• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kuliah Alih Semester dan Ujian Perbaikan Nilai Meja Hijau S esudah mengamati kenyataan selama puluhan tahun yang lalu

U ntuk menciptakan peluang yang lebih besar bagi lulusan perguruan tinggi mendapatkan pekerjaan yang lebih sesuai ialah

5.4. Kuliah Alih Semester dan Ujian Perbaikan Nilai Meja Hijau S esudah mengamati kenyataan selama puluhan tahun yang lalu

ternyata tidak sedikit mahasiswa yang mempunyai indeks prestasi kumulatif (IPK) yang cukup rendah karena mereka mempunyai nilai yang rendah, misalnya nilai D dan E dari sejumlah mata-mata kuliah yang diikutinya. Nilai E bukan hanya merupakan nilai yang paling rendah bagi mahasiswa tetapi juga menyatakan bahwa mahasiswa bersangkutan tidak lulus dalam mata kuliah tersebut. Mata kuliah yang

nilainya E harus diulang hingga dapat memperoleh nilai yang dianggap lulus, yaitu C atau B atau A, sebelum mahasiswa mengikuti ujian meja hijau. Nilai E tidak boleh ada dalam transkrip nilai.

Selain nilai E, nilai D pun pasti akan menyebabkan indeks prestasi (IP) mahasiswa semakin rendah. Agar indeks prestasi kumulatif (IPK) mahasiswa bisa meningkat maka nilai D harus diminimalkan dan nilai E harus ditiadakan dari mata-mata kuliah yang sudah diikutinya. Untuk itulah mahasiswa dapat mengulang mata kuliah tersebut dalam kuliah regular atau kuliah semester pendek.

Rendahnya nilai ujian mahasiswa barangkali tidak selalu disebabkan oleh kekurangannya. Penyebab lain yang mungkin terjadi adalah bersumber dari pihak dosen karena “kekurangan” atau kelalaian mereka. Untuk itulah sudah ditetapkan aturan umum untuk menentukan nilai akhir mahasiswa. Kendatipun demikian, tidak tertutup kemungkinan bahwa ada dosen yang tergolong cukup pelit memberikan nilai kepada mahasiswanya. Tatkala sebagian besar mahasiswa mendapat nilai C apalagi nilai D atau E dari dosen tertentu maka mahasiswa akan mengalamatkan sebutan dosen killerkepada yang bersangkutan, suatu sebutan yang kurang sedap didengar.

Dalam salah satu tulisannya ketika masih menjabat Rektor, Prof. Dr. Amudi Pasaribu, MSc sudah mengemukakan bahwa tidak ada alasan bagi dosen menjadi begitu pelit dalam menilai mahasiswanya apabila syarat untuk pelit itu tidak dipenuhi. Beliau mengemukakan bahwa hanya dosen yang sempurna baiknya dalam mempersiapkan kuliah, memilih buku teks, memberi kuliah, memberi tugas-tugas, menyusun ujian, memeriksa ujian, dan sebagainya yang berhak pelit. Itu artinya bahwa seyogianya dosen harus memberikan allowance dalam pemberian angka kepada para mahasiswanya untuk setiap kelemahan,

kekurangan, dan kelalaian yang mungkin terdapat dalam diri dosen. Dengan demikian, tidaklah tepat bila mahasiswa mendapat angka atau nilai yang rendah karena kekurangan atau kelalaian dosen. Demikian pendapat mantan Rektor Universitas HKBP Nommensen itu.

Salah satu cara yang ditempuh untuk meningkatkan indeks prestasi mahasiswa ialah dengan memberi kesempatan bagi mereka mengikuti kuliah alih semester (KAS) yang belakangan lebih dikenal dengan sebutan kuliah semester pendek (KSP). Kuliah semester pendek ini sudah dimulai sejak akhir tahun 1990-an. Tujuannya ialah untuk memungkinkan mahasiswa agar bisa lebih cepat menyelesaikan mata- mata kuliah yang nilainya cukup rendah tanpa mengikuti mata kuliah tersebut dalam kuliah reguler kembali. Mata-mata kuliah yang dapat diambil dalam KSP adalah mata-mata kuliah yang sudah pernah diikuti dan sudah ada nilai dasarnya, misalnya nilai E, D, atau C. Kuliah alih semester dilaksanakan hanya sekali dalam setahun yaitu pada minggu sunyi, biasanya dimulai akhir Juli (atau awal Agustus) hingga akhir Agustus (atau awal September) setiap tahunnya. Jumlah mata kuliah yang dapat diikuti mahasiswa juga terbatas, mungkin tiga atau empat mata kuliah. Proses perkuliahan dan jumlah tatap muka pada semester pendek diusahakan sama dengan kuliah regular. Oleh karena waktunya relatif singkat maka mahasiswa mengikuti kuliah sebanyak 3 kali dalam seminggu untuk setiap mata kuliah yang diikutinya.

Dalam hal penilaian pun tidak ada perbedaannya dengan penilaian dalam kuliah reguler karena seseorang mahasiswa mungkin juga mendapat nilai D atau C apabila mahasiswa tidak serius mengikuti dan mempersiapkan diri mengikuti kuliah dan ujiannya. Walaupun demikian selalu ada dari antara mahasiswa peserta KSP yang berasumsi bahwa mereka akan diberi nilai baik oleh dosennya atau setidaknya harus

lulus. Kenyataannya tidaklah demikian. Dosen-dosen Fakultas Ekonomi mempunyai dedikasi tinggi sehingga tidak dengan serta merta meluluskan mahasiswa bila mereka dianggap tidak layak untuk diluluskan atau memperoleh nilai yang baik.

Terlepas dari ada tidaknya anggapan-anggapan yang agak keliru, baik dari mahasiswa maupun dari fungsionaris dan/atau dosen fakultas- fakultas tertentu di lingkungan Universitas HKBP Nommensen, dilaksanakannya KSP dapat mempercepat mahasiswa untuk menyelesaikan kuliahnya dalam rentang waktu delapan hingga sepuluh semester. Apabila KSP tidak dilaksanakan, besar kemungkinan akan banyak mahasiswa yang tereliminasi secara alamiah karena ketidakmampuan mereka menyelesaikan kuliahnya hanya dalam kuliah reguler selama lima atau enam tahun. Atau akan banyak juga yang menjadi mahasiswa abadi dengan tenggang waktu melebihi batas maksimum program S1.

Selain KSP ada juga yang dinamakan tugas semester pendek (TSP) dengan memberikan tugas-tugas bagi mahasiswa. Tugas semester pendek dilaksanakan apabila jumlah pesertanya terbatas, yang tidak memenuhi kuota yang ditetapkan. Walaupun namanya tugas semester pendek, namun penilaian untuk mata kuliah yang di-TSP-kan hampir tidak berbeda dengan penilaian KSP. Mahasiswa yang mengikuti TSP mungkin juga mendapat nilai yang rendah apabila tugas- tugasnya tidak dikerjakan dengan baik. Singkatnya, pelaksanaan KSP dan TSP di Fakultas Ekonomi Universitas HKBP Nommensen tidak semata-mata “menolong” mahasiswa untuk meningkatkan indeks prestasinya, tetapi lebih dari itu, yakni membelajarkan mahasiswa agar mereka selalu menyadari bahwa tanpa belajar dengan baik tidak mungkin mendapat nilai yang baik juga.

Cara lain yang bisa ditempuh oleh mahasiswa untuk meningkatkan indeks prestasinya ialah dengan mengikuti ujian perbaikan nilai sebelum ujian meja hijau (UMH) berlangsung. Mahasiswa diberi kesempatan untuk “memperbaiki” nilai-nilai C atau D melalui ujian yang dikenal dengan istilah ujian perbaikan nilai meja hijau (UPN-MH). Mahasiswa calon peserta ujian meja hijau dapat mengikuti ujian ini hanya sekali untuk setiap mata kuliah dan dengan ketentuan paling banyak enam mata kuliah yang dapat diikuti. Dalam UPN-MH ini pun tidak ada keharusan bagi dosen penguji untuk menaikkan nilai mahasiswa, melebihi nilai dasarnya, apabila tidak mampu menjawab soal-soal yang diujikan.

Mengikuti KSP, TSP, dan UPN-MH sebenarnya mempunyai kebaikan dan kelemahan. Apabila hanya sekedar menolong mahasiswa untuk meningkatkan indeks prestasinya, maka sangat beralasan apabila ada sejumlah dosen di Fakultas Ekonomi yang tidak menghendaki mahasiswanya mengikuti KSP, TSP, apalagi UPN-MH. Singkatnya, mereka sangat tidak berharap bila mahasiswanya kelak menjadi sarjana karena mengikuti ujian perbaikan nilai (UPN-MH).

Terlepas dari ada tidaknya manfaat ujian-ujian tersebut bagi peningkatan indeks prestasi mahasiswa, sebenarnya UPN-MH tidak perlu dilaksanakan apabila semua mahasiswa dapat menggunakan potensi mereka untuk belajar. Namun oleh karena mahasiswa yang diterima di Fakultas Ekonomi berasal dari berbagai tingkat kemampuan dan kecerdasan, maka mau tidak mau, suka atau tidak suka, diinginkan atau tidak diinginkan, harus dilaksanakan. Ujian sedemikian merupakan salah satu cara terakhir yang memungkinkan mahasiswa meningkatkan indeks prestasinya sebelum mereka menghadapi ujian meja hijau. Disamping itu, ujian-ujian sedemikian juga dilaksanakan di fakultas dan

universitas lain sehingga tidak ada salahnya bila dilaksanakan juga di Fakultas Ekonomi Universitas HKBP Nommensen. Kuantitas dan jenis- jenis ujian yang dilaksanakan pun, kalau bukan yang tersedikit, mungkin juga bukan yang terbanyak, kalau dibandingkan dengan jenis dan kuantitas ujian-ujian di perguruan tinggi lain di kota Medan.

Garis besar

Dokumen terkait