PENGARUH KUALITAS SISTEM, INFORMASI DAN PELAYANAN TERHADAP MANFAAT BERSIH DENGAN MENGGUNAKAN MODEL
DELONE DAN MCLEAN
(Studi Kasus di Rumah Sakit Panti RapihYogyakarta)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Denny Nurjaya NIM : 132114011
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
i
PENGARUH KUALITAS SISTEM, INFORMASI DAN PELAYANAN TERHADAP MANFAAT BERSIH DENGAN MENGGUNAKAN MODEL
DELONE DAN MCLEAN
(Studi Kasus di Rumah Sakit Panti RapihYogyakarta)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Denny Nurjaya NIM : 132114011
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, Janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu,
Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau;
Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan.”(Yesaya 41: 10)
“Kehidupan adalah perjuangan yang tidak boleh kita hindari tapi harus kita menangkan.” St. Padre Pio
“Untuk memiliki mimpi yang besar dibutuhkan pengorbanan yang sama seperti memiliki mimpi yang kecil. Bermimpilah yang besar!” Jorge Paulo Lemann
Skripsi ini Kupersembahkan Untuk:
Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria
Orangtuaku Tedi Wijaya dan Leny Waty
Kakakku Kevin dan Adikku Andre dan David
Keluargaku dan Sahabat-sahabatku
Keluarga Besar Akuntansi 2013
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat, penguatan,
rahmat, dan kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Evaluasi Model Kesuksesan Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas (Studi Kasus di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta)”. Skripsi ini dibuat untuk
memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi, Program Studi
Akuntansi, Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak, skripsi ini
tidak mungkin dapat terselesaikan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
ingin menyampaikan terima kasih kepada:
1. Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D selaku Rektor Universitas
Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan
mengembangkan kepribadian kepada penulis.
2. Albertus Yudi Yuniarto, S.E., M.B.A selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma.
3. Drs. YP. Supardiyono, M.Si, Akt., QIA selaku Ketua Program Studi
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
4. Ilsa Haruti Suryandari, S.E., S.I.P., M.Sc., Ak., CA selaku Dosen
Pembimbing, yang telah banyak memberikan bimbingan, koreksi, dan
viii
5. Dr. Francisca Reni Retno Anggraini selaku Dosen Pembimbing
Akademik yang selalu membimbing penulis selama kuliah di
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
6. Seluruh Bapak Ibu dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma
yang telah membimbing dan memberikan ilmu selama perkuliahan
sampai selesai.
7. Dr. Teddy Janong, M.Kes. selaku Direktur Utama Rumah Sakit Panti
Rapih Yogyakarta dan Valentina Dwi Yuli Siswianti, M.Kes. selaku
Direktur Pelayanan Kesehatan dan Infrastruktur Rumah Sakit Panti
Rapih Yogyakarta yang telah memberikan ijin penelitian.
8. MT Pardjianto dan Ibu Dheny Herdhiyati selaku bagian Personalia yang
telah membantu dan memberikan informasi dalam proses penelitian .
9. Stefanus Cahyo selaku Kepala Bagian Akuntansi Rumah Sakit Panti
Rapih yang telah meluangkan waktu untuk penulis memperoleh semua
informasi dan data-data yang diperlukan.
10.Seluruh karyawan Bagian Akuntansi dan Bagian Keuangan yang telah
bersedia meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner untuk kepentingan
penelitian.
11.Kedua orang tuaku, Papih Tedi Wijaya dan Mamih Leny Waty yang
selalu memberikan dukungan, doa, semangat, moril, cinta, kasih sayang,
perhatian yang tidak ternilai dan dukungan finansial kepada penulis
x
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
HALAMAN DAFTAR ISI ... x
HALAMAN DAFTAR TABEL ... xiv
HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xv
HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
xi
6. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi ... 16
7. Komponen Utama Sistem Inforamsi Akuntansi ... 18
8. Tujuan Sistem Informasi Akuntansi... 19
B. Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas ... 20
1. Fungsi atas Penerimaan Kas ... 20
2. Dokumen atas Penerimaan Kas ... 22
3. Catatan Akuntansi ... 23
4. Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem ... 24
xii
E. Model Kesuksesan Sistem Informasi ... 32
1. Kualitas Sistem (System Quality) ... 40
C. Beberapa Data yang Diperlukan Penelitian ... 63
D. Tempat dan Waktu Penelitian ... 64
A. Sejarah Berdirinya Rumah Sakit Panti Rapih ... 76
B. Gambaran Lokasi Rumah Sakit Panti Rapih ... 81
xiii
D. Struktur Organisasi Rumah Sakit Panti Rapih ... 83
E. Kedudukan Dalam Bidang Akuntansi ... 85
F. Nilai-Nilai Rumah Sakit Panti Rapih ... 87
G. Tujuan Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Panti Rapih ... 88
H. Kebijakan Mutu Rumah Sakit Panti Rapih ... 88
I. Logo dan Muttu Rumah Sakit Panti Rapih ... 89
J. Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Panti Rapih ... 90
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 96
A. Gambaran Umum Responden ... 96
1. Analisis Deskriptif Karakteristik Responden ... 97
B. Analisis Data ... 99
1. Evaluasi ModeL Pengukuran (Outer Model) ... 100
2. Model Struktur (Inner Model) ... 106
3. Pengujian Hipotesis ... 109
C. Pembahasan ... 115
BAB VI PENUTUP ... 125
A. Kesimpulan ... 125
B. Keterbatasan Masalah ... 126
C. Saran ... 127
DAFTAR PUSTAKA ... 128
xiv
Tabel 3. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 97
Tabel 4. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 97
Tabel 5. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 98
Tabel 6. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja ... 99
Tabel 7. Nilai Muatan (Outer Loading) dari Setiap Indikator ... 100
Tabel 7. Nilai Muatan (Outer Loading) dari Setiap Indikator (Lanjutan) .. 101
Tabel 8. Nilai Muatan (Outer Loading) dari Setiap Indikator Setelah Estimasi Ulang ... 102
Tabel 8. Nilai Muatan (Outer Loading) dari Setiap Indikator Setelah Estimasi Ulang (Lanjutan) ... 103
Tabel 9. Nilai Cross Loading ... 104
Tabel 10. Average Variance Extracted (AVE) ... 105
Tabel 11. Composite Reliability dan Cronbach Alpha... 106
Tabel 12. R-Square ... 107
Tabel 13. Nilai Koefisien Jalur (Path Koefisien) dan Nilai T-Statistic... 110
xv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar I. Model Kesuksesan Sistem Informasi DeLone dan McLean
(1992: 12) ... 32
Gambar II. Model Kesuksesan Sistem Informasi DeLone dan McLean (2003) ... 38
Gambar III. Hipotesis Penelitian ... 56
Gambar IV. Struktur Organisasi Rumah Sakit Panti Rapih ... 83
Gambar V. Struktur Organisasi Bidang Akuntansi ... 85
Gambar VI. Logo dan Motto Rumah Sakit Panti Rapih ... 89
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Kuesioner Penelitian ... 131
Lampiran 2 Data Responden ... 140
Lampiran 3 Olah Data Menggunakan SmartPLS... 143
Lampiran 4 Transkip Wawancara dan Jawaban... 150
Lampiran 5 Prosedur Penerimaan Kas Pasien Rawat Inap ... 163
Lampiran 6 Dokumen dan Catatan Penerimaan Kas ... 172
xvii ABSTRAK
PENGARUH KUALITAS SISTEM, INFORMASI DAN PELAYANAN TERHADAP MANFAAT BERSIH DENGAN MENGGUNAKAN MODEL
DELONE DAN MCLEAN
(Studi Kasus di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta)
Denny Nurjaya NIM: 132114011 Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2017
Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh kualitas sistem, informasi, dan pelayanan terhadap manfaat bersih. Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta.
Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Teknik analisis menggunakan model kesuksesan sistem informasi DeLone dan McLean diperbarui (2003). Alat yang digunakan adalah Partial Least Square (PLS) menggunakan SmartPLS 3.0.
Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa kualitas sistem terbukti tidak berpengaruh terhadap penggunaan dan terbukti tidak berpengaruh terhadap kepuasan pengguna. Kualitas informasi terbukti tidak berpengaruh terhadap penggunaan tetapi berpengaruh terhadap kepuasan pengguna. Kualitas pelayanan terbukti tidak berpengaruh terhadap penggunaan tetapi berpengaruh terhadap kepuasan pengguna. Penggunaan berpengaruh terhadap manfaat bersih tetapi kepuasan pengguna terbukti tidak berpengaruh terhadap manfaat bersih.
xviii ABSTRACT
THE EFFECT OF SYSTEM QUALITY, INFORMATION AND SERVICE TO NET BENEFITS USING DELONE AND MCLEAN MODEL
(Case Study on Panti Rapih Hospital Yogyakarta) Denny Nurjaya
Student Number: 132114011 Sanata Dharma University
Yogyakarta 2017
The purpose of this research is to test the effect of system quality, information, and service to net benefits. This research was conducted in Panti Rapih Hospital Yogyakarta.
The type of this research is case study that used the updated DeLone and McLean Information System Success Model (2003) as the method of analysis. The equipment used was Partial Least Square (PLS), specifically SmartPLS 3.0.
The result of the research shows that system quality does not affect system usefulness and user satisfaction. On the other hand, information quality does not affect system usefulness but affect user satisfaction. Then, service quality does not affect system usefulness but affect user satisfaction. Lastly, use affects net benefits but user satisfaction proved to have no effect on net benefits.
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kemajuan perekonomian suatu Negara akan berpengaruh dengan
kemajuan teknologi informasi. Kebutuhan akan teknologi informasi
menjadi sangat penting bagi suatu organisasi untuk memperoleh data dan
informasi yang lebih cepat dan akurat. Sistem informasi yang saat ini
semakin maju akan berdampak pada situasi atau kondisi persaingan yang
semakin ketat pada suatu organisasi dalam menjalankan kegiatan yang lebih
efektif dalam pencapaian tujuan. Suatu organisasi memerlukan sistem
informasi yang menghasilkan informasi yang relevan dan sesuai dengan
kebutuhan. Informasi yang baik merupakan informasi yang dapat disajikan
tepat pada waktunya, bermanfaat dan dapat diandalkan. Salah satu sistem
informasi sangat penting dalam suatu perusahaan maupun organisasi yaitu
sistem informasi akuntansi.
Sistem informasi akuntansi adalah suatu komponen mengumpulkan
menggolongkan, mengolah, menganalisa, dan mengkombinasikan
informasi keuangan yang relevan untuk pengambilan keputusan bagi pihak
yang membutukan informasi. Sistem informasi akuntansi berguna untuk
pengaturan pelaksanaan kegiatan organisasi, memudahkan pelaksanaan
operasional dan memenuhi tujuan organisasi yaitu memperoleh laba yang
optimal. Sistem informasi yang akan dibahas adalah sistem informasi
kas dalam suatu organisasi untuk menjalankan kegiatan operasional yang
harus dipertanggung jawabkan dan pencatatan di sistem dengan pencatatan
secara fisik harus sama jumlahnya. Oleh karena itu penerapan sistem
informasi akuntansi yang efektif dalam suatu perusahaan akan memberikan
banyak manfaat bagi perusahaan dan manajemen dalam menjalankan
usahanya, maka organisasi tersebut akan semakin dipercaya.
Rumah sakit merupakan suatu bagian dari organisasi medis dan
sosial yang mempunyai fungsi untuk memberikan pelayanan kesehatan
lengkap kepada masyarakat. Organisasi pelayan kesehatan mempunyai
komitmen untuk memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas bagi
masyarakat yang dilayaninya.
Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta dalam mewujudkan tujuan
pelayanan kesehatan merupakan salah satu sarana yang dapat menunjang
pembangunan kesehatan. Salah satu sistem informasi akuntansi yang
berguna dalam pengambilan keputusan adalah informasi yang berkaitan
dengan penerimaan kas. Rumah Sakit memiliki bagian untuk menjalankan
roda organisasinya, misalnya bagian akuntansi, bagian keuangan,
pelayanan, bangsal, informasi, dan lain sebagainya. Bagian-bagian tersebut
saling berkaitan satu sama lain, tidak ada yang berdiri sendiri. Artinya,
masing-masing bagian membutuhkan data dari bagian lain yang terkait. Hal
tersebut membuat rumah sakit membutuhkan sistem informasi yang
terintegrasi untuk meningkatkan kelancaran aliran informasi, kontrol
Suatu organisasi mengharapkan kesuksesan dari teknologi informasi
dalam penggunaan sistem. Namun, sistem yang digunakan belum
sepenuhnya terintegrasi dengan baik, masih terjadinya sistem yang eror dan
melambatnya kinerja komputer yang akan mengakibatkan kegiatan
operasional menjadi tidak lancar. Kesuksesan teknologi informasi yang
digunakan sangat berkaitan dengan para pengguna sistem. Pengguna sistem
tersebut dapat dijadikan subjek dalam mengetahui kesuksesan suatu sistem
informasi.
Salah satu model yang biasa digunakan dalam mengukur tingkat
kesuksesan suatu sistem informasi adalah model yang dikembangkan oleh
DeLone dan McLean (2003) yang dikenal dengan Model Kesuksesan
Sistem Informasi DeLone dan McLean. Model ini merefleksi
ketergantungan enam pengukuran, yaitu: kualitas sistem (system quality),
kualitas informasi (information quality), kualitas pelayanan (service
quality), penggunaan (use), kepuasan pengguna (User Satisfaction),
manfaat bersih (net benefits). Pada penelitian ini membahas kesuksesan
sistem informasi dilihat dari sudut pandang pengguna dengan menggunakan
model kesuksesan sistem informasi DeLone dan McLean (2003).
Berdasarkan pemaparan di atas, maka peneliti bermaksud
melakukan penelitian secara mendalam di Rumah Sakit Panti Rapih
Yogyakarta dengan judul “Pengaruh Kualitas Sistem, Informasi dan
Pelayanan Terhadap Manfaat Bersih Dengan Menggunakan Model DeLone
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah
yang ingin ditinjau dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Apakah kualitas sistem berpengaruh terhadap penggunaan dan kepuasan
pengguna pada sistem informasi akuntansi?
2. Apakah kualitas informasi berpengaruh terhadap penggunaan dan
kepuasan pengguna pada sistem informasi akuntansi?
3. Apakah kualitas pelayanan berpengaruh terhadap penggunaan dan
kepuasan pengguna pada sistem informasi akuntansi?
4. Apakah penggunaan dan kepuasan pengguna berpengaruh terhadap
manfaat bersih pada sistem informasi akuntansi?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari faktor
penentu kesuksesan sistem informasi yang dirumuskan oleh DeLone dan
McLean terhadap sistem informasi akuntansi penerimaan kas.
a. Mengetahui pengaruh kualitas sistem terhadap penggunaan dan
kepuasan pengguna.
b. Mengetahui pengaruh kualitas informasi terhadap penggunaan dan
kepuasan pengguna.
c. Mengetahui pengaruh kualitas pelayanan terhadap penggunaan dan
kepuasan pengguna.
d. Mengetahui pengaruh penggunaan dan kepuasan pengguna terhadap
D. Batasan Masalah
Penelitian dilakukan pada Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta.
Penelitian ini dibatasi hanya membahas kesuksesan sistem informasi yang
dikembangkan oleh DeLone dan McLean yang telah diperbaharui pada
tahun 2003. Populasi yang digunakan dari penelitian ini adalah pengguna
sistem informasi akuntansi pada Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta yang
berkaitan dengan penerimaan kas. Penerimaan kas hanya berfokus pada
penerimaan kas pasien rawat inap.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Bagi pihak Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sumber informasi
dan bahan masukan bagi Rumah Sakit mengenai sistem informasi
akuntansi penerimaan kas, serta sebagai bahan pertimbangan dalam
rangka memperbaiki sistem informasi akuntansi untuk
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan.
2. Bagi Universitas Sanata Dharma
Hasil penelitian ini dapat menambah referensi, wawasan dan bahan
yang baik bagi mahasiswa Universitas Sanata Dharma terhadap
topik yang diteliti oleh penulis.
3. Bagi Penulis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan
teori-teori yang telah diperoleh selama perkuliahan dengan kondisi
praktik sesungguhnya dilapangan.
F. Sistematika Penulisan
Penelitian ini dikelompokkan dengan sistematika skripsi menjadi 6 bab,
yaitu:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini akan diuraikan latar belakang masalah, rumusan
masalah, batasan masalah dalam penelitian, tujuan
diadakannya penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika
penelitian.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini menjelaskan landasan teori yang digunakan dalam
penelitian dari berbagai referensi yang berkaitan dengan
penelitian, serta menguraikan teori – teori dalam melakukan
analisis sistem informasi akuntansi peneriman kas.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini akan diuraikan mengenai metodologi penelitian yang
akan digunakan dalam mencari data di rumah sakit.
Metodologi penelitian meliputi: objek penelitian, subjek
penelitian, beberapa data yang diperlukan untuk penelitian,
teknik pengambilan sampel, teknik pengumpulan data,
variabel penelitian dan teknik analisis data.
BAB IV GAMBARAN UMUM ORGANISASI
Bab ini menjelaskan secara garis besar objek yang diteliti,
meliputi sejarah umum dan perkembangan rumah sakit,
gambaran lokasi, visi misi, struktur organisasi, nilai-nilai,
tujuan pelayanan, kebijakan mutu, motto dan pelayanan
kesehatan.
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi mengenai analisis data dan pengolahan data
yang dilakukan peneliti. Analisis deskriptif karakteristik
responden, analisis data kuesioner menggunakan software
SmartPLS 3.0 untuk dilakukan pengujian dan mengetahui
pengaruh dari model kesuksesan sistem informasi.
BAB VI PENUTUP
Pada bab ini akan diambil kesimpulan yang merupakan hasil
penelitian atau jawaban atas rumusan masalah. Menarik
kesimpulan dari hasil analisis data yang dilakukan,
keterbatasan penelitian, serta saran – saran untuk penelitian
8 BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Sistem Informasi Akuntansi
Setiap organisasi memerlukan adanya sistem informasi untuk
memperlancar aktivitasnya yang telah direncanakan, terkoordinasi dan
diawasi dengan baik untuk mengontrol keuangan yang masuk maupun yang
keluar, serta sistem informasi akuntansi sangat penting dalam pembuatan
keputusan yang efektif dan efisien. Dengan perkembangan teknologi
informasi yang semakin meningkat, maka suatu organisasi harus
meningkatkan keunggulan kompetitif dari sistem informasi akuntansi dalam
mencapai tujuan yang dijalankan. Perlu adanya pengendalian yang sesuai
dan baik yang berfungsi sebagai alat kontrol untuk mencegah terjadinya
kecurangan dan kesalahan serta melindungi harta milik perusahaan terhadap
seluruh aktivitas sistem informasi akuntansi yang telah berjalan.
1. Pengertian Sistem
Menurut Romney dan Steinbart (2014: 3), ”Sistem (system) adalah
serangkaian dua atau lebih komponen yang saling terkait dan berinteraksi
untuk mencapai tujuan. Sebagian besar sistem terdiri dari subsistem yang
lebih kecil yang mendukung sistem yang lebih besar”. Menurut Hall (2008:
5),
“A system is a group of two or more interrelated components or subsystems that serve a common purpose.”
Dengan demikian sistem adalah sekelompok, dua atau lebih
Diana dan Lilis (2011: 3) berpendapat bahwa, “Sistem merupakan serangkaian bagian yang saling tergantung dan bekerja sama untuk
mencapai tujuan tertentu. Suatu sistem pasti tersusun dari sub-sub sistem
yang lebih kecil yang saling tergantung dan bekerja sama untuk mencapai
tujuan”.
Menurut Jogiyanto (2005: 1), “Sistem adalah suatu jaringan kerja
dari prosedur – prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama –
sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu
sasaran yang tertentu”.
Winarno (2006: 1.3) mengemukakan bahwa, ”Sistem adalah
sekumpulan komponen yang saling bekerja sama untuk mencapai tujuan
tertentu. Sistem berfungsi menerima input (masukan), mengolah input, dan
menghasilkan output (keluaran). Input dan output dari luar sistem, atau dari
lingkungan sistem tersebut berada”.
Mardi (2011: 3), “Sistem merupakan suatu kesatuan yang memiliki
tujuan bersama dan memiliki bagian – bagian yang saling berintegrasi satu
sama lain. Sebuah sistem harus memiliki dua kegiatan; pertama, adanya
masukan (input) yang merupakan sebagai sumber tenaga untuk dapat
beroperasinya sebuah sistem; kedua, adanya kegiatan operasional (proses)
yang mengubah masukan menjadi keluaran (output) berupa hasil operasi
(tujuan/sasaran/target pengoperasian suatu sistem)”.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, setiap subsistem yang
Dalam aktivitas yang tidak sesuai dengan yang telah direncanakan,
terkoordinasi dan diawasi dengan baik akan berpengaruh ketidaksesuaian
terhadap setiap subsistem, sistem harus saling adanya keterkaitan maupun
hubungan dan saling berintegrasi membentuk komponen berupa input,
proses, dan output untuk hasil pencapaian tujuan yang telah ditetapkan dan
direncanakan sehingga akan mudah bagi organisasi dalam pengambilan
keputusan.
2. Karakteristik Sistem
Menurut Jogiyanto (2005: 3-6), suatu sistem mempunyai
karakteristik atau sifat – sifat tertentu, sebagai berikut:
a. Komponen – komponen Sistem (components)
Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling
berinteraksi, yang artinya saling bekerja sama membentuk suatu
kesatuan. Komponen – komponen sistem atau elemen – elemen
sistem dapat berupa suatu subsistem atau bagian – bagian dari sistem. Setiap subsistem mempunyai karakteristik dari sistem yang
menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem
secara keseluruhan. Suatu sistem dapat mempunyai suatu sistem
yang lebih besar yang disebut dengan supra system.
b. Batasan Sistem (boundary)
Batasan sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu
sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya.
kesatuan. Batas suatu sistem menunjukkan ruang lingkup (scope)
dari sistem tersebut.
c. Lingkungan Luar Sistem (environment)
Lingkungan di luar sistem adalah segala sesuatu yang ada di luar
batas sistem yang mempengaruhi operasi sistem tersebut.
Lingkungan luar sistem ada yang bersifat menguntungkan
(merupakan energi dari sistem yang harus dijaga dan dipelihara) dan
ada pula yang bersifat merugikan (merupakan pengganggu sistem
yang harus ditahan dan dikendalikan).
d. Penghubung Sistem (interface)
Penghubung sistem merupakan media penghubung antara satu
subsistem dengan subsistem lainnya. Melalui penghubung ini
kemungkinan sumber – sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem lainnya. Keluaran (output) dari satu subsistem akan
menjadi masukan (input) untuk subsistem yang lainnya dengan
melaui penghubung. Dengan penghubung satu subsistem dapat
berintegrasi dengan subsistem yang lainnya membentuk satu
kesatuan.
e. Masukan Sistem (input)
Masukan sistem adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem.
1) Masukan perawatan (maintenance input) yaitu energi yang
dimasukkan ke dalam sistem agar sistem tersebut dapat
beroperasi.
2) Masukan sinyal (signal input) yaitu energi yang diproses
untuk mendapatkan hasil/keluaran.
f. Keluaran Sistem (output)
Keluaran sistem adalah hasil dari energi yang diolah dan
diklasfikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa
pembuangan. Keluaran juga dapat berupa masukan bagi sistem yang
lain.
g. Pengelolaan Sistem (process)
Suatu sistem harus memiliki suatu bagian pengolahan yang akan
merubah masukan menjadi keluaran. Suatu sistem produksi akan
mengolah masukan berupa barang jadi. Sistem akuntansi akan
mengolah data – data transaksi menjadi laporan – laporan keuangan
dengan laporan – laporan lain yang dibutuhkan oleh manajemen.
h. Sasaran Sistem (objective)
Suatu sistem pasti mempunyai sasaran atau tujuan, kalau sistem
tidak mempunyai sasaran, maka operasional suatu sistem tidak ada
berguna. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau
tujuannya. Sasaran dari sistem sangat berpengaruh pada masukan
dan keluaran yang dihasilkan dari sistem. Suatu sistem akan
3. Pengertian Informasi
Romney dan Steinbart (2014: 4), “Informasi (Information) adalah
data yang telah dikelola dan diproses untuk memberikan arti dan
memperbaiki proses pengambilan keputusan. Sebagaimana perannya,
pengguna membuat keputusan yang lebih baik sebagai kuantitas dan
kualitas dari peningkatan informasi”.
Menurut Hall (2010: 14), “Informasi adalah data yang diproses dan
pemakai melakukan suatu tindakan yang dapat ia lakukan atau tidak
dilakukan”. Winarno (2006: 1.6) mengemukakan bahwa, “Informasi adalah data yang diolah sehingga berguna untuk pembuatan keputusan”.
4. Karakteristik Informasi
Karakteristik informasi yang berguna, Romney dan Steinbart (2014:
15), menyajikan tujuh karakteristik yang membuat informasi berguna
dan berarti, sebagai berikut:
a. Relevan
Mengurangi ketidakpastian, meningkatkan pengambilan keputusan,
serta menegaskan atau memperbaiki ekspektasi sebelumnya.
b. Reliabel
Bebas dari kesalahan atau bias; menyajikan kejadian atau aktivitas
organisasi secara akurat.
c. Lengkap
Tidak menghilangkan aspek penting dari suatu kejadian atau
d. Tepat waktu
Diberikan pada waktu yang tepat bagi pengambil keputusan dalam
keputusan.
e. Dapat dipahami
Disajikan dalam format yang dapat dimengerti dan jelas.
f. Dapat diverifikasi
Dua orang yang independen dan berpengetahuan di bidangnya, dan
masing – masing menghasilkan informasi yang sama.
g. Dapat diakses
Tersedia untuk pengguna ketika mereka membutuhkannya dan
dalam format yang dapat digunakan.
Sedangkan Winarno (2006: 1.7) mengemukakan bahwa,
Karakteristik informasi yang baik, menyajikan delapan karakteristik
informasi yang baik, sebagai berikut:
a. Akurat
Menggambarkan kondis objek yang sesungguhnya.
b. Tepat Waktu
Informasi harus tersedia sebelum keputusan dibuat. Seringkali
informasi tidak diperlukan lagi setelah keputusan dibuat.
c. Lengkap
Mencakup semua yang diperlukan oleh pembuat keputusan.
d. Relevan
Berhubungan dengan keputusan yang akan diambil. Kualitas
informasi ini sangat berhubungan dengan “lengkap”.
e. Terpercaya
Isi informasi dapat dipercaya (istilah lainnya: reliable). Hal ini
tergantung kepada pemberi informasi.
f. Terverifikasi
Dapat dilacak ke sumber aslinya (verifiable). Apabila pemakai
laporan tidak yakin dengan informasi yang diterimanya, dia ingin
mendapatkan sumber informasi yang diperolehnya, untuk
memeriksa apakah benar informasi yang telah diterimanya itu.
g. Mudah dipahami
Informasi harus siap dipahami oleh pembacanya. Pemakai laporan
tidak ingin berfikir lagi dalam menerima informasi, dia hanya ingin
tahu kesimpulannya saja, apakah informasi yang diperlukannya
benar.
h. Mudah diperoleh
Informasi yang sulit diperoleh bisa tidak berguna. Pemakai tidak
ingin bersusah payah mencari informasi. Bahkan, bila perlu dia tidak
perlu membaca informasi agar tahu isinya, misalnya saja dalam
5. Pengertian Akuntansi
1. Menurut Warren (2008: 10), “Akuntansi adalah sistem informasi
yang menghasilkan laporan kepada pihak – pihak yang berkepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi
perusahaan. Pihak – pihak yang berkepentingan yaitu kreditor, pemasok, investor, karyawan, pemilik”.
2. Horngren Harrison (2007: 4) berpendapat bahw, “Akuntansi adalah
sistem informasi yang mengukur aktivitas bisnis, memproses data
menjadi laporan keuangan, dan mengkomunikasikan hasilnya
kepada para pengambil keputusan”.
3. Winarno (2006: 1.8) mengemukakan bahwa, “Akuntansi adalah
proses mencatat dan mengolah data transaksi dan menyajikan
informasi kepada pihak – pihak yang berhak dan berkepentingan. Selain itu akuntansi juga menginterpretasikan (atau “membaca”) informasi akuntansi yang diterimanya”.
6. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Romney dan Steinbart (2014: 10), “Sistem Informasi
Akuntansi (SIA –accounting information system) adalah suatu sistem yang mengumpulkan, mencatat, menyimpan, dan mengolah data untuk
menghasilkan informasi bagi pengambil keputusan.” Sistem ini meliputi
orang, prosedur dan instruksi, data, perangkat lunak, infrastruktur
Diana dan Lilis (2011: 4) berpendapat bahwa, “Sistem Informasi Akuntansi adalah sistem yang bertujuan untuk mengumpulkan dan
memproses data serta melaporkan informasi yang berkaitan dengan
transaksi keuangan”.
Menurut Bodnar dan Hopwood (2006: 3), “Sistem Informasi Akuntansi merupakan kumpulan sumber daya seperti manusia dan
peralatan yang dirancang untuk mengubah data keuangan dan data
lainnya ke dalam informasi. Salah satu komponen dari sistem informasi
akuntansi yaitu teknologi. Hadirnya teknologi, dapat membantu manajer
perusahaan dalam kegiatan organisasi bisnis”.
Winarno (2006: 1.6) mengemukakan bahwa, “Sistem Informasi
Akuntansi adalah sekumpulan perangkat sistem yang berfungsi untuk
mencatat data transaksi, mengolah data, dan menyajikan informasi
akuntansi kepada pihak internal (manajemen perusahaan) dan pihak
eksternal (pembeli, pemasok, pemerintah, kreditur, dan sebagainya)”.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi
akuntansi merupakan komponen organisasi yang sangat berperan
penting dalam mengumpulkan, mengolah, menyusun dan menyimpan
data dari seluruh aktivitas yang terjadi, yang selanjutnya digunakan
dalam pengambilan keputusan yang relevan dan dapat berguna bagi
7. Komponen Utama Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Romney dan Steinbart (2014: 11) Ada enam komponen
Sistem Informasi Akuntansi, yaitu:
1. Orang yang menggunakan sistem;
2. Prosedur dan instruksi yang digunakan untuk mengumpulkan,
memproses, dan menyimpan data;
3. Data mengenai organisasi dan aktivitas bisnisnya;
4. Perangkat lunak yang digunakan untuk mengolah data;
5. Infrastruktur teknologi informasi, meliputi computer, perangkat
peripheral, dan perangkat jaringan komunikasi yang digunakan
dalam SIA;
6. Pengendalian internal dan pengukuran keamanan yang
menyimpan data SIA.
Sedangkan, Winarno (2006: 2-3) mengemukakan bahwa, yang
menjelaskan bahwa komponen – komponen sistem informasi akuntansi adalah:
a. Basis data, baik basis data internal (berada di bawah kendali
perusahaan sepenuhnya), maupun basis data eksternal (tidak
dapat dikendalikan oleh perusahaan).
b. Perangkat keras komputer dan berbagai perangkat
pendukungnya, yang semuanya berfungsi untuk mencatat data,
mengolah data, dan menyajikan informasi, baik secara hardcopy
c. Perangkat lunak komputer, yang berfungsi untuk menjalankan
komputer beserta perangkat pendukungnya.
d. Jaringan komunikasi, baik dengan kabel, gelombang radio,
maupun sarana lain, yang berfungsi untuk menghantarkan data
dan informasi dari suatu tempat ke tempat lain.
e. Dokumen dan laporan (baik bersifat hardcopy maupun
softcopy), yaitu media untuk mencatat data atau menyajikan
laporan.
f. Prosedur, atau kumpulan langkah-langkah buku untuk
menangani suatu peristiwa (atau transaksi) yang setiap hari
terjadi di dalam perusahaan.
g. Pengendalian, yang berfungsi menjamin agar setiap komponen
sistem dapat berfungsi dengan baik.
8. Tujuan Sistem Informasi Akuntansi, menurut Diana dan Lilis (2011:
5-7), Lingkup Sistem Informasi Akuntansi dapat dijelaskan dari manfaat
yang didapat dari informasi akuntansi. Manfaat atau tujuan Sistem
Informasi Akuntansi tersebut adalah sebagai berikut:
1. Mengamankan harta/kekayaan perusahaan.
2. Menghasilkan beragam informasi untuk pengambilan keputusan.
3. Menghasilkan informasi untuk pihak eksternal.
4. Menghasilkan informasi untuk penilaian kinerja karyawan atau
divisi.
6. Menghasilkan informasi untuk penyusunan dan evaluasi anggaran
perusahaan.
7. Menghasilkan informasi yang diperlukan dalam kegiatan
perencanaan dan pengendalian.
Dengan demikian, dari tujuan sistem informasi akuntansi diatas,
bahwa suatu sistem informasi akuntansi dapat menjadi faktor utama
yang sangat penting guna menghasilkan berbagai informasi yang
dibutuhkan oleh setiap organisasi yang sesuai dan terstruktur.
B. Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas
Menurut James A Hall (2010: 239),” Penerimaan kas merupakan
ruang penerimaan dokumen menerima cek dari pelanggan bersama
dengan permintaan pembiayaan, dimana dokumen ini berisi informasi
utama yang diperlukan untuk akun pelanggan”.
Penerimaan kas merupakan suatu sumber utama dalam setiap
aktivitas yang dilakukan dalam menjalankan usaha dan menjadi sorotan
penting untuk dipertanggungjawabkan serta pengambilan keputusan,
karena dalam penerimaan kas memungkinkan terjadinya kecurangan yang
dapat memberikan sumber informasi yang tidak sesuai dan tidak relevan.
Berikut penjelasan mengenai sistem informasi akuntansi atas penerimaan
kas.
1. Fungsi atas Penerimaan Kas
Menurut Mulyadi (2016: 407), Fungsi yang terkait dalam sistem
a. Fungsi Penerimaan Kas
Fungsi ini berkaitan dengan penerimaan kas baik secara
tunai maupun kredit. Fungsi Penerimaan Pembayaran dilakukan
oleh Bagian Kassa yang selanjutnya diserahkan ke Fungsi Kas
untuk di-input ke dalam komputer dan dicatat ke dalam dokumen
sebagai bukti penerimaan kas. Penerimaan kas berupa uang muka
dicatat oleh Fungsi Piutang sebagai bukti atas piutang yang belum
tertagih. Fungsi Piutang ini bertanggung jawab atas penerimaan
dan pencatatan piutang yang dilakukan oleh Bagian Kassa.
b. Fungsi Kas
Fungsi ini berkaitan dengan penerimaan kas baik secara
tunai maupun transfer melalui bank. Selain itu memiliki tanggung
jawab atas penerimaan kas dari piutang. Fungsi kas berada di
tangan Bagian Kassa.
c. Fungsi Akuntansi
Fungsi ini bertanggung jawab sebagai pencatat pembukuan
transaksi penerimaan kas dan pencatatan penerimaan kas dari
piutang ke dalam jurnal penerimaan kas dan berkurangnya piutang
ke dalam kartu piutang. Fungsi ini berada di Bagian Jurnal.
d. Fungsi Pemeriksaan Intern
Fungsi Pemeriksa Internal bertanggung jawab dalam
melaksanakan perhitungan kas yang ada di tangan Fungsi Kas
yang diselenggarakan oleh Fungsi Akuntansi. Dalam struktur
organisasi Fungsi Pemeriksaan Internal berada di tangan Bagian
Pemeriksa Intern.
2. Dokumen atas Penerimaan Kas
Menurut Mulyadi (2016: 407), Dokumen yang terkait dalam
sistem informasi akuntansi penerimaan kas adalah sebagai berikut:
a. Kuitansi
Dokumen ini merupakan bukti penerimaan sejumlah uang
yang ditandatangani oleh penerima uang dan diserahkan kepada
yang membayar sejumlah uang tersebut untuk kemudian dijadikan
bukti transaksi.
b. Pita Register kas (cash register tape)
Dokumen ini dihasilkan oleh fungsi kas dengan cara
mengoperasikan oleh penerima uang dan diserahkan kepada yang
membayar sejumlah uang tersebut untuk kemudian dijadikan bukti
transaksi.
c. Bukti Setor Bank
Dokumen ini dibuat oleh fungsi kas sebagai bukti penyetoran
kas ke bank. Bukti setor bank diserahkan oleh fungsi kas kepada
fungsi akuntansi, dan dipakai oleh fungsi akuntansi sebagai
dokumen sumber untuk mencatat transaksi penerimaan kas ke
3. Catatan Akuntansi
Menurut Mulyadi (2016: 391), catatan akuntansi yang terkait
dalam sistem informasi akuntansi penerimaan kas adalah sebagai
berikut:
a. Jurnal Umum
Dalam transaksi penerimaan kas jurnal ini digunakan oleh
fungsi akuntansi untuk mencatat segala penerimaan kas yang
terjadi dan meringkas data keuangannya.
b. Jurnal Penerimaan Kas
Digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat jurnal
khusus penerimaan kas dari berbagai sumber.
c. Buku Pembantu Piutang
Buku pembantu ini terdiri dari kartu piutang yang digunakan
untuk mencatat mutasi dan saldo piutang kepada tiap debitur.
Buku pembantu ini merupakan rincian akun piutang usaha yang
diselenggarakan dalam buku besar.
d. Buku Besar
Buku besar merupakan tempat untuk menampung informasi
– informasi rekening yang dicatat dalam jurnal yang akan
4. Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem
Menurut Mulyadi (2016: 392), jaringan prosedur yang terkait
dalam sistem informasi akuntansi penerimaan kas adalah sebagai
berikut:
a. Prosedur Penerimaan Kas
Dalam prosedur ini fungsi kas menerima pembayaran dan
memberikan tanda pembayaran (berupa pita register kas dan cap
lunas pada bukti pembayaran) yang berarti telah diselesaikannya
transaksi pembayaran.
b. Prosedur Penerimaan Kas dari Piutang
Dalam prosedur ini fungsi kas menerima pembayaran atas
piutang. Bagian kassa selanjutnya memberikan bukti transaksi
atas pembayaran piutang tersebut. Pembayaran atas piutang
tersebut selanjutnya dicatat dan dibukukan.
c. Prosedur Penyetoran Kas ke Bank
Sistem pengendalian internal terhadap kas mengharuskan
dengan segera menyetorkan kas ke bank pada hari yang
bersangkutan. Uang yang diterima disetorkan ke bank dalam
jumlah penuh.
d. Prosedur Pencatatan Penerimaan Kas
Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi mencatat penerimaan
kas ke dalam jurnal penerimaan kas berdasar bukti setor bank yang
C. Sistem Teknik Dokumentasi
Romney dan Steinbart (2014: 59) mengemukakan, “Dokumentasi
merupakan narasi, bagan alir, diagram, dan bahan tertulis lainnya yang
menjelaskan cara sistem bekerja”. Ada beberapa alat - alat dokumentasi
yang ada yaitu bagan alir (data flowchart) dan bagan alir dokumen
(document flowchart). Secara rinci dijabarkan sebagai berikut:
1. Bagan Alir Data
Menurut Mulyadi (2016: 45), “Bagan alir data adalah suatu model
yang menggambarkan aliran data dan proses untuk mengolah data
dalam suatu sistem”. Berikut symbol diagram arus data:
Tabel 1. Simbol Diagram Arus Data
Proses
2. Bagan Alir Dokumen
Romney dan Steinbart (2014: 67), “Bagan alir (flowchart)
adalah teknik analitis yang menggunakan seperangkat symbol standar
untuk menjelaskan gambar beberapa aspek dari sistem informasi
secara jelas, ringkas, dan logis”.
Bagan alir ini juga digunakan untuk menganalisis cara
meningkatkan proses bisnis dan arus dokumen. Simbol bagan alir
dibagi ke dalam empat kategori yaitu, sebagai berikut:
a. Simbol input/output menunjukkan input ke atau output dari sistem.
b. Simbol pemrosesan menunjukkan pengolahan data, baik secara
elektronik atau dengan tangan.
c. Simbol penyimpanan menunjukkan tempat data disimpan.
d. Simbol arus dan lain – lain menunjukkan arus data, di mana bagan alir dimulai dan berakhir, keputusan dibuat, dan cara menambah
catatan penjelas untuk bagan alir.
Tabel 2. Simbol Bagan Alir Dokumen
Simbol Nama Penjelasan
Simbol Input/ Output
Dokumen Dokumen atau laporan elektronik atau kertas.
Tabel 2. Simbol Bagan Alir Dokumen (Lanjutan)
Output elektronik Informasi ditampikan oleh alat output elektronik seperti terminal, monitor, atau layar. simbol output digunakan bersama untuk menunjukkan
Operasi manual Operasi pemrosesan yang dilakukan secara manual.
Database Data yang disimpan secara
elektronik dalam database.
Pita Magnetis Data yang disimpan dalam pita magnetis; pita yang merupakan media
penyimpanan backup data yang populer. Jurnal/ buku besar Jurnal atau buku besar
Tabel 2. Simbol Bagan Alir Dokumen (Lanjutan) Arus dokumen atau pemrosesan
Mengarahkan arus
pemrosesan atau dokumen; arus normal ke bawah dan ke kanan.
Entri dari, atau keluar ke, halaman lain.
Terminal Awal, akhir, atau titik interupsi dalam proses; juga
Sumber: Marshall B.Romney dan Paul John Steinbart (2014: 67 - 68)
D. Deskripsi Rumah Sakit 1. Pengertian Umum
Bastian (2008: 20) berpendapat bahwa,“Organisasi pelayanan
kesehatan adalah suatu lembaga atau institusi yang berbadan hukum,
yang kegiatan operasionalnya adalah memberikan pelayanan
kesehatan maupun memproduksi obat. Lembaga yang kegiatannya
lembaga yang memproduksi obat. Oleh karena itu, kedua belah pihak
saling tergantung”.
2. Pengertian Rumah Sakit
Menurut WHO (World Health Organization) Technical Report
Series No.122/1957 yang berbunyi: “Rumah Sakit adalah bagian
integral dari satu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi
menyediakan pelayanan kesehatan paripurna, kuratif, dan preventif
kepada masyarakat, serta pelayanan rawat jalan yang diberikannya
guna menjangkau keluarga di rumah. Rumah Sakit juga merupakan
pusat pendidikan dan latihan tenaga kesehatan serta pusat penelitian
bio-medik”.
Menurut Undang – Undang Republik Indonesia No. 44 Tahun 2009,
Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat
dengan karakteristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan
ilmu pengetahuan kesehatan, kemajuan teknologi, dan kehidupan
sosial ekonomi masyarakat yang harus tetap mampu meningkatkan
pelayanan yang lebih bermutu dan terjangkau oleh masyarakat agar
terwujud derajat kesehatan yang setinggi –tingginya”.
Wolper dan Pena (1997) mengemukakan bahwa, “Rumah Sakit
adalah tempat dimana orang yang sakit mencari dan menerima
pelayanan kedokteran serta tempat dimana pendidikan klinik untuk
mahasiswa kedokteran, perawat, dan berbagai tenaga profesi
Rumah sakit merupakan suatu tempat dan juga fasilitas, sebuah
institusi, sebuah organisasi yang menyediakan pelayanan pasien rawat
inap, ditambah dengan penjelasan lain. Rumah Sakit juga merupakan
suatu tempat bekerja tenaga kesehatan yang berhubungan langsung
dengan pasien dalam upaya pelayanan kesehatan. Untuk itu rumah
sakit dapat dipandang bertanggung gugat atas kesalahan dan atau
kelalaian tenaga kesehatan yang bekerja di dalamnya (Aditama, 2002).
3. Tugas dan Fungsi Rumah Sakit
Menurut Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun
2009 tentang rumah sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan
kesehatan perorangan secara paripurna. Pelayanan kesehatan
paripurna adalah pelayanan kesehatan yang meliputi promotif,
preventif, kuratif, dan rehabilitatif.
Berdasarkan Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 44
Tahun 2009, rumah sakit umum mempunyai fungsi:
a. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan
sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit.
b. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui
pelayanan kesehatan yang paripurna.
c. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia
dalam rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian
d. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan
teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan
kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang
kesehatan.
4. Jenis Rumah Sakit Secara Umum
Menurut Undang – Undang Republik Indonesia No. 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit dapat dibagi berdasarkan jenis pelayanan dan
pengelolaannya:
a. Berdasarkan jenis pelayanan
1) Rumah Sakit Umum
Memberikan pelayanan kesehatan pada semua bidang dan
jenis penyakit.
2) Rumah Sakit Khusus
Memberikan pelayanan utama pada satu bidang atau satu jenis
penyakit tertentu berdasarkan disiplin ilmu, golongan umur,
organ, jenis penyakit, atau kekhususan lainnya.
b. Berdasarkan pengelolaan
1) Rumah Sakit Publik
Dapat dikelola oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan badan
hukum yang bersifat nirlaba. Rumah sakit publik yang dikelola
pemerintah dan pemerintah daerah diselenggarakan
Layanan Umum Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang – undangan.
2) Rumah Sakit Privat
Dikelola oleh badan hukum dengan tujuan profit yang
berbentuk Perseroan Terbatas atau Persero.
E. Model Kesuksesan Sistem Informasi
Model yang baik adalah model yang lengkap tetapi sederhana.
DeLone dan McLean (1992), mengemukakan model kesusksesan sistem
informasi yang dikenal dengan D&M ISSuccess Model. Sebagai berikut
ini.
Gambar I. Model kesuksesan sistem informasi DeLone dan McLean (1992:12)
Konsep dasar DMSM (DeLone dan McLean Information System
Succes Model) memiliki enam pengukuran kesuksesan sistem informasi
yaitu kualitas sistem (system quality), kualitas informasi (information
quality), penggunaan (use), kepuasan pengguna (user Satisfaction), dan
dampak individual (individual impact) serta dampak organisasi
Secara mendasar variabel dari kesusksesan sebuah implementasi
sistem informasi terdiri dari 3 bagian yaitu sistem itu sendiri, penggunaan
dari sistem dan kemudian dampak yang dihasilkan dari penggunaan dan
kepuasan pengguna. Dari gambar model yang dikemukakan DeLone dan
McLean kesuksesan sistem informasi terdiri dari 6 variabel yaitu:
1. Kualitas Sistem (System Quality) yang digunakan untuk mengukur
kualitas sistem teknologi informasinya sendiri.
2. Kualitas Informasi (Information Quality) yang digunakan untuk
mengukur kualitas keluaran dari sistem informasi.
3. Penggunaan (Use) adalah penggunaan keluaran suatu sistem
informasi oleh penerima/pemakai.
4. Kepuasan Pengguna (User Satisfaction) adalah respon pemakai
terhadap penggunaan keluaran sistem informasi.
5. Dampak Individual (Individual Impact) merupakan efek dari
informasi terhadap perilaku pemakai.
6. Dampak Organisasi (Organizational Impact) merupakan pengaruh
dari informasi terhadap kinerja organisasi.
Model kesuksesan ini didasarkan pada proses dan hubungan kausal
dari dimensi-dimensi model. Model ini tidak mengukur ke enam dimensi
pengukuran kesuksesan sistem informasi secara independen tetapi
mengukurnya secara keseluruhan satu mempengaruhi yang lainnya.
Secara singkat dapat dijelaskan bahwa kualitas sistem (System Quality)
bersama-sama mempengaruhi baik penggunaan (Use) dan kepuasan
pemakai (User Satisfaction). Besarnya penggunaan (Use) dapat
mempengaruhi kepuasan pemakai (User Satisfaction) secara positif atau
negatif. Penggunaan (Use) dan kepuasan pemakai (User Satisfaction)
mempengaruhi dampak individual (Individual Impact) dan selanjutnya
mempengaruhi dampak organisasional (Organizational Impact).
1. Perluasan Model Kesuksesan Sistem Informasi
Berdasarkan perkembangan-perkembangan sistem teknologi
informasi dan lingkungan penggunaanya. DeLone dan McLean pada
tahun 2003 memperbarui modelnya dengan memperluasnya dan
menyebutnya sebagai Model Kesuksesan Sistem Informasi D&M
diperbarui (The Reformulated D&M IS Success Model). Beberapa
ditambahkan dari model yang lama , yaitu sebagai berikut ini:
a. Memasukkan variabel kualitas pelayanan
Jasa yang diberikan sistem teknologi informasi juga
berkembang, tidak hanya menjadi penyedia informasi
(information provider) saja, tetapi juga penyedia pelayanan
(service provider). Untuk mengukur jasa pelayanan ini, maka
DeLone dan McLean (2003) mengusulkan menambah suatu
variabel baru, yaitu variabel kualitas pelayanan (service quality).
b. Merubah variabel-variabel dampak individual dan
Dampak dari sistem informasi sudah meningkat tidak hanya
dampaknya pada pemakai individual dan organisasi saja, tetapi
dampaknya sudah ke grup pemakai, ke antar organisasi,
konsumer, pemasok, sosial bahkan ke negara. Karena banyaknya
macam dampak ini, DeLone dan McLean (2003) mengusulkan
untuk menanamkannya semua manfaat menjadi suatu manfaat
tunggal yang disebut dengan manfaat-manfaat bersih (net
benefits).
c. Perbaikan dan peningkatan pengukuran-pengukuran.
Setelah model DeLone dan McLean dikenalkan pertama kali
pada tahun 1992, banyak penelitian mencoba menguji dan
meningkatkan lebih lanjut dimensi-dimensi di model tersebut.
Model yang baru mencoba memasukkan perbaikan dan
peningkatan-peningkatan pengukuran-pengukuran tersebut.
2. Model Kesuksesan Sistem Informasi Diperbarui
DeLone dan McLean (2003), memperbarui modelnya dan
menyebutnya sebagai model kesuksesan sistem informasi D&M
diperbarui (update D&M IS success model). Hal-hal ini yang
diperbarui adalah sebagai berikut ini:
a. Menambah dimensi kualitas pelayanan (service quality) sebagai
tambahan dari dimensi-dimensi kualitas yang sudah ada, yaitu
kualitas sistem (system quality) dan kualitas informasi
b. Menggabungkan dampak individual (individual impact) dan
dampak organisasional (organizational impact) menjadi satu
variabel yaitu manfaat-manfaat bersih (net benefits). Tujuan
penggabungan ini adalah untuk menjaga model tetap sederhana
(parsimony).
c. Menambahkan dimensi minat memakai (intention to use) sebagai
alternatif dari dimensi pemakaian (use). Pengukuran dari
pemakaian (use) mempunyai banyak dimensi, seperti misalnya
pemakaian sukarela atau wajib, mendapat informasi (informed)
atau tidak mendapat informasi (uninformed), efektif lawan tidak
efektif dan lainnya. DeLone dan McLean (2003) mengusulkan
pengukuran alternatif, yaitu minat memakai (intention to use).
Minat memakai adalah suatu sikap (attitude), sedang pemakaian
(use) adalah suatu perilaku (behavior). DeLone dan McLean juga
berargumentasi dengan mengganti pemakaian (use) memecahkan
masalah yang dikritik oleh Seddon (1997) tentang model proses
lawan model kausal.
d. Pemakaian (use) dan kepuasan pemakai (user satisfaction) sangat
erat berhubungan. Pemakaian (use) harus mendahului kepuasan
pemakai (user satisfaction) sebagai suatu proses, tetapi
pengalaman positif karena menggunakan (use) akan
mengakibatkan kepuasan pemakai yang lebih tinggi sebagai suatu
mengakibatkan peningkatan minat menggunakan (intention to
use) dan kemudian akan menggunakan (use).
e. Jika manfaat-manfaat bersih (net benefits) positif akan
menguatkan minat memakai, dan menggunakan serta tingkat
kepuasan pemakai. Umpan balik ini masih valid bahkan untuk
manfaat-manfaat bersih yang negatif.
f. Model yang diperbarui mempunyai arah panah untuk
mendemontrasikan hubungan yang diusulkan antar
dimensi-dimensi kesuksesan dalam bentuk proses, tetapi tidak
menunjukkan arah hubungannya yang positif atau negatif dalam
bentuk kausal. Sifat hubungan kausal seharusnya dihipotesiskan
dalam kontek penelitian yang khusus. Misalnya, di suatu kontek,
suatu sistem yang berkualitas tinggi akan diasosiasikan dengan
menggunakan (use) lebih tinggi, meningkatkan kepuasan
pemakai dan menghasilkan manfaat-manfaat bersih positif.
Untuk kontek ini, semua hubungan yang diusulkan adalah positif.
Di kontek lain misalnya, penggunaan lebih banyak sistem
informasi yang jelek akan diasosiasikan dengan kurang puasnya
pemakai dan berakibat pada manfaat-manfaat bersih yang negatif.
Manfaat Bersih (Net
Benefits) Dari analisis di atas, maka DeLone dan McLean (2003)
mengusulkan suatu model yang diperbarui yang tampak di gambar berikut
ini.
Gambar II. Model Kesuksesan Sistem Informasi DeLone dan McLean (2003)
Keenam elemen faktor atau komponen dalam pengukuran dari
model ini adalah sebagai berikut:
1. Kualitas Sistem (System Quality), dapat mengukur karakteristik
dalam sistem informasi.
2. Kualitas Informasi (Information Quality), berkaitan dengan
keluaran dari sistem informasi.
3. Kualitas Pelayanan (Service Quality), kualitas dukungan yang
diterima pengguna dari personil/staf sistem informasi (unit
teknologi informasi) awalnya digunakan dalam penelitian
pemasaran (marketing).
4. Penggunaan (Use), berkaitan dengan pencarian dan penggunaan
5. Kepuasan Pengguna (User Satisfaction), laporan tingkat kepuasan
pengguna atas layanan yang diberikan sistem informasi meliputi
cara mencari informasi tentang transaksi dengan pemakai atau
pelanggan melalui informasi pembelian, pembayaran, penerimaan,
dan layanan.
6. Manfaat Bersih (Net Benefits), penggabungan dampak individual
(individual impact) dan dampak organisasional (organizational
impact). Sejauh mana sistem informasi berkontribusi pada
keberhasilan individu, kelompok, organisasi, industri, dan bangsa.
Kesuksesan yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu merujuk pada
penilaian pengguna atas kualitas sistem, kualitas informasi dan kualitas
pelayanan yang dijabarkan pada penggunaan dan kepuasan pengguna
terhadap sistem yang digunakan. Suatu model kesuksesan sistem
informasi akuntansi dikatakan sukses apabila dari pengguna sistem mau
menggunakan sistem tersebut dan juga memberikan kepuasan pengguna
sebagaimana fungsi dari sistem tersebut.
Cara menganalisisnya, yang pertama kali dilakukan adalah menilai
kondisi sistem. Penilaian ini ditentukan oleh kualitas sistem, kualitas
informasi, dan kualitas pelayanan yang dihasilkannya. Keberadaan
sistem informasi akuntansi akan mempengaruhi perilaku pengguna.
Untuk mengetahui perilaku pengguna dinilai dari penggunaan sistem
dan kepuasan terhadap sistem. Perilaku pengguna ditentukan oleh
berulang-ulang dapat dimaknai bahwa penggunaan yang dilakukan
bermanfaat bagi pengguna. Tingginya manfaat yang diperoleh
mengakibatkan pengguna akan lebih puas menggunakan sistem.
Setiap elemen yang ada dalam D&MIS Success Model masih perlu
diuraikan lebih lanjut agar dapat lebih mudah digunakan sebagai alat
ukur untuk mengetahui tingkat kesuksesan dari sebuah sistem informasi.
Setiap item-item tersebut telah dikelompokkan sebagai berikut:
1. Kualitas Sistem (System Quality)
Sistem adalah kumpulan komponen yang saling
berhubungan, bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama dengan
menerima input serta menghasilkan output dalam proses
transformasi yang teratur (O’Brien, 2005). Sistem memiliki tiga
komponen atau fungsi dasar yang berinteraksi, yaitu: input
melibatkan penangkapan dan perakitan berbagai elemen yang
memasuki sistem yang diproses, pemrosesan melibatkan proses
transformasi yang mengubah input menjadi output, dan output
melibatkan perpindahan elemen yang telah diproduksi oleh proses
transformasi ke tujuan akhirnya (O’Brien, 2005).
Kualitas sistem didefinisikan sebagai suatu karakteristik
yang diinginkan dari sistem informasi untuk menghasilkan
informasi. Artinya, kualitas sistem merupakan kualitas teknis dari
sistem informasi itu. Kualitas sistem berarti kualitas dari kombinasi
dan McLean (1992) menjelaskan bahwa kualitas sistem adalah
performa dari sistem yang merujuk pada seberapa baik kemampuan
perangkat keras, perangkat lunak, kebijakan, prosedur dari sistem
informasi dapat menyediakan informasi kebutuhan pengguna.
Indikator pengukuran kualitas sistem dari DeLone dan McLean,
(Jogiyanto, 2007:14-15) yaitu:
a. Kenyamanan Akses
Tingkat kesuksesan sistem informasi dapat dilihat dari tingkat
kenyamanan pengguna dalam menggunakan sistem informasi.
Dengan tingginya tingkat kenyamanan suatu sistem informasi
maka pengguna akan sering menggunakan sistem informasi
untuk mencari informasi yang dibutuhkan.
b. Keluwesan Sistem (Flexibility)
Keluwesan (Flexibility) sistem informasi sangat mempengaruhi
tingkat kesuksesan sistem. Pengguna akan lebih memilih sistem
yang lebih flexibel dibandingkan dengan sistem yang kaku.
Dengan tingkat flexibelitas yang tinggi maka pengguna dapat
sistem dengan lebih mudah.
c. Realisasi dari ekspektasi-ekspektasi pemakai
Jika sebuah sistem dapat merealisasikan ekspektasi (harapan)
dari pemakai dalam mencari sebuah informasi maupun
penggunaan sistem maka sistem akan lebih diminati.
Setiap sistem informasi dapat dibedakan fungsi-fungsi yang
dimilikinya. Banyak sistem informasi lebih diminati karena
memiliki fungsi-fungsi yang lebih spesifik dari sistem informasi
lain.
e. Keandalan sistem (reliability)
Keandalan sistem informasi adalah ketahanan sistem informasi
dari kerusakan dan kesalahan. Keandalan sistem informasi ini
juga dapat dilihat dari sistem informasi dalam melayani
kebutuhan pengguna tanpa adanya masalah yang dapat
mengganggu kenyamanan pengguna dalam menggunakan sistem
tersebut.
f. Kecepatan akses (response time)
Kecepatan akses merupakan salah satu indikator kualitas sistem
informasi. Jika sistem informasi memiliki kecepatan akses yang
optimal maka layak untuk dikatakan bahwa sistem informasi
yang diterapkan memiliki kualitas yang baik. Kecepatan akses
akan meningkatkan kepuasan pengguna dalam menggunakan
sistem informasi. Response time juga dapat dilihat dari kecepatan
pengguna dalam menelusur akan informasi yang dibutuhkan.
2. Kualitas Informasi (Information Quality)
Informasi adalah data yang telah diubah menjadi informasi
yang berarti dan berguna bagi pengguna tertentu. Perusahaan
pengambilan keputusan dan berbagai informasi. Informasi yang
dihasilkan perlu memiliki kualitas yang karakteristik, bernilai dan
bermanfaat bagi penggunanya (O’Brien, 2005).
Kualitas informasi merupakan output dari penggunaan
sistem informasi oleh pengguna (user). Variabel ini
menggambarkan kualitas informasi yang dipersepsikan oleh
pengguna yang diukur dengan kelengkapan informasi
(completeness), relevan (relevance), keakuratan informasi
(accuracy), ketepatan waktu (timeliness), penyajian informasi
(format). Indikator pengukuran kualitas informasi dari DeLone dan
McLean, (Jogiyanto, 2007:17-19) yaitu:
a. Kelengkapan (Completeness)
Suatu informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi dapat
dikatakan berkualitas jika informasi yang dihasilkan lengkap.
Informasi yang lengkap ini sangat dibutuhkan oleh pengguna
dalam pengambilan keputusan. Informasi yang lengkap ini
mencakup seluruh informasi yang dibutuhkan oleh pengguna
dalam menggunakan sistem informasi tersebut. Jika informasi
yang tersedia dalam sistem informasi lengkap maka akan
memuaskan pengguna. Pengguna mungkin akan menggunakan
sistem informasi tersebut secara berkala setelah merasa puas
b. Relevan (Relevance)
Kualitas informasi suatu sistem informasi dikatakan baik jika
relevan terhadap kebutuhan pengguna atau dengan kata lain
informasi tersebut mempunyai manfaat untuk penggunanya.
Relevansi informasi untuk tiap-tiap pengguna satu dengan yang
lainnya berbeda sesuai dengan kebutuhan.
c. Akurat (Accurate)
Informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi harus akurat
karena sangat berperan bagi pengambilan keputusan
penggunanya. Informasi yang akurat berarti harus bebas dari
kesalahan-kesalahan dan tidak bias atau menyesatkan. Akurat
juga berarti informasi harus jelas mencerminkan maksud
informasi yang disediakan oleh sistem informasi. Informasi
harus akurat karena dari sumber informasi sampai ke penerima
informasi kemungkinan banyak terjadi gangguan (noise) yang
dapat merubah atau merusak informasi tersebut.
d. Ketepatan waktu (Timeliness)
Informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat,
informasi yang sudah usang tidak akan mempunyai nilai lagi,
karena informasi merupakan landasan di dalam pengambilan
keputusan. Jika pengambilan keputusan terlambat, maka dapat
berakibat fatal untuk organisasi sebagai pengguna suatu sistem
kualitas informasi yang dihasilkan sistem informasi baik jika
informasi yang dihasilkan tepat waktu.
e. Penyajian informasi (Format)
Penyajian informasi sistem informasi yang memudahkan
pengguna untuk memahami informasi yang disediakan oleh
sistem informasi mencerminkan kualitas informasi yang baik.
Jika penyajian informasi dalam bentuk yang tepat maka
informasi yang dihasilkan dianggap berkualitas sehingga
memudahkan pengguna untuk memahami informasi yang
dihasilkan oleh suatu sistem informasi. Format informasi
mengacu kepada bagaimana informasi dipresentasikan kepada
pengguna. Dua komponen dari format informasi adalah bentuk
dasar dan konteks dari interpretasinya dimana kadang-kadang
dipandang sebagai frame. Bentuk dasar format merupakan
bentuk penyajian website sebagai suatu bentuk sistem informasi,
sedangkan konteks interpretasi sistem informasi mempengaruhi
pandangan pengguna dan hal ini sering menyebabkan
kesalahpahaman.
3. Kualitas Layanan (Service Quality)
Kualitas layanan sistem informasi merupakan pelayanan
yang di dapatkan pengguna dari pengembang sistem informasi,
layanan dapat berupa update sistem informasi dan respon dari
didefinisikan sebagai kualitas dukungan yang diterima pengguna
dari personil atau staff sistem informasi.
Beberapa indikator pada kualitas layanan adalah tanggap
(responsiveness), jaminan (assurance), empati (empathy). Indikator
pengukuran kualitas layanan dari DeLone dan McLean, (DeLone
and McLean, 2003) yaitu:
a. Tanggap (responsiveness)
Tanggap dalam sistem informasi terhadap kecepatan pelayanan.
Pelayanan yang baik adalah menyangkut sikap dan perilaku mau
dan siap untuk memberikan pelayanan.
b. Jaminan (assurance)
Pelayanan yang diberikan oleh sistem informasi mencakup
pengetahuan, bebas dari bahaya, resiko atau keragu-raguan.
c. Empati (empathy)
Meliputi kemudahan dalam berhubungan komunikasi yang baik,
perhatian pribadi, dan memahami keperluan para pengguna
sistem informasi.
4. Penggunaan (Use)
Penggunaan mengacu pada seberapa sering pengguna
memakai sistem informasi. Dalam kaitannya dengan hal ini penting
untuk membedakan apakah pemakaiannya termasuk keharusan yang
tidak bisa dihindari atau sukarela. Menurut Jogiyanto (2007:21)