BAB IV CEK LIS TUGAS
KUNCI JAWABAN BUKU KERJA
A. Tugas Teori Merencanakan dan Menyiapkan Pengoperasian PHB
1. Gambar diagram satu garis : Gambar pemasangan yang hanya ditunjukkan dengan gambar satu garis saja. Sedangkan saklar dan lampu ditunjukkan dengan gambar simbol, dan jumlah kawat/penghantar yang harus terpasang hanya ditandai dengan garis kecil yang dibuat miring pada penghantarnya. Garis kecil miring dua (2) garis, menunjukkan bahwa jumlah penghantar yang terpasang adalah dua saluran. Jika jumlah penghantar yang harus dipasang lebih dari dua, maka digunakan tanda garis kecil miring dan disertai angka yang menujukkan jumlah penghantarnya.
2. Menyusun rencana kerja dan persiapan pengoperasian PHB adalah kegiatan awal yang harus dilakukan, meliputi :
- Memeriksa gambar / diagram satu garis.
- Menyusun rencana kerja.
- Menyiapkan alat kerja, alat K3 dan alat bantu.
- Menyiapkan peralatan pencegahan kecelakaan kerja sesuai dengan persyaratan K-3 yang berlaku untuk pekerjaan .
3. Macam-macam Tang (Plier)
Tang Kombinasi/Tang standar
Tang Slip Joint
Tang Gunting/Potong (Diagonal Cutting Pliers)
Tang Sirklip/Mulut Buaya (Circlip Pliers) 4. Alat Ukur Listrik
a. Multimeter ( AVO Meter Analog dan Digital ) b. Tang Ampere
c. Megger d. Earth tester
5. Peraturan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (3) tidak hanya ditujukan kepada orang yang melakukan pekerjaan saja, akan tetapi juga ditujukan untuk keamanan peralatan kerja serta lingkungan kerja, antara lain :
- Mencegah dan mengurangi kecelakaan.
- Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban.
- Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan proses kerjanya.
6. Penyebab Kecelakaan Kerja
a. Kecelakaan yang diakibatkan oleh sikap kerja yang tidak baik, seperti tidak menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) misalnya ; helm kerja, sarung tangan, sepatu kerja, baju kerja dan lain sebagainya.
b. Lingkungan kerja yang tidak aman dalam melakukan aktifitas seperti tempat kerja berantakan atau tidak teratur dengan baik, menempatkan peralatan yang tidak teratur, tempat kerja yang tidak bersih (oli berserakan) dan sebagainya.
7. Koordinasi itu melibatkan personil-personil : 1. Pengawas pekerjaan
2. Penanggung jawab panel listrik atau PHB
3. Kepala bagian lain yang menggunakan tenaga listrik 4. Pekerja yang menggunakan tenaga listrik
8. Aplikasi ketentuan dan prosedur K3 bagi petugas pengoperasian PHB, meliputi : a. Menggunakan Alat Pelindung Diri ( APD)
b. Menggunakan alat ukur dan alat uji kelistrikan menurut ketentuan dan aman.
c. Bertindak hati-hati dalam menjalankan semua pekerjaan.
d. Pengoperasian PHB harus mengikuti SOP yangtelah ditentukan.
B. Tugas Teori Mengoperasikan PHB Utama dan PHB Cabang.
1. Peraturan Pengoperasian PHB.
a. Pengoperasian PHB harus sesuai dengan SOP yangn telah ditentukan.
b. Dilarang melakukan perbaikan instalasi listrik dalam keadaan bertegangan.
c. Setiap bagian yang aktif harus dilindungi atau diisolasi atau gunakan peralatan kerja yang berisolasi.
d. Dilarang menggunakan alat ukur dan alat uji listrik yang isolasinya sudah mengelupas.
e. Semua bagian konduktif terbuka perlengkapan dan instalasi listrik serta titik netral sistim listrik disumbernya harus dibumikan.
f. Menggunakan alat pelindung diri ( sarung tangan karet elektrik dan sepatu ).
g. Memasang tanda adanya pekerjaan yang pengoprasian PHB.
2. Memeriksa Pemasangan dan Fisik PHB dengan urutan memeriksa bagian-bagian dan Papan Dialogis yang terdiri dari:
a. Tanda isayarat b. Pengukur arus c. Pengukur tegangan d. Fungsi ON-OFF
e. Fungsi Emergensi
3. Pengujian Kebocoran Resistansi/Tahanan Isolasi dilakukan untuk memastikan bahwa isolasi konduktor, aksesories dan perlengkapan berada dalam kondisi yang laik operasi terhindar dari timbulnya arus-arus bocor yang membahayakan diantara konduktor dengan konduktor dan konduktor dengan pentanahan.
Pengujian ini mengindikasikan apakah terjadi hubung pendek.
4. Fungsi Sepatu kabel dan Aturan Pemasangannya. Setiap sambungan antara penghantar/konduktor dengan terminal pada rel pengumpul atau busbar dilakukan dengan sambungan sekrup yang menggunakan sepatu kabel. Sepatu kabel yang dipasang disesuaikan dengan penampang konduktor yang akan dipasang sesuai dengan ketentuannya.
5. Berdasarkan penggunaan dan daerah kerjanya, MCB dapat digolongkan menjadi 5 jenis ciri (Instalasi Listrik II – Muhaimin ) :
a. MCB tipe Z (rating dan breaking capacity kecil).
Digunakan untuk pengaman rangkaian semikonduktor dan trafo – trafo tegangan yang peka.
b. MCB tipe K (rating dan breaking capacity kecil).
Digunakan untuk Pengaman Alat-alat Rumah Tangga ( Home Appliance.
c. MCB tipe G ( rating besar) untuk pengaman motor.
d. MCB tipe L untuk pemgaman kabel atau jaringan.
e. MCB tipe H untuk pengaman instalasi penerangan bangunan.
6. Prosedur dan langkah pemberian tegangan harus dilakukan berurutan, adapaun langkahnya adalah sebagai berikut :
a. Matikan semua saklar yang menuju PHB cabang.
b. Matikan/off semua alat pengaman
c. Meter control dan lampu indicator dalam posisi Off/mati.
d. Sambungkan/On saklar utama ( Main switch )
e. Amati bahwa meter control dan lampu indikator , menyala.
f. Sambungkan Saklar/penghubung yang menuju ke PHB Cabang.
C. Tugas Teori Memeriksa Operasi PHB dan membuat Laporan.
1. Tanda Warna Isolasi Penghantar pada Instalasi arus bolak-balik.
fasa satu
fasa dua
fasa tiga
netral
Ll/R L2/S L3/T Nasional
Merah Kuning Hitam Biru
2. Pengukuran tanpa t4gangan dilakukan pada:
1. L1 terhadap N 2. L2 terhadap N 3. L3 terhadap N 4. L1 terhadap PE 5. L2 terhadap PE 6. L3 terhadap PE 7. N terhadap PE
3. Penggunaan Tanda Warna untuk Lampu Indikator.
Lampu indikator atau lampu tanda merupakan sebuah tanda yang menggambarkan bahwasanya aliran arus listrik pada panel dalam keadaan bekerja atau mengalir. Biasanya terdiri dari tiga warna lampu yaitu warna merah (fase R/L1), kuning (fase S/L2), dan hijau (fase T/L3) yang dipasang pada pintu panel.
4. Pengukuran beban PHB untuk masing-masing jurusan instalasi dan percabangan dibuat sama, agar kinerja generator pada pusat tenaga listrik beroperasi/berjalan normal. Maka untuk contoh dibawah ini:
a. Beban pada setiap percabangan harus sama besar.
b. Instalasi yang melulu untuk penerangan ( Instalasi Penerangan ), hanya menggunakan sistem 1 Fasa ( Fasa dan Netral )
c. Untuk Instalasi Tenaga menggunakan Sistem jaringan 3 fasa dan netral, Dimana jaringan 3 fasa untuk menggerakkan mesin-mesin dan jarinag 1 fasa untuk lampu penerangan.
5. Tanda/indolator terjadinya Penyimpangan dapat terjadi jika Beban pada salah satu instalasi melebihi kapasitas pembagian yang telah ditentukan, Untuk mengamati terjadinya penyimpangan adalah dengan :
a. Lampu indikator yang selalu berkedip-kedip sebagai tanda terdapat beban yang over kapasitas.
b. Tegangan listrik yang tidak stabil, yang dapat terlihat pada Volt meter yang terpasang pada PHB
c. Putaran Genset (jika menggunakan) tidak stabil dan cenderung berde ngung.
6. Menetapkan alternatif pemecahan jika terjadi penyimpangan dilakukan dengan a. Mengurangi/mematikan beban yang berlebih.
b. Mengalihkan beban kepada PHB percabangan yang lain.
c. Bagian-bagian tersebut akan dioperasikan dan diamati pada waktu pengoperasian PHB