• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penyiapkan Alat Bantu Sesuai SOP dalam Kondisi dapat Bekerja dengan Baik dan Aman

MENGOPERASIKAN PHB UTAMA DAN PHB CABANG

F. Penyiapkan Alat Bantu Sesuai SOP dalam Kondisi dapat Bekerja dengan Baik dan Aman

Alat Bantu yang harus disiapkan dan Prosedur Pemasangannya antara Lain : 1) Saklar dan Pemutus

Menurut PUIL 2000 : 6.2.4 – 6.2.5 saklar harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

a) Pada sisi penghantar masuk dari PHB yang berdiri sendiri harus dipasang satu saklar, sedangkan pada setiap penghantar keluar setidak-tidaknya dipasang satu proteksi arus.

b) Saklar masuk untuk memutuskan aliran suplay PHB tegangan rendah harus mempunyai batas kemampuan minimum 10 amper, dan arus minimumsama besar dengan arus nominal penghantar masuk tersebut.

c) Saklar keluar harus dipasang jika sirkit tersebut menyuplai tiga atau lebih PHB lain.

d) Saklar keluar dihubungkan ke tiga buah motor/ perlengkapan listrik yang lain. Hal ini tidak berlaku jika motor atau perlengkapan listrik tersebut masing-masing kecil atau sama dengan 1,5 Kw dan letaknya dalam ruang yang sama.

e) Saklar keluar dihubungkan ke tiga buah kotak-kontak yang masing-masing mempunyai arus nominal lebih dari 16 Amper.

f) Saklar keluar mempunyai arus nominal 100 A atau lebih.

2) Persyaratan untuk pemutus, harus memenuhi aturan :

a) Sarana pemutus harus dapat memutuskan hubungan antara motor serta kendali dan semua penghantar suplai yang telah dibumikan, dan dirancang sedemikian rupa sehingga tidak ada kutub yang dapat dioperasikan tersendiri.

b) Sarana pemutus harus dapat menunjukkan dengan jelas apakah sarana pemutus tersebut pada kedudukan terbuka atau tertutup.

c) Sarana pemutus harus mempunyai kemampuan arus sekurang-kurangnya 115 % dari arus beban penuh.

d) Sarana pemutus yang melayani beberapa motor atau melayani motor dan beban lainnya, harus mempunyai kemampuan arus sekurang-kurangnya 115 % dari jumlah arus beban pada keadaan beban penuh.

e) Sarana pemutus harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga tampak dari tempat kendali.

f) Jika sarana pemutus yang letaknya jauh dari motor, maka harus dipasang sarana pemutus lain berdekatan dengan motor, atau sebagai

g) gantinya. Sarana pemutus yang letaknya jauh harus dapat dikunci pada kedudukan terbuka.

h) Jika motor menerima daya listrik lebih dari satu sumber, maka harus dipasang sarana pemutus tersendiri untuk setiap sumber daya.

Setiap saklar / pemutus sirkit harus mampu menyambung dan memutuskan arus yang dapat mengalir dalam keadaan penggunaan alat tersebut dan harus berfungsi sedemikian hingga tidak membahayakan operator. Syarat dari pemakaian saklar dan pemutus (PUIL 2000: 4.12.1.2 - 4.12.1.3):

3) Sarana Pengontrol

Sarana pengontrol atau pengendali adalah sarana yang mengatur tenaga listrik, yang dialirkan ke motor dengan cara yang sudah ditentukan. Di dalamnya termasuk juga sarana yang biasa digunakan untuk mengasut dan menghentikan motor maupun beban listrik lainnya. Hal ini digunakan untuk memperlancar kelangsungan penyaluran sumber energi listrik.

a) Saklar tombol tekan (Push button)

(1) Saklar tombol tekan merupakan alat pembuka atau penutup rangkaian yang pengoperasiannya dilakukan dengan menekan tombol tersebut. Saklar ini berfungsi sebagai saklar bantu untuk pengoperasian kontaktor ataupun MCCB.

(2) Push button ini terdiri dari 2 tipe, yaitu normally open (NO) dimana dalam keadaan normal berada pada posisi terbuka, dan normally close (NC) dimana dalam keadaan normal berada pada posisi tertutup. Pengoperasian antara NO dengan NC saling bertolak belakang.

Gambar 10 : Konstruksi Push Button

b) Kontaktor

Kontaktor merupakan sejenis saklar/kontak yang bekerja dengan bantuan daya magnet listrik dan mampu melayani arus beban listrik yang besar dan mampu menyambung ataupun membuka rangkaian listrik secara berulang-ulang.

Kontaktor terdiri dari 3 bagian pokok, yaitu : kontak utama, kontak bantu, dan koil magnetic. Prinsip kerja kontaktor berdasarkan induksi elektromagnetik dimana koil magnetic kontaktor tersebut di supply sumber tegangan listrik AC / DC.

Gambar 11 : Pandangan Luar kontaktor .

Gaya magnet yang bekerja pada kontaktor dibangkitkan oleh kumparan. Kumparan kontaktor mempunyai sejumlah lilitan kawat berisolasi untuk memberikan belitan amper yang diperlukan untuk beroperasi pada arus kecil. Kumparan dibuat untuk operasi di atas kisaran 80 - 110 % ukuran kerja tegangan arus bolak-balik atau arus searah.

c) Transformator Arus

Pada panel listrik trafo arus berfungsi untuk mengontrol besar arus yang mengalir pada rangkaian. Transformator arus dibuat dengan perbandingan tertutup, karana tidak tersedianya ampermeter yang dapat mengukur arus yang sangat besar. Dengan adanya perbandingan antara arus primer dan arus sekunder pada transformator arus, pada diukur berapapun besar arus yang mengalir dengan membuat perbandingan lilitan trafo yang sesuai dengan besar arus yang akan diukur.

Gambar 12 : Transformator

d) Alat Ukur dan Lampu Indikator

Alat ukur dan lampu indikator yang dipasang pada panel harus terlihat jelas dan harus ada petunjuk tentang besaran yang diukur dan gejala apa yang ditunjukkan.

Untuk piranti ukur digunakan beberapa alat ukur yaitu:

(1) Alat Ukur Ampermeter

Ampermeter digunakan untuk mengukur arus yang disuplai beban.

Alat ukur ini pemasangannya seri.

Gambar 12 : Alat ukur Ampermeter

Sebelum dihubungkan langsung ke ampermeter piranti ukur ini biasanya menggunakan trafo CT (Current Transformer). Trafo arus

ini digunakan untuk menyesuaikan arus yang diukur dengan alat ukur yang kita gunakan. Misalnya arus yang mengalir pada rangkai an instalasi sebesar 100 A maka akan terbaca pada ampermeter mungkin 1 atau 10 tergantung trafo yang dipasang.

(2) Alat Ukur Voltmeter

Voltmeter adalah alat ukur yang mengukur besaran tegangan yang mengalir pada suatu rangkaian instalasi listrik. Maksud pengukuran ini adalah untuk mengetahui besaran tegangan yang mengalir pada rangkaian tersebut, apakah mengalami penurunan (drop voltega) ataupun naik (over voltege).

Gambar 14 : Alat ukur Voltmeter

Besaran tegangan yang diukur adalah besaran tegangan fase dengan fase dan fase dengan netral. Karena pengukuran yang dilakukan lebih dari satu kali maka diperlukan suatu media perantara untuk mengalihkan satu pengukuran ke pengukuran yang lain yaitu menggunakan saklar rotasi switch.

(3) Lampu Indikator

Lampu indikator atau lampu tanda merupakan sebuah tanda yang menggambarkan bahwasanya aliran arus listrik pada panel dalam keadaan bekerja atau mengalir. Biasanya terdiri dari tiga warna lampu yaitu warna merah (fase R/L1), kuning (fase S/L2), dan hijau (fase T/L3) yang dipasang pada pintu panel.

Gambar 15 : Lampu Indikator.

e) Penghantar

Penghantar yang akan digunakan untuk menyalurkan tenaga listrik harus dibuat dari bahan yang memenuhi syarat serta sesuai dengan tujuan penggunaannya, dan telah dikeluarkan atau telah diakui oleh instansi yang berwenang, dalam hal ini adalah LMK (Lembaga Meterologi Kelistrikan).

G. Cara Menghubungi Personil Berwenang untuk Memastikan bahwa Pekerjaan Telah Dikoordinasikan Secara Efektif dengan Pihak Terkait Lainnya Sesuai SOP

Menguhubungi personil yang berwenang adalah untuk koordinasi agar pekerjaan pengoperasian PHB tidak mengganggu pekerjaan yang lainnya . Koordinasi itu melibatkan personil-personil :

1. Pengawas pekerjaan

2. Penanggung jawab Panel listrik atau PHB

3. Kepala bagian lain yang menggunakan tenaga listrik 4. Pekerja yang menggunakan tenaga listrik.

H. Memeriksa Perintah yang Diterima untuk Memastikan bahwa