pendidikan
Pemenuhan kurikulum sesuai ketentuan berikut.
a. Dirumuskan berdasarkan VMTS.
b. Melibatkan pemangku kepentingan internal dan eksternal.
c. Direviu oleh pakar bidang ilmu program studi, industri, dan asosiasi.
d. Sesuai perkembangan IPTEKS dan kebutuhan pengguna.
e. Setiap PL dideskripsikan sesuai dengan level KKNI.
f. CP dijabarkan dalam domain sikap, pengetahuan, keterampilan khusus, dan keterampilan umum.
g. Diturunkan dalam CPMK dan Sub CPMK yang tertuang di dalam Rencana Pembelajaran Semester (RPS).
h. Dilakukan evaluasi minimal satu tahun sekali dan pemutakhiran
2. Evaluasi,
pemutakhiran, dan penyusunan kurikulum.
minimal empat tahun sekali.
i. Memiliki pemetaan matakuliah yang meliputi delapan aspek: (1) semester, (2) nama mata kuliah, (3) mata kuliah kompetensi, (4) bobot kredit, meliputi:
kuliah/responsi/tutorial, seminar, praktikum/praktik/praktik lapangan, (5) konversi kredit ke jam, (6) capaian pembelajaran meliputi: sikap, pengetahuan, keterampilan umum, keterampilan khusus, (7) dokumen
j. rencana pembelajaran, (8) unit penyelenggara matakuliah.
IKU:
2.2 Mengembangkan dokumen kurikulum yang mengatur ketepatan struktur kurikulum dalam pembentukan capaian pembelajaran
Pemenuhan struktur kurikulum dalam pembentukan capaian pembelajaran sesuai ketentuan berikut.
a. Keterkaitan antara mata kuliah dengan capaian pembelajaran lulusan yang digambarkan dalam peta kurikulum yang jelas.
b. Capaian pembelajaran lulusan dipenuhi oleh seluruh capaian pembelajaran matakuliah.
c. Tidak ada capaian pembelajaran matakuliah yang tidak
mendukung capaian pembelajaran lulusan.
d. Proporsi matakuliah: Program Studi minimal 75%, UPPS sekitar 15%, dan Institusi sekitar 10%
dari total SKS.
IKT:
2.3 Kurikulum dan mata kuliah memiliki penciri nilai-nilai keislaman (AIK).
Pemenuhan penciri nilai-nilai keislaman sesuai ketentuan berikut.
a. Memprogramkan matakuliah AIK:
1) Program Diploma 3 dan Sarjana: AIK 1, AIK 2, AIK 3, dan AIK 4
2) Magister/Doktor minimal 1 matakuliah AIK.
b. Minimal 50% matakuliah memiliki integrasi dengan AIK yang dibuktikan melalui rubrik pembelajaran (RPS, Kontrak perkuliahan, Tugas terstruktur, atau rubrik penilaian).
IKT:
2.4 Kurikulum dikembangkan berbasis Outcome-Based Education (OBE) atau CP berbagai lembaga pemberi akreditasi/sertifikasi/
rekognisi internasional.
Minimal 25% kompetensi utama program studi dikembangkan berbasis:
a. OBE.
b. Berbagai lembaga resmi yang disahkan oleh Kemendikbud antara lain: AUN-QA, IABEE, ASCII, ABET, dan lain-lain.
3 STANDAR PROSES 3.1 Memiliki kebijakan dan IKU
pengelolaan proses pembelajaran dengan sembilan karakteristik: 1) interaktif, 2) holistik, 3) integratif, 4) saintifik, 5) kontekstual, 6) tematik, 7) efektif, 8) kolaboratif, dan 9) berpusat pada
mahasiswa.
Terpenuhinya kebijakan dan
pengelolaan proses pembelajaran yang mencakup seluruh karakteristik dan rumusan profil lulusan.
3. Pengendalian dan peningkatan proses pembelajaran.
IKU:
3.2 Memiliki kebijakan dan mengembangkan RPS secara sistematis pada semua matakuliah.
Pemenuhan RPS sesuai ketentuan berikut.
a. Disusun dan dikembangkan oleh dosen secara mandiri atau bersama dalam kelompok keahlian suatu bidang ilmu
pengetahuan dan/atau teknologi dalam program studi.
b. RPS ditinjau dan disesuaikan secara berkala (setiap semester) dengan perkembangan IPTEKS dan pemutakhiran kurikulum.
c. RPS dapat diakses oleh mahasiswa.
d. Struktur minimal RPS berisi tujuh bagian:
(1) nama program studi, nama dan Asal mata kuliah, semester, sks, nama dosen pengampu; (2) rumusan CPMK yaitu: capaian pembelajaran lulusan yang dibebankan pada mata kuliah; (3) rumusan Sub-CPMK, yaitu:
kemampuan akhir yang direncanakan pada tiap tahap pembelajaran untuk memenuhi capaian pembelajaran lulusan dan CPMK; (4) bahan kajian yang terkait dengan kemampuan yang akan dicapai; (5) metode pembelajaran;
(6) waktu yang disediakan untuk mencapai kemampuan pada tiap tahap pembelajaran; (7)
pengalaman belajar mahasiswa yang diwujudkan dalam deskripsi tugas yang harus dikerjakan oleh mahasiswa selama satu semester;
(8) penilaian meliputi: kriteria, indikator, dan bobot penilaian; (9) daftar referensi yang mutakhir.
IKU:
3.3 Memiliki kebijakan dan melaksanakan proses pembelajaran yang mengatur interaksi antara dosen, mahasiswa dan sumber belajar.
Pemenuhan kebijakan proses pembelajaran sesuai ketentuan berikut.
a. Pelaksanaan pembelajaran secara on-line dan off-line dalam bentuk audio-visual
terdokumentasi.
b. Terprogram dalam RPS.
c. Dilaksanakan secara sistematis dan terstruktur dengan beban belajar yang terukur.
d. Selain program D3 menambahkan bentuk pembelajaran berupa: (1) penelitian, (2) perancangan, atau (3) pengembangan bentuk pembelajaran lainnya di bawah bimbingan dosen yang mencakup domain: (a) sikap, (b) pengetahuan, (c) keterampilan, (d) pengalaman otentik, serta (e) meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan daya saing bangsa.
e. Khusus program sarjana dan profesi ditambah bentuk pembelajaran pengabdian kepada masyarakat di bawah bimbingan dosen dalam rangka memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk memajukan kesejahteraan masyarakat dan mencerdaskan kehidupan bangsa.
f. Terdokumentasi untuk mendukung penjaminan mutu.
IKU:
3.4 Mengintegrasikan proses pembelajaran dengan penelitian dan PkM.
Pemenuhan integrasi penelitian dan PkM dalam proses pembelajaran sesuai ketentuan berikut.
a. Hasil penelitian dan PkM: harus memenuhi pengembangan IPTEKS, meningkatkan
kesejahteraan masyarakat, dan daya saing bangsa.
b. Isi penelitian dan PkM:
memenuhi kedalaman dan keluasan materi penelitian
sesuai capaian pembelajaran.
c. Proses penelitian dan PkM: mencakup perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan.
d. Penilaian penelitian dan PkM memenuhi unsur edukatif, objektif, akuntabel, dan transparan.
e. Dalam tiga tahun terakhir memenuhi untuk Diploma dan Sarjana: PMKI > 3 Untuk Magister dan Doktor: PMKI ≥ 50% Catatan:
PMKI = (NMKI / NMK) x 100%
NMKI = Jumlah mata kuliah yang dikembangkan berdasarkan hasil penelitian/ PkM DTPS dalam 3 tahun terakhir.
NMK = Jumlah mata kuliah.
IKU:
3.5 Menerapkan metode pembelajaran sesuai CPL dan bermutu.
Minimal 75% dosen menerapkan
pembelajaran dan memiliki dokumen RPS dan atau bukti sahih lainnya yang
menerapkan metode pembelajaran bermutu seperti berikut.
a. Research based education (RBE).
b. Industry based education (IBE).
c. Teaching factory/teaching industry.
d. Diskusi kelompok.
e. Simulasi.
f. Studi kasus.
g. Pembelajaran kolaboratif.
h. Pembelajaran kooperatif.
i. Pembelajaran berbasis projek.
j. Pembelajaran berbasis masalah.
k. dan lain-lain
IKU:
3.6 Mengembangkan dan menerapkan bentuk pembelajaran bermutu.
Minimal 50% dosen program diploma dan 20% program sarjana menerapkan pembelajaran serta memiliki dokumen RPS dan atau bukti sahih lainnya (buku, panduan praktikum, dll.) yang
menerapkan bentuk pembelajaran bermutu seperti berikut.
a. Kuliah
b. Responsi dan tutorial c. Seminar
d. Praktikum, praktik studio, praktik bengkel, praktik lapangan, praktik kerja.
e. Penelitian, perancangan, atau pengembangan
f. Palatihan militer g. Pertukaran pelajar h. Magang
i. Wirausaha j. Bentuk lain PkM.
IKU:
3.7 Memiliki panduan akademik yang mengatur masa dan beban belajar sesuai SN Dikti serta penerapannya.
Tersedia dokumen panduan akademik minimal mendeskripsikan ketentuan berikut:
a. Pemenuhan masa dan beban belajar.
1) Diploma-3: beban belajar minimal 108 sks, masa pendidikan maksimal 5 tahun.
2) Sarjana: beban belajar minimal 144 sks, masa pendidikan maksimal 7 tahun.
3) Magister: beban belajar minimal 36 sks, masa pendidikan maksimal 4 tahun.
4) Doktor: beban belajar minimal 42 sks, masa pendidikan maksimal 7 tahun.
5) Profesi: beban belajar
minimal 24 sks, masa pendidikan maksimal 3 tahun.
b. Pelaksanaan masa dan beban belajar untuk sarjana:
1) Mengikuti program reguler.
2) Mengikuti program MBKM, caranya:
a) Paling sedikit 4 semester dan paling lama 11 semester merupakan pembelajaran di dalam prodi.
b) 1 semester atau setara 20 sks merupakan pembelajaran di dalam prodi UMM.
c) Paling lama 2 semester atau setara 40 sks merupakan:
(1) pembelajaran pada prodi yang sama di luar UMM
(2) pembelajaran pada prodi yang berbeda di luar (3) pembelajaran di luar UMM
UMM
c. Satuan waktu proses pembelajaran efektif paling sedikit 16 minggu per semester, termasuk ujian tengah semester dan ujian akhir semester.
d. Penyelenggaraan semester antara meliputi:
1) Paling sedikit 8 minggu.
2) Beban belajar paling banyak 9 sks.
3) Sesuai beban belajar mahasiswa untuk memenuhi CPL.
4) Jika semester antara diselenggarakan dalam perkuliahan regular, maka tatap muka paling sedikit 16 kali termasuk ujian tengah semester dan ujian akhir semester.
e. Penerapan 1 sks pada metode pembelajaran:
1) Kuliah, responsi, atau tutorial, terdiri atas: kegiatan tatap muka 50 menit per minggu per semester; kegiatan penugasan terstruktur 60 menit per minggu per
semester kegiatan mandiri 60 menit per minggu per
semester.
2) Seminar atau bentuk lain yang sejenis, terdiri atas:
kegiatan tatap muka 100 menit per minggu per semester dan kegiatan mandiri 70 menit per minggu per semester.
3) Praktikum, praktik studio, praktik bengkel, praktik lapangan, penelitian, PkM dan/atau proses pembelajaran lain yang sejenis, 170 menit per minggu per semester.
4) Penghitungan beban belajar dalam sistem blok, modul,
atau bentuk lain ditetapkan tersendiri sesuai dengan kebutuhan dalam memenuhi CP.
Beban belajar mahasiswa berprestrasi akademik.
5) Program diploma-3/sarjana yang memiliki indeks prestasi semester lebih besar dari 3,00 dan memenuhi etika akademik, setelah 2 semester pada tahun akademik yang pertama dapat mengambil maksimum 24 sks per semester pada semester berikutnya.
6) Program magister yang memiliki indeks prestasi semester lebih besar dari 3,50 dan memenuhi etika akademik dapat melanjutkan ke program doktor setelah paling sedikit 2 semester mengikuti program doktor tanpa harus lulus terlebih dahulu dari program magister.
IKU:
3.8 Melakukan survei tingkat kepuasan mahasiswa (TKM) terhadap proses pendidikan meliputi lima aspek:
(1) Reliability; (2) Responsiveness; (3) Assurance; (4) Empathy; dan (5) Tangible.
Tersediannya laporan hasil survei TKM dengan ketentuan TKM ≥ 75%.
Catatan:
TKM = ƩTKMi / 5
Tingkat kepuasan mahasiswa pada aspek ke-i dihitung dengan rumus sebagai berikut:
TKMi = (4 x ai) + (3 x bi) + (2 x ci) + di
i = 1, 2, .., 5
dimana: ai = persentase “Sangat Baik”;
bi = persentase “Baik”; ci = persentase
“Cukup”; di = persentase “Kurang”.
IKU MBKM:
3.9 Kelas kolaboratif dan
partisipatif. UPPS atau prodi penyelenggara program MBKM memenuhi minimal 75% mata kuliah yang menerapkan kelas kolaboratif dan partisipatif sesuai ketentuan berikut.
a. Kriteria metode pembelajaran.
1) Pemecahan kasus (case method).
2) Team-based project.
b. Kriteria evaluasi nilai akhir yaitu 50%
dari bobot nilai akhir harus berdasarkan kualitas partisipasi diskusi kelas (case method) dan/atau presentasi akhir project-based learning.
c. Dibuktikan dengan RPS.
IKT:
3.10 Memiliki kebijakan dan menerapkan batas kehadiran dosen dan mahasiswa per semester serta laporannya.
Pemenuhan kebijakan kehadiran dosen dan mahasiswa dengan ketentuan dosen memberikan kuliah pengganti bila kehadiran kurang dari 80% dari 16 pertemuan dalam setiap semester 4 STANDAR PENILAIAN PEMBELAJARAN
IKU:
4.1 Memiliki kebijakan dan menerapkan prinsip dan teknik penilaian sesuai SN Dikti.
Pemenuhan prinsip dan teknik penilaian sesuai ketentuan berikut.
a. Dipenuhinya prinsip dan teknik penilaian yang dilakukan secara terintegrasi dan dilengkapi dengan rubrik/portofolio penilaian minimum 70% dari jumlah Mata Kuliah (MK).
b. Kesesuaian teknik dan instrumen terhadap CP minimal 75% s.d 100% dari jumlah MK setiap semester.
4. Pengendalian dan peningkatan standar penilaian
pembelajaran.
c. Prinsip penilaian:
1) edukatif, 2) otentik, 3) objektif, 4) akuntabel,
5) transparan dan terintegrasi, 6) terdokumentasi,
7) mengikutsertakan tim dosen dan mahasiswa,
8) khusus program diploma- 3, sarjana, magister
mengikutsertakan pemangku kepentingan yang relevan, 9) khusus program doktor
mengikutsertakan tim penilai eksternal dari perguruan tinggi lain.
d. Teknik penilaian, yaitu: 1) observasi;
2) partisipasi; 3) unjuk kerja; 4) tes tertulis; tes lisan; dan 6) angket.
e. Menggunakan instrumen penilaian proses berbentuk rubrik dan/atau penilaian hasil berbentuk portofolio atau karya desain.
IKU:
4.2 Mempunyai dan menerapkan kebijakan kualifikasi keberhasilan studi, kriteria kelulusan, dan predikat kelulusan.
Pemenuhan kaulifikasi keberhasilan studi sesuai ketentuan berikut.
a. 100% lulusan pada setiap periode kelulusan.
b. Kualifikasi keberhasilan studi:
1) Huruf A setara dengan angka 4 (empat).
2) Huruf B+ setara dengan angka 3,5 (tiga koma lima).
3) Huruf B setara dengan angka 3 (tiga).
4) Huruf C+ setara dengan angka 2,5 (dua koma lima).
5) Huruf C setara dengan angka 2 (dua).
6) Huruf D setara dengan angka 1 (satu).
7) Huruf E setara dengan angka 0 (nol).
c. Kriteria kelulusan:
1) IPK ≥ 2,00 untuk diploma dan sarjana.
2) IPK ≥ 3,00 untuk program profesi, program magister, dan program doktor d. Predikat kelulusan:
1) untuk diploma dan sarjana:
(a) predikat memuaskan bila 2,76 ≤ IPK ≤ 3,00.
(b) Predikat sangat memuaskan bila 3,01 ≤ IPK ≤ 3,50.
(c) Predikat pujian bila IPK >
3,50.
2) untuk program profesi, program magister, dan program doktor:
(a) Predikat memuaskan bila 3,00 ≤ IPK ≤ 3,50.
(b) Predikat sangat
memuaskan bila 3,51 ≤ IPK ≤ 3,75
(c) Predikat pujian bila IPK >
3,75.
e. Mendapatkan hak lulusan.
1) Ijazah dan transkrip, bagi semua lulusan.
2) Sertifikat profesi, bagi lulusan program profesi.
3) Sertifikat kompetensi, bagi lulusan program pendidikan sesuai dengan keahlian dalam cabang ilmunya
dan/atau memiliki prestasi di luar program studinya.
4) Gelar.
5) Surat keterangan pendamping ijazah (SKPI).
IKU:
4.3 Memiliki dan menerapkan kebijakan penilaian untuk doktor.
Pemenuhan kebijakan penilaian doktor sesuai ketentuan berikut.
a. Memiliki perangkat penilaian terhadap penyajian dan rencana penelitian untuk menemukan/
mengembangkan teori atau konsepsi/ gagasan ilmiah baru yang dilaksanakan secara konsisten dan hasilnya dievaluasi dan ditindaklanjuti untuk
perbaikan.
b. Rencana penelitian dipaparkan pada seminar terbuka di institusi.
c. Hasil penelitian disajikan dalam seminar internasional.
d. Program studi memiliki instrumen penilaian novelty/ kebaruan disertasi dengan melibatkan penguji eksternal dari luar institusi.
e. Hasil penelitian disertasi wajib dipublikasikan dalam jurnal ilmiah internasional.
IKT:
4.4 Memiliki dan menerapkan kebijakan penilaian kelulusan yang
mempertimbangkan nilai AIK.
Pemenuhan kebijakan penilaian kelulusan mempertimbangkan nilai AIK sesuai ketentuan berikut.
a. Untuk diploma-3/ sarjana
memenuhi kualifikasi keberhasilan studi minimal B pada MK AIK I, II, III, dan IV.
b. Untuk magister dan doktor
menempuh matrikulasi AIK.
5 STANDAR DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN IKU:
5.1 Memiliki dan menerapkan kebijakan persyaratan standar dosen.
Pemenuhan kebijakan persyaratan dosen sesuai ketentuan berikut.
a. Syarat umum:
1) Kualifikasi akademik minimal S2 dan memiliki sertifikat
kompetensi pendidik.
2) Sehat jasmani dan rohani.
3) Minimal memiliki sertifikat PEKERTI.
4) Memiliki keterlibatan dalam persyarikatan Muhammadiyah/
Aisyiah.
b. Syarat khusus untuk diploma:
1) Berkualifikasi akademik paling rendah lulusan magister atau magister terapan yang relevan dengan program studi.
2) Bersertifikat profesi yang relevan dengan program studi dan berkualifikasi paling rendah setara dengan jenjang 8 (delapan) KKNI
c. Syarat khusus untuk sarjana:
1) Berkualifikasi akademik paling rendah lulusan magister atau magister terapan yang relevan dengan program studi.
2) Bersertifikat yang relevan dengan program studi dan berkualifikasi paling rendah setara dengan jenjang 8 (delapan) KKNI.
d. Syarat khusus untuk profesi:
1) Berkualifikasi akademik paling rendah lulusan magister atau
5. Pengendalian dan peningkatan standar dosen dan tenaga kependidikan
magister terapan yang relevan dengan program studi dan berpengalaman kerja paling sedikit 2 (dua) tahun.
2) Bersertifikat profesi yang relevan dengan program studi dan memiliki pengalaman kerja paling sedikit 2 (dua) tahun serta berkualifikasi paling rendah setara dengan jenjang 8 (delapan) KKNI.
e. Syarat khusus untuk magister:
1) Berkualifikasi akademik lulusan doktor atau doktor terapan yang relevan dengan program studi.
2) Bersertifikat profesi yang relevan dengan program studi dan berkualifikasi setara dengan jenjang 9 (sembilan) KKNI f. Syarat khusus untuk doktor:
1) Berkualifikasi akademik lulusan doktor atau doktor terapan yang relevan dengan program studi, dan dapat menggunakan dosen bersertifikat profesi yang relevan dengan program studi dan berkualifikasi setara dengan jenjang 9 (sembilan) KKNI.
2) Dalam hal sebagai pembimbing utama, dalam waktu 5 (lima) tahun terakhir telah
menghasilkan paling sedikit: (1) satu buah karya ilmiah pada jurnal nasional terakreditasi atau jurnal internasional yang bereputasi, atau (2) satu bentuk lain yang diakui oleh kelompok
pakar yang ditetapkan senat perguruan tinggi.
IKU:
5.2 Memiliki dan
melaksanakan kebijakan yang mengatur beban kerja dan status dosen sesuai dengan SN Dikti.
Pemenuhan kebijakan beban kerja dan status dosen sesuai ketentuan berikut..
a. Penghitungan beban kerja dosen didasarkan pada:
1) Kegiatan pokok dosen; (a) perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian proses
pembelajaran;
(b) pelaksanaan evaluasi hasil pembelajaran; (c)
pembimbingan dan pelatihan;
(d) penelitian; dan (e)
pengabdian kepada masyarakat 2) Kegiatan dalam bentuk
pelaksanaan tugas tambahan.
3) Kegiatan penunjang b. Status dosen
1) Dosen terdiri atas dosen tetap dan dosen tidak tetap.
2) Dosen tetap merupakan dosen berstatus sebagai pendidik tetap dan tidak menjadi pegawai tetap pada satuan kerja atau satuan pendidikan lain, dan memiliki NIDN atau NIDK atau sedang proses pengusulan.
3) Dosen tidak tetap memiliki Nomor Urut Pengajar (NUP).
4) Memiliki keahlian sesuai disiplin ilmu program studi.
IKU:
5.3 Memiliki dan
menerapkan kebijakan yang mengatur jumlah
Pemenuhan kebijakan jumlah dosen tetap penuh waktu sesuai ketentuan berikut.
dosen tetap penuh waktu untuk menjalankan proses pembelajaran.
a. Setiap program studi paling sedikit 6 (enam) orang b. Program doktor paling sedikit
dua orang profesor dari enam orang dosen tetap.
IKU:
5.4 Memiliki dan menerapkan kebijakan yang mengatur kualifikasi akademik dan keahlian tenaga
kependidikan.
Pemenuhan kebijakan kualifikasi akademik dan keahlian tenaga
kependidikan sesuai ketentuan berikut.
a. Kualifikasi akademik paling rendah lulusan program diploma 3 (tiga) yang dinyatakan dengan ijazah sesuai dengan kualifikasi tugas pokok dan fungsinya. Dikecualikan bagi tenaga administrasi yang memiliki kualifikasi akademik paling rendah SMA atau sederajat.
b. Memiliki sertifikat kompetensi sesuai dengan bidang tugas dan keahliannya.
c. Memiliki keterlibatan dalam persyarikatan
Muhammadiyah/Aisyiah IKT:
5.5 Memiliki dan menerapkan kebijakan khusus yang mengatur SDM.
Pemenuhan kebijakan khusus yang mengatur SDM sesuai ketentuan berikut.
a. Minimal ≥ 90% DTPS dan Tenaga Pendidikan memenuhi kualifikasi mampu membaca al-Qur’an yang disahkan Lembaga AIK.
b. Minimal ≥ 60% DTPS memiliki skor TOEFL 500 dibuktikan dengan sertifikat, atau TAEP dengan skor yang setara.
6 STANDAR SARANA DAN PRASARANA PEMBELAJARAN IKU:
6.1 Memiliki dan menerapkan Pemenuhan kebijakan sarana
kebijakan kriteria minimal
sarana pembelajaran. pembelajaran sesuai ketentuan berikut.
a. Kriteria minimal sarana
meliputi paling sedikit terdiri atas sebelas aspek: (1) perabot; (2) peralatan
pendidikan; (3) media pendidikan;
(4) buku, buku elektronik, dan repositori; (5) sarana teknologi informasi dan komunikasi; (6) instrumentasi
eksperimen; (7) sarana olahraga;
(8) sarana berkesenian; (9) sarana fasilitas umum; (10) bahan habis pakai; dan (11) sarana pemeliharaan, keselamatan, dan keamanan.
b. Penetapan jumlah, jenis, dan spesifikasi.
c. Minimal ditetapkan berdasarkan rasio: (1) penggunaan sarana sesuai dengan karakteristik metode dan bentuk pembelajaran; (2) menjamin terselenggaranya proses pembelajaran; dan (3) pelayanan administrasi akademik.
6. Pengendalian dan peningkatan standar sarana dan prasarana pembelajaran.
IKU:
6.2 Memiliki dan menerapkan kebijakan kriteria minimal prasarana pembelajaran.
Pemenuhan kebijakan prasarana pembelajaran sesuai ketentuan berikut.
a. Kriteria minimal prasarana Paling sedikit terdiri atas sebelas aspek:
(1) lahan, berada dalam lingkungan yang secara ekologis nyaman dan sehat, serta lahan saat institusi didirikan wajib dimiliki oleh penyelenggara institusi; (2) ruang kelas; (3) perpustakaan; (4) laboratorium/ studio/ bengkel kerja/ unit produksi; (5) tempat
berolahraga; (6) ruang untuk berkesenian; (7) ruang unit kegiatan mahasiswa; (8) ruang pimpinan perguruan tinggi; (9) ruang dosen; (10) ruang tata usaha; dan (11) fasilitas umum berupa: jalan, air, listrik, jaringan komunikasi suara dan data.
b. Mempertimbangkan kriteria prasarana sesuai kebijakan kementerian terkait.
1) Bangunan perguruan tinggi memiliki standar kualitas minimal kelas A atau setara.
2) Bangunan perguruan tinggi memenuhi persyaratan keselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan keamanan, serta dilengkapi dengan instalasi listrik yang berdaya memadai dan instalasi (contoh: limbah domestik, limbah khusus, dll.).
3) Standar kualitas bangunan perguruan tinggi didasarkan pada peraturan menteri yang menangani urusan
pemerintahan di bidang pekerjaan umum.
IKU:
6.3 Memiliki dan menerapkan kebijakan penyediaan sarana dan prasarana yang dapat diakses oleh
mahasiswa yang berkebutuhan khusus.
Pemenuhan kebijakan sarana dan prasarana mahasiswa berkebutuhan khusus sesuai ketentuan berikut.
a. Kriteria minimal sarana dan prasarana terdiri atas: (1) pelabelan dengan tulisan Braille dan informasi dalam bentuk suara;
(2) lerengan (ramp) untuk
pengguna kursi roda; (3) jalur pemandu (guiding block) di jalan atau koridor di lingkungan kampus;
(4) peta/denah kampus atau gedung dalam bentuk peta/denah timbul; dan (5) toilet atau kamar mandi untuk pengguna kursi roda.
b. Menyesuaikan dengan kriteria kebijakan yang telah ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan.
IKU:
6.4 Memiliki dan menerapkan kebijakan sarana dan prasarana di perpustakaan
Pemenuhan kebijakan sarana dan prasarana di perpustakaan sesuai ketentuan berikut.
a. Kecukupan buku teks
Minimal 600 judul pada setiap program studi sesuai bidang ilmu.
b. Kecukupan publikasi ilmiah (jurnal dan prosiding). Berlangganan secara elektronik dalam tiga tahun terakhir minimal empat jurnal dan sepuluh prosiding (nasional atau internasional) pada setiap program studi sesuai bidang ilmu dan memnuhi aksesibilitas.
IKT:
6.5 Memiliki dan menerapkan kebijakan sarana dan prasarana keselamatan dan kenyamanan yang menunjang proses pembelajaran
Pemenuhan kebijakan sarana dan prasarana keselamatan dan kenyamanan minimal meliputi: (1) Sarana dan prasana K3, antara lain;
akses evakuasi, sirine, hidran; (2) kecuali toilet terpantau oleh CCTV; (3) lift yang standar untuk bangunan lebih dari 3 tingkat; (4) tempat sholat; dan (5) sarana prasarana selain ruang kelas
seperti: gazebo, ruang terbuka, ruang diskusi, dll.
7 STANDAR PENGELOLAAN PEMBELAJARAN IKU:
7.1 Memiliki dan menerapkan kebijakan tentang standar pengelolaan pembelajaran berbasis pada standar mutu dan suasana akademik secara periodik dan berkelanjutan.
Pemenuhan kebijakan pengelolaan pembelajaran sesuai ketentuan berikut.
a. Dokumen pengelolaan
pembelajaran minimal terdiri dari enam dokumen: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengendalian, (4) pemantauan dan (5) evaluasi, serta (6) pelaporan kegiatan pembelajaran.
b. Melakukan monitoring dan evaluasi mandiri pengelolaan pembelajaran berbasis mutu ≥ 2 kali per
semester.
c. Memiliki laporan monitoring dan evaluasi mandiri pengelolaan pembelajaran berbasis mutu ≥ 1 kali per semester.
d. Mengembangkan kegiatan pendidikan untuk meningkatkan tiga jenis suasana akademik sesuai bidang keilmuan program studi
d. Mengembangkan kegiatan pendidikan untuk meningkatkan tiga jenis suasana akademik sesuai bidang keilmuan program studi