• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

G. Produk

Bab V Analisis data Dan Pembahasan

Bab analisis data akan dijelaskan mengenai analisis data dan

penjelasannya.

8

Kegiatan pemasaran merupakan suatu kegiatan yang sangat penting bagi

kelangsungan hidup perusahaan, karena pemasaran merupakan faktor yang

penting dalam mencapai tujuan perusahaan yaitu mempertahankan kelangsungan

hidup perusahaan dan untuk mendapatkan laba. Banyak orang mengira pemasaran

hanya sekedar penjualan dan periklanan. Sekarang pemasaran harus dipahami

tidak dengan pengertian lama “katakan dan jual”, yaitu dalam pengertian baru

yang memuaskan kebutuhan pelanggan (Kotler, 2001:7). Oleh karena itu, untuk

mendukung penelitian ini hal-hal yang perlu dibahas adalah sebagai berikut :

A. Pemasaran

Manajemen pemasaran terjadi bilamana setidak-tidaknya salah satu

pihak dalam pertukaran mempertimbangkan sasaran dan sarana untuk

memperoleh tanggapan yang diinginkan dari pihak lain.

Pemasaran adalah proses sosial yang dengan prose satu individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan pihak lain (Kotler, 2003:10)

Manajemen Pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan dari perwujudan, pemberian harga, promosi dan distribusi dari barang-barang, jasa dan gagasan untuk menciptakan pertukaran dengan kelompok sasaran yang memenuhi tujuan pelanggan (Kotler, 2005:10)

B. Konsep Pemasaran

Konsep pemasaran merupakan kunci untuk mencapai sasaran menjadi

lebih efektif dari pesaing dalam menciptakan, menyerahkan, dan

mengkomunikasikan nilai pelanggan kepada pasar sasaran yang terpilih.

Konsep Pemasaran adalah kunci untuk mencapai tujuan organisasi terdiri dari penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran serta memberikan kepuasan yang diharapkan secara lebih efektif dan efisien dibandingkan para pesaing (Kotler,2003:20)

Konsep pemasaran terdiri dari empat pilar yaitu :

1. Pasar sasaran

Perusahaan akan berhasil bilamana secara cermat memilih sejumlah pasar

sasarannya dan mempersiapkan program yang dirancang khusus untuk

masing-masing pasar tersebut.

2. Kebutuhan pelanggan dan mempersiapkan program yang dirancang

Ada beberapa jenis kebutuhan yaitu kebutuhan yang dinyatakan

(keinginan pelanggan), Kebutuhan riil (pelanggan menginginkan barang

yang biaya operasinya, bukan harga awalnya rendah), Kebutuhan yang

tidak dinyatakan (pelanggan mengharapkan pelayanan yang baik),

Kebutuhan akan kesenangan dan kebutuhan rahasia

3. Pemasaran terpadu

Departemen di suatu perusahaan bekerja sama untuk melayani

kepentingan pelanggan.

4. Kemampuan menghasilkan laba

Tujuan akhir konsep pemasaran adalah membantu organisasi mencapai

Menurut Kotler dan Armstrong (2008:12) konsep pemasaran didefinisikan

sebagai :

Konsep pemasaran adalah pencapaian tujuan organisasi tergantung pada pengetahuan akan kebutuhan dan keinginan target pasar dan memberikan kepuasan yang diinginkan dengan lebih baik daripada pesaing..

Segala kegiatan perusahaan harus dicurahkan untuk mengetahui apa

yang diinginkan konsumen dan kemudian berusaha untuk memuaskan

keinginan tersebut. Konsep pemasaran menganut pandangan dari dalam dan

keluar. Konsep ini dimulai dengan pasar yang didefinisikan dengan baik,

memusatkan perhatian pada kebutuhan pelanggan, memadukan semua

kegiatan yang akan mempengaruhi pelanggan dan menghasilkan laba melalui

pemuasan pelanggan.

Tiga unsur pokok dalam konsep pemasaran yaitu :

a. Orientasi konsumen

Pokok perusahaan berorientasi konsumen :

1.) Memilih kelompok pembeli tertentu sebagai sasaran dalam penjualan.

2.) Mengadakan penelitian pada konsumen untuk mengukur, menilai dan

menafsirkan keinginan, sikap serta tingkah laku mereka.

3.) Menentukan dan melaksanakan strategi yang paling baik dengan

menitik beratkan pada mutu yang tinggi, harga yang murah atau

model yang menarik.

b. Penyusunan kegiatan pemasaran secara integral

Kepuasan yang optimal pada konsumen merupakan bagian yang ada pada

sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. Penyesuaian dan koordinasi

antara produk, harga, saluran distribusi, promosi untuk menciptakan

hubungan penukaran yang kuat dengan konsumen, artinya harga jual harus

sesuai dengan saluran distribusi.

c. Mendapatkan laba melalui kepuasan konsumen

Perusahaan harus berusaha memaksimalkan kepuasan konsumen yang

dapat dipenuhi tetapi perusahaan harus mendapatkan laba dengan cara

memberikan kepuasan kepada konsumen.

C. Segmentasi Pasar

Pasar terdiri dari pembeli, dan pembeli berbeda dalam berbagai cara.

Pembeli bisa mempunyai perbedaan keinginan, sumber daya, lokasi, sikap

pembelian, dan praktek pembelian. Melalui segmentasi pasar, perusahaan

membagi pasar yang besar dan heterogen menjadi segmen yang lebih kecil

yang dapat dicapai secara lebih efisien dan efektif dengan produk dan jasa

yang sesuai dengan kebutuhan unik mereka.

Dalam mensegmentasikan pasar, terdapat bermacam-macam cara yang

dapat dilakukan. Ada lima kelompok besar segmentasi pasar yaitu (Kotler,

2008:225)

1. Segmentasi geografis

Yaitu membagi pasar berdasarkan variabel geografi seperti wilayah,

ukuran daerah, dan kepadatan populasi. Perusahaan dapat memutuskan

beroperasi dalam seluruh wilayah tetapi memberikan perhatian pada

wilayah lokal dalam kebutuhan dan preferensi geografi.

2 Segmentasi demografi

Yaitu melakukan pembagian pasar berdasarkan variabel demografi

yaitu umur, jenis kellamin, siklus hidup keluarga, pendapatan,

pendidikan, pekerjaan dan kelas sosial ekonomi.

3 Segmentasi psikografi

Yaitu pembagian pasar berdasarkan kepada variabel psikografi seperti:

kebiasaan, gaya hidup, sikap dalam melakukan pembelian, kelas sosial,

dan karakteristik kepribadian. Orang-orang dalam kelompok

demografis yang sama bisa memiliki komposisi psikografis yang

sangat berbeda

4 Segmentasi kohor

Yaitu pengelompokan pasar yang didasarkan kepada generasi/angkatan

yang dibentuk kejadian besar.

5 Segmentasi teknografi

Yaitu segmentasi untuk membidik konsumen barang-barang teknologi

baru, variabel dalam segmentasi inibiasanya meliputi orientasi

keluarga, karir, motivasi, dan status

D. Perilaku Konsumen

Salah satu tugas dari perusahaan adalah berusaha memahami perilaku

dari konsumen. Perilaku konsumen dapat berubah karena motif pribadinya

pendapatan, perubahan dalam situasi lingkungan seperti keluarga, dan

faktor-faktor yang lain. Keberhasilan program pemasaran sangat bergantung pada

pemahaman pola perilaku konsumen yang berupa keinginan dan kebutuhan

yang belum terpenuhi. Disinilah seorang pemasar dituntut kejeliannya untuk

memahami dan mengamati sikap dan perilaku konsumen. Oleh karena itu

banyak tokoh-tokoh ekonomi mendefinisikan tentang perilaku konsumen.

Salah satunya yaitu menurut (Sumarwan, 2003:25)

Perilaku konsumen adalah perilaku yang diperlihatkan konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi dan menghabiskan produk atau jasa yang mereka harapkan akan memuaskan kebutuhan mereka.

Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen :

1. Faktor budaya

Budaya adalah penentu keinginan dan perilaku yang paling mendasar

(Kotler, 2007:13). Faktor budaya memiliki pengaruh yang luas dan

mendalam terhadap perilaku konsumen. Manusia dengan kemampuan akal

budinya telah mengembangkan berbagai macam perilaku yang dibiasakan

dengan belajar sejak kecil. Aspek belajar telah menjadikan cara hidup

manusia dengan berbagai sistem perilaku sebagai suatu sistem

kebudayaan.

2. Kelas Sosial

Kelas sosial adalah pembagian masyarakat yang relatif homogen dan

permanen, yang tersusun secara hierarkis dan memiliki anggota dengan

nilai-nilai, minat, dan perilaku yang serupa (Kotler, 2007:155).

dimana anggota kasta yang berbeda dibesarkan dengan peran tertentu dan

tidak dapat mengubah keanggotaan kasta mereka. Stratifikasi lebih sering

ditemukan dalam bentuk kelas sosial.

Masyarakat dikelompokkan menjadi tiga golongan yaitu :

a. Golongan atas terdiri dari pengusaha-pengusaha kaya dan

pejabat-pejabat tinggi.

b. Golongan menengah, erdiri dari karyawan instansi pemerintah dan

pengusaha menengah.

c. Golongan rendah, terdiri dari buruh pabrik, pegawai rendah, tukang

becak dan pedagang kecil.

3. Faktor Sosial

a. Kelompok acuan yaitu beberapa kelompok yang memiliki pengaruh

langsung ataupun tidak langsung terhadap sikap atau perilaku

seseorang.

b. Keluarga adalah kesatuan yang paling kecil dalam masyarakat.

c. Peran dan status. Peran seseorang meliputi kegiatan-kegiatan yang

diharapkan dilakukan seseorang yang ada disekitar mereka.

4. Faktor Pribadi

Perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor-faktor pribadi yang

mencakup: usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya

a. Usia

Orang membeli barang dan jasa yang berada sepanjang hidupnya.

Pemasar sering memilih kelompok berdasarkan siklus hidup sebagai

pasar sasaran.

b. Pekerjaan

Pemasar harus mengidentifikasi kelompok pekerjaan yang memiliki

minat diatas rata-rata terhadap produk dan jasa mereka.

c. Gaya hidup

Gaya hidup adalah pola hidup seseorang didunia yang diekspresikan

dalam aktivitas, minat dan opininya.

d. Keadaan ekonomi

Indikator ekonomi menandakan resesi, pemasar harus dapat

mengambil langkah-langkah untuk merancang ulang, melakukan

penempatan ulang dan menetapkan kembali harga produk mereka

sehingga dapat terus menawarkan nilai pada pelanggan sasaran.

5. Faktor Psikologis

Perilaku konsumen dipengaruhi juga oleh motivasi, persepsi,

pembelajaran, keyakinan dan pendirian.

a. Motivasi

Motivasi yaitu kebutuhan seseorang yang mendorong untuk bertindak.

b. Persepsi

Persepsi adalah proses bagaimana seseorang individu memilih,

mengorganisasi dan mengintepretasi masukan-masukan informasi

c. Pembelajaran

Pembelajaran meliputi perubahan dalam perilaku seseorang yang

timbul karena pengalaman sebelumnya.

6. Keyakinan dan Sikap

Melalui bertindak dan belajar, orang mendapatkan keyakinan dan sikap

yang akan kemudian mempengaruhi perilaku konsumen.

E. Persepsi Konsumen

Persepsi pada hakekatnya adalah proses kognitif yang dialami oleh

setiap orang didalam memahami informasi tentang lingkungannya, baik lewat

penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan dan penciuman. Kunci

untuk memahami persepsi adalah terletak pada pengenalan bahwa persepsi itu

merupakan suatu penafsiran yang unik terhadap situasi, dan bukannya suatu

pencatatan yang benar terhadap situasi.

Persepsi adalah proses diterimanya rangsang (obyek, kualitas, hubungan antar gejala maupun peristiwa) sampai rangsang itu disadari dan dimengerti (Irwanto,2000:71)

Persepsi konsumen adalah wujud dari respon akibat adanya dorongan stimulus (stimulus drive). Suatu pandangan biasanya dipilih berdasarkan isyarat yang ada pada lingkngannya atau atitudnya (Supardi, 2005:343)

the process by which an individual selects, organizes, and interprets stimuli into a meaningful and coherent picture of the world.”( Schiffman dan Kanuk 2004:162)

Dimana stimuli merupakan setiap bentuk fisik, visual atau komunikasi

verbal yang dapat mempengaruhi tanggapan individu sehingga menghasilkan

proses bagaimana stimuli-stimuli itu diseleksi, diorganisasi, dan

diinterpretasikan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi (Irwanto,et.al, 2000:96)

1. Perhatian yang selektif

Kehidupan setiap saat akan menerima banyak rangsangan dari lingkungan,

meskipun tidak harus menanggapi semua rangsangan yang diterima untuk

itu individu memusatkan perhatiannya pada rangsangan-rangsangan

tertentu saja.

2. Ciri-ciri rangsang

Rangsang yang bergerak diantara rangsang yang diam akan lebih menarik

perhatian.

3. Nilai-nilai dan kebutuhan yang terdahulu

4. Pengalaman yang terdahulu

Pengalaman terdahulu sangat mempengaruhi seseorang mempersepsi. Proses

terbentuknya persepsi :

1. Proses pengumpulan informasi (process of gathering)

2. Proses Seleksi (Selecting)

3. Mengawinkan (proses mengkombinasikan informasi)

4. Proses Pengorganisasian ke pola-pola tertentu

5. Proses mengintepretasikan informasi yang telah terpola kedalam suatu

makna.

1. Perhatian (attention)

Sampai dimana konsumen bersifat sensitive terhadap informasi.

2. Stimuli ambiquity

Ketidakpastian entang yang diamati dan tidak adanya makna dan informasi

yang diterima.

3. Penyimpangan pengamatan (Perceptual bias)

Distorsi dan informasi yang diterima

4. Penelusuran nyata (overt search)

Penelusuran informasi secara aktif, meliputi kecepatan dan kekuasaan

dalam menimbulkan kembali informasi yang ada pada memori dan

pengalaman mengenai masalah.

F. Sikap

Sikap merupakan evaluasi seseorang yang berlangsung terus-mernerus,

perasaan emosionalnya, atau kecondongannya bertindak ke arah sasaran atau

gagasan tertentu. Sikap merupakan kecenderungan seseorang untuk bertingkah

laku dalam memenuhi kebutuhan, keinginan dan kepuasan (Schiffman dan

Kanuk, 2004)

Sikap merupakan suatu kecenderungan bertindak yang diperoleh hasil

belajar dengan maksud yang konsisten yang menunjukkan rasa suka atau tidak

suka terhadap suatu obyek (Kotler dan Amstrong , 2007:189). Sikap

menempatkan orang dalam kerangka pemikiran mengenai menyukai atau tidak

menyukai sesuatu, mengenai mendekati atau menjahui. Sikap terdiri dari tiga

1. Komponen kognitif yaitu pengetahuan dan keyakinan seseorang mengenai

suatu yang menjadi obyek sikap.

2. Komponen afektif yaitu perasaan terhadap obyek.

3. Komponen konatif yaitu kecenderungan melakukan sesuatu terhadap

obyek sikap

Karakteristik sikap menurut Engel et al,(2005), terdapat lima dimensi sikap :

1. Valence atau arah

Dimensi ini berkaitan dengan kecenderungan sikap, apakah positif, netral,

ataukah negatif.

2. Ekstremitas (extremity)

Yaitu intensitas kea rah posiif atau negatif. Dimensi ini didasari oleh

asumsi bahwa perasaan suka atau tidak suka memiliki tingkatan-tingkatan.

3. Resistensi (resistance)

Yaitu tingkat kekuatan sikap untuk tidak berubah. Sikap memiliki

perbedaan konsistensi, ada yang mudah berubah (tidak konsisten) ada

yang sulit berubah (konsisten)

4. Persistensi (persistence)

Dimensi ini berkaitan dengan perubahan sikap secara gradual yang

disebabkan oleh waktu. Seiring perubahan waktu, sikap juga berubah.

5. Tingkat keyakinan (confidence)

Dimensi ini berkaitan dengan seberapa yakin seseorang akan kebenaran

a. Sikap terhadap iklan

Kemampuan iklan untuk menciptakan sikap yang menyokong terhadap

suatu produk sering bergantung pada sikap konsumen terhadap iklan itu

sendiri. Iklan yang disukai secara menguntungkan dapat menghasilkan sikap

yang lebih positif terhadap produk, sedangkan iklan yang tidak disukai akan

menurunkan evaluasi produk oleh konsumen.

Pemakaian gambar yang menarik didalam iklan dapat mengubah sikap

terhadap produk tanpa mempengaruhi kepercayaan akan produk. Misalnya

pada iklan Hand & Body Lotion Citra yang menampilkan sosok wanita yang

cantik dan memeperlihatkan efek dari iklan tersebut.

Jenis produk dapat dibagi kedalam berbagai kelompok. Dilihat dari

tingkat resiko yang harus ditanggung oleh konsumen, produk dibagi menjadi

dua yaitu produk yang beresiko tinggi dan produk yang beresiko rendah.

Produk dikatakan beresiko tinggi, bila produk tersebut menimbulkan kerugian

yang relatif besar bagi konsumen bila keliru dalam mengambil keputusan

membeli. Sedangkan produk dikatakan beresiko rendah apabila produk

tersebut tidak menimbulkan kerugian yang relatif besar bila konsumen salah

dalam mengambil keputusan membeli.

Konsumen harus memilih dengan hati-hati ketika berminat untuk

membeli produk yang beresiko tinggi sehingga produk seperti ini akan lebih

sesuai bila diiklankan pada media cetak, sedang produk yang beresiko rendah

seorang konsumen tidak perlu aktif mencari informasi ketika memutuskan

untuk mendapatkan informasi. Peluang ini bagi sebagian besar pemasar

digunakan untuk memasarkan produknya dalam suatu bentuk iklan yang dapat

menarik minat beli pembeli.

Sikap konsumen terbentuk sebagai respon terhadap obyek termasuk

produk dan juga merk. Dari uraian tentang teori sikap tersebut, dapat

dideskripsikan bahwa konsumen memiliki sikap yang berbeda-beda jika

dilihat dari jenis pekerjaan dan status mereka dalam hal ini adalah mahasiswa.

Iklan yang menggunakan orang-orang terkenal/bintang iklan terkenal sebagai

pembawa iklannya, supaya konsumen dapat seperti mereka. Dengan

menggunakan bintang iklan terkenal seperti Cindy Crawford, Michael Jordan,

Jon Bon Jovi, dapat menarik perhatian bagi konsumen. Contoh lain adalah

pada iklan Hand & Body Lotion Citra yang menggunakan artis dan

model-model cantik dan menarik sebagai bintang iklannya. Selain itu iklan yang

menggunakan alur cerita yang menarik dan romantis dimana hanya

ditayangkan selama +30 detik akan membuat hidupnya suatu iklan.

Menurut survei yang dilakukan oleh majalah Marketing edisi

02/IX/februari 2009 hal.59 dalam kategori produk Hand & Body Lotion, Citra

menduduki peringkat pertama sebesar 45,7% hal ini begitu mendominasi

pihak konsumen. Posisi kedua menempatkan Marina 18,0%, kemudian

Vaseline 8,3% pada urutan ketiga, Viva pada posisi keempat sebesar 6,0%,

Nivea pada urutan kelima dengan 3,6%, dan yang terakhir Placenta 3,1%.

terhadap produk Hand & Body Lotion Citra. Maka dari uraian tersebut dapat

memberikan hipotesis sebagai berikut :

H1 : Sikap mahasiswa terhadap iklan Hand & Body Lotion Citra adalah positif.

b. Status Ekonomi

Status ekonomi juga sangat mempengaruhi pola konsumsi. Seseorang

yang mempunyai status ekonomi yang tinggi akan memilih jenis produk yang

bermerk dan mahal, dibandingkan dengan seseorang yang mempunyai kelas

ekonomi menengah kebawah. Para pemasar berusaha mengidentifikasikan

kelompok status ekonomi, yang memiliki minat diatas rata-rata atas produk

dan jasa mereka. Perusahaan bahkan dapat mengkhususkan produknya pada

kelompok ekonomi tertentu, karena pilihan produk sangat dipengaruhi oleh

keadaan ekonomi seseorang.

Status ekonomi secara tidak langsung mempunyai tingkat status yang

sama, sedangkan para anggota status yang lain mempunyai status yang lebih

tinggi maupun lebih rendah. Berbagai studi telah menunjukkan bahwa para

konsumen dalam berbagai status ekonomi berbeda-beda dari sudut nilai-nilai,

pilihan produk, dan kebiasaan membeli. Sebagai contoh, banyak perusahaan

besar menawarkan berbagai macam produk kepada orang-orang dari kelas dan

status ekonomi yang berbeda, sehingga harga sangat mempengaruhi proses

pembelian. Dalam kasus ini, Hand & Body Lotion Citra yang menawarkan

harga berkisar Rp.3.075,- pada kemasan 60ml sampai dengan Rp.13.035,-

yang merupakan golongan ekonomi menengah kebawah, karena jika dilihat

dari status ekonomi, untuk pelanggan yang sensitif (golongan ekonomi

menengah kebawah), biasanya harga yang murah adalah sumber kepuasan

yang penting, karena mereka akan mendapatkan value for money yang tinggi.

Sebaliknya, bagi status sosial golongan ekonomi menengah keatas, komponen

harga ini relatif tidak penting bagi mereka yang tidak terlalu sensitif terhadap

harga. Oleh karena itu dalam penelitian ini para mahasiswa yang mewakili

variabel status ekonomi, dimana harga Hand & Body Lotion Citra lebih

terjangkau untuk kalangan status ekonomi menengah kebawah dibandingkan

harga body lotion yang lain. Maka dari uraian tersebut dapat memberikan

uraian hipotesis sebagai berikut :

H2 : Dari segi status ekonomi, mahasiswa yang merupakan golongan ekonomi menengah ke atas akan mempunyai sikap terhadap produk atau iklan yang kurang positif dibandingkan mahasiswa dengan golongan ekonomi menengah ke bawah.

G. Produk

Secara luas, produk meliputi sesuatu yang dapat dipasarkan. Tawaran

perusahaan kepada pasar sering kali berupa barang-barang berwujud. Tiap-tiap

komponen dapat menjadi bagian yang penting bagi tawaran keseluruhan.

Dalam hal ini, barang berwujud terdiri dari barang yang murni bersifat barang

sabun, pasta gigi, kosmetik, dan lain-lain yang bisa dinikmati, dimiliki,

digunakan dan dikonsumsi.

Produk adalah semua yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk diperhatikan, dimiliki, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan pemakainya. Produk tidak hanya terdiri dari barang yang berwujud, tetapi definisi produk yang lebih luas meliputi obyek fisik, jasa, kegiatan, orang, tempat, organisasi, ide, atau campuran dari hal-hal tersebut (Kotler&Amstrong, 2003:337)

Klasifikasi produk menurut Kotler&Amstrong adalah sebagai berikut:

1. Produk Konsumen

Produk konsumen (consumer product) adalah semua produk yang dibeli

oleh konsumen akhir untuk dikonsumsi secara pribadi (Amstrong,

2003:343). Para pemasar umumnya mengklasifikasikan produk lebih

lanjut berdasarkan cara konsumen membelinya. Produk konsumen

meliputi :

a. Produk sehari-hari (convenience product)

Adalah produk yang dibeli oleh konsumen secara teratur, cepat dan

dengan perbandingan dengan produk lain yang minimal serta usaha

untuk mendapatkan produk tersebut yang juga minimal. Contohnya

adalah sabun, permen, lotion, Koran dan makanan cepat saji.

Umumnya produk jenis itu mempunyai harga rendah, dan para

pemasar harus menempatkan produk tersebut pada berbagai lokasi

sehingga konsumen dapat dengan mudah mendapatkan ketika

b. Produk belanja (shopping product)

Adalah barang yang frekuensi pembeliannya tidak sesering produk

sehari-hari dan dalam pembeliannya konsumen melakukan

pembandingan dengan produk lain berdasarkan kecocokan, kualitas,

harga dan gaya. Ketika membeli produk jenis itu, konsumen

menggunakan lebih banyak waktu dan usaha dalam mengumpulkan

informasi dan membuat perbandingan. Produk yang termasuk dalam

kategori itu adalah perabot, pakaian, mobil, peralatan-peralatan utama.

Para pemasar produk belanja biasanya mendistribusikan produknya

melalui lebih sedikit gerai (outlets) tetapi menyediakan dukungan

penjualan yang lebih dalam untuk membantu konsumen melakukan

perbandingan.

c. Produk khusus (specialty product)

Adalah produk yang mempunyai karakteristik dan identifikasi merek

yang unik sehingga kelompok pembeli yang cukup signifikan

bersedia melakukan usaha pembelian yang khusus.

d. Produk yang tidak dicari (unsought product)

Adalah prroduk konsumen yang konsumen tidak mengetahui ataupun

mengetahuinya tetapi biasanya tidak terpikirkan untuk membeli

produk tersebut. Kebanyakan barang inovasi utama adalah tidak dicari

sampai konsumen menyadari keberadaan produk tersebut melalui

iklan. Produk tersebut memerlukan usaha pemasaran yang besar seperti

iklan dengan frekuensi tinggi, penjualan pribadi, dan usaha pemasaran

2. Produk Industri

Adalah produk yang dibeli dengan tujuan untuk diproses lebih lanjut atau

digunakan untuk menjalankan bisnis. Oleh karena itu, perbedaan antara

produk konsumen dan produk industri didasarkan pada tujuan pembelian

produk itu.

Sedangkan keputusan mengenai masing-masing produk adalah sebagai

berikut :

a. .Atribut produk

Pengembangan produk memerlukan pendefinisian manfaat-manfaat

yang akan ditawarkan. Manfaat-manfaat tersebut kemudian

dikomunikasikan dan disampaikan melalui atribut-atribut produk

seperti :

b. Kualitas Produk

Kualitas produk mempunyai dua dimensi yaitu tingkatan dan

konsistensi. Dalam mengembangkan produk, pemasar lebih dahulu

harus memilih tingkatan kualitas yang dapat mendukung posisi

produk di pasar sasarannya. Dalam dimensi tersebut kualitas produk

berarti kualitas kinerja yaitu kemampuan produk untuk melakukan

fungsi-fungsinya. Selain tingkatan kualitas, kualitas yang tinggi juga

Dokumen terkait