BAB I PENDAHULUAN
H. Iklan
I. Kualitas
fungsi-fungsinya. Selain tingkatan kualitas, kualitas yang tinggi juga
dapat berarti konsistensi tingkatan kualitas yang tinggi. Dalam
konsisten yang tinggi tersebut kualitas produk berarti kualitas
kesesuaian bebas dari kecacatan dan kekonsistenan dalam
c. Fitur Produk
Sebuah produk dapat ditawarkan dengan berbagai fitur. Fitur
merupakan alat persaingan untuk mendiferensiasikan produk
perusahaan terhadap produk sejenis yang menjadi pesaingnya.
Menjadi produsen awal yang mengenalkan fitur baru yang dibutuhkan
dan dianggap bernilai menjadi salah satu cara yang efektif untuk
bersaing.
d. Gaya dan Desain Produk
Desain dapat menjadi alat persaingan yang sangat baik bagi armada
pemasaran perusahaan. Gaya mengedepankan tampilan luar dan
membuat orang bosan. Gaya yang sensasional akan mendapat
perhatian dan mempunyai nilai seni, tetapi tidak selalu membuat
produk tertentu berkinerja lebih baik.
3. Pemerekan (branding)
a. Merek
Adalah suatu nama, kata, tanda, symbol, atau desain, atau kombinasi
dari semuanya yang mengidentifikasi pembuat atau penjual
produktertentu. Konsumen melihat merek sebagai bagian produk yang
penting dan merek dapat menambah nilai produk.
b. Ekuitas Merek
Merek mempunyai ekuitas merek yang kuat sejauh merek tersebut
mempunyai tingkat loyalitas merek yang tinggi, kesadaran konsumen
dan berbagai asset lainnya seperti paten, merek dagang, dan hubungan
jaringan distribusi.
c. Pemilikan Nama Merek
Nama yang bagus sangat menambah kesuksesan produk.
Ciri yang diinginkan atas suatu nama merek adalah sebagai berikut:
1) Nama merek harus mencerminkan tentang manfaat dan kualitas
produk yang ditawarkan.
2) Nama merek harus mudah dieja, dikenali, dan diingat; nama yang
singkat akan membantu.
3) Nama merek harus khas
4) Nama merek harus mudah diterjemahkan kedalam bahasa-bahasa
asing
d. Sponsor Merek
Perusahaan mempunyai pilihan sponsor. Produk dapat diluncurkan
dengan menggunakan merek perusahaan pembuat.
e. Strategi Merek
Perusahaan mempunyai empat pilihan ketika harus memilih strategi
merek. Perusahaan dapat memperkenalkan perluasan lini (merek yang
telah ada diubah kedalam bentuk, ukuran, dan rasa yang baru untuk
kategori produk yang sudah ada), perluasan merek (nama merek yang
ada diperkenalkan kekategori produk baru), aneka merek (nama merek
baru diperkenalkan ke kategori produk yang sama), atau merek baru
f. Perluasan Lini
Perluasan lini timbul ketika perusahaan memperkenalkan hal-hal baru
ke kategori produk tertentu dengan menggunakan merek yang sama.
g. Perluasan Merek
Perluasan merek melibatkan penggunaan merek yang telah berhasil
untuk meluncurkan produk baru atau hasil modifikasi ke kategori baru.
h. Aneka Merek
Aneka merek menawarkan cara untuk membangun fitur dan daya tarik
yang berbeda-beda untuk memuaskan motivasi pembelian yang
berbeda-beda.
i. Merek Baru
Perusahaan dapat menciptakan merek baru ketika memasuki kategori
produk baru jika tidak ada nama merek milik perusahaan itu yang tepat
bagi produk baru tersebut.
4. Pengemasan
Pengemasan merupakan kegiatan mendesain dan memproduksi wadah
atau pembungkus produk. Kemasan dapat berupa wadah utama produk,
kemasan sekunder yang dibuang pada saat produknya digunakan,
kemasan yang dikhususkan untuk menyimpan, mengidentifikasi, dan
mengirim produknya.
5. Pelabelan
Label dapat bervariasi mulai dari tanda pengenal produk yang sederhana
menampilkan beberapa fungsi. Pada tingkatan paling akhir, label
mengidenifikasi produk atau merek. Label juga menjelaskan beberapa
hal mengenai produk siapa yang membuatnya, dimana dibuat, kapan
dibuat, isinya, bagaimana produk tersebut digunakan, dan bagaimana
menggunakannya dengan aman. Label dapat mempromosikan produk
melalui gambar yang atraktif.
H. Iklan
Perusahaan harus memperhatikan kenyataan bahwa para konsumen
telah menjadi lebih pintar dan memiliki pilihan lebih banyak. Contohnya
dengan mengakses internet mereka dengan mudah mendapatkan banyak
informasi. Selain itu dengan melihat tayangan iklan dalam media televisi,
konsumen akan merespon tayangan tersebut dengan baik atau tidak.
Kemampuan iklan adalah untuk menjaring audiens.
Iklan adalah komunikasi komersil dan non personal tentang sebuah organisasi dan produk-produknya yang ditransmisikan ke suatu khalayak target melalui media bersifat massal seperti televisi, radio, Koran, majalah, direct mail dan reklame (Lee dan Johnson, 2004 :3)
Kurang gregetnya iklan yang disampaikan maka perusahaan harus siap
untuk kehilangan atensi oleh para pemirsa televisi. Suatu produk yang sangat
dibutuhkan oleh hampir semua orang disegala tempat memerlukan suatu
bentuk promosi tersendiri yang efektif. Dalam hal ini bentuk promosinya
harus dapat menjangkau konsumen yang membutuhkan barang tersebut dalam
waktu yang relative singkat, dapat menjangkau wilayah yang luas dan bentuk
pemasaran tersebut adalah advertensi atau iklan (Gitosudarmo, 2004:241).
lingkungan bisnis adalah kualitas produk dan kepercayaan konsumen atas
produk yang dihasilkan. Konsumen semakin sadar akan nilai uang yang
dibelanjakan sehingga mereka mengharapkan akan memperoleh manfaat atas
uang yang dibelanjakan.
Masuknya iklan sangat berpengaruh oleh konsumen dan para
produsen. Iklan dijadikan sarana pemasaran produknya. Untuk itu produsen
harus membuat iklan semenarik mungkin.
Ada beberapa manfaat iklan (Kasali, 2005:16)
1. Iklan memperluas alternatif bagi konsumen. Dengan adanya iklan,
konsumen dapat mengetahui adanya berbagai produk yang pada
gilirannya menimbulkan adanya pilihan.
2. Iklan membantu produsen menimbulkan kepercayaan bagi konsumennya.
3. Iklan membuat orang kenal, minat dan percaya.
Selain itu iklan yang di tampilkan sebenarnya lebih bersifat
mengingatkan kembali. Pengulangan jenis iklan tertentu memang harus
sering dilakukan agar konsumen terus-menarus tune-in dengan merek suatu
perusahaan, karena konsumen lebih terpengaruh pada media televisi.
Promosi adalah informasi yang dikembangkan pemasar untuk
mengkomunikasikan makna produknya dan merayu konsumen untuk
membelinya (Peter dan Olson, 2000:315).
Selain itu, dalam usaha untuk memahami dampak iklan atau sarana
produk atau merk tertentu maka diberikan penyusunan model sikap terhadap
iklan.
Gambar 8-4 menyajikan skema beberapa hubungan model sikap
terhadap iklan. Seperti yang digambarkan oleh model ini, konsumen
membentuk berbagai perasaan (pengaruh) dan pertimbangan (kognisi)
sebagai akibat keterbukaan terhadap iklan. Perasaan dan pertimbangan ini
pada gilirannya mempengaruhi sikap konsumen terhadap iklan dan
keyakinan terhadap merk yang diperoleh dari keterbukaan terhadap iklan.
Akhirnya, sikap konsumen terhadap iklan dan keyakinan pada merk
mempengaruhi sikapnya terhadap merk (Schiffman dan Kanuk, 2007: 231)
Gambar 8-4
Konsepsi hubungan berbagai unsur pada model sikap terhadap iklan.
Sikap konsumen terhadap iklan mempunyai dampak yang kuat pada
sikap terhadap merk (produk) dan niat untuk membeli. Sikap terhadap iklan
merupakan kesukaan atau ketidaksukaan konsumen secara umum atas
rangsangan iklan tertentu selama exposure iklan tersebut. Menurut Peter dan
Olson (2002:195), bahwa sikap terhadap iklan dapat mempengaruhi sikap
konsumen terhadap produk atau merk yang diiklankan. Iklan yang disenangi Keterbukaan
terhadap iklan
Pertimbangan mengenai
iklan (kognisi) Perasaan
terhadap iklan
Keyakinan pada
merk Sikap terhadap
iklan Sikap terhadap
konsumen terlihat menciptakan sikap merek/produk yang positif dan
keinginan untuk membeli.
Iklan yang memuat kata-kata yang kongkrit, menggunakan bahasa
verbal atau citra gambar yang menarik dengan model iklan yang menarik pula,
memberitahukan konsumen tentang bagaimana membayangkan penggunaan
produk dan sangat masuk akal memiliki dampak yang kuat terhadap sikap
konsumen terhadap produk tersebut. Dari informasi ini dapat memberikan
hipotesis sebagai berikut :
H3 : Sikap terhadap iklan berpengaruh positif pada sikap terhadap produk
I. . Kualitas
Kualitas sering dianggap sebagai ukuran relatif kebaikan suatu produk
atau jasa yang terdiri atas kualitas desain dan kualitas kesesuaian. Kualitas
desain merupakan fungsi spesifikasi produk, sedangkan kualitas kesesuaian
adalah suatu ukuran seberapa jauh suatu produk memenuhi persyaratan atau
spesifikasi kualitas yang telah ditetapkan .
Kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan Goetsch dan Davis (2004,p.4)
Peningkatan daya saing produk dilakukan melalui peningkatan kualitas
berlandaskan pada kepuasan konsumen internal dan eksternal, dengan
memberikan nilai lebih kepada konsumen. Manajemen kualitas secara ideal
harus dapat dilihat dari sudut pandang holistic, tidak hanya dari proses
harus dikaitkan dengan berbagai hal strategis seperti pelayanan dan kepuasan
konsumen, persaingan usaha, budaya kualitas serta perencanaan strategis
jangka panjang dengan menciptakan keterpaduan implementasi manajemen
kualitas di setiap bagian perusahaan. Salah satu kunci untuk menghidupkan
manajemen kualitas adalah kepemilikan budaya kualitas dan untuk
menghidupkan budaya kualitas tersebut diperlukan adanya komitmen penuh
dari manajemen tingkat atas.
Faktor-faktor utama dalam membentuk budaya kualitas antara lain
perencanaan jangka panjang yang terpola dengan jelas, komitmen dan
keteladanan dari manajemen tingkat atas serta kepercayaan dan partisipasi.
Kecepatan dalam mengantisipasi masa depan dan kecepatan dalam
melaksanakan perubahan serta sistem prosedur yang jelas merupakan faktor
yang dapat membentuk budaya kualitas.
Kualitas terpadu mencakup peningkatan strategis perencanaan kualitas,
kualitas kerja sama dengan pihak-pihak terkait (antara lain pemasok), kualitas
pengembangan dan pengelolaan sumber daya manusia dan kualitas dalam
menganalisis dan memanfaatkan informasi, serta kontribusi positif perusahaan
pada pemenuhan tanggung jawab sosial terhadap kepentingan mayarakat dan
terhadap kesadaran untuk mengimplementaskan usaha kelestarian lingkungan.
Dampak dari implementasi manajemen kualitas dengan pendekatan
yang holistik adalah perbaikan kualitas secara terpadu bukan hanya produksi
saja yang pada gilirannya akan meningkatkan daya saing produk dipasar
Ada delapan dimensi kualitas yaitu :
1. Kinerja (performance) karakteristik operasi pokok dari produk inti
2. Ciri-ciri atau keistimewaan tambahan (features), yaitu karakteristik
sekunder atau pelengkap.
3. Kehandalan (reliability), yaitu kemungkinan kecil akan mengalami
kerusakan atau gagal dipakai.
4. Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to specifications),
yaitu sejauh mana karakteristik desain dan operasi memenuhi
standar-standar yang telah ditetapkan sebelumnya.
5. Daya tahan (durability), berkaitan dengan berapa lama produk
tersebut dapat terus digunakan.
6. Serviceability, meliputu kecepatan, kompetensi, kenyamanan,
mudah direparasi, penanganan keluhan yang memuaskan.
7. Estetika, yaitu daya tarik produk terhadap panca indera.
8. Kualitas yang dipersepsikan (perceived quality), yaitu citra dan
reputasi produk serta tanggung jawab perusahaan terhadapnya.
Bila dimensi-dimensi lebih banyak diterapkan pada perusahaan
manufaktur, maka terhadap beberapa jenis jasa teridentifikasi lima kelompok
karakteristk yang digunakan oleh para pelanggan dalam mengevaluasi kualitas
jasa yaitu :
1. Bukti langsung (tangibles)
Meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai, dan sarana
2. Kehandalan (reliability)
Yaitu kemampuan memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan
segera dan memuaskan.
3. Daya tanggap (responsiveness)
Yaitu keinginan para staf untuk membantu para pelanggan dan
memberikan pelayanan dengan tanggap.
4. Jaminan (assurance)
Mencakup kemampuan, kesopanan, dan sifat dapat dipercaya yang
dimiliki para staf, bebas dari bahaya, resiko atau keragu-raguan.
5. Empati
Meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi
yang baik, dan memahami kebutuhan para pelanggan.