• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

E. Model Kesuksesan Sistem Informasi

2. Kualitas Informasi ( Information Quality )

3. Penggunaan (Use) adalah penggunaan keluaran suatu sistem informasi oleh penerima/pemakai.

4. Kepuasan Pengguna (User Satisfaction) adalah respon pemakai terhadap penggunaan keluaran sistem informasi.

5. Dampak Individual (Individual Impact) merupakan efek dari informasi terhadap perilaku pemakai.

6. Dampak Organisasi (Organizational Impact) merupakan pengaruh dari informasi terhadap kinerja organisasi.

Model kesuksesan ini didasarkan pada proses dan hubungan kausal dari dimensi-dimensi model. Model ini tidak mengukur ke enam dimensi pengukuran kesuksesan sistem informasi secara independen tetapi mengukurnya secara keseluruhan satu mempengaruhi yang lainnya. Secara singkat dapat dijelaskan bahwa kualitas sistem (System Quality) dan kualitas informasi (Information Quality) secara mandiri dan

bersama-sama mempengaruhi baik penggunaan (Use) dan kepuasan pemakai (User Satisfaction). Besarnya penggunaan (Use) dapat mempengaruhi kepuasan pemakai (User Satisfaction) secara positif atau negatif. Penggunaan (Use) dan kepuasan pemakai (User Satisfaction) mempengaruhi dampak individual (Individual Impact) dan selanjutnya mempengaruhi dampak organisasional (Organizational Impact).

1. Perluasan Model Kesuksesan Sistem Informasi

Berdasarkan perkembangan-perkembangan sistem teknologi informasi dan lingkungan penggunaanya. DeLone dan McLean pada tahun 2003 memperbarui modelnya dengan memperluasnya dan menyebutnya sebagai Model Kesuksesan Sistem Informasi D&M diperbarui (The Reformulated D&M IS Success Model). Beberapa ditambahkan dari model yang lama , yaitu sebagai berikut ini: a. Memasukkan variabel kualitas pelayanan

Jasa yang diberikan sistem teknologi informasi juga berkembang, tidak hanya menjadi penyedia informasi (information provider) saja, tetapi juga penyedia pelayanan (service provider). Untuk mengukur jasa pelayanan ini, maka DeLone dan McLean (2003) mengusulkan menambah suatu variabel baru, yaitu variabel kualitas pelayanan (service quality). b. Merubah variabel-variabel dampak individual dan

Dampak dari sistem informasi sudah meningkat tidak hanya dampaknya pada pemakai individual dan organisasi saja, tetapi dampaknya sudah ke grup pemakai, ke antar organisasi, konsumer, pemasok, sosial bahkan ke negara. Karena banyaknya macam dampak ini, DeLone dan McLean (2003) mengusulkan untuk menanamkannya semua manfaat menjadi suatu manfaat tunggal yang disebut dengan manfaat-manfaat bersih (net benefits).

c. Perbaikan dan peningkatan pengukuran-pengukuran.

Setelah model DeLone dan McLean dikenalkan pertama kali pada tahun 1992, banyak penelitian mencoba menguji dan meningkatkan lebih lanjut dimensi-dimensi di model tersebut. Model yang baru mencoba memasukkan perbaikan dan peningkatan-peningkatan pengukuran-pengukuran tersebut. 2. Model Kesuksesan Sistem Informasi Diperbarui

DeLone dan McLean (2003), memperbarui modelnya dan menyebutnya sebagai model kesuksesan sistem informasi D&M diperbarui (update D&M IS success model). Hal-hal ini yang diperbarui adalah sebagai berikut ini:

a. Menambah dimensi kualitas pelayanan (service quality) sebagai tambahan dari dimensi-dimensi kualitas yang sudah ada, yaitu kualitas sistem (system quality) dan kualitas informasi (information quality).

b. Menggabungkan dampak individual (individual impact) dan dampak organisasional (organizational impact) menjadi satu variabel yaitu manfaat-manfaat bersih (net benefits). Tujuan penggabungan ini adalah untuk menjaga model tetap sederhana (parsimony).

c. Menambahkan dimensi minat memakai (intention to use) sebagai alternatif dari dimensi pemakaian (use). Pengukuran dari pemakaian (use) mempunyai banyak dimensi, seperti misalnya pemakaian sukarela atau wajib, mendapat informasi (informed) atau tidak mendapat informasi (uninformed), efektif lawan tidak efektif dan lainnya. DeLone dan McLean (2003) mengusulkan pengukuran alternatif, yaitu minat memakai (intention to use). Minat memakai adalah suatu sikap (attitude), sedang pemakaian (use) adalah suatu perilaku (behavior). DeLone dan McLean juga berargumentasi dengan mengganti pemakaian (use) memecahkan masalah yang dikritik oleh Seddon (1997) tentang model proses lawan model kausal.

d. Pemakaian (use) dan kepuasan pemakai (user satisfaction) sangat erat berhubungan. Pemakaian (use) harus mendahului kepuasan pemakai (user satisfaction) sebagai suatu proses, tetapi pengalaman positif karena menggunakan (use) akan mengakibatkan kepuasan pemakai yang lebih tinggi sebagai suatu kausal. Secara sama, peningkatan kepuasan pemakai akan

mengakibatkan peningkatan minat menggunakan (intention to use) dan kemudian akan menggunakan (use).

e. Jika manfaat-manfaat bersih (net benefits) positif akan menguatkan minat memakai, dan menggunakan serta tingkat kepuasan pemakai. Umpan balik ini masih valid bahkan untuk manfaat-manfaat bersih yang negatif.

f. Model yang diperbarui mempunyai arah panah untuk mendemontrasikan hubungan yang diusulkan antar dimensi- dimensi kesuksesan dalam bentuk proses, tetapi tidak menunjukkan arah hubungannya yang positif atau negatif dalam bentuk kausal. Sifat hubungan kausal seharusnya dihipotesiskan dalam kontek penelitian yang khusus. Misalnya, di suatu kontek, suatu sistem yang berkualitas tinggi akan diasosiasikan dengan menggunakan (use) lebih tinggi, meningkatkan kepuasan pemakai dan menghasilkan manfaat-manfaat bersih positif. Untuk kontek ini, semua hubungan yang diusulkan adalah positif. Di kontek lain misalnya, penggunaan lebih banyak sistem informasi yang jelek akan diasosiasikan dengan kurang puasnya pemakai dan berakibat pada manfaat-manfaat bersih yang negatif. Asosiasi-asosiasi yang diusulkan ini akan berbentuk negatif.

Manfaat Bersih (Net

Benefits) Dari analisis di atas, maka DeLone dan McLean (2003) mengusulkan suatu model yang diperbarui yang tampak di gambar berikut ini.

Gambar II. Model Kesuksesan Sistem Informasi DeLone dan McLean (2003)

Keenam elemen faktor atau komponen dalam pengukuran dari model ini adalah sebagai berikut:

1. Kualitas Sistem (System Quality), dapat mengukur karakteristik dalam sistem informasi.

2. Kualitas Informasi (Information Quality), berkaitan dengan keluaran dari sistem informasi.

3. Kualitas Pelayanan (Service Quality), kualitas dukungan yang diterima pengguna dari personil/staf sistem informasi (unit teknologi informasi) awalnya digunakan dalam penelitian pemasaran (marketing).

4. Penggunaan (Use), berkaitan dengan pencarian dan penggunaan

output dari sistem informasi oleh pengguna. Pemakai (Use) Kualitas Sistem (System Quality) Intensi Memakai (Intention to Use

)

Kualitas Informasi (Information Quality) Kepuasan Pemakai (User Satisfaction) Kualitas Pelayanan (Service Quality)

5. Kepuasan Pengguna (User Satisfaction), laporan tingkat kepuasan pengguna atas layanan yang diberikan sistem informasi meliputi cara mencari informasi tentang transaksi dengan pemakai atau pelanggan melalui informasi pembelian, pembayaran, penerimaan, dan layanan.

6. Manfaat Bersih (Net Benefits), penggabungan dampak individual (individual impact) dan dampak organisasional (organizational impact). Sejauh mana sistem informasi berkontribusi pada keberhasilan individu, kelompok, organisasi, industri, dan bangsa.

Kesuksesan yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu merujuk pada penilaian pengguna atas kualitas sistem, kualitas informasi dan kualitas pelayanan yang dijabarkan pada penggunaan dan kepuasan pengguna terhadap sistem yang digunakan. Suatu model kesuksesan sistem informasi akuntansi dikatakan sukses apabila dari pengguna sistem mau menggunakan sistem tersebut dan juga memberikan kepuasan pengguna sebagaimana fungsi dari sistem tersebut.

Cara menganalisisnya, yang pertama kali dilakukan adalah menilai kondisi sistem. Penilaian ini ditentukan oleh kualitas sistem, kualitas informasi, dan kualitas pelayanan yang dihasilkannya. Keberadaan sistem informasi akuntansi akan mempengaruhi perilaku pengguna. Untuk mengetahui perilaku pengguna dinilai dari penggunaan sistem dan kepuasan terhadap sistem. Perilaku pengguna ditentukan oleh variabel penggunaan sistem dan kepuasan pengguna. Penggunaan yang

berulang-ulang dapat dimaknai bahwa penggunaan yang dilakukan bermanfaat bagi pengguna. Tingginya manfaat yang diperoleh mengakibatkan pengguna akan lebih puas menggunakan sistem.

Setiap elemen yang ada dalam D&MIS Success Model masih perlu diuraikan lebih lanjut agar dapat lebih mudah digunakan sebagai alat ukur untuk mengetahui tingkat kesuksesan dari sebuah sistem informasi. Setiap item-item tersebut telah dikelompokkan sebagai berikut:

1. Kualitas Sistem (System Quality)

Sistem adalah kumpulan komponen yang saling berhubungan, bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama dengan menerima input serta menghasilkan output dalam proses transformasi yang teratur (O’Brien, 2005). Sistem memiliki tiga komponen atau fungsi dasar yang berinteraksi, yaitu: input melibatkan penangkapan dan perakitan berbagai elemen yang memasuki sistem yang diproses, pemrosesan melibatkan proses transformasi yang mengubah input menjadi output, dan output melibatkan perpindahan elemen yang telah diproduksi oleh proses transformasi ke tujuan akhirnya (O’Brien, 2005).

Kualitas sistem didefinisikan sebagai suatu karakteristik yang diinginkan dari sistem informasi untuk menghasilkan informasi. Artinya, kualitas sistem merupakan kualitas teknis dari sistem informasi itu. Kualitas sistem berarti kualitas dari kombinasi

dan McLean (1992) menjelaskan bahwa kualitas sistem adalah performa dari sistem yang merujuk pada seberapa baik kemampuan perangkat keras, perangkat lunak, kebijakan, prosedur dari sistem informasi dapat menyediakan informasi kebutuhan pengguna. Indikator pengukuran kualitas sistem dari DeLone dan McLean, (Jogiyanto, 2007:14-15) yaitu:

a. Kenyamanan Akses

Tingkat kesuksesan sistem informasi dapat dilihat dari tingkat kenyamanan pengguna dalam menggunakan sistem informasi. Dengan tingginya tingkat kenyamanan suatu sistem informasi maka pengguna akan sering menggunakan sistem informasi untuk mencari informasi yang dibutuhkan.

b. Keluwesan Sistem (Flexibility)

Keluwesan (Flexibility) sistem informasi sangat mempengaruhi tingkat kesuksesan sistem. Pengguna akan lebih memilih sistem yang lebih flexibel dibandingkan dengan sistem yang kaku. Dengan tingkat flexibelitas yang tinggi maka pengguna dapat sistem dengan lebih mudah.

c. Realisasi dari ekspektasi-ekspektasi pemakai

Jika sebuah sistem dapat merealisasikan ekspektasi (harapan) dari pemakai dalam mencari sebuah informasi maupun penggunaan sistem maka sistem akan lebih diminati.

Setiap sistem informasi dapat dibedakan fungsi-fungsi yang dimilikinya. Banyak sistem informasi lebih diminati karena memiliki fungsi-fungsi yang lebih spesifik dari sistem informasi lain.

e. Keandalan sistem (reliability)

Keandalan sistem informasi adalah ketahanan sistem informasi dari kerusakan dan kesalahan. Keandalan sistem informasi ini juga dapat dilihat dari sistem informasi dalam melayani kebutuhan pengguna tanpa adanya masalah yang dapat mengganggu kenyamanan pengguna dalam menggunakan sistem tersebut.

f. Kecepatan akses (response time)

Kecepatan akses merupakan salah satu indikator kualitas sistem informasi. Jika sistem informasi memiliki kecepatan akses yang optimal maka layak untuk dikatakan bahwa sistem informasi yang diterapkan memiliki kualitas yang baik. Kecepatan akses akan meningkatkan kepuasan pengguna dalam menggunakan sistem informasi. Response time juga dapat dilihat dari kecepatan pengguna dalam menelusur akan informasi yang dibutuhkan. 2. Kualitas Informasi (Information Quality)

Informasi adalah data yang telah diubah menjadi informasi yang berarti dan berguna bagi pengguna tertentu. Perusahaan membutuhkan sistem informasi yang dapat mendukung kebutuhan

pengambilan keputusan dan berbagai informasi. Informasi yang dihasilkan perlu memiliki kualitas yang karakteristik, bernilai dan bermanfaat bagi penggunanya (O’Brien, 2005).

Kualitas informasi merupakan output dari penggunaan sistem informasi oleh pengguna (user). Variabel ini menggambarkan kualitas informasi yang dipersepsikan oleh pengguna yang diukur dengan kelengkapan informasi (completeness), relevan (relevance), keakuratan informasi (accuracy), ketepatan waktu (timeliness), penyajian informasi (format). Indikator pengukuran kualitas informasi dari DeLone dan McLean, (Jogiyanto, 2007:17-19) yaitu:

a. Kelengkapan (Completeness)

Suatu informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi dapat dikatakan berkualitas jika informasi yang dihasilkan lengkap. Informasi yang lengkap ini sangat dibutuhkan oleh pengguna dalam pengambilan keputusan. Informasi yang lengkap ini mencakup seluruh informasi yang dibutuhkan oleh pengguna dalam menggunakan sistem informasi tersebut. Jika informasi yang tersedia dalam sistem informasi lengkap maka akan memuaskan pengguna. Pengguna mungkin akan menggunakan sistem informasi tersebut secara berkala setelah merasa puas terhadap sistem informasi tersebut.

b. Relevan (Relevance)

Kualitas informasi suatu sistem informasi dikatakan baik jika relevan terhadap kebutuhan pengguna atau dengan kata lain informasi tersebut mempunyai manfaat untuk penggunanya. Relevansi informasi untuk tiap-tiap pengguna satu dengan yang lainnya berbeda sesuai dengan kebutuhan.

c. Akurat (Accurate)

Informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi harus akurat karena sangat berperan bagi pengambilan keputusan penggunanya. Informasi yang akurat berarti harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak bias atau menyesatkan. Akurat juga berarti informasi harus jelas mencerminkan maksud informasi yang disediakan oleh sistem informasi. Informasi harus akurat karena dari sumber informasi sampai ke penerima informasi kemungkinan banyak terjadi gangguan (noise) yang dapat merubah atau merusak informasi tersebut.

d. Ketepatan waktu (Timeliness)

Informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat, informasi yang sudah usang tidak akan mempunyai nilai lagi, karena informasi merupakan landasan di dalam pengambilan keputusan. Jika pengambilan keputusan terlambat, maka dapat berakibat fatal untuk organisasi sebagai pengguna suatu sistem informasi tersebut. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa

kualitas informasi yang dihasilkan sistem informasi baik jika informasi yang dihasilkan tepat waktu.

e. Penyajian informasi (Format)

Penyajian informasi sistem informasi yang memudahkan pengguna untuk memahami informasi yang disediakan oleh sistem informasi mencerminkan kualitas informasi yang baik. Jika penyajian informasi dalam bentuk yang tepat maka informasi yang dihasilkan dianggap berkualitas sehingga memudahkan pengguna untuk memahami informasi yang dihasilkan oleh suatu sistem informasi. Format informasi mengacu kepada bagaimana informasi dipresentasikan kepada pengguna. Dua komponen dari format informasi adalah bentuk dasar dan konteks dari interpretasinya dimana kadang-kadang dipandang sebagai frame. Bentuk dasar format merupakan bentuk penyajian website sebagai suatu bentuk sistem informasi, sedangkan konteks interpretasi sistem informasi mempengaruhi pandangan pengguna dan hal ini sering menyebabkan kesalahpahaman.

Dokumen terkait