• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

E. Media Massa Cetak

5. Kriteria Surat Pembaca

Penyajian surat pembaca pada umumnya seperti halnya surat. Namun bisa juga bergaya seperti sebuah makalah atau puisi.

68

Sementara kriteria untuk dapat dimuat sebuah pembaca harus memenuhi lima syarat berikut:

a. Mengandung unsur nilai berita. Syarat ini berlaku selayaknya sebuah berita, selain harus menarik dan penting bagi sebanyak mungkin pembaca.

b. Isinya berupa public service atau bersifat umum. c. Jelas persoalannya, dan bukan sentimen pribadi.

d. Ditulis dengan jelas menggunakan bahasa yang baik serta mudah dimengerti.

e. Surat pembaca harus disertai identitas pengirim yang jelas dan dapat dipertanggungjawabkan.

Berdasarkan kriteria dan syarat-syarat tersebut di atas, tugas redaktur tidak hanya sekadar melakukan penyuntingan saja. Namun, ia juga harus melakukan check and recheck isi maupun identitas pengirim. Sejauh menyangkut isi, redaktur juga harus memperhatikan apakah surat pembaca mengandung unsur penghinaan, pencemaran nama baik, fitnah, dan sebagainya.69

Surat pembaca memiliki ciri yang membedakan dengan macam surat lainnya. Ciri dari surat pembaca di antaranya yaitu:

a. Merupakan surat yang berisi pesan: keluhan, pujian, himbauan, undangan, dan sebagainya kepada instansi atau orang tertentu. selain itu surat pembaca dapat juga berupa balasan/tanggapan dari surat yang dikirimkan untuk menjawab keluhan surat pembaca sebelumnya.

b. Bersifat umum, artinya surat yang boleh dibaca oleh orang banyak, mengingat isi pesan yang disampaikan mempengaruhi hajat hidup orang banyak.

c. Singkat, padat, dan jelas. Surat pembaca terdiri atas 1-4 paragraf. Isi yang disampaikan dalam surat pembaca langsung ke pokok pembicaraan.

69

d. Menggunakan bahasa yang baku, sopan, dan komunikatif.70 Dengan adanya penjelasan mengenai surat pembaca yang telah diuraikan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa surat pembaca yang dikirim dari seseorang kepada suatu instansi, lembaga, pelayanan publik, ataupun orang lain harus mencakup beberapa karakteristik, termasuk di dalamnya penggunaan deiksis sosial yang tepat. Deiksis sosial merupakan ungkapan/rujukan yang didasarkan pada perbedaan sosial kemasyarakatan. Penggunaan deiksis sosial yang tepat pada surat pembaca diharapkan mampu mencerminkan bahasa yang tetap mengedepankan unsur sopan-santun dalam media massa cetak seperti koran.

F. Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian relevan yang pertama mengenai deiksis pernah

dilakukan oleh Dian Rahmawati, Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2013. Penelitiannya

berjudul “Analisis Deiksis Sosial pada Cerpen Karya Siswa Kelas X TKJ 2

SMK Penerbangan Angkasa Lanud Iswahjudi”. Objek penelitian yang dikaji adalah jenis, maksud serta hubungan deiksis sosial dengan kesopanan berbahasa yang terdapat pada cerpen karya siswa kelas X TKJ 2. Subjek penelitiannya adalah cerpen karya siswa kelas X TKJ 2. Data dalam penelitian ini adalah kata, frase, klausa, kalimat yang di dalamnya terdapat jenis dan maksud penggunaan deiksis sosial dalam cerpen karya siswa kelas X TKJ 2. Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari sumber data primer dan sumber data skunder. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dengan menggunakan dokumentasi. Dari data yang terkumpul sebanyak 20 cerpen dari siswa kelas X TKJ2 diperoleh 60 deiksis sosial, terdapat 4 deiksis sosial jenis gelar, 7 deiksis sosial jenis jababatan, 13 deiksis sosial jenis profesi, dan terdapat 36 deiksis sosial

70 Kang Mousir, “Pengertian, Ciri, dan Cara Menulis Surat Pembaca”, dalam

http://www.kelasindonesia.com/2015/05/pengertian-ciri-dan-cara-menulis-surat-pembaca.html?m=1 , diunduh pada Senin, 08 Agustus 2016 Pukul 07.35 WIB

jenis julukan. Serta deiksis yang mengandung maksud untuk menyatakan penghormatan sebanyak 12 data, 12 data menyatakan profesi, 12 data menyatakan sifat, dan 24 data menyatakan panggilan. Dari ke-60 deiksis sosial tersebut diperoleh 21 data yang menyatakan makna sangat sopan, 18 data menyatakan sopan, 2 data menyatakan agak sopan, 17 data menyatakan kurang sopan, dan 2 data mengandung makna yang netral. Penelitian relevan mengenai deiksis yang selanjutnya dilakukan oleh Erlina Dwi Octavia Sari Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta. Judul penelitiannya

yakni “Deiksis Sosial dalam Tajuk Rencana Surat Kabar Harian Kompas

Edisi Desember-Januari 2010/2011”. Dalam penelitian ini yang dikaji adalah bentuk-bentuk deiksis sosial, dan kategorisasi deiksis sosial dalam

Tajuk Rencana surat kabar harian Kompas edisi Desember-Januari

2010/2011. Adapun sumber data dalam penelitian ini adalah Tajuk

Rencana dalam surat kabar harian Kompas edisi Desember-Januari

2010/2011. Teknik instrumen dan pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik simak, teknik simak bebas libat cakap, dan teknik catat. Keabsahan data penelitian ini menggunakan validitas data jenis triangulasi teoritis. Teknik analisis data yang digunakan metode padan dengan teknik referensial dan teknik pragmatik. Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa bentuk-bentuk deiksis sosial dalam Tajuk Rencana surat kabar harian Kompas edisi Desember- Januari 2010/2011, dikelompokkan menjadi dua, yaitu, (1) bentuk honorifics (berupa jabatan: presiden, menteri, ketua, kepala badan, gubernur, dan direktur; berupa gelar, berupa profesi, dan berupa julukan), (2) bentuk eufimisme (berupa makna positif atau baik, dan makna negatif atau tidak baik), dan kategorisasi deiksis sosial dalam Tajuk Rencana surat kabar harian

Kompas edisi Desember- Januari 2010/2011, dibagi menjadi dua, yaitu kategorisasi deiksis sosial berupa kata, dan kategorisasi deiksis sosial berupa frasa.

Penelitian mengenai deiksis juga pernah dibahas oleh Nofitasari pada tahun 2012, mahasiswa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri

Yogyakarta. Judul penelitiannya yakni “Deiksis Sosial dalam Novel Laskar Pelangi”. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk sintaksis deiksis sosial, jenis ungkapan deiksis sosial, fungsi deiksis sosial, dan maksud deiksis sosial dalam novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata. Hasil penelitian pada deiksis sosial meliputi empat macam yang pertama bentuk deiksis sosial dikelompokkan menjadi tiga yaitu deiksis sosial berupa kata, frasa dan klausa. Kedua deiksis sosial tersebut dibedakan menurut makna ungkapannya yaitu lugas dan kias. Ketiga dijabarkan lagi dengan penggunaan fungsi yaitu fungsi pembeda tingkatan sosial seseorang, menjaga sikap sosial, dan menjaga sopan santun berbahasa. Keempat maksud deiksis sosial mencakup enam maksud, yaitu maksud merendah, meninggikan, kasar, netral/normal, halus, sopan, melebih-lebihkan dan menyindir.

Berdasarkan beberapa penelitian terdahulu yang telah dipaparkan di atas, persamaan penelitian yang penulis lakukan dengan ketiga penelitian yang tersebut yakni sama-sama mengkaji deiksis sosial, sedangkan perbedaannya terletak pada objek kajian penelitiannya. Dian Rahmawati mengidentifikasi deiksis sosial pada karangan cerpen Karya Siswa Kelas X TKJ2 SMK Penerbangan Angkasa Lanud Iswahjudi. Erlina mengkaji deiksis yang terdapat pada Tajuk Rencana surat kabar Harian

Kompas. Nofitasari menitikberatkan kajiannya pada deiksis sosial novel Laskar Pelangi Karya Andrea Hirata. Sementara itu, penulis memilih untuk memfokuskan kajian deiksis sosial pada surat pembaca harian

Kompas. Sejauh ini, belum ada penelitian yang membahas deiksis sosial pada surat pembaca di surat kabar manapun. Dengan demikian, hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan khazanah baru dan dapat dijadikan pengembangan dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di Sekolah.

39

Dokumen terkait