• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Kualitas air TRP Kartini relatif kurang baik

Kualitas air merupakan salah satu modal dalam pengembangan wisata pantai. Kondisi air yang jernih dapat menarik wisatawan untuk berkunjung ke suatu kawasan wisata pantai, begitu pula dengan kawasan wisata TRP Kartini. Berdasarkan hasil penelitian kualitas air yang dilakukan pada tiga stasiun pengamatan menunjukkan hasil yang melebihi Kep MENLH No 51 Tahun 2004 tentang baku mutu air laut untuk wisata bahari, khususnya parameter kekeruhan dan kandungan e-coliform (faecal).

52

2. Kondisi sarana dan prasarana kawasan wisata yang tersedia relatif kurang baik Sarana dan prasarana yang disediakan dalam suatu kawasan merupakan faktor yang menunjang agar pengunjung merasa nyaman dan kembali berkunjung ke kawasan wisata TRP Kartini Kabupaten Rembang. Pihak pengelola kawasan sudah selayaknya meningkatkan kualitas sarana dan prasarana yang tersedia, sehingga diharapkan dapat meningkatkan kenyamanan pengunjung yang datang. Persepsi responden pengunjung sebanyak 50% kurang puas terhadap sarana prasarana yang tersedia di TRP Kartini secara keseluruhan. Persepsi responden terhadap sarana dan prasarana disajikan pada Tabel 13.

Tabel 13. Persepsi responden terhadap sarana dan prasarana

No

Persepsi tingkat kepuasan pengunjung Persentase (%) 1 kurang puas 50 2 cukup puas 33 3 Puas 17

Persepsi responden pengunjung bervariasi terhadap sarana dan prasarana yang tersedia di TRP Kartini seperti ketersediaan air bersih, toilet, tempat ibadah, tempat makan dan minum, tempat sampah, transportasi, dan pelayanan. Persepsi responden pengunjung terhadap sarana dan prasarana yang tersedia di TRP Kartini sebagian besar menyatakan kurang baik, hal ini merupakan masukan bagi pengelola untuk meningkatan kualitas sarana prasarana yang tersedia. Persepsi responden pengunjung terhadap sarana prasarana TRP Kartini disajikan pada Tabel 14.

Tabel 14. Persepsi responden pengunjung terhadap sarana prasarana TRP Kartini

No Persepsi Air bersih (%) Toilet (%) tempat ibadah (%) tempat makan (%) tempat bermain (%) tempat sampah (%) transportasi (%) Pelayanan (%) 1 Sangat baik 0 0 0 0 0 0 53 0 2 Baik 20 7 0 7 0 10 37 40 3 Cukup baik 23 36 17 33 27 23 10 34 4 Kurang baik 24 37 53 43 73 64 0 23 5 Tidak tahu 33 20 30 17 0 3 0 3

3. Kualitas sumberdaya manusia relatif masih rendah

Kualitas sumberdaya manusia merupakan salah satu modal dalam pengembangan suatu kawasan wisata. Sumberdaya manusia yang berkualitas memacu pengelolaan kawasan wisata yang lebih baik. Masyarakat Desa Tasik Agung sebanyak 64% menempuh pendidikan SD, sehingga dapat dikatakan kualitas sumberdaya manusia masyarakat Desa Tasik Agung dari segi pendidikan relatif masih rendah. Tingkat pendidikan penduduk Desa Tasik Agung disajikan pada Tabel 15.

Tabel 15. Tingkat pendidikan penduduk Desa Tasik Agung

No Pendidikan Persentase (%) 1 SD 64 2 SMP 21 3 SMA 11 4 D1 1 5 D3 1 6 S1 2

4.5.2. Identifikasi faktor strategis eksternal b. Peluang (Opportunity)

1. Dukungan pemerintah daerah berupa Perda Rembang Nomor 7 tahun 2006 tanggal 18 September 2006 tentang retribusi tempat rekreasi dan olahraga serta adanya undang-undang yang mengatur tentang pariwisata.

Undang-undang kepariwisataan mengatur tentang penyelenggaraan

kepariwisataan dan pemanfaatan objek wisata merupakan dasar hukum dalam pemanfaatan kawasan wisata alam. Dukungan Perda Rembang nomor 7 tahun 2006 mengatur tentang retribusi rekreasi dan olahraga bertujuan untuk meningkatkan daya tarik obyek wisata TRP Kartini agar lebih eksis dalam upaya meningkatkan daya saing dan meningkatkan Pendapatan Anggaran daerah (PAD) Kabupaten Rembang.

54

2. Aksesibilitas dan kondisi jalan yang baik

TRP Kartini mempunyai posisi yang strategis menghubungkan antara jalan raya Semarang–Surabaya, serta pertemuan ke laut dari Kabupaten Blora dan Kota Cepu. Kawasan wisata TRP Kartini terletak di perbatasan utara Jawa Tengah dan Jawa Timur, sehingga Rembang merupakan pintu gerbang Jawa Tengah di wilayah Timur. Akses yang dimiliki kawasan TRP Kartini lebih mudah, karena jaraknya hanya 111 km dari Semarang atau 203 km dari Surabaya dan obyek wisata ini memiliki letak di tepi jalan negara yang memiliki kondisi yang baik dan menghubungkan Jakarta-Semarang-Surabaya.

3. Terdapatnya beberapa objek wisata di Kabupaten Rembang yang belum dikelola dengan baik dan dikemas secara menarik.

Kabupaten Rembang kaya akan potensi wisata, seperti Pantai Binangun, Pantai Suko, bangunan peninggalan sejarah seperti museum kamar pengabdian Ibu Kartini, serta objek wisata lain yang pengelolaannya masih minimal. TRP Kartini merupakan salah satu objek wisata unggulan di Kabupaten Rembang yang telah dikelola dengan baik oleh Pemerintah Daerah kabupaten Rembang, sehingga hal ini dapat menjadi daya tarik bagi pengunjung.

c. Ancaman (threat)

Ancaman yang dimiliki oleh TRP Kartini adalah:

1. Adanya masukan bahan pencemar yang bermuara ke Pantai Kartini

Indikasi terjadinya pencemaran di sekitar Pantai Kartini didasari oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Islami (2003) menyatakan bahwa kandungan total coliform telah melebihi kadar baku mutu yang ditetapkan oleh Kepmen Nomor 02/MENKLH/1988 yaitu memiliki kadar total coliform lebih dari 2400 sel/100 mL. Hal ini juga didukung oleh pengukuran yang dilakukan terhadap tiga stasiun pengamatan sepanjang Pantai Kartini memiliki nilai kekeruhan yang melebihi baku mutu yang ditetapkan, serta kandungan E-coli

(faecal) pada ketiga stasiun pengamatan > 2400 MPN/100 mL melebihi kadar baku mutu air laut untuk wisata bahari yang ditetapkan oleh Kep 51/MENLH/2004. Pencemaran yang terjadi di sekitar pantai diduga diakibatkan adanya masukan limbah dari pemukiman masyarakat sekitar pantai serta masyarakat Kota Rembang, limbah industri pengolahan ikan melalui Sungai Karang Geneng yang bermuara ke Pantai Kartini, limpasan sampah, serta adanya buangan bahan bakar kapal-kapal yang singgah di Pelabuhan Perikanan Pantai yang masuk tanpa melalui proses pengolahan terlebih dahulu.

2. Adanya persaingan dengan kawasan wisata lain

Banyaknya pantai yang terdapat di Pulau Jawa dapat menjadi ancaman sebagai pesaing kawasan wisata TRP Kartini Rembang, khususnya daerah-daerah terdekat seperti Pantai Kartini yang terdapat di Jepara, kawasan wisata Lamongan, maupun kawasan wisata pantai di daerah lainnya.

4.5.3. Penentuan bobot dan peringkat (rating) setiap faktor

Tingkat kepentingan setiap faktor ditentukan sebagai langkah untuk menentukan bobot dan peringkat (rating) setiap faktor-faktor strategis internal dan eksternal. Bobot yang diberikan pada setiap faktor disesuaikan dengan skala kepentingan terhadap pengelolaan ekosistem Pantai Kartini di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, yang disajikan pada Tabel 16 dan Tabel 17.

Tabel 16. Tingkat kepentingan faktor strategis internal dalam pengelolaan ekosistem pesisir untuk pengelolaan kawasan wisata TRP Kartini, Rembang

Simbol Faktor Kekuatan (Strengths) Tingkat

Kepentingan

S1 S2 S3

Potensi sumberdaya Pantai Kartini Potensi budaya

Potensi sumberdaya perikanan

Sangat penting Sangat penting

56

Tabel 16. (Lanjutan)

Simbol Faktor Kelemahan (Weaknesses) Tingkat

Kepentingan

W1 W2 W3

Kualitas air TRP Kartini relatif kurang baik

Kondisi sarana dan prasarana kawasan wisata yang tersedia relatif kurang baik

Kualitas sumberdaya manusia relatif masih rendah

Sangat penting Sangat Penting

Sangat Penting

Tabel 17. Tingkat kepentingan faktor strategis eksternal dalam pengelolaan ekosistem pesisir untuk pengelolaan kawasan wisata TRP Kartini, Rembang

Simbol Faktor Peluang (Opportunities) Tingkat

Kepentingan

O1

O2 O3

Dukungan pemerintah daerah berupa Perda

Rembang Nomor 7 tahun 2006 tanggal 18 September 2006 tentang retribusi tempat rekreasi dan olahraga serta adanya undang-undang yang mengatur tentang pariwisata.

Aksesibilitas dan kondisi jalan yang baik

Terdapatnya beberapa objek wisata di Kabupaten Rembang yang belum dikelola dengan baik dan dikemas secara menarik

Sangat penting

Sangat penting

Penting

Simbol Faktor Ancaman (Threats) Tingkat

Kepentingan

T1

T2

Adanya masukan bahan pencemar yang bermuara ke Pantai Kartini

Adanya persaingan dengan kawasan wisata lain

Sangat penting

Penting

Setelah memperoleh tingkat kepentingan dari setiap faktor strategis internal dan eksternal, selanjutnya dilakukan pembobotan. Kemudian dilakukan penentuan peringkat (rating) setiap faktor-faktor strategis internal dan eksternal berdasarkan pengaruh setiap faktor yang diukur dengan skala 1 s/d 4. Selanjutnya bobot dari faktor dikalikan dengan peringkatnya untuk memperoleh skor pembobotan (Tabel 18 dan Tabel 19).

Tabel 18. Matrik IFE

Faktor Strategis Internal Bobot Rating Skor

Kekuatan (S)

Potensi sumberdaya Pantai Kartini Potensi budaya

Potensi sumberdaya perikanan

Kelemahan (W)

Kualitas air TRP Kartini relatif kurang baik

Kondisi sarana dan prasarana kawasan wisata yang tersedia relatif kurang baik

Kualitas sumberdaya manusia relatif rendah

0.18 0.14 0.10 0.18 0.20 0.20 4 4 3 1 1 1 0.72 0.56 0.30 0.18 0.20 0.20 Total 2.16

Tabel 19. Matrik EFE

Faktor Strategis Eksternal Bobot Rating Skor

Peluang (O)

Dukungan pemerintah daerah berupa Perda Rembang Nomor 7 tahun 2006 tanggal 18 September 2006 tentang retribusi tempat rekreasi dan olahraga serta adanya undang-undang yang mengatur tentang pariwisata. Aksesibilitas dan kondisi jalan yang baik

Terdapatnya beberapa objek wisata di Kabupaten Rembang yang belum dikelola dengan baik dan dikemas secara menarik

Ancaman (T)

Adanya masukan bahan pencemar yang bermuara ke Pantai Kartini

Adanya persaingan dengan kawasan wisata lain

0.25 0.24 0.13 0.25 0.13 4 4 3 1 2 1.00 0.96 0.39 0.25 0.26 Total 2.86 4.5.4 Matrik SWOT

Setelah menyusun matriks EFE dan IFE, langkah selanjutnya adalah membuat matriks SWOT. Matriks ini menggambarkan secara jelas peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki. Matriks ini dapat menghasilkan empat kemungkinan alternatif strategis yang disajikan pada Tabel 20.

58

Tabel 20. Matrik SWOT

IFE EFE S

Potensi sumberdaya Pantai Kartini Potensi budaya

Potensi sumber daya perikanan

W

Kualitas air TRP Kartini relatif kurang baik

Kondisi sarana dan prasarana kawasan wisata yang tersedia relatif kurang baik

Kualitas sumberdaya manusia relatif masih rendah

O

Dukungan pemerintah daerah berupa Perda Rembang Nomor 7 tahun 2006 tanggal 18 September 2006 tentang retribusi tempat rekreasi dan olahraga serta adanya undang-undang yang mengatur tentang pariwisata.

Aksesibilitas dan kondisi jalan yang baik

Terdapatnya beberapa objek wisata di Kabupaten Rembang yang belum dikelola dengan baik dan dikemas secara menarik

Strategi SO

1. Peningkatan promosi sumber daya pantai Kartini, budaya, dan perikanan sebagai objek wisata unggulan

(S1,S2,S3,O1,O2,O3)

2. Koordinasi antara pihak-pihak terkait dalam pengelolaan kawasan wisata

(S1,S2,S3,O1)

Strategi WO

1. Peningkatan dan pemeliharaan sarana dan prasarana penunjang atraksi wisata

(W2,W3,O1,O3)

2. Peningkatan kualitas sumberdaya manusia

(W3,O1,O3)

3. Peningkatan kualitas air di Pantai Kartini melalui pengadaan fasilitas pengolahan limbah (W1,W3,O1,O3)

T

Adanya masukan bahan pencemar yang bermuara ke Pantai Kartini

Adanya persaingan dengan kawasan wisata lain

Strategi ST

1. Mengikutsertakan masyarakat dalam kegiatan pengawasan untuk menjaga kelestarian lingkungan di sekitar kawasan Pantai Kartini

(S1S2,S3,T1,T2) 2. Memaksimalkan

pengembangan budaya daerah sebagai daya tarik wisata (S2,T2)

Strategi WT

1. Penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga kelestarian lingkungan dan bahaya pencemaran yang ditimbulkan

(W1,W3,T1)

4.6. Alternatif Prioritas Strategi Pengelolaan

Penentuan prioritas dari strategi dalam pengelolaan TRP Kartini Rembang, Jawa Tengah dilakukan dengan menentukan jumlah dari skor pembobotan yang kemudian dapat ditentukan rangking prioritas strategi dalam pengelolaan Taman Rekreasi Pantai Kartini Rembang, Jawa Tengah, yang disajikan pada Tabel 21.

Tabel 21. Ranking alternatif strategi

Berdasarkan pada Tabel 21 rangking alternatif strategi, maka didapatkan 7 urutan prioritas strategi pengelolaan bagi kawasan wisata TRP Kartini, diantaranya:

1. Peningkatan promosi sumberdaya Pantai Kartini, budaya, dan perikanan sebagai objek wisata unggulan

2. Koordinasi antara pihak-pihak terkait dalam pengelolaan kawasan wisata 3. Mengikutsertakan masyarakat dalam kegiatan pengawasan untuk menjaga

kelestarian lingkungan di sekitar kawasan Pantai Kartini

4. Peningkatan dan pemeliharaan sarana dan prasarana penunjang atraksi wisata